Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

KRITERIA PERANCANGAN
Tambahkan deskripsi
4.1 Kriteria Perancangan
Perancangan merupakan proses menciptakan suatu bangunan yang diawali
dengan mengumpulkan data dan fakta, sampai terwujudnya hasil yang sesuai
dengan tujuan. Demi mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan diperlukan suatu
kriteria. Kriteria ini didasari kajian teori, studi preseden dan lokasi perancangan
itu sendiri. Kriteria yang dimaksud mencakup kriteria objek dan kriteria konsep.

Masjid kampus merupakan pemersatu pondasi kekuatan mental dan moral


civitas akademika, khususnya mahasiswa. Berdasarkan tipe bangunan, masjid
kampus termasuk dalam masjid di tempat publik. Masjid berlokasi di lingkungan
perguruan tinggi dengan pelayanan yang ditujukan kepada masyarakat universitas
dan masyarakat di sekitarnya, di samping terbuka untuk pendatang (musafir).

Tabel 4. 1 Kriteria Perancangan Masjid Kampus

Kategori Kriteria Perancangan Sumber


Tambahkan teori yang memecahkan isu dari
bangunan masjid
Fasilitas Masjid menurut Kusumawardhani,
dalam Rosyadi, (2019):
 Ruang Salat
Ruang Salat yang berbentuk
persegi atau persegi panjang akan
memberikan efisiensi ruang.
 Minaret
Minaret yang berfungsi sebagai
sistem pengeras suara.
 Area Wudhu dan Toilet
Ruang yang digunakan jema’ah
masjid untuk membersihkan diri.
Masjid Kampus

 Ruang Perpustakaan
Studi Literatur
Ruang buku yang yang
digunakan sebagai pendukung
aktivitas belajar-mengajar.
 Kantor Pengelola
Ruang yang digunakan untuk
aktivitas pengelolaan.

Fungsi Masjid Kampus terbagi


menjadi 2: Fungsi Mahdhah,
Shalat
dan Ghairu Mahdhah.
Mentoring, Pengajian Ba’da
Subuh dan Sarapan Pagi Bersama.
Kegiatan Pendidikan, Seperti
Kuliah Umum, Pameran Arsitektur,
dan Praktik Olahraga.
Sumber: Analisis Penulis, 2023

Arsitektur tanggap bencana merupakan konsep dalam disiplin ilmu


arsitektur yang prinsip-prinsipnya memiliki satu tujuan, yaitu meminimalisir
dampak akibat bencana. Mencakup dampak berupa korban jiwa, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, atau bahkan dampak psikologis. Penerapan
arsitektur tanggap bencana pada perancangan ini didasari oleh teori yang
dikemukakan oleh Hibatulloh dan I Gede Surya Darmawan.

Tabel 4. 2 Kriteria Perancangan