NIM : 220211408
AKSI NYATA
1. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari topik Refleksi
terhadap Praktik Pembelajaran dan Asesmen yang efektif ini?
Jawab:
Jawab:
Menurut saya bagian paling menantang dalam kegiatan refleksi terhada paktik
pembelajaran dan asesmen yang efektif adalah adalah kegiatan menentukan aksi nyata
berupa rencana tindak lanjut berupa solusi atas temuan dari kegiatan refleksi yang
telah dilaksanakan. Alasan mengapa rencana tindak lanjut berupa aksi nyata tersebut
merupakan bagian paling menantang disebabkan karena sebagai berikut:
a) Harus dapat menemukan poin penting dari kekurangan maupun masalah yang
ditemukan dalam refleksi.
b) Harus memiliki keterampilan problem solving
c) Solusi yang dibuat haru sesuai dengan permasalahan
d) Solusi yang dibuat harus efektif, sesuai dengan kebutuhan, kreatif dan inovatif
3. Jelaskan apa yang akan Anda lakukan kedepan agar pembelajaran dan asesmen yang
Anda lakukan secara efektif mampu mencapai target capaian pembelajaran?
Jawab:
Yang akan saya lakukan ke depan agar pembelajaran dan asesmen yang saya lakukan
secara efektif mampu mencapai target capaian pembelajaran diantaranya sebagai
berikut:
4. Setelah melakukan refleksi, buatlah laporan hasil refleksi Anda terhadap praktik
pembelajaran dan asesmen yang efektif yang telah Anda lakukan di sekolah dimana
Anda melaksanakan PPL
Jawab:
Dosen Pengampu :
Dr. Marheny Lukitasari, M.Pd
Disusun Oleh:
Desi Lia Nur Rahmadani
2202114308
22.BIO PPG UNIPMA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Refleksi adalah sebuah proses yang perlu dilakukan dalam memperbaiki
kualitas kinerja yang pernah dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan berakar pada
paradigma keilmuan interpretatif. Refleksi mestinya dilakukan berangkat dari sebuah
kebutuhan untuk mengkaji kinerja yang telah dilakukan dengan maksud untuk
memperbaiki kinerja, bukan karena atas dasar keterpaksaan. Oleh karena itu, proses
mengkaji di dalam kegiatan refleksi ini lebih dimaksudkan untuk melihat berbagai
tindakan yang pernah dilakukan, memahami tindakan tersebut dan selanjutnya
membuat pemaknaan dari tindakan tersebut dalam kaitannya dengan masa lalu, saat
sekarang, dan masa yang akan datang. Kegiatan refleksi erat kaitanya dengan tugas-
tugas profesional guru. Hal ini bermakna bahwa kegiatan refleksi berkontribusi
terhadap perilaku profesional maupun usaha untuk mengembangkan profesionalisme
guru. Dengan kata lain, jika proses refleksi dapat dilakukan dengan baik oleh seorang
guru untuk mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan
proses pembelajaran dan asesmen yang telah dilakukan, maka upaya peningkatan
pengembangan profesionalisme guru juga akan berjalan dengan baik. Pengetahuan
profesional guru membutuhkan bahasa khusus agar mampu memfasilitasi berbagai
ungkapan yang lebih baik dan berbagi ide-ide dalam belajar dan mengajar, sehingga
harus tetap menjadi bagian prioritas untuk direfleksi oleh setiap guru bahkan
sebaiknya sejak masih menjadi mahasiswa calon guru (Loughran, 2005)
Refleksi diri merupakan elemen utama profesionalisme. Melakukan refleksi
atas praktik-praktik profesional guru, terutama belajar dan mengajar merupakan faktor
penting bagi terbentuknya inovasi dan revolusi pembelajaran di kelas. Bahkan saat ini
refleksi diri dalam konteks pengembangan profesional berkelanjutan dijadikan
sebagai konsep kunci pendidikan guru (Rahman, 2014). Selain itu, refleksi
merupakan kendaraan penting untuk memenuhi keluasan dan kedalaman pengetahuan
profesional guru. Paling tidak terdapat tiga unsur pengetahuan profesional yang
senantiasa menjadi bahan refleksi diri guru, yaitu: (1) pengetahuan konten, (2)
pengetahuan paedagogi dan (3) pengetahuan pengemasan konten dalam pembelajaran
bermakna (Abdurahman, 2013).
