Anda di halaman 1dari 18

Perencanaan Strategis RSUD Dr.

Kanujoso Djatiwibowo
Tugas akhir mata kuliah “Sistem Pengendalian Manajemen”

Dosen pengampu :

Hardo Basuki, Dr, M.Soc.Sc, CSA, CA

Disusun oleh:
Iba Nur Rachman - 21/490677/PEK/28283

Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2022
Pendahuluan
Keberhasilan sebuah organisasi dalam menjalankan operasinya tentu harus didukung
dengan sumber daya terbaik yang dimilikinya. Sumberdaya tersebut harus dapat
didayagunakan sebaik mungkin oleh organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai.
Tujuan organisasi tentunya berbeda-beda sesuai dengan maksud organisasi tersebut
didirikan.

Agar sumber daya dapat digunakan dengan efisien untuk mencapai tujuan organisasi
tersebut, maka diperlukan sebuah sistem pengendalian manajemen yang baik dalam
organisasi. Menurut Anthony dan Govindarajan (2007), salah satu tujuan dari sistem
pengendalian manajemen adalah untuk mendorong manajer agar menjadi efektif dan
efisien dalam mencapai tujuan organisasi. Artinya sistem pengendalian manajemen yang
baik menjadi sesuatu yang mutlak diperlukan oleh organisasi apapun bentuknya.

Sistem pengendalian manajemen mencakup kegiatan yang sangat luas dalam


organisasi mencakup perencanaan (plan), pelaksanaan (do), pemeriksaan (check), tindakan
(act). Perencanaan merupakan tahapan awal dari rangkaian sistem pengendalian
manajemen dalam sebuah organisasi. Dengan melakukan perencanaan strategis, maka
organisasi memiliki arah yang jelas yang akan dilakukannya. Pentingnya perencanaan
strategis ini membuatnya menjadi prioritas bagi sebuah organisasi,

Bagaimana perencanaan strategis dibutuhkan dalam sebuah organisasi pemerintahan


terutama terkait organisasi yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan menjadi menarik
untuk dibahas. Paper ini berusaha memberikan gambaran tentang perencanaan strategis
yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
yang merupakan suborganisasi dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

Latar belakang

RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan berkedudukan sebagai Rumah Sakit


Umum Daerah Pemerintah Provinsi yang merupakan unsur pelaksana tertentu dibidang
pelayanan kesehatan yang berbentuk Lembaga Teknis Daerah yang dipimpin oleh seorang
Kepala dengan sebutan Direktur yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan
Timur. Berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Timur No. 445/K.225//2008, tanggal
23 April 2008 RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan telah sebagai Badan Layanan
Umum.

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan (RSKD)


adalah Rumah Sakit Kelas B Non Pendidikan milik Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur yang berkedudukan di Kota Balikpapan. RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Kota Balikpapan
khususnya dan Kalimantan Timur pada umumnya.

RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai


berikut :

a. Tugas Pokok Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Kanujoso Djatiwibowo yakni
memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang meliputi
pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat.
b. Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan :
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
4. Penyelenggaraan peneliti han dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Untuk menjalankan tugas pokok diatas dan juga fungsi terutama fungsi pertama
sebagai penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit, maka rumah sakit menyediakan beberapa layanan berupa:

a. Pelayanan Medik yang terdiri dari :


Pelayanan Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik Spesialistik) yang didukung oleh
tenaga dokter spesialis yang kompeten dibidangnya, yang terdiri 24 Poliklinik
dimana termasuk Poliklinik eksekutif dengan rincian sebagai berikut :
No Poli No Poli
1 Penyakit Jantung 13 Mata
2 Penyakit Paru 14 Gigi dan Mulut
3 Bedah Uum 15 Gizi
4 Bedah Orthopedi 16 Urologi
5 Bedah Mulut 17 Bedah Onkologi
6 Bedah Plastik 18 Poliklinik Onkologi Radiasi
7 Bedah Syaraf 19 Bedah Degestiv
8 Kebidanan dan Penyakit kandungan 20 Rheumatologi
9 Kesehatan anak 21 VCT
Poliklinik Geriatri
10 Syaraf 22
11 Telinga, Hidung Tenggorokan 23 Poliklinik Eksekutif
12 Kulit dan Kelamin 24 Poliklinik Jiwa
25 Poliklinik Radioterapi

