Anda di halaman 1dari 7

Durasi dan Latensi (Duration and Latency)

Jenis prosedur pencatatan lain yang bermanfaat harus dilakukan dengan durasi
atau latensi. Ada beberapa perilaku dimana Kita tidak terlalu tertarik dengan seberapa
sering mereka muncul. Kita memperhatikan beberapa lama perilaku itu berakhir atau
berapa lama sejak saat itu guru memberikan petunjuk tentang bagaimana perilaku
diselesaikan. Contoh yang baik dari hal ini adalah menghisap ibu jari. Kita
memutuskan bahwa kita akan menghitung berapa kali seseorang anak menghisap ibu
jarinya pada hari itu. Tetapi kita menemukan bahwa anak itu memasukkan ibu jari ke
dalam mulutnya di pagi hari dan mengeluarkannnya di malam hari-hitung, satu
waktu. Lalu jika kita menjalankan sebuah prosedur yang dirancang untuk
menyuruhnya mengeluarkan ibu jarinya dari mulutnya, maka hitungan frekuensi
dapat menunjukkan bahwa ia sekarang memasukkan ibu jari di dalam dan
mengeluarkannya dari mulutnya sebanyak sepuluh kali dalam sehari. Kita telah
berhasil menyuruhnya mengeluarkan ibu jari dari mulutnya setidaknya sebanyak
beberapa kali tapi hitungan frekuensi kita membuatnya tampak seperti perilaku yang
meningkat (dari sekali dalam sehari sampai sepuluh kali dalam sehari). Ini hanya
merupakan sebuah contoh tentang salah satu alas an mengapa kita mempelajari
sejumlah prosedur pengukuran. Penting bagi kita untuk menggunakan prosedur yang
benar-benar memberi tahu kita tentang apa yang perlu kita ketahui.

Pertimbangan lain yang penting adalah kemudahan dalam menggunakan


sebuah prosedur. Salah satu contoh dari sebuah perilaku dimana kita tertarik dengan
durasi dan latensi adalah “menyelesaikan tugas tepat waktu”. Apabila bekerja dengan
seorang anak yang sangat lamban, guru dapat menggunakan jam dinding untuk
mencatat seberapa lama waktu yang diperlukan oleh anak itu untuk mengerjakan
sebuah tugas yang seharusnya hanya memerlukan waktu 5 menit. Mungkin anak itu
akan memerlukan waktu 25 menit. Jadi, kita menyimpan sebuah catatan kelebihan
waktu tersebut.
Salah satu keuntungan dari penggunaan durasi dan latensi sebagai dasar untuk
mengukur perilaku adalah bahwa ada beberapa perilaku dimana lebih penting
menggunakan seberapa lama daripada seberapa sering mereka terjadi. Kerugiannya
setidaknya untuk beberapa perilaku, adalah bahwa pemantauan yang hampir terus
menerus mungkin dibutuhkan.

Jika masalah yang kita, perhatikan melibatkan akademis, maka pengukuran


produk langsung mungkin adalah yang paling tepat. Perilaku melakukan sesuatu yang
dapat kita ukur secara langsung. Ketika masalah melibatkan pengetahuan tentang
berapa lama perilaku akan berlangsung, maka pengukuran durasi dan latensi mulai
bermain.

Prosedur

Tulislah berapa lama tingkah laku muncul atau berapa lama waktu jeda antara
saat diperintah dengan saat tingkah laku dilakukan.

Contoh

 Durasi
a. Tidur di dalam kelas
b. Terlambat masuk kelas
c. Lama mengerjakan soal
d. Kecepatan membaca
 Latensi
a. Lama waktu memulai mengerjakan tugas setelah diperintah
b. Lama waktu keterlambatan menyerahkan tugas dari waktu yang ditentukan
c. Lama waktu mengerjakan sholat wajib setelah mendengarkan suara adzan

1. Alat / bahan yang digunakan


A. stopwatch
B. wall clock
C. handphone yang ada menu waktu atau jam digitalnya
2. Keuntungan
Data lama atau durasi atau latensi tingkah laku seringkali lebih penting dan
lebih bermanfaat dari pada frekuensi tingkah laku.
3. Kendala
Memerlukan monitoring secara kontinyu
Pencatatan Durasi Tingkah Laku
Pedoman observasi pencatatan durasi tingkah laku instrumen observasi yang
digunakan untuk mencatat lamanya tingkah laku siswa / klien terjadi selama periode
observasi.
Prosedur Observasi :
1. Tentukan siapa siswa atau klien yang akan diobservasi
2. Catatlah satu tingkah laku khusus yang akan diubah atau ditingkatkan
terjadinya.
3. Tetapkan tanggal berapa sampai tanggal berapa observasi akan dilakukan
4. Catatlah berapa lama tingkah laku terjadi selama periode observasi
5. Hitung lamanya (durasi) tingkah laku dengan cara menjumlah lamanya
tingkah laku muncul pada setiap periode observasi.
Format pencatatan durasi tingkah laku
Nama siswa / klien :
Kelas :
Observer :
Tingkah Laku :

Tanggal Observasi Periode Observasi........menit Total Waktu


Lamanya tingkah laku muncul

Dst.

Surakarta , 2011
Observer I/ II *)
*) coret salah satu

(......................................)
Format Pencatatan Latensi Tingkah Laku
Nama Siswa / Klien :
Kelas :
Sekolah :
Nama Observer :
Tingkah laku yang diobservasi :
Periode Observasi :
Waktu Observasi :................s/d...............

Waktu (menit)
Tanggal Latensi
Pemberian perintah Mulai melaksanakan

Surakarta , 2011
Observer I/ II *)
*) coret salah satu

(......................................)
Perilaku Deselerasi :

1. Toni berjalan-jalan keliling kelas saat pelajaran berlangsung

2. Susi tidak segera mengerjakan soal Matematika

Perilaku Akselerasi :

1. Toni duduk tenang saat pelajaran berlangsung

2. Susi segera mengerjakan soal Matematika

Contoh pencatatan durasi tingkah laku


Nama siswa / klien : Toni
Kelas : VIII A
Observer : Indra Kusuma
Tingkah Laku : berjalan-jalan keliling kelas saat pelajaran berlangsung

Periode Observasi........menit
Tanggal Observasi Total Waktu
Lamanya tingkah laku muncul
20 Desember 2011 3’ 2’ 4’ 1’ 3’ 13 menit
23 Desember 2011 3’ 2’ 3’ 2’ 2’ 12 menit
Dst.

Surakarta , 2011
Observer I/ II *)
*) coret salah satu

(......................................)
Contoh Pencatatan Latensi Tingkah Laku
Nama Siswa / Klien : Toni
Kelas : VIII A
Sekolah : SMA UNS
Nama Observer : Indra Kusuma
Tingkah laku yang diobservasi : mengerjaan soal Matematika

Waktu (menit)
Tanggal Latensi
Pemberian perintah Mulai melaksanakan
20 Desember 2011 08.00 08.05 5 menit
23 Desember 2011 08.30 08.36 6 menit
Dst.

Surakarta , 2011
Observer I/ II *)
*) coret salah satu

(......................................)

Anda mungkin juga menyukai