Hal yang paling penting dari beberapa faktor yang melekat pada
profesionalisme seorang guru sebagaimana disebutkan di atas adalah bagaimana
seorang guru menyadari dan mampu memposisikan dirinya menjadi bagian dari
komunitas profesional yang senantiasa bekerja bersama untuk meningkatkan proses
pembelajaran di kelas. Dengan hal ini, mau tidak mau guru akan senantiasa terpacu
untuk menggali informasi dan pengetahuan yang penting bagi dirinya untuk dijadikan
sebagai referensi dan bahan renungan dalam mengembangkan potensi profesionalisme
dirinya sebagai seorang pendidik. Artinya, tugas guru bukan hanya berhenti pada
mengajar, Namun, dirinya sendiri juga pada saat yang sama sebagai pembelajar
(Rahman, 2014). Berdasarkan berbagai alasan tersebut, kegiatan refleksi praktik
pembelajaran dan asesmen saat penting untuk dilaksanakan.
B. Tujuan
Melakukan kegiatan refleksi pada setiap siklus praktik pembelajaran terbimbing
pada PPL I di SMAN 4 Madiun.
BAB II
ISI
A. Identitas
Bagi guru, guru merasa sangat senang karena peserta didik sangat antusias
dengan pembelajaran yang dilakukan. Guru merasa senang karena setiap kelompok
sudah mampu dan berhasil membuat produk hand sanitizer dengan bahan alami. Dari
peserta didik, peserta didik merasa sangat antusias karena diajak praktikum. Peserta
didik sangat antusias karena mereka jarang melaksanakan praktikum dan saat mereka
bermain game match card mereka sangat bersemangat.
Permasalahan yang dihadapi adalah karena guru model masuk, sudah tidak
bisa melakukan asesmen diagnostik karena materi sudah mencapai ujung materi.
Asesmen diagnotik dilakukan di awal pada saat pembelajaran bersama guru di
sekolah dengan cara oral dan tidak tertulis. Asesmen diagnostik tersebut bersifat lisan
sehingga bagi guru model tidak bisa mengamati dan menganalisis dari hasil tersebut
sehingga guru dalam menentukan pembelajaran dan asesmen yang akan digunakan
hanya bisa bertanya kepada guru pamong tanpa data hasil aseesmen diagnostik.
4) Solusi:
Pada siklus II, pembelajaran yang dilakukan masuk ke dalam topik baru yakni
ekosistem. Materi cakupan yang dibahas yaitu mengenai definisi, komponen dan interaksi
yang terjadi di dalamnya. Model yang digunakan adalah discovery learning. Aktvitas
pembelajaran yang dilaksanakan diantaranya adalah dengan melaksanakan game mencari
pertanyaan dan jawaban yang sesuai dengan kartu yang dibagikan kepada setiap peserta
didik. setelah itu, mereka diberi LKPD untuk dikerjakan secara kelompok setelah itu
diberikan kesempatan untuk melakukan presentasi. Asesmen yang dilakukan adalah
asesmen diagnostik untuk mengukur kemampuan awal dan mengetahui minat peserta
didik dalam pembelajaran ekosistem.