b. Pelayanan di Instalasi Rawat Darurat yang memiliki kemampuan Sumber Daya


Manusia (SDM) yang dapat di andalkan dan memiliki sertifikat ATLS, BTCLS,
ACLS yang merupakan sertifkat keahlian dalam penanganan live saving. Ruang
rawat darurat menyesuaikan dengan standar dari kemenkes dengan pegaturan yang
ada di dalam ruangan terdiri dari ruang infeksi, ruang tindakan, dan ruang
observasi.
c. Pelayanan Rawat Inap dan Pelayanan Rawat Inap Intensive
 Pelayanan Rawat Inap RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan saat ini
terdiri dari Rawat Inap I dan Rawat Inap II yang berada di Gedung Angrek
Hitam serta ruang Lavender yang merawat pasien kemoterapi.
 Pelayanan Rawat Inap Intensive terdiri dari ICU, NICU/PICU, dan ICCU.
d. Pelayanan Bedah Sentral dengan 16 Ruang operasi yang didukung dengan
peralatan yang lengkap dan tenaga medis yang kompeten di bidangnya. Bebera
dokter spesialis yang praktik di RSKD adalah: Spesialis Bedah Ongkologi,
Spesialis Urologi, Spesialis Orthopedi, Spesialis Tht, Spesilias Obgyn dan lain-
lain.
e. Pelayanan Penunjang yang terdiri dari penunjang medis dan penunjang non medis
yaitu :
 Penunjang Medis
a. Instalasi Radiologi
Instalasi Radiologi dilengkapi dengan peralatan canggih seperti : MRI 1,5
Tesla, CT-Scan 128 Slice, Mammografi, Dental Panoramic & X-Ray yang
dilengkapi dengan DR (Digital Radiografi) dalam rangka untuk
mempercepat pelayanan. Pelayanan Radiologi memberikan pelayanan 24
jam dengan didukung oleh tenaga dokter spesialis radiologi dan radilografer
yang berpengalamanan dan serta bersertifikat.
b. Instalasi Laboratorium Patologik Klinik
Instalasi Patologi Klinik yang berstandar ISO 2001, dan juga memenuhi
Standar Akreditasi Rumah Sakit. Memberikan pelayanan selama 24 jam
dengan didukung oleh dokter spesialis Patologi klinik, Mikrobiologi Klinik
serta tenaga analis laboratorium yang berpengalaman dan tersertifikasi.
c. Instalasi Laboratorium Patologi Anatomi
Instalasi Patologi Anatomi dengan didukung oleh tenaga dokter spesialis
Patologi Anatomi dan peralatan yang lengkap untuk pemeriksaan bidang
Patologi Anatomi.
Peralatan yang dimiliki saat ini sudahmemadai untuk menunjang
pemeriksaan meskipun masih terdapat beberapa yang harus di tambahkan.
d. Instalasi Bank Darah.
Instalasi bank darah yang ada di RSKD saat ini berkembang dengan dibuat
Unit Transfusi Darah (UTD). Diharapkan dengan penambahan UTD ini
kebutuhan darah di rumah sakit segera terpenuhi dan tidak perlu keluar dari
RSKD untuk mendapatkan darah. Hal ini karena jarak PMI cukup jauh dan
jika malam hari kendaraan umum belum banyak yang dapat melayani.
Dengan demikian kebutuhan darah di rumah sakit dapat segera disediakan
sehingga menghindari terjadinya keterlambatan dalam penyediaan.
Kecepatan dalam penyediaan darah sangat dibutuhkan terutama pada
kondisi-kondisi pasien yang kritis membutuhkan transfus darah khususnya
pada pasien yang menjalani operasi/pembedahan.
e. Instalasi Farmasi
Instalasi Farmasi yang memberikan pelayanan obat- obatan dan habis pakai
yang terintegrasi dengan Depo - Depo Farmasi yang tersebar di Instalasi
Rawat Darurat, Instalasi Rawat Inap dan Instalasi Rawat Jalan.
f. Instalasi Gizi
Instalasi Gizi RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan memberikan
pelayanan Gizi Klinik di Poliklinik Gizi yang menyediakan konsultasi
dokter spesialis Gizi Klinik dan juga ahli gizi serta memberikan layanan
Gizi di Rawat Inap. Didukung dengan dokter spesialis Gizi Klinik,
Nutrisionist serta pramusaji dan tim lainnya.
g. Instalasi Rehabilitasi Medik
Instalasi Rehabilitasi Medik didukung oleh tenaga dokter spesialis
