Kelas : XI MIPA 1 / 28
Mengamuklahlah samudera
Dan badai menderu
Gelombang zaman menghempas
Dan sulit ditempuh
Penumpangpun bertanyalah
Selagi berjerit
Berapa lagi jauhnya
Labuhan abadi
Tuhan tolonglah
Tuhan tolonglah
Tanpa Dikau semua binasa kelak
Ya Tuhan tolonglah
Bait kedua mensinyalir reaksi-reaksi cari aman dari risiko itu. Yang paling aman
adalah jika bahtera itu tetap tinggal di pelabuhan. Gereja juga cenderung cari aman dan
tetap tinggal di dunia rohani. Akibatnya, gereja tidak mau tahu soal iptek, ekologi,
keadilan, atau hak asasi manusia. Gereja hanya memikirkan urusan rohani saja. Menurut
bait kedua, gereja “pun suka berhenti, tak mau menempuh samudera, tak ingin berjerih ...
tak ingat akan dunia yang hampir tenggelam ... tak bertekun di dalam tugasnya ....”
Bait ketiga memperlihatkan organisasi yang merupakan prasyarat kinerja bahtera,
yaitu “diatur awaknya, setiap orang bekerja menurut tugasnya, semua satu padu ....”. Bait
tersebut menggambarkan idealisme, sedangkan bait keempat memperlihatkan realisme.
Bait terakhir mengakui bahwa kita semua yang berada dalam bahtera merasa “takut dan
resah”. Tidak usah kita berpura-pura bahwa iman kita dahsyat dan kuat. Bait ini juga
mengajak kita untuk saling menopang dalam komunitas bahtera dan saling mengingatkan
bahwa tujuan kita sama
Umat Allah merupakan suatu pilihan dan panggilan dari Allah sendiri. Umat
Allah adalah bangsa terpanggil, bangsa terpilih.
Umat Allah dipanggil dan dipilih Allah untuk misi tertentu, yaitu menyelamatkan
dunia.
Hubungan antara Allah dengan umat-Nya dimeteraikan oleh suatu perjanjian.
Umat harus menaati perintah-perintah Allah dan Allah akan selalu menepati janji-
janjiNya
Umat Allah selalu dalam perjalanan, melewati padang pasir, menuju Tanah
Terjanji.
5. YANG MAU DISAMPAIKAN SUMBER-SUMBER BERIKUT TERKAIT
GEREJA ADALAH UMAT ALLAH :
(Kis 2:41-47) = Hidup mengumat pada dasarnya merupakan hakikat Gereja itu
sendiri, sebab hakikat Gereja adalah persaudaraan cinta kasih seperti yang
dicerminkan oleh hidup Umat Perdana.
(1Kor 12:12-18) = Dalam hidup mengumat, semua orang yang merasa
menghayati martabat yang sama akan tanggungjawab secara aktif dalam
fungsinya masing-masing untuk membangun Gereja dan memberi kesaksian
kepada dunia.
(Lumen Gentium art.2) = Rencana Bapa yang bermaksud menyelamatkan
semua orang. Atas keputusan kebijaksanaan sertaa kebaikan-Nya yang sama
sekali bebas dan rahasia, Bapa yang kekal menetapkan bahwa Ia akan
mengangkat manusia untuk ikut serta menghayati hidup ilahi.
(Lumen Gentium art.4) = Roh Kudus yang menguduskan Gereja. Ketika sudah
selesailah karya, yang oleh Bapa dipercayakan kepada Putera untuk dilaksanakan
didunia, diutuslah Roh Kudus pada hari Pentakosta , untuk tiada hentinya
menguduskan Gereja.
(Lumen Gentium art.7) = Gereja, tubuh milik Kristus. Dalam kodrat menusia
yang disatukan dengan diri-Nya Putra Allah telah mengalahkan maut dengan
wafat dan kebangkitannya. Dalam Tubuh itu hidup Kristus dicurahkan kedalam
umat beriman. Demikianlah kita semua dijadikan anggota Tubuh itu, sedangkan
masing-masing menjadi anggota yang seorang terhadap yang lain. Kristus
senantiasa membagi-bagikan karunia-karunia pelayanan dalam Tubuh-Nya yakni
Gereja.