1. Jelaskan latar belakang berdirinya Kerajaan Demak!
Jawab : Kerajaan Islam Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang didirikan oleh Raden Patah tahun 1475 di Bintoro,Demak. Raden Patah mendirikan kerajaan tanpa ikatan dengan kerajaan Majapahit karena pada saat itu, kerajaan Majapahit sedang mengalami kemunduran. Para Wali Songo mendukung berdirinya kerajaan Demak dan dalam waktu singkat Demak berhasil menjadi kerajaan yang sangat besar 2. Bagaimana proses berdirinya Kerajaan Mataram? Jawab : Mataram tumbuh dari Benih berupa sebidang Tanah hutan Mentaok, Anugrah yang diterima Ki Ageng Pemanahan dari yang dipertuan di Pajang atas jasanya dalam menumpas pemberontakan Adipati Jipang. Ki Ageng Pemanahan harus berkerja keras membuka Hutan Mentaok yang Tak Perpenghuni tersebut menjadikannya kota yang tertata. Sepanjang perempat akhir Abad XVI pemukiman Kecil dibekas hutan Mentaok itu pun Tumbuh dan Berkembang menjadi Pusat Kekuasan Baru ,Yang Kemudian Diberi Nama Mataram. Pusat kotanya, Sekaligus sebagai pusat pemerintahan ini diberi nama Kotagede, Yang dibangun tidak lebih dari tahun 1578, bahkan mungkin sebelumnya. Ki Ageng Pemanahan kemudian menjadi penguasa wilayah,yang pada waktu itu masih dibawah kekuasan Kerajan Pajang,kerajan islam dipedalaman Jawa Tengah yang menjadi Penerus Kerajaan Demak dipesisir Utara. Sebagai Penguasa kurang lebih selama tujuh tahun hinga tahun 1584, Ki Ageng Pemanahan kemudian Menyebut dirinya KI Ageng Mataram. Yang Kemudian Berkembang menjadi sebuah kerajaan yang pada akhirnya menggunguli Pajang ,adalah Cikal Bakal sejumlah kerajan Besar di Jawa yang penerusnya hingga sekarang, Yaitu Kasultanan Yogyakarta dan Kasunana Surakarta. 3. Gambarkan skema struktur birokrasi pemerintahan Kerajaan Mataram! Jawab : 4. Diskusikan dan buat tulisan ringkas tentang kejatuhan kerajaan Banten ke tangan VOC! Jawab : Pada saat itu tahun 1619 kota Jayakarta jatuh ke tangan VOC. Jatuhnya Jayakarta membawa akibat buruk bagi Banten. VOC memaksa para pedagang untuk berlabuh di Jayakarta sehingga Banten menjadi sepi. Sebagai reaksinya, rakyat Banten dipimpin Sultan Ageng Tirtayasa mengobarkan peperangan melawan VOC. Akan tetapi, perjuangan Sultan Ageng ini tidak didukung oleh putranya yang bernama Sultan Haji. Demi mendapatkan takhta kerajaan Banten, Sultan Haji bekerjasama dengan VOC untuk menyerang ayahnya. Sultan Ageng Tirtayasa akhirnya berhasil ditangkap oleh VOC dan dibuang ke Batavia. Setelah itu, takhta kerajaan Banten diserahkan kepada Sultan Haji, namun dikontrol oleh VOC. 5. Tuliskan biografi singkat Sultan Ageng Tirtayasa! Jawab : Sultan Ageng Tirtayasa adalah putra Sultan Abu al-Ma’ali Ahmad (memerintah 1640- 1650) serta cucu dari Sultan Abdul Mufahir Mahmud Abdul Kadir (memerintah 1605-1640). Pada masa mudanya, beliau bergelar Pangeran Surya. Kemudian setelah ayahnya wafat, sang kakek mengangkatnya sebagai Sultan Muda bergelar Pangeran Ratu atau Pangeran Dipati. Dia diangkat sebagai sultan dengan gelar Sultan Abdul Fathi Abdul Fattah , setelah kakeknya meninggal dunia. Selaku penguasa Banten, Sultan Ageng Tirtayasa dikenal tegas dan cakap dalam menjalankan roda pemerintahan. Dia pun berusaha untuk mengembalikan kejayaan Banten. Beliau memajukan perdagangan Banten dengan meluaskan daerah kekuasaan dan mengusir Belanda dari Batavia. Berkat kebijakannya itu, dalam waktu tidak terlalu lama, Banten telah menjadi kota pelabuhan dagang yang penting di Selat Malaka. Kondisi ini tidak disukai VOC. Mereka lantas memblokade Banten. Banten terpaksa mengadakan perjanjian dengan VOC yang menyatakan bahwa hak-hak Belanda diakui dan perdagangan Banten dibatasi