Disusun oleh:
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan hasil Laporan Tutorial Skenario 3 Blok 10 ini sesuai dengan
waktu yang ditentukan.
Dalam penyusunan laporan tutorial skenario 3 blok 10 ini, penulis menyadari
sepenuhnya banyak terdapat kekurangan di dalam penyajiannya. Hal ini
disebabkan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, penulis
menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan petunjuk dari semua pihak
tidaklah mungkin hasil laporan tutorial skenario 3 blok 10 dapat selesai sebagai
mestinya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
laporan dengan baik.
2. drg. Nur Indah Febriani selaku dosen pembimbing SGD 1, atas segala
masukan, bimbingan dan kesabaran dalam menghadapi segala
keterbatasan penulis.
3. Teman-teman sejawat yang telah memberikan masukan dalam
penyusunan laporan.
Akhir kata, segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan kepada
penulis, mendapatkan balasan dari Allah SWT, serta Laporan Tutorial
Skenario 3 Blok 10 ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan para
pembaca umumnya.
Tim Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. 1
DAFTAR ISI………….………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………. 3
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….. 3
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………. 4
1.3 Tujuan…………………………………………………………………….….. 4
1.4 Manfaat…………………………………………………………………….… 4
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………..... 17
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………..... 17
4.2 Dalil……………………………………………………………………….... 17
DAFTAR PUSTAKA………………………...……………………………….. 18
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
SKENARIO
Obat Untuk Sakit Gigi
Pasien laki-laki usia 17 tahun datang ke klinik dokter gigi mengeluhkan
gigi belakang bawah kiri yang sedanng tumbuh sakit sampai tidak bisa tidur
dan demam. Hasil anamnesa pasien mengatakan bahwa untuk mengurangi
rasa sakit yang timbul pasien berkumur dengan air garam dan dikompres
dengan air hangat. Namun rasa sakit hanya mereda sementara dan beberapa
jam kemudian gigi tersebut sakit kembali. Dari pemeriksaan intraoral terdapat
gigi 38 yang erupsi sebagian. Dokter merencanakan untuk membuat obat
analgesik yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut. Pasien memiliki riwayat
penyakit maag.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui klasifikasi dan mekanisme dari obat analgesik.
2. Untuk mengetahui arti dari farmakologi dan nonfarmakologi.
3. Untuk mengetahui obat analgesik yang digunakan untuk pasien yang
memiliki riwayat maag.
1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan tentang obat analgesik.
2. Menambah wawasan tentang klasifikasi dan mekanisme dari obat
analgesik.
3. Menambah wawasan tentang obat analgesik yang diindikasikan untuk
pasien yang memiliki riwayat maag.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Morfin
Indikasi : khusus pada nyeri hebat akut dan
kronis, seperti pasca-bedah dan setelah infark
jantung (serangan jantung), juga pada fase
terminal dari kanker.
Kontraindikasi : hindari pada depresi napas
akut, alkoholisme akut, dan bila terdapat risiko
ileus paralitik (otot usus mengalami
kelumpuhan, sehingga pencernaan makanan
serta fungsi lainnya terganggu); juga hindarkan
pada peningkatan tekanan kranial atau cedera
kepala (mempengaruhi respon pupil yang
penting untuk penilaian neurologis); hindari
injeksi pada feokromositoma (tumor pada
kelenjar adrenalada risiko tekanan darah naik
sebagai respons terhadap pelepasan histamin).
Kodein
Indikasi : penghilang rasa nyeri minor.
Kontraindikasi : hipersensitif, penyakit hati,
gangguan ventilatori, wanita hamil.
Metadon
Indikasi : analgesia, antitusif.
Kontraindikasi : abdomen akut, trauma kepala,
penyakut baru lanjut, asma akut, alkohol akut,
folitis ulseratif.
Petidin
Indikasi : nyeri sedang sampai berat, nyeri pasca
bedah.
6
Kontraindikasi : depresi pernafasan akut,
alkoholisme akut, penyakit perut akut, cidera
kepala.
Fetanil
Indikasi : suplemen analgesik narkotik pada
anastesi regional atau general.
Kontraindikasi : depresi pernapasan, cedera
kepala, alkoholisme akut, serangan asma akut,
intoleransi, hamil, laktasi.
Tramadol
Indikasi : mengobati nyeri sedang sampai berat
baik yang bersifat akut maupun kronik, nyeri
pasca bedah.