Rehabilitasi Medis, tenaga fisioterapi, Terapi Wicara, Okupasi Terapi.
Memberikan pelayanan rehabilitasi medik dan teraphy wicara yang
didukung oleh peralatan yang lengkap dan tenaga yang terlatih serta
berpengalaman.
h. Instalasi Kedokteran Kehakiman.
Instalasi kedokteran kehakiman didukung oleh ruangan khusus, peralatan
otopsi jenazah yang lengkap guna penegakan kasus dan dilaksanakan oleh
tenaga dokter spesialis forensik. Selain itu juga tersedia ruangan
pemulasaraan jenazah yang digunakan untuk acara jika keluarga akan
melakukan pelepasan jenazah sebelum di makamkan. Didukung dengan
armada mobil Jenazah sebanyak 4 unit.
 Penunjang non Medis
a. Instalasi Sterilisasi dan Loundry.
Instalasi sterilisasi dan laundry didukung dengan pelaralatan steril
(autoclave) dengan kapasitas diatas 300 liter. Sehingga dapat mengatasi
kebutuhan rumah sakit untuk penyediaan alat steril dan juga linen untuk
ekbutuhan operasi. Selain itu juga tersedai 4 unit mesin cuci dengan
kapasitas 60 kg, 3 unit dryer serta 2 unit setrika roll.
b. Instalasi Pemeiharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit.
c. Instalasi Kesehatan Lingkungan.
Instalasi kesling mengelola kesehatan lingkungan rumah sakit agar tetap
sesuai dengan standar kesehatan lingkungan rumah sakit. Memiliki 1 (satu )
unit IPAL yang mengolah limbah cair rumah sakit agar aman untuk dibuang
keluar dari rumah sakit. Selain itu untuk imbah padat menggunakan 1 (satu)
incenerator serta 1 (satu) unit alat pencacah limbah non incenerator
(sterilwave) dengan kapasitas 250 liter. Penggunaan alat pencacah limbah
ini dapat mengurangi penggunaan incinerator dan mengurangi polusi asap
akibat pembakaran.
d. Instalasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
e. Instalasi Pengolahan Data dan Elektronik (PDE).
Instalasi Pengolahan Data dan Elektronik menyediakan pemanfaatan
teknologi informasi terutama yang berkaitan dengan elektronik medical
record dan layanan pemdaftaran online. Selain itu juga menangani
ketersediaan IT untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan administrasi
perkantoran.
f. Unit – Unit Lain, yaitu beberapa unit yang kompeten memberikan pelayanan untuk
masyarakat Balikpapan diantaranya :
a. Unit Stroke.
Pelayanan khusus Rawat Inap untuk penderita stroke yang paripurna yang
terintegrasi dengan pelayanan rehabilitasi medik untuk penderita stroke serta
didukung oleh peralatan dan tenaga medis yang telah bersertifikasi
memberikan pelayanan stroke.
b. Unit Hemodialisa.
Merupakan sebuah unit hemodialisa atau cuci darah yang dilengkapi dengan
40 unit mesin Hemodialisa dengan kemampuan memberikan pelayanan
hemodialisa dengang baik sesuai standar.
c. Unit Kemoteraphi.
Sebuah unit khusus untuk melayani masyarakat yang memerlukan pelayanan
kemoteraphi dengan kapasitas 17 tempat tidur dengan didukung tenaga
dokter spesialis onkologi dan perawat yang bersertifikat khusus.
d. Unit Medical Chek Up
Memberikan layanan medical check up baik pribadi maupun perusahaan yang
melakukan medical check up untuk karyawannya baik check up rutin maupun
check up penerimaan pegawai.
e. Unit Angiography / Cathlab.
Memberikan pelayanan Cath Lab yang Profesional dengan pelayanan
berstandart Internasional, Aman, Ramah serta Terjangkau untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat kota Balikpapan.
f. Unit Radioterapi
merupakan unit baru yang ada di RSKD Balikpapan dan merupakan salah
satu layana unggulan yang dilaskanakan sesaui dengan visi rumah sakit.
Memberikan pelayanan radioterapi pada pasien kanker yang didukung
dengan peraatan canggih berupa 2 unit alat LINAC, dan Brakhiterapi yang
dilaksanakan secara professional.