oleh Belanda. Namun, Sultan Ageng Tirtayasa beberapa bulan kemudian malah menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka. Pada saat bersamaan,Sultan Ageng Tirtayasa juga berkeinginan mewujudkan Banten menjadi kerajaan Islam terbesar. Ada dua hal yang ia lakukan. Pertama, di bidang ekonomi, kesejahteraan rakyat ditingkatkan melalui pencetakan sawah-sawah baru serta irigasi yang sekaligus berfungsi sebagai sarana perhubungan. Di bidang keagamaan, ia mengangkat Syekh Yusuf, seorang ulama asal Makassar, menjadi mufti kerajaan yang bertugas menyelesaikan urusan keagamaan dan penasehat sultan dalam bidang pemerintahan. Tempat/Tgl. Lahir : Banten, 1631 Tempat/Tgl. Wafat : Jakarta, 1692 SK Presiden : Keppres No. 045/TK/1970, Tgl. 1 Agustus 1970 Gelar : Pahlawan Nasional 6. Jelaskan apa makna dan pelajaran yang kita peroleh tentang Perjanjian Bongaya di Sulawesi! Jawab : Makna : Semua masalah dapat di perselesaikan atau di damaikan Pelajaran : Berhati-hati dalam mengmbil keputusan, karena perjanjian bongaya ini malah merugikan pihak Goa karena VOC berhasil memonopoli hasil perdagangan yang di kuasai gowan. 7. Dari nama-nama kerajaan di Sulawesi, pilih salah satu dan berikan penjelasan secara singkat tentang kerajaan tersebut, missalnya kapan berdiri,siapa rajanya, pernahkah berperang dengan Belanda dan sebagainya! Jawab : Kerajaan Wajo adalah sebuah kerajaan yang didirikan sekitar tahun 1399, di wilayah yang menjadi Kabupaten Wajo saat ini di Sulawesi Selatan. Penguasanya disebut "Raja Wajo". Wajo adalah kelanjutan dari kerajaan sebelumnya yaitu Cinnotabi. Ada tradisi lisan yakni pau-pau rikadong dianggap sebagai kisah terbentuknya [[Wajo]]. yaitu putri dari Luwu, We Tadampali yang mengidap sakit kulit kemudian diasingkan dan terdampar di Tosora. Selanjutnya dia bertemu dengan putra Arumpone Bone yang sedang berburu. Akhirnya mereka menikah dan membentuk dinasti di Wajo. Ada juga tradisi lisan lain yaitu kisah La Banra, seorang pangeran Soppeng yang merantau ke Sajoanging dan membuka tanah di Cinnotabi. Sejarah Awal Sejarah Wajo berbeda dengan sejarah kerajaan lain yang umumnya memulai kerajaannya dengan kedatangan To Manurung. Sejarah awal Wajo menurut Lontara Sukkuna Wajo dimulai dengan pembentukan komunitas dipinggir Danau Lampulung. Disebutkan bahwa orang-orang dari berbagai daerah, utara, selatan, timur dan barat, berkumpul dipinggir Danau Lampulung. Mereka dipimpin oleh seseorang yang tidak diketahui namanya yang digelari dengan Puangnge Ri Lampulung. Puang ri Lampulung dikenal sebagai orang yang bijak, mengetahui tanda-tanda alam dan tatacara bertani yang baik. Adapun penamaan danau Lampulung dari kata sipulung yang berarti berkumpul. Komunitas Lampulung terus berkembang dan memperluas wilayahnya hingga ke Saebawi. Setelah Puang ri Lampulung meninggal, komunitas ini cair. Hingga tiba seseorang yang memiliki kemampuan sama dengannya, yaitu Puang ri Timpengeng di Boli. Komunitas ini kemudian hijrah dan berkumpul di Boli. Komunitas Boli terus berkembang hingga meninggalnya Puang ri Timpengeng. Setelah itu, putra mahkota kedatuan Cina dan kerajaan Mampu, yaitu La Paukke datang dan mendirikan kerajaan Cinnotabi. Adapun urutan Arung Cinnotabi yaitu, La Paukke Arung Cinnotabi I yang diganti oleh anaknya We Panangngareng Arung Cinnotabi II. We Tenrisui, putrinya menjadi Arung Cinnotabi III yang diganti oleh putranya La Patiroi sebagai Arung Cinnotabi IV. Sepeninggal La Patiroi, Adat Cinnotabi mengangkat La Tenribali dan La Tenritippe sekaligus sebagai Arung Cinnotabi V. Setelah itu, Akkarungeng (kerajaan) Cinnotabi bubar. Warga dan adatnya berkumpul di Boli dan