Kontraindikasi : hipersensitif, pasien dengan
kondisi intoksikasi (keracunan) zat opioid,
alkohol, hipnotik sedatif, narkotik, psikotropika,
dan obat analgesik lain yang bekerja di sistem
saraf pusat, pasien dengan faktor risiko kejang,
riwayat epilepsi, dan pasien yang sedang
menggunakan obat antidepresan golongan
Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI)
dan Tricyclic Antidepressants (TCA), obat anti-
psikotik, obat golongan Monoamine Oxydase
(MAO) Inhibitors, dan obat lain yang
menurunkan ambang kejang akan meningkatkan
risiko terjadinya kejang saat menggunakan
tramadol, pasien dengan risiko depresi napas,
penggunaan bersama dengan alkohol atau obat
lain yang memiliki efek depresi napas dapat
7
mencetuskan atau memperberat depresi napas,
ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu menyusui.
Pentazosin
Indikasi : mampu mengatasi nyeri sedang.
Kontraindikasi : sebaiknya dihindari oleh
penderita pasca infark miokard karena obat ini
meningkatkan tekanan darah aorta dan paru-
paru; dan meningkatkan kerja jantung.
b. Analgesik Non-Opioid/Non-Narkotik
Obat Analgesik Non-Narkotik dalam Ilmu Farmakologi juga sering
dikenal dengan istilah Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer. Analgetika
perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat
narkotik dan tidak bekerja sentral. Penggunaan Obat Analgetik Non-
Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini cenderung mampu
8
menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada
sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat
kesadaran. Obat Analgetik Non-Narkotik/Obat Analgesik Perifer ini juga
tidak mengakibatkan efek adiksi pada penggunanya.
b) Salisilat :
- Asetosal : mempunyai efek analgetik, antipiretik, dan anti
inflamasi. Dengan efek samping utama adalah
perpanjangan masa perdarahan, hepatotoksik, dan iritasi
lambung.
Indikasi : profilaksis penyakit serebrovaskuler/infark
miokard, demam, nyeri tidak spesifik seperti sakit kepala,
nyeri otot dan sendi (arthritis rematoid).
Kontraindikasi : anak dibawah 16 tahun, ibu menyusui,
tukak peptik yang aktif, hemofilia, dan gangguan
perdarahan lain.
- Salicilamida
Indikasi : sindrom demam (pilek dan penyakit menular),
nyeri ringan sampai sedang intensitas : arthralgia, myalgia,
sakit saraf, migrain, sakit gigi dan sakit kepala,
algomenorrhea, nyeri pada trauma, luka bakar, penyakit
9
radang sendi (arthritis reaktif, osteoarthritis,
spondyloarthropathy, ankylosing spondylitis, encok).
Kontraindikasi : hipersensitif, lesi erosif dan ulseratif pada
saluran pencernaan, ulkus lambung dan ulkus duodenum,
asma bronkial, gagal jantung, pembengkakan, hipertensi
arteri, penyakit darah, gagal ginjal/hati.
c) Derivat Propionat :
- Ibuprofen : mempunyai efek analgetik, antipiretik, dan anti
inflamasi, namun anti inflamasinya memerlukan dosis
besar.
Indikasi : nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri pada
penyakit gigi/pencabutan gigi, nyeri pasca bedah, sakit
kepala, gejala arthritis rheumatoid, gejala osteoarthritis,
gejala juvenile arthritis rheumatoid, menurunkan demam
pada anak.
Kontraindikasi : kehamilan trimester akhir, pasien dengan
ulkus peptikum (ulkus duodenum dan lambung),
hipersensitif, polip pada hidung, angiodema, asma, rinitis,
serta urtikaria ketika menggunakan asam asetil
salisilat/ANS lainnya.
10
Kontraindikasi : ulkus lambung, ulkus duodenum,
gangguan perdarahan, penyakit hati, stomatitis, kolitis
ulserativa, risiko tinggi perdarahan gastrointestinal,
hipersensitif terhadap komponen obat ketoprofen, reaksi
hipersensitif terhadap aspirin/NSAID lain, kehamilan
trimester akhir.
d) Derivat-antranilat :
- Asam mefenamat : mempunyai efek analgetik dan anti
inflamasi, tetapi tidak memberi efek antipiretik.
Indikasi : nyeri ringan sampai sedang seperti sakit kepala,
sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma,
nyeri otot, dan nyeri pasca operasi.
Kontraindikasi : pengobatan nyeri perioperatif pada operasi
CABG, peradangan usus besar, gejala iritasi mukosa
lambung.
e) Derivat-fenilasetat
- Diklofenak : biasa diberikan untuk terapi simtomatik
jangka panjang untuk arthritis rematoid, osteoarthritis, dan
spondilitis ankilasa.
Indikasi : terapi awal dan akut untuk rematik yang disertai
inflamasi dan degeneratif (arthritis rematoid, ankylosing
spondylitis, osteoarthritis dan spondilaktitis), sindroma
nyeri dan kolumna vertebralis, rematik non-aptikular,
serangan akut dari gour, nyeri pasca bedah, inhibisi miosis
intraoperatif selama pembedahan katarak (tetapi bersifat
midriatik intrinsik), inflamasi pasca bedah pada
pembedahan katarak, rasa sakit pada epitel kornea yang
rusak setelah keratektomi fotorefrakti.
