ELEMINASI URINE
Eleminasi urine normalnya adalah pengeluaran cairan. Proses pengeluaran ini sangat bergantung
pada fungsi-fungsi organ eliminasi urine seperti ginjal, ureter, bladder, dan uretra.Ginjal
memindahkan air dari darah dalam bentuk urine. Ureter mengalirkan urine ke bladder. Dalam
bladder urine ditampung sampai mencapai batas tertentu yang kemudian dikeluarkan melalui
uretra.
Gambar. 1, Fraktus urinarius yang memperihatkan lokasi ginjal, ureter, dan kandung kemih.
Sumber : Brunner and Suddarth 2001
Refleks Miksi
Kandung kemih dipersyarafi oleh saraf sacral 2 (S-2) dan sacral 3 (S-3). Saraf sensorik dari
kandung kemih dikirim ke medula spinalis bagian sacral 2 sampai sacral 4 kemudian diteruskan
ke pusat miksi pada susunan saraf pusat. Pada miksi mengirimkan sinyal kepada otak kendung
kemih (detrusor) agar berkontraksi. Pada saat detrusor berkontraksi spinter interna relaksasi dan
spinter eksterna yang dibawah control kesadaran akan berperan. Apakah mau miksi atau ditahan.
Pada saat miksi otot abdominal berkontraksi bersama meningkatnya otot kandung kemih.
ELEMINASI BOWEL
Eleminasi bowel adalah pembuangan sisa metabolisme makanan dari dalam tubuh yang tidak
dibutuhkan lagi dalam bentuk bowel (feses). Organ-organ yang berperan dalam pembuangan
eleminasai bowel adalah Saluran Gastrointestinal yang dimulai dari mulut sampai anus.
Proses Defekasi
Defekasi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses dan flatus
yang berasal dari saluran pencernaan melaului anus. Dalam proses Defekasi terjadi dalam 2
macam refleks yaitu :
1. Refleks Defekasi Intrinsik
Refleks ini berawal dari feses yang masuk ke rectum sehingga terjadi distensi rectum, yang
kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus mesentrikus dan terjadilah gerakan peristaltic.
Setelah feses tiba di anus, secara sistematis spinter interna relaksasi maka terjadilah defekasi.
2. Reflek Defekasi Parasimpatis
Feses yang masuk akan merangsang saraf rektum yang kemudian diteruskan ke spinal cord. Dari
spindal cord kemudian dikembalikan ke colon desenden, sigmoid dan rektum yang menyebabkan
intesifnya peristaltik, relaksasi spinter internal maka terjadilah defekasi.
Dorongan feses juga dipengaruhi oleh kontraksi otot abdomen, tekanan diafragma, dan kontraksi
otot elevator. Defekasi dipermudah oleh fleksi otot femur dan posisi jongkok. Gas yang
dihasilkan dalam proses pencernaan normalnya 7 – 10 liter/ 24 jam. Jenis gas yang dikeluarkan
adalah CO2, Metana, H2S dan Nitrogen.
Feses terdiri atas 75 % air dan 25% materi padat. Feses normalnya berwarna coklat karena
pengaruh dari mikroorganisme. Konsistensinya lembek namun berbentuk.