Golongan :P
Kelompok :3
Hari : Senin, 6 Maret 2023
Jam Praktikum : 13.00 - 15.00 WIB
Asisten Pemeriksa Laporan : Ibu apt. Dr. Monica Widyawati S., M.Sc.
FAKULTAS FARMASI
2023
DAFTAR ISI
BAB I
1.1. Latar Belakang 3
BAB III 9
METODE PENELITIAN 10
3.1 Jenis Penelitian 11
3.2 Alat dan Bahan Penelitian 11
3.3 Metode Penelitian 11
3.4 Hewan Percobaan 11
3.6 Tahapan Penelitian 12
BAB IV 15
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN 15
4.1 Hasil Penelitian 15
BAB V 16
KESIMPULAN DAN SARAN 16
BAB VI 17
DAFTAR PUSTAKA 18
BAB I
PENDAHULUAN
Secara farmakologis praktis dibedakan atas kelompok salisilat (asetosal, diflunisal) dan non
salisilat. Sebagian besar sediaan – sediaan golongan non salisilat termasuk derivat as.
Arilalkanoat (Gilang, 2010).
Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat seperti opium atau
morfin. Golongan obat ini terutama digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa
nyeri. Tetap semua analgesik opioid menimbulkan adiksi/ketergantungan. Ada 3 golongan
obat ini yaitu (Medicastore,2006):
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penggolongan Obat
Obat analgetika merupakan obat yang dapat menghilangkan atau mengurangi rasa
sakit tetapi tidak mempunyai atau sedikit pengaruhnya terhadap sensasi yang lain selain rasa
sakit. nyeri terjadi karena adanya rangsangan mekanis, kimiawi, listrik, dan panas yang
menimbulkan kerusakan jaringan dan pelepasan mediator nyeri. Prostaglandin, histamin,
serotonin, dan bradikinin merupakan contoh dari mediator nyeri yang dapat merangsang
reseptor nosiseptor yang dapat menyebabkan nyeri. Analgetika digolongkan ke dalam 2
golongan besar yakni analgetika opioid dan analgetika non opioid.
Analgetika opioid adalah senyawa yang menekan fungsi SSP secara selektif.
Analgesik opioid memiliki aktivitas yang lebih besar dibanding analgesik non opioid
sehingga disebut analgetik kuat. Tetapi, pemberian secara terus menerus dapat menyebabkan
ketergantungan fisik & mental (Siswandono & Sukardjo, 2000). Obat yang termasuk kedalam
golongan ini adalah:
● alkaloid alam : Morfin, codein
● derivat semi sintetik : Heroin
● derivat sintetik : Fentanil
● Antagonis morfin : Nalorfin, Nalokson, Pentasozin
Analgetika non opioid adalah obat yang menghambat langsung dan selektif terhadap
enzim-enzim pada SSP yang mengkatalisis biosintesis prostanoid seperti cyclooxygenase
(COX) sehingga mencegah sensitivitas reseptor nyeri oleh mediator nyeri yang dapat
merangsang sakit secara mekanis atau kimiawi (Siswandono & Sukardjo, 2000).
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian Eksperimental
1. Variabel Bebas Variabel bebas pada penelitian ini adalah hasil pengamatan dari efek
Analgetika yang dihasilkan oleh pengaruh obat antalgin.
2. Variabel Terikat Variabel terikat pada penelitian ini adalah perlakuan tikus setelah
pemberian obat Antalgin.
3. Variabel Terkendali Variabel terkendali pada penelitian ini adalah waktu
pengamatan dan metode pengujian yang dilakukan terhadap tikus.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
● Tikus jantan (hewan coba)
● Antalgin 1,5%
● Water for Injection (WFI)
● Alkohol swab
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan beberapa perlakuan kepada hewan percobaan,
dalam hal ini yakni tikus jantan. Pada penelitian ini, tikus jantan akan diamati efek Analgetika
berdasarkan aktivitas, menarik kaki, menjilat kaki, atau meloncat. Baik sebelum maupun
setelah diberi suntikan Water for injection. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya, tikus
jantan akan dibandingkan dengan tikus lainnya yang diberikan obat Analgetika.
3.4 Hewan Percobaan
Hewan percobaan yang digunakan yakni tikus jantan Galur wistar, dengan berat 202
gram. Tikus yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kondisi dimana mencit dalam
kondisi bersih tidak memiliki luka, bulu mencit berwarna putih, sering melakukan groom,
cenderung diam, dan stress ditandai dengan adanya pengeluaran urin serta feses.
Respon menit
ke- (setelah obat)
Pre
Kelompok 15’
Kelompok 3: Kontrol 5,7 detik 5,9 detik 5,8 detik 6 detik 4 detik 5 detik
Kelompok 1: 6,4 detik 4,4 detik 5,4 detik 4,3 detik 6,5 detik 5,4 detik
Antalgin 500 mg/70
kgBB
Kelompok 2: Kodein 3 detik 7,5 detik 5,25 detik 5,1 detik 6 detik 5,55 detik
30 mg/70 kgBB
Kelompok 4: Kodein 4,8 detik 5,2 detik 5 detik 1,9 detik 3,5 detik 2,7 detik
50 mg/70 kgBB
4.2 Pembahasan
Pada praktikum pengujian aktivitas sifat analgetika, kami menggunakan tikus
sebagai hewan uji. Tikus-tikus yang digunakan akan diberi beberapa perlakuan
dengan menggunakan obat-obatan analgetika, dalam hal ini yakni Antalgin dan
Codein dengan dosis yang berbeda. Metode yang digunakan untuk pengujian aktivitas
sifat analgetika ini yaitu dengan menggunakan metode plantar test. Metode plantar
test yang digunakan bertujuan untuk meninjau respon dari tikus seperti menarik kaki,
menjilat kaki, atau meloncat saat diberi sumber panas. Sumber panas yang muncul
berasal dari sinar infra merah yang diberikan pada telapak kaki tikus bagian kanan
dan kiri belakang secara bergantian. Oleh karena itu, obat-obatan analgetika yang
digunakan diharapkan mampu untuk memberikan efek yang dapat memperpanjang
selang waktu antara pemberian stimulus nyeri dan terjadinya respon (waktu reaksi).
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini yakni bahwa:
1. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pengujian obat analgetika adalah
metode plantar dengan menggunakan alat Ugo Basile Plantar Test.
2. Obat analgetika dibagi kedalam dua golongan, yaitu opioid dan non opioid.
3. Apabila pemberian dosis obat analgetika ditingkatkan, maka efek analgetika yang
dihasilkan akan berbanding lurus dengan meningkatnya waktu respon yang juga
semakin lama.
5.2 Saran
Saran dari asisten untuk penelitian ini yakni:
1. Perlunya memperhatikan teknik penyuntikan ke hewan coba agar dapat
memberikan efek yang sesuai pada mencit.
2. Pengambilan data sebaiknya bisa dilakukan pada beberapa interval waktu agar
dapat membandingkan data hasil saat obat mulai bekerja dengan data dari
kelompok kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, P.O., Knoben, J.E., & Troutman, W.G. 2002. Handbook of Clinical Drug Data
(10th edition). USA: McGRAW-HILL Medical Publishing Division.
Dewoto, H. R., Louisa, M. 2016. Farmakologi dan Terapi Edisi 6 .“Perangsang Susunan
Siswandono dan Soekardjo, B., 2000, Kimia Medisinal, Edisi 2, Airlangga University
Press, Surabaya.