Anda di halaman 1dari 4

Nama : Saviera Fidela Arawinda

Kelas : XI MIPA 1 / 28

ARTI DAN MAKNA GEREJA

1. LIRIK LAGU GEREJA BAGAI BAHTERA


Lisa A. Riyanto

Gereja bagai bahtera


Di laut yang seram
Mengarahkan haluannya
Ke pantai seberang

Mengamuklahlah samudera
Dan badai menderu
Gelombang zaman menghempas
Dan sulit ditempuh

Penumpangpun bertanyalah
Selagi berjerit
Berapa lagi jauhnya
Labuhan abadi

Tuhan tolonglah
Tuhan tolonglah
Tanpa Dikau semua binasa kelak
Ya Tuhan tolonglah

Gereja bagai bahtera


Di laut yang seram
Mengarahkan haluannya
Ke pantai seberang

Hai kau yang takut dan resah


Kau tak sendirian
Teman…

2. MAKNA LAGU GEREJA BAGAI BAHTERA


Gereja dan bahtera mirip dalam beberapa hal. Oleh sebab itu, sejak abad ke-3
gereja diibaratkan sebagai bahtera. Nyanyian “Gereja Bagai Bahtera” di PKJ 105
atau NKB 111 memperlihatkan beberapa kemiripan itu. Sebagaimana bahtera selalu
“mengarahkan haluannya ke pantai seberang” yang menjadi titik tujuan, demikian juga
gereja perlu merumuskan apa visi dan misi yang menjadi arahnya. Bait pertama nyanyian
ini pun langsung memperlihatkan risiko yang perlu diperhitungkan, yaitu badai, laut yang
menyeramkan, samudera yang mengamuk, dan gelombang yang menghempas, sehingga
tujuan terasa jauh.

Bait kedua mensinyalir reaksi-reaksi cari aman dari risiko itu. Yang paling aman
adalah jika bahtera itu tetap tinggal di pelabuhan. Gereja juga cenderung cari aman dan
tetap tinggal di dunia rohani. Akibatnya, gereja tidak mau tahu soal iptek, ekologi,
keadilan, atau hak asasi manusia. Gereja hanya memikirkan urusan rohani saja. Menurut
bait kedua, gereja “pun suka berhenti, tak mau menempuh samudera, tak ingin berjerih ...
tak ingat akan dunia yang hampir tenggelam ... tak bertekun di dalam tugasnya ....”
Bait ketiga memperlihatkan organisasi yang merupakan prasyarat kinerja bahtera,
yaitu “diatur awaknya, setiap orang bekerja menurut tugasnya, semua satu padu ....”. Bait
tersebut menggambarkan idealisme, sedangkan bait keempat memperlihatkan realisme. 
Bait terakhir mengakui bahwa kita semua yang berada dalam bahtera merasa “takut dan
resah”. Tidak usah kita berpura-pura bahwa iman kita dahsyat dan kuat. Bait ini juga
mengajak kita untuk saling menopang dalam komunitas bahtera dan saling mengingatkan
bahwa tujuan kita sama