Struktur Organisasi

Sesuai Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor. 08 Tahun 2012 tentang
perubahan kedua atas peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor. 10 Tahun
2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Provinsi Kalimantan Timur
sebagai berikut :

Dalam menjalankan kegiatan pelayanan kesehatan RSUD dr Kanujso Djatiwibowo


Balikpapan didasarkan pada visi dan misi RSUD yang dijelaskan sebagai berikut:

 VISI
Visi RSKD Balikpapan adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan
yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun yang akan datang. Visi dari RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan mendukung visi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur “Berani untuk
Kalimantan Timur yang Berdaulat” yang tertuang dalam RPJMD Kaltim Tahun 2019
– 2023. Visi RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2019-2023 adalah
sebagai berikut :

“MENJADI RUMAH SAKIT RUJUKAN REGIONAL KALIMANTAN TIMUR


YANG BERDAULAT TAHUN 2023 ”.

RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan menyadari bahwa ke depan dengan


pernyataan visi tersebut, diperlukan langkah dan strategi antisipatif dan inovatif untuk
mewujudkannya. Visi tersebut juga menunjukkan suatu gambaran yang menantang
tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan. Penetapan visi tersebut juga merupakan motivasi utama bagi RSUD Dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan bersama-sama pihak berkepentingan lainnya untuk
merefleksikan tujuan yang akan dicapai dalam jangka menengah.

Berdasarkan penjelasan di atas, jelas terlihat keinginan yang kuat dari RSUD Dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan untuk “Menjadi Rumah Sakit Rujukan Regional
Kalimantan Timur yang berdaulat tahun 2023” dengan tetap mengedepankan
pelayanan yang prima kepada masyarakat. RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan yang berkedudukan sebagai Rumah Sakit Umum Derah Pemerintah
Provinsi merupakan unsur pelaksana dibidang pelayanan kesehatan serta pendidikan
di bidang kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
tentunya bersama-sama dengan instansi lain berupaya mendukung keberhasilan visi
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sesuai dengan tugas pokok dan fungsi instansi
masing-masing.

Lebih jelasnya keterkaitan antara Visi RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
dengan Visi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
 MISI

Misi merupakan suatu yang harus dilaksanakan agar tujuan organisasi dapat terlaksana
dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan
misi tersebut diharapkan seluruh jajaran organisasi dan pihak lain yang
berkepentingan dapat mengenal dan mengetahui keberadaan dan peran dari RSUD Dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa
yang dilakukan, kapan dilakukan dan bagaimana cara melakukannya.

Perumusan misi organisasi harus memperhatikan dan menampung masukan dari


pihak-pihak yang berkepentingan (stake holders) dan memberikan peluang untuk
perubahan sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan. Misi RSUD Dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan harus juga mendukung misi 1 ( satu ) Provinsi Kalimantan
Timur yang tertuang dalam RPJMD Kaltim Tahun Tahun 2019 – 2023 “ Berdaulat
dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia yang Berakhlak Mulia dan Berdaya
Saing , terutama Perempuan, Pemuda dan Penyandang Disabilitas” Misi RSUD
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2019 – 2023 adalah sebagai berikut:

1. Memberikan Pelayanan sesuai Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit dengan


Unggulan Pelayanan Kanker Terpadu.
2. Meningkatkan Kinerja Keuangan yang Akuntabel dan Transparan.
3. Mewujudkan Rumah Sakit yang Ramah Lingkungan.

Semua yang telah dijelaskan diatas, tugas, fungsi, visi dan misi serta strategik
ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi. Kesemua hal tersebut merupakan bagian
yang djelaskan dalam sistem pengendalian manajemen rumah sakit terutama pada
tahapan awal dari sistem pengendalian manajemen berupa perencanaan.

Analisa
Berdasarkan Permendagri no 79 tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah
disebutkan di pasal 8 ayat c bahwa Pemimpin BLUD harus menyusun Rencana Strategis
dan menyiapkan Rencana Bisnis Anggaran. Kemudian pada Permendagri nomor 61 tahun
2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD pada pasal 11 c disebutkan
bahwa SKPD atau Unit Kerja harus memenuhi persyaratan administratif dengan membuat
dan menyampaikan dokumen Rencana Strategi Bisnis.

Atas dasar peraturan tersebut, maka dibuatlah Rencana Strategi Bisnis Tahun 2019 - 2023
sebagai bentuk tanggung jawab RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo sebagai Badan Layanan
Umum Daerah yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur
Nomor 10 Tahun 2008.