Perasaan guru yang muncul saat mengajar ekosistem adalah perasaan sangat
tertantang. Hal tersebut dikarenakan kondisi kelas XH adalah kondisi kelas dengan
peserta didik sangat aktif cenderung ramai. Sehingga guru harus bisa mengkondisikan
peserta didik yang sangat aktif tersebut ke dalam kegiatan yang bermanfaat yaitu bermain
game dengan materi ekosistem. Peserta didik sangat antusias dan sangat aktif selama
pembelajaran. Peserta didik sangat senang dan tertarik karena setiap peserta didik diberi
masing-masing kartu.
Permasalahan yang diahapi oleh guru secara teknis yaitu sulit mengkondisikan
kelas yang ramai karena kelas tersebut terkenal dengan kelas yang paling gaduh.
Sedangkan permasalahan yang diahapi ketika proses asesmen adalah meskipun kelas
tersebut gaduh hanya beberapa anak yang menonjol saat pembelajaran. Sehingga saat
melaksanakan penilaian formatif pada saat diskusi di mana guru harus mengamati satu
per satu waktu jam pelajaran tidak mencukupi.
4) Solusi:
Pada siklus ke III, praktik pembelajaran yang diajarkan adalah mengenai macam-
macam ekosistem. Kegiatan yang dilaksanakan adalah membagi peserta didik menjadi
beberapa kelompok. setiap kelompok diberi tugas untuk mengamati ekosistem yang ada
di sekolah berupa komponen biotik, abiotik dan interaksi yang terjadi. Setiap kelompok
memiliki tempat ploting observasi yang berbeda. Asesmen yang dilakukan adalah dengan
asesmen formatif yang menilai keterampilan dan hasil observasi ekosistem sekolah yang
dilaksanakan dengan model observasi.
Perasaan yang muncul bagi guru adalah bersemangat karena pada pembelajaran
tersebut, guru bisa mengenalkan bukti fisik ekosistem kepada peserta didik secara
langsung dapat diamati oleh panca indera tidak hanya berupa teori yang didapatkan di
kelas. Peserta didik juga merasa sangat antusias karena mereka bisa belajar outdoor class
atau belajar di luar kelas.
Hambatan yang dialami ketika proses pembelajaran dan asesmen adalah ketika
melaksanakan asesmen. Asesmen formatif tersebut harus dilaksanakan dengan
mengobservasi kegiatan peserta didik tidak hanya hasil pengerjaanya dari LKPD. Guru
harus mengamati peserta didik saat melakukan pengaatan terhadap ekosistem padahal
setiap kelompok memiliki tempat yang berbeda-beda disebar di seluruh bagian sekolah.
Guru kesulitan mengamati peserta didik yang berada di tempat yang berbeda-beda setiap
kelompok.
4) Solusi:
Solusi yang dilakukan oleh guru adalah dengan membuat aturan bagi peserta didik
yang melaksanakan observasi harus terdapat dokumentasi kegiatan per kelompok dan per
individu. Sehingga guru meskipun terbatas saat melakukan observasi untuk asesmen
dibantu dengan dokumentasi yang dibuat sebagai bukti peserta didik benar-benar
melaksanakan observasi dan hasil observasi ekosistem yang ditulis oleh peserta didik
dalam LKPD valid.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan:
B. Saran:
1) Saat melaksanakan kegiatan refleksi tidak boleh melupakan untuk menuangkan
perasaan yang dialami baik oleh peserta didik maupun guru.
2) Dalam melakukan refleksi tidak hanya terfokus pada pembelajaran namun juga harus
terfokus juga pada asesmen yang dilaksanakan.
Bibliography
Abdurahman. (2013). Identifikasi Pedagogical Content Knowledge Calon Guru Fisika
Melalui Pembelajaran Berbasis Multipresentasi. Jurnal Pendidikan Progresif, Vol (2)
: 86.
Loughran, J. (2005). Developing Reflective Practice: Learning About Teaching and Learning
Through Modelling. Bristol: Falmer Press.
Rahman, B. (2014). Refleksi Diri dan Peningkatan Profesionalisme Guru. Jurnal Pedagogia,
Vol 17(1) : 1-12.