3. GEREJA DISEBUT UMAT ALLAH KARENA :


Gereja sungguh merupakan umat Allah yang sedang dalam perjalanan menuju rumah
Bapa. Pengerian Gereja sebagai Umat Allah dimunculkan karena Gereja sudah menjadi
sangat organisatoris dan struktur piramidal. Gereja pertama-tama bukan organisasi
manusiawi, melainkan perwujudan karya Allah yang konkret (LG 9). Gereja adalah
kelompok dinamis yang keluar dari sejarah Allah dengan manusia. Gereja mengalami
dirinya sungguh erat dengan umat manusia serta sejarahnya (GS 1). Gereja muncul dan
tumbuh dari sejarah keselamatan yang sudah dimulai dengan panggilan Abraham. Namun
hal itu bukan berarti Gereja hanyalah lanjutan bangsa Israel saja. Kedatangan Kristus
memberi arti yang baru kepada Umat Allah. Sekarang kita sudah kembali kepada Kitab
Suci, di mana Gereja sungguh merupakan satu umat Allah yang sehati sejiwa, seperti
yang ditunjukkan oleh Umat Perdana, yang imannya kita anut sampai sekarang (lih. Kis
2:41-47). Gereja harus merupakan seluruh umat, bukan hanya hierarki saja dan awam
hanya seolah-olah merupakan tambahan, pendengar, dan pelaksana. Gereja hendaknya
MENGUMAT. Gereja sebagai umat Allah merupakan persaudaraan/paguyuban keluarga
dari orang-orang yang dipanggil oleh Sabda Allah, dikumpulkan bersama-sama menjadi
Tubuh Kristus dan hidup dari Tubuh Kristus. Sebagai umat Allah, semua anggota Gereja
mempunyai martabat yang sama, tetapi berbeda di dalam fungsi. Jadi Gereja sebagai
umat Allah adalah paguyuban, relasi bersaudara, ikatan kesatuan Bapa, Putra, Roh
Kudus, satu iman, satu kasih, satu pengharapan yang sama derajatnya.

4. CIRI KHAS GEREJA SEBAGAI UMAT ALLAH :

 Umat Allah merupakan suatu pilihan dan panggilan dari Allah sendiri. Umat
Allah adalah bangsa terpanggil, bangsa terpilih.
 Umat Allah dipanggil dan dipilih Allah untuk misi tertentu, yaitu menyelamatkan
dunia.
 Hubungan antara Allah dengan umat-Nya dimeteraikan oleh suatu perjanjian.
Umat harus menaati perintah-perintah Allah dan Allah akan selalu menepati janji-
janjiNya
 Umat Allah selalu dalam perjalanan, melewati padang pasir, menuju Tanah
Terjanji.
5. YANG MAU DISAMPAIKAN SUMBER-SUMBER BERIKUT TERKAIT
GEREJA ADALAH UMAT ALLAH :
 (Kis 2:41-47) = Hidup mengumat pada dasarnya merupakan hakikat Gereja itu
sendiri, sebab hakikat Gereja adalah persaudaraan cinta kasih seperti yang
dicerminkan oleh hidup Umat Perdana.
 (1Kor 12:12-18) = Dalam hidup mengumat, semua orang yang merasa
menghayati martabat yang sama akan tanggungjawab secara aktif dalam
fungsinya masing-masing untuk membangun Gereja dan memberi kesaksian
kepada dunia.
 (Lumen Gentium art.2) = Rencana Bapa yang bermaksud menyelamatkan
semua orang. Atas keputusan kebijaksanaan sertaa kebaikan-Nya yang sama
sekali bebas dan rahasia, Bapa yang kekal menetapkan bahwa Ia akan
mengangkat manusia untuk ikut serta menghayati hidup ilahi.
 (Lumen Gentium art.4) = Roh Kudus yang menguduskan Gereja. Ketika sudah
selesailah karya, yang oleh Bapa dipercayakan kepada Putera untuk dilaksanakan
didunia, diutuslah Roh Kudus pada hari Pentakosta , untuk tiada hentinya
menguduskan Gereja.
 (Lumen Gentium art.7) = Gereja, tubuh milik Kristus. Dalam kodrat menusia
yang disatukan dengan diri-Nya Putra Allah telah mengalahkan maut dengan
wafat dan kebangkitannya. Dalam Tubuh itu hidup Kristus dicurahkan kedalam
umat beriman. Demikianlah kita semua dijadikan anggota Tubuh itu, sedangkan
masing-masing menjadi anggota yang seorang terhadap yang lain. Kristus
senantiasa membagi-bagikan karunia-karunia pelayanan dalam Tubuh-Nya yakni
Gereja.

Anda mungkin juga menyukai