Anda di halaman 1dari 2

Salib IYD Komisi Kepemudaan Keuskupan Sanggau

Salib yang dibuat oleh Komisi Kepemudaan Keuskupan Sanggau untuk Salib IYD III
Palembang berasal dari kayu ‘belian’.
KAYU BELIAN; Penduduk Kalimantan lebih mengenalnya dengan nama itu. Di tempat
lain kayu ini lebih dikenal dengan nama ulin atau kayu besi. Nama ilmiahnya:
eusideroxylon zwageri.
Kayu belian adalah kayu dengan ‘kasta tertinggi’ di antara kayu-kayu yang lain.
Kekuatan kayu belian tidak diragukan, sehingga untuk penduduk Kalimantan kayu ini
sering digunakan sebagai bahan dasar pendirian rumah untuk tiang-tiang utama
bangunan. Tidak berlebihan jika kayu belian dijuluki sebagai kayu besi. Kelebihan
lainnya adalah bahwa kayu ini tahan di segala situasi. Kayu belian ini justru semakin
kuat jika terguyur air. Kayu juga anti rayap dan memiliki usia yang sangat panjang baik
dalam pertumbuhannya maupun dalam penggunaannya.

SALIB IYD
Menggunakan Belian
- Melambangkan kekokohan di segala situasi. Terkandung unsur doa: agar Gereja
Katolik di Kalimantan secara khusus di Keuskupan Sanggau bertahan hingga
akhir zaman. Juga, semoga Iman Kaum Muda Kesukupan Sanggau tahan dengan
segala bentuk hantaman dan godaan.
- Dihadirkan dan ditahtakan di IYD III Palembang, dengan doa semoga selalu
diingat di setiap generasi bahwa OMK Kesukupan Sanggau pernah bersama-
sama OMK seluruh Indonesia hadir dan bersukacita dalam satu persaudaraan
sejati yakni Iman yang satu dalam Yesus Kristus Tuhan kita.

Salib yang sederhana tanpa motif dan hiasan


- Melambangkan kesederhanaan Kaum Muda Keuskupan Sanggau dalam hidup
dan tugas pelayanan yang diberikan kepada mereka. Selalu dengan rendah hati
menyatakan kesiap-sediaan dalam menjawab panggilan Tuhan untuk melayani
Gereja.
- Apa adanya tanpa kepura-puraan dalam menghidupi iman sebagai Orang Muda
Katolik.
- Jika diperhatikan, di ujung kayu salib sederhana ini terdapat ukiran simbol: Bapa,
Putera dan Roh Kudus. Kesederhanaan kayu salib (tanpa hiasan dan motif)
semakin menonjolkan simbol Bapa, Putera dan Roh Kudus ini. Demikian pula,
Allah Tritunggal justru bisa kita jumpai dalam kesederhanaan, bukan dalam
segala gegap gempita, atau hiasan pribadi kita, atau aneka motif hidup kita yang
hanya menenggelamkan peranan Allah Tritunggal dalam hidup kita. Semakin
sederhana hidup kita, akan semakin mudah orang lain melihat karya Allah dalam
hidup kita.

Menggunakan Tulisan ‘Kuno’ (tulisan: INRI & KEUSKUPAN SANGGAU)


- Jenis font yang dipilih bukan jenis tulisan modern yang dapat ditemukan di
komputer atau media modern lainnya (semoga demikian); tulisan yang tanda
kutip “kuno” ini menunjukkan keaslian. Berharap bahwa di era yang begitu maju
ini, orang-orang Muda Katolik di Keuskupan Sanggau selalu ingat akan budaya
nenek moyang yang juga dijaga kelestariannya oleh Gereja (Inkulturasi).

Corpus berbentuk ‘PANTAK’


- Pantak oleh orang Dayak dahulu adalah sarana untuk berkomunikasi dengan
nenek moyang. Kadang juga dijadikan sarana untuk menyampaikan segala ujud
doa kepada “pemilik alam semesta dan kehidupan” atau oleh orang Dayak
menyebutnya ‘Jubata’ / ’Penompa’ / ‘Tompo’ (banyak versi untuk menyebut
ketuhanan ini).
- Pantak dijadikan Corpus Salib, melambangkan sekalian Yesus yang disalib dan
Pantak yang telah disalibkan bersama Kristus. Jadi, sekarang orang Dayak
menemukan ‘Sang Pemilik Alam Semesta dan Kehidupan’ itu dalam diri Yesus
Kristus yang telah rela berkorban untuk manusia dan bahkan untuk mereka juga
(orang Dayak). Tidak ada lagi Pantak yang disembah. Yang ada hanya Yesus
Kristus Juruselamat, Dia-lah Imanuel, Allah beserta kita.

Corpus bermotif Dayak


- Menunjukkan ciri khas Dayak. Bahwa sebagian besar dan bahkan hampir
terbesar di wilayah Keuskupan Sanggau didominasi oleh umat bersuku Dayak
tidak terkecuali Orang Muda Katolik.

Di ketiga ujung salib ada lambang: Bapa (Tangan), Putera (Anak Domba), Roh
Kudus (Burung Merpati)
- Melambangkan dengan jelas doa, harapan dan keyakinan akan penyertaan
Tritunggal dalam hidup Gereja di Keuskupan Sanggau.
- Lambang jelas untuk Kristen Katolik yang hidup subur di wilayah Kalimantan
secara khusus di Keuskupan Sanggau.
- Bapa (Tangan) adalah Sang Pencipta.
- Putera (Anak Domba) adalah Sang Penebus.
- Roh Kudus (Burung Merpati) adalah Yang selalu Menyertai.

Tulisan INRI & KEUSKUPAN SANGGAU


- INRI (Iesu Nazarenus Rex Iudaeroum) adalah tulisan untuk Salib Tuhan Yesus.
- KEUSKUPAN SANGGAU; salib ini milik OMK Kesukupan Sanggau untuk
Palembang.

Tiga motif lengkung di perut Corpus (Tubuh Yesus); mirip juga seperti angka 3
- Melambangkan IYD III di Palembang
- Di perut, melambangkan perayaan kehidupan / perayaan sukacita Orang Muda
Katolik di seluruh Indonesia dalam kesatuan anggota Tubuh Kristus in Third
Indonesia Youth Day, Palembang.

Anda mungkin juga menyukai