Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ketahanan pangan merupakan situasi dimana semua rumah tangga mempunyai


akses baik fisik maupun ekonomi untuk memperoleh pangan bagi seluruh anggota
keluarganya, dimana rumah tangga tidak berisiko mengalami kehilangan kedua akses
tersebut (FAO, 1996). Katahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah
tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,
aman, merata, dan terjangkau. Ketahanan Pangan merupakan suatu sistem ekonomi
pangan yang terintegerasi yang terdiri atas berbagai subsistem. Subsitem utamanya adalah
ketersediaan pangan, distribusi pangan dan konsumsi pangan. Terwujudnya ketahanan
pangan merupakan sinergi dan interaksi dari ketiga subsistem tersebut. Pangan merupakan
segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak
diolah yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia,
termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan
dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan dan minuman.
Implementasi dari ketiga komponen pokok tersebut adalah dengan memanfaatkan
sebaik-baiknya potensi sumberdaya alam/lokal yang beragam untuk meningkatkan dan
memantapkan ketersediaan bahan pangan sehingga dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat. Pembangunan kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya selain itu kesehatan merupakan ivestasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara social dan ekonomi.
Akses pangan ialah kemampuan suatu rumah tangga untuk memperoleh pangan
yang cukup secara terus-menerus melalui berbagai cara, seperti produksi pangan rumah
tangga, persediaan pangan rumah tangga, jual-beli, tukarmenukar/barter, pinjam-meminjam,
dan pemberian, atau bantuan pangan. Akses pangan merupakan salah satu dimensi dari 3
dimensi ketahanan pangan, selain ketersediaan pangan dan penyerapan pangan, dan
dikategorikan menjadi akses fisik, akses ekonomi dan sosial.
Akses ekonomi terhadap ketersediaan pangan rumah tangga sangat berkaitan
dengan harga pangan pokok yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Selain itu kestabilan dan
fluktuasi harga pangan pokok menjadi kunci keterjangkauan komoditas pangan sampai
dengan tingkat rumah tangga. Upaya menjaga kestabilan harga pangan merupakan bagian
yang penting dalam mewujudkan Ketahanan Pangan. Harga pangan yang wajar dan stabil

Koordinasi, Sinkronisasi dan Pelaksanaan Distribusi Pangan Pokok dan Pangan Lainnya (Akses Pangan)-2021
7
memberikan jaminan pendapatan bagi produsen, kesinambungan proses produksi dan
meningkatkan daya beli masyarakat.
Oleh karena itu perlunya penyusunan laporan akses pangan pada kegiatan
penyediaan dan penyaluran pangan pokok atau pangan lainnnya sesuai dengan kebutuhan
(akses pangan).

B. TUJUAN

Maksud dan tujuan kegiatan penyediaan dan penyaluran pangan pokok atau pangan
lainnnya sesuai dengan kebutuhan (akses pangan) adalah :
- memperoleh data indikator akses pangan yaitu akses fisik, akses ekonomi, dan akses
pangan serta konsumsi pangan masyarakat.
- Mendapatkan hasil analisis tingkat akses pangan

C. INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN (OUTPUT)

Indikator keluaran dan keluaran (output) kegiatan penyediaan dan penyaluran pangan
pokok atau pangan lainnnya sesuai dengan kebutuhan (akses pangan) ini adalah
tersedianya dokumen laporan akses pangan masyarakat.

Koordinasi, Sinkronisasi dan Pelaksanaan Distribusi Pangan Pokok dan Pangan Lainnya (Akses Pangan)-2021
7
II. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

A. PELAKSANAAN KEGIATAN

Dasar Pelaksanaan :

Pelaksanaan Kegiatan kegiatan penyediaan dan penyaluran pangan pokok atau

pangan lainnnya sesuai dengan kebutuhan (akses pangan) berdasarkan pada :

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Prabumulih


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 86 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4113);

2. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara


Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Daerah Kota Prabumulih Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
6. Peraturan Daerah Kota Prabumulih Nomor 3 Tahun 2012, tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Prabumulih (Lembaran Daerah Kota Prabumulih
Tahun 2016 Nomor 3);