Kontraindikasi : hipersensitif pada diklofenak, ulkus,
perdarahan atau perforasi usus/lambung, trimester terakhir
11
kehamilan, gangguan fungsi hepar, ginjal, jantung,
kontraindikasi pada penggunaan intravena, penggunaan
bersamaan dengan AINI/antikoagulan, riwayat hemoragic,
diathesis, riwayat asma, hiporolemi, dehidrasi.
g) Derivat-piratolon
- Fenilbutazon : hanya digunakan untuk anti inflamasi,
emmpunyai efek meningkatkan ekskresi asam urat melalui
urin sehingga dapat dipakai pada arthritis gout.
Indikasi : ankilosing spondolitis jika terapi lain tidak sesuai.
Kontraindikasi : penyakit kardiovaskuler, gangguan paru,
ginjal dan hati, kehamilan, riwayat tukak lambung,
hemoragia saluran cerna, inflammatory bowel disease,
gangguan darah (gangguan koagulasi), riwayat hipersensitif
yang ditimbulkan oleh asetosal/AINS lain, porfiria, sindrom
sjorgen, penyakit tiroid, anak dibawah 14 tahun.
h) Derivat-oksikam
- Piroksikam
Indikasi : inflamasi sendi, terapi simtomatik pada rematoid
arthritis, osteoarthritis, ankilosing spondilitis, gangguan
muskuloskeletal akut dan gout akut.
Kontraindikasi : riwayat tukak lambung/perdarahan
lambung, pasien yang mengalami bronkospasme, polip
12
hidung, anglodema, atau urtikaria apabila diberikan
asetosal/obat-obatan airis yang lain.
b. Non Farmakologi
Intervensi non farmakologi merupakan terapi pelengkap dalam
mengurangi dan mengontrol nyeri. Intervensi ini dapat
mencangkup intervensi fisik dan perilaku kognitif. Mekanisme
kerja dari nonfarmakologis yaitu :
1) Penyebab nyeri yaitu rangsang kimiawi, mekanis, kalor, dan
listrik dapat melepaskan mediator nyeri.
13
2) Keluar mediator nyeri lalu ditransmisikan ke sistem saraf
pusat.
3) Pada proses perubahan transmisi nyeri di sistem saraf pusat,
terjadi interaksi antara sistem analgesik endogen yang
dihasilkan oleh tubuh dengan input nyeri yang masuk ke kornu
posterior medulla spinalis (merupakan proses asenden yang
dikontrol oleh otak).
4) Analgesik endogen (efekolin, endorfin, serotonin, noradrenalin)
dapat menekan impuls nyeri di kornu posterior medulla
spinalis. Dimana kornu posterior sebagai pintu dapat terbuka
dan tertutup untuk menyalurkan impuls nyeri untuk analgesik
endogen tersebut.
14
Ada pula teknik distraksi yaitu memfokuskan perhatian pasien
pada sesuatu selain pada nyeri. Distraksi juga dapat menurunkan
persepsi nyeri dengan menstimulasi sistem kontrol desenden yang
mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan.
15
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Skema
NYERI
PENANGANAN
FARMAKOLOGI NONFARMAKOLOGI
KLASIFIKASI MEKANISME
OPIOID
NON-OPIOID
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Analgesik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran. Analgesik dibagi menjadi 2 golongan yaitu
Opioid dan Non-Opioid. Golongan opioid kelompok obat yang memiliki
sifat-sifat seperti opium atau morfin dan bekerja pada sistem saraf pusat.
Sedangkan non opioid yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat
narkotik dan tidak bekerja sentral.
Pengobatan nyeri bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu farmakologi
(menggunakan obat) dan nonfarmakologi (tanpa menggunakan obat).
Mekanisme analgesik di dalam tubuh yaitu dengan cara menghalangi
pembentukan rangsang dalam reseptor nyeri, saraf sensoris, dan sistem
syaraf pusat.
4.2 Dalil
17
DAFTAR PUSTAKA
18
13. Novita, Kalalo Ribka. Sefti Rompas. Yolanda Bataha. 2017. Pengaruh
Teknik Relaksasi Nafas Dalam Trhadap Respon Nyeri Pada Ibu
Inpartu Kala I Fase Aktif Di Puskesmas Bahu Kota Manado. Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi.
17. Tjay, Tan Hoan. Kirana Rahardja. 2002. Obat-Obat Penting, Khasiat,
Penggunaan Dan Efek Sampingnya, Edisi V, PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
18. Tjay, Tan Hoan. Kirana Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting : Khasiat,
Penggunaan, Dan Efek-Efek Sampingnya.
19