membentuk komunitas baru lagi yang disebut Lipu Tellu KajuruE. La Tenritau menguasai wilayah majauleng, La Tenripekka menguasai wilayah sabbamparu dan La Matareng menguasai wilayah takkalalla. Ketiganya adalah sepupu satu kali La Tenribali. La Tenribali sendiri setelah kekosongan Cinnotabi membentuk kerajaan baru disebut Akkarungeng ri Penrang dan menjadi Arung Penrang pertama. Ketiga sepupunya kemudian meminta La Tenribali agar bersedia menjadi raja mereka. Melalui perjanjian Assijancingeng ri Majauleng maka dibentuklah kerajaan Wajo. La Tenribali diangkat sebagai raja pertama bergelar Batara Wajo. Ketiga sepupunya bergelar Paddanreng yang menguasai wilayah distrik yang disebut Limpo. La Tenritau menjadi Paddanreng ri Majauleng, yang kemudian berubah menjadi Paddanreng Bettempola pertama. La Tenripekka menjadi Paddanreng Sabbamparu yang kemudian menjadi Paddanreng Talotenreng. Terakhir La Matareng menjadi Paddanreng ri Takkallala menjadi Paddanreng Tuwa. 8. Jelaskan proses Islamisasi di Maluku! Jawab : Proses Islamisasi di kepulauan Maluku, pulau yang terkenal kaya dengan hasil bumi yang melimpah ini membuat wilayah ini sejak zaman antik dikenal dan dikunjungi para pedagang seantero dunia. Karena status itu pula Islam lebih dulu mampir ke Maluku sebelum datang ke Makassar dan kepulauan-kepulauan lainnya. Kerajaan Ternate adalah kerajaan terbesar di kepulauan ini. Islam masuk ke wilayah ini sejak tahun 1440. Sehingga, saat Portugis mengunjungi Ternate pada tahun 1512, raja ternate adalah seorang Muslim, yakni Bayang Ullah. Kerajaan lain yang juga menjadi representasi Islam di kepulauan ini adalah Kerajaan Tidore yang wilayah teritorialnya cukup luas meliputi sebagian wilayah Halmahera, pesisir Barat kepulauan Papua dan sebagian kepulauan Seram. 9. Ceritakan secara singkat tentang Sultan Baabullah! Jawab : Sultan Baabullah (10 Februari 1528 - permulaan 1583), juga ditulis Sultan Babullah atau Sultan Baab (tulisan Eropa) adalah sultan dan penguasa Kesultanan Ternate ke-24 yang berkuasa antara tahun 1570 - 1583. Ia dikenal sebagai sultan Ternate dan Maluku terbesar sepanjang sejarah, yang berhasil mengalahkan Portugis dan mengantarkan Ternate ke puncak keemasan di akhir abad ke-16. Sultan Baabullah juga dijuluki sebagai penguasa 72 pulau berpenghuni yang meliputi pulau–pulau di nusantara bagian timur, Mindanao selatan dan kepulauan Marshall. 10. Ceritakan hubungan antara kerajaan Ternate dan Tidore dengan tokoh-tokoh ulama dari Gresik! Jawab : Berdasarkan catatan Tome Pires 1512-1515, Ternate digambarkan telah banyak didatangi kapal-kapal asal Gresik milik Pate Yusuf. Kala itu Raja Ternate telah menggunakan gelar sultan, sementara raja-raja di sekitarnya masih memakai gelar raja di Tidore, yakni gelar Kolano. Pada waktu itu, dikisahkan Sultan Ternate tengah berperang dengan mertuanya yang menjadi raja di Tidore, Raja Almansor. Baik Ternate, Tidore, Bacan, Mkyan, Hitu dan Banda, pada masa kehadiran Tome Pires sudah banyak beragama Islam. Intinya ada hubungan perdagangan. 11. Buatlah peta dunia kemudian gambarkan pelauhan-pelabuhan yang ada pada masa Islam digunakan sebagai bandar-bandar perdagangan dan berperan dalam penyebaran Islam samai di Indonesia! 12. Rumuskan nilai-nilai karakter yang dapat diperoleh setelah belajar perkembangan kerajaan- kerajaan Islam di Indonesia! Nilai apa saja yang sekiranya dapat kmu amalkan? Jawab : Nilai moral dan nilai agama ketika menyebarkan sebuah agama yang baru di daerah indonesia yang kuat dengan kultur budaya hindu dan budha, hal itu bisa dilakukan tanpa menimbulkan pertentangan dan kekerasan dan menimbulkan budaya yang baru dan kedamaian.