7. Peraturan Daerah Kota Prabumulih Nomor 8 Tahun 2016, tentang Pembentukan


Organisasi dan Perangkat daerah Kota Prabumulih (Lembaran Daerah Kota
Prabumulih Tahun 2016 Nomor 9);

.8 Peraturan Daerah Kota Prabumulih Nomor 3 Tahun 2018 tentang Anggaran


Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Prabumulih tahun Anggaran 2019 (Lembaran
Daerah Kota Prabumulih Tahun 2018 Nomor 3);

9. Peraturan Walikota Prabumulih Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Anggaran Pendapatan


dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2019, (Lembaran Daerah Kota Prabumulih
Tahun 2018 Nomor 3);

Koordinasi, Sinkronisasi dan Pelaksanaan Distribusi Pangan Pokok dan Pangan Lainnya (Akses Pangan)-2021
7
10. Peraturan Walikota Prabumulih Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2019, (Berita Daerah Kota
Prabumulih Tahun 2019 Nomor 1);

11. Keputusan Walikota Prabumulih Nomor. 1/KPTS/BKD/2020 tentang Penunjukan


Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Dalam Lingkungan Pemerintah Kota
Prabumulih Tahun Anggaran 2020;

12. Keputusan Walikota Prabumulih Nomor. 4/KPTS/BKD/2020 tentang Penunjukan


Bendahara pada Dinas/Instansi di Lingkungan Pemerintah Kota Prabumulih Tahun
Anggaran 2020.

13. Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Prabumulih Nomor.


1/KPTS/DKP/2020 tentang Penunjukan PPTK Pada Dinas ketahanan Kota
Prabumulih Tahun Anggaran 2020.

B. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

Cara pelaksanaan kegiatan penyediaan dan penyaluran pangan pokok atau pangan
lainnnya sesuai dengan kebutuhan (akses pangan) adalah :

1. Menentukan sampel desa/kelurahan yang jauh dari pusat perkotaan di kota prabumulih
2. Mengambil data indikator akses pangan pada desa sampel.
3. Dalam melakukan pengolahan data indikator akses pangan diperlukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Untuk melihat tingkatan dari setiap indikator (secara individu) maka dibuat
ranges yang ditetapkan oleh pihak-pihak yang berkompeten. Nilai ranges berkisar
antara 0 ± 100%.
2) Berdasarkan ranges yang telah ditetapkan dilakukan pengkategorian mulai dari
sangat rendah sampai dengan sangat tinggi (kategori menggunakan istilah kondisi
akses pangan).
3) Untuk mengetahui kondisi akses pangan maka semua indikator individu
dikompositkan/digabung. Caranya adalah dengan memberikan skoring pada
setiap indikator individu ke dalam skala 1 sampai 6.
Dimana :
1 = akses pangan sangat rendah
2 = akses pangan rendah
3 = akses pangan cukup
4 = akses pangan cukup tinggi
5 = akses pangan tinggi
6 = akses pangan sangat tinggi

Koordinasi, Sinkronisasi dan Pelaksanaan Distribusi Pangan Pokok dan Pangan Lainnya (Akses Pangan)-2021
7
Kemudian nilai skoring setiap indikator dirata-rata sehingga diperoleh nilai
skoring gabungan (akses pangan komposit). Nilai skoring berkisar antara 1,00 ±
6,00.
4) Kondisi akses pangan dibagi dalam 6 tingkatan mulai dari sangat rendah ±
rendah ± cukup rendah ± cukup tinggi ± tinggi ± sangat tinggi berdasarkan nilai
skoring komposit.

4. Pembuatan Laporan Analisis Akses Pangan

Koordinasi, Sinkronisasi dan Pelaksanaan Distribusi Pangan Pokok dan Pangan Lainnya (Akses Pangan)-2021
7
C. TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN

Tempat pelaksanaan pengambilan data akses pangan kegiatan penyediaan dan


penyaluran pangan pokok atau pangan lainnnya sesuai dengan kebutuhan (akses pangan)
adalah :
1) Desa Muara Sungai
2) Desa Tanjung Telang
3) Desa Tanjung Menang
4) Kelurahan Payu Putat

7. PELAKSANA DAN PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN

Susunan pelaksana dan penanggungjawab kegiatan penyediaan dan penyaluran pangan


pokok atau pangan lainnnya sesuai dengan kebutuhan (akses pangan) adalah :

No Nama Jabatan Dalam Kegiatan


1 Suranti, SP
Pengarah
NIP. 19640325 198708 2 001
2 Dahlan, SP
Penanggung Jawab
NIP.19650810 199003 1 005
3 Hendrimaidy, SE
Ketua
NIP. 19770525 200604 1 009
4 Dessy Andrianingsih, SP.
Sekretaris
NIP. 198112221 201001 2 015
5 Kholyanis, S, TP
Anggota
NIP. 19800208 200101 1 012
6 Suryani, A.Md
Anggota
NIP. 19940708 202012 2 005
7 Leksono Dwi Setiadi, SP
Anggota
NIP. 19861008 201101 1 010
8 Meri Ayani
Anggota Non PNS

Koordinasi, Sinkronisasi dan Pelaksanaan Distribusi Pangan Pokok dan Pangan Lainnya (Akses Pangan)-2021
7
III. PEMBAHASAN HASIL

Akses pangan ialah kemampuan suatu rumah tangga untuk memperoleh pangan
yang cukup secara terus-menerus melalui berbagai cara, seperti produksi pangan rumah
tangga, persediaan pangan rumah tangga, jual-beli, tukarmenukar/barter, pinjam-meminjam,
dan pemberian, atau bantuan pangan. Akses pangan merupakan salah satu dimensi dari 3
dimensi ketahanan pangan, selain ketersediaan pangan dan penyerapan pangan, dan
dikategorikan menjadi akses fisik, akses ekonomi dan akses sosial.
Pelaksanaan Kegiatan penyediaan dan penyaluran pangan pokok atau pangan
lainnnya sesuai dengan kebutuhan (Akses Pangan) dengan memantau indikator akses fisik,
akses ekonomi dan akses sosial.

A. Indikator Akses Fisik

Koordinasi, Sinkronisasi dan Pelaksanaan Distribusi Pangan Pokok dan Pangan Lainnya (Akses Pangan)-2021
7
B. Indikator Akses Ekonomi

C. Akses Sosial

Koordinasi, Sinkronisasi dan Pelaksanaan Distribusi Pangan Pokok dan Pangan Lainnya (Akses Pangan)-2021
7
D. Hasil Analisis

Keterangan :
1,00 – 2,00 = akses pangan sangat rendah
2,00 – 3,00 = akses pangan rendah
3,00 – 4,00 = akses pangan cukup rendah
4,00 – 5,00 = akses pangan cukup tinggi
5,00 – 6,00 = akses pangan tinggi
6,00 = akses pangan sangat tinggi

Koordinasi, Sinkronisasi dan Pelaksanaan Distribusi Pangan Pokok dan Pangan Lainnya (Akses Pangan)-2021
7
IV. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis akses pangan tahun 2021 dapat disimpulkan bahwa

Desa Tanjung Menang memiliki skor komposit sebesar 5,7 artinya dalam kondisi akses

pangan tinggi. Desa Tanjung Telang memiliki skor komposit sebesar 5,0 artinya dalam

kondisi akses pangan tinggi. Desa Muara Sungai memiliki skor komposit sebesar 6,0

artinya dalam kondisi akses pangan sangat tinggi. Kelurahan Payu Putat memiliki skor

komposit sebesar 5,0 artinya dalam kondisi akses pangan tinggi.

Koordinasi, Sinkronisasi dan Pelaksanaan Distribusi Pangan Pokok dan Pangan Lainnya (Akses Pangan)-2021
7
Koordinasi, Sinkronisasi dan Pelaksanaan Distribusi Pangan Pokok dan Pangan Lainnya (Akses Pangan)-2021
7

Anda mungkin juga menyukai