Berdasarkan Model rencana Strategik seperti pada bagan dibawah inilah Rencana Strategi
Bisnis RSUD Dr Kanujoso disusun.

Dimulai dari visi dan misi yang sudah dijelaskan pada latar belakang sebelumnya, RSUD
melakukan analisa SWOT yaitu analisa lingkungan dengan identifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats) yang sangat
diperlukan dalam pengambilan keputusan strategis yang berkaitan dengan Misi, Tujuan,
Strategi Dan Kebijakan.

Ada empat strategi yang merupakan key success factor yang digunakan yaitu strategi SO
(Strengths-opportunities), strategi WO (Weakness-opportunities), strategi ST (Strengths-
Threats) dan strategi WT (Weakness-Threats).

Hasil dari analisa SWOT merupakan hal yang mendasari dalam penyusunan strategis, tema
strategis dan pemetaan strategis. Dari beberapa rencana strategis yang disusun hanya
strategi yang dapat memecahkan masalah yang dapat memecahkan isu strategis dengan
menganalisa :

1. S-O Strategi adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua kekuatan
untuk merebut peluang.
2. W-O Strategi adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan peluang yang ada.
3. S-T Strategi adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua kekuatan
untuk mengatasi ancaman.
4. W-T Strategi adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan
untuk menghindari ancaman.

Berikutnya adalah menentukan alat ukur yang akan digunakan pengukuran kinerja.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2019 pasal 18 ayat 2
disebutkan bahwa pengukuran kinerja keuangan setidaknya mengukur rentabilitas,
likuiditas, solvabilitas dan kemampuan penerimaan dari jasa layanan untuk membiayai
pengeluaran. Sedangkan pasal 18 ayat 3 nya menyebutkan bahwa penilaian kinerja non
keuangan sebagaimana diukur paling sedikit berdasarkan perspektif pelanggan, proses
internal pelayanan, pembelajaran dan pertumbuhan.

Atas dasar itu penyusunan Rencana Strategis Bisnis 2019-2023 RSUD dr Kanujoso
Djatiwibowo, dijabarkan sebagai berikut:

a. Perspektif Pelanggan

Dalam perspektif ini pengukuran kinerja didasarkan pada dua hal yaitu cakupan
pelanggan dan juga kepuasan pelanggan.
1. Cakupan pelanggan, dalam cakupan pelanggan ini ada dua hal yang
menjadi penilaian (1) kunjungan baru (customer acquistion) yaitu indikator
yang digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana minat pasien baru
menggunakan jasa layanan yang disediakan, (2) loyalitas pelanggan
(customer loyality) yaitu untuk mengukur sampai sejauh mana Rumah Sakit
mampu mempertahankan pasien lama (kunjungan ulang) untuk
menggunakan jasa layanan yang disediakan.
2. Kepuasan pelanggan (customer satisfaction)
Indikator ini untuk mengukur sampai sejauh mana kepuasan pasien sebagai
pelanggan di rumah sakit terhadap layanan yang diberikan oleh RSUD Dr
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. Survey kepuasan pelanggan merupakan
salah satu program dalam mendukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi
terkait keberhasilan dalam pelaksanaan Program peningkatan kualitas
pelayanan publik. Hasil yang diharapkan dari Reformasi Birokrasi adalah
meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaran pelayanan
publik di setiap unit pelayanan. Sebagai penyelenggara Pelayanan
pelayanan publik pemerintahan maka RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo
harus mendukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi dengan peningkatan
kualitas pelayanan publik melalui survey kepuasan pelanggan untuk
mengetahui gambaran kepuasan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan
RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.

b. Perspektif Proses Bisnis Internal

Dalam perspektif ini pengukuran kinerja didasarkan pada aspek tehnis yang
diharapkan dari tujuan (goal) pelayanan medis, yang meliputi kualitas fisik
(quality of place) maupun mutu pelayanan (quality of sevice).

1. Kualitas fisik (Quality of place), ada tiga indikator yang menggambarkan


secara agregat kualitas layanan rumah sakit yaitu:
a. Rasio okupasi tempat tidur (bed occupation ratio) biasa disingkat BOR
yaitu Indikator yang mengukur tinggi rendahnya pemanfaatan tempat
tidur
b. Perputaran pemakaian tempat tidur (bed turn over) biasa disingkat BTO
yakni Indikator untuk mengukur frekuensi pemakaian tempat tidur
dalam satu kurun waktu tertentu.
c. Turn Over Interval yaitu Indikator untuk mengukur rata rata hari
tempat tidur tidak ditempati sampai saat ke saat sampai terisi
berikutnya.
2. Kualitas Pelayanan (Quality od service), terdapat lima indikator mutu untuk
menilai kualitas pelayanan yang digunakan rumah sakit yaitu:
a. Angka Kematian Kasar (Gross Death Rate), biasa disingkat GDR yaitu
indikator yang digunakan untuk menilai angka kematian umum setelah
dirawat untuk setiap 100 penderita keluar.
b. Angka Kematian Bersih (Net Death Rate) biasa disingkat NDR adalah
indikator untuk menilai angka kematian diatas 48 jam setelah dirawat
untuk setiap 100 penderita keluar.
c. Angka Kematian Bayi, yaitu indikator untuk mengukur jumlah
kematian bayi per 1000 kelahiran, standar nasional yaitu harus dibawah
20 kematian per 1000 kelahiran.
d. Angka Kematian Persalinan, yaitu indikator yang digunakan untuk
mengukur kematian ibu per 1000 persalinan, dimana rata rata realisasi
kematian persalinan standar nasional yaitu 25.
e. Lama rata rata pasien dirawat (Leght Of Stay), biasa disingkat LOS
yaitu indikator untuk melihat lama rata-rata pasien dirawat.

c. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran.

Dalam pencapaian mutu layanan pada perspektif bisnis internal, dibutuhkan upaya
manajemesn dalam penyediaan sumber daya pelayanan baik dari aspek berikut :

1. Ketersediaan SDM
RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo mengklasifikasikan sumber daya manusia
berdasarkan beberapa kriteria : Status kepegawaian (PNS dan tenaga honor
BLUD), fungsi (tenaga kesehatan dan non kesehatan), berdasarkan tingkat
pendidikan dan juga kepangkatan dan golongan.
2. Komitmen SDM
Unsur pengukuran kinerja pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
adalah komitmen SDM. Komitmen tersebut diukur dari seberapa jauh
petugas pelayanan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk pelayanan
klinik kedokteran melalui aktivitas – aktivitas sebagai berikut:
 Diagnosa : Komitmen petugas pelayanan diukur dari sejauh mana setiap
aktivitas diagnose didukung dengan pemanfaatan peralatan, ruangan dan
tenaga penunjang medis yang dimiliki Rumah Sakit. Pemanfaatan
penunjang diagnose meliputi Laboratorium dan Radiologi.
 Tindakan : Komitmen petugas pelayanan berkaitan dengan aktivitas
tindakan medis berupa pemanfaatan ruang rawat Inap dan Ruang Operasi
Rumah Sakit.
 Terapi : Komitmen petugas pelayanan berkaitan dengan aktivitas terapi
medis berupa pemanfatan sumber daya Farmasi dan Rehabilitasi Medis
Rumah Sakit oleh pelayanan atas hasil diagnose dari Rawat Jalan, Rawat
Darurat dan Rawat Inap.

3. Pengembangan dan Pemeliharaan Infrastruktur.

Unsur pengukuran kinerja pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran


lainnya adalah kondisi infrastruktur. Dalam menilai kondisi infrastruktur
digunakan 2 (dua) indikator yaitu : Peralatan Medis dan Gedung Pelayanan.

 Peralatan Medis
Pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur peralatan medis dapat
diidentifikasi dari kelengkapan alat, Jumlah alat yang telah dikalibrasi
dan kualitas alat.
 Gedung Pelayanan.

d. Perspektif Keuangan.

Kinerja keuangan adalah gambaran posisi keuangan rumah sakit dari sumber
pendanaan maupun pembiayaan. Dalam mengukur perspektif keuangan dilihat dari
Indikator yaitu :

1. Sales Growth Ratio (SGR), Indikator Sales Growth Ratio ini digunakan
untuk mengukur kemampuan Rumah Sakit menggali pendapatan fungsional
dari jasa layanan kesehatan.
2. Cost Recovery Ratio (CRR), Indikator Cost Recovery Ratio ini digunakan
untuk mengukur sampai sejauh mana kontribusi pendapatan fungsional
rumah sakit terhadap belanja operasional.
3. Tingkat Kemandirian Keuangan Rumah Sakit, Indikator ini mengukur
sampai sejauh mana kontribusi pendapatan fungsional terhadap total
belanja.

Setelah mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan dan menetapkan pengukuran, maka


langkah berikutnya adalah menentukan strategi yang akan digunakan dalam mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
menetapkan 3 (tiga) strategi serta arah kebijakannya dalam pelaksanaan rencana program
dan kegiatan tahun 2019 - 2023, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Strategi I :

Strategi I ini merupakan strategi untuk mencapai tujuan ”Terselenggaranya Pelayanan


Rumah Sakit Sesuai Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit” dengan sasaran
”Terwujudnya Pelayanan Rumah Sakit Sesuai dengan Standar Nasional Akreditasi Rumah
Sakit”. Strategi yang ditetapkan oleh RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan adalah
Peningkatan mutu pelayanan publik. Adapun kebijakan strategik yang diambil untuk
mewujudkannya adalah dengan melakukan Pengembangan Pelayanan Rumah Sakit. Untuk
melaksanakan strategi I ini kemudian dituangkan dalam program sebagai berikut :

PROGRAM PEMENUHAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN DAN UPAYA


KESEHATAN MASYARAKAT”

Strategi II

Strategi II ini merupakan strategi untuk mencapai tujuan “Terselenggaranya Kinerja


Keuangan yang Akuntabel dan Transparan” dengan sasaran yang serupa
yakni”Terwujudnya Kinerja Keuangan yang Akuntabel dan Transparan”. Strategi yang
ditetapkan oleh RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan adalah dengan
Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi Kinerja Rumah Sakit. Untuk mendukung strategi
tersebut dibuatkan kebijakan strategiknya yaitu Pengembangan Sistem Informasi
Manajemen yang Terintegrasi. Agar dapat dilaksanakan dengan baik, maka strategi II
dituangkan dalam program :

“PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI”.


Strategi III

Strategi III ini merupakan strategi untuk mencapai tujuan ” Meningkatkan Pengelolaan
Baku Mutu Limbah Rumah Sakit” dengan sasaran ” Terwujudnya Rumah Sakit yang
Ramah Lingkungan”. Strategi yang ditetapkan oleh RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan adalah dengan Meningkatkan Pengelolaan Baku Mutu Limbah Rumah Sakit.
Untuk mendukung strategi tersebut dibuatkan kebijakan strategiknya yaitu Peningkatan
Pengelolaan Baku Mutu Limbah Rumah Sakit. Agar dapat dilaksanakan dengan baik,
maka strategi II dituangkan dalam program:

“PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI.”

Untuk memudahkan dalam implementasinya maka program ini dijabarkan dalam


Kegiatan: Penyediaan Layanan Kesehatan Untuk UKP Rujukan, UKM dan UKM Rujukan
Tingkat Daerah Provinsi.

Dari ketiga strategi tersebut yang kemudian diturunkan lewat kebijakan yang diambil dan
kemudian diturunkan menjadi Program dan kegiatan yang akan diimplementasikan
diharapkan tujuan, visi dan misi yang telah ditetapkan dapat dicapai.

Simpulan

Rumah Sakit Umum Daerah dr Kanujso Djatiwibowo Balikpapan telah menyusun


Rencana Strategis Bisnis sebagai persyaratan yang ditentukan sebagai Badan Layanan
Umum Daerah.

Sebagai salah satu fungsi pengendalian manajemen perencanaan dapat digunakan sebagai
alat untuk mengukur kinerja. Terlihat dari penggunaan pendekatan keuangan dan non
keuangan yang digunakan sebagai alat ukurnya.

Pengukuran kinerja yang digunakan menggunakan pendekatan Balance Score Card


walaupun apa yang dilakukan oleh RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo masih belum tepat
secara urutan perspektif yang digunakan.

Masih diperlukan banyak perbaikan dalam penyusunan rencana strategi bisnis yang
dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Dr Kanujoso Djatiwibowo.
Referensi

Anthony, Robert N, & Govindarajan ,V.(2007). Management Control Systems.


New York: McGraw-Hill
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Rumah sakit Daerah Provinsi Kalimantan Timur
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan BLUD
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan
Umum Daerah
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2019 – 2023 Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur Rumah Sakit Daerah Dr. Knujoso Djatiwibowo Balikpapan.

Anda mungkin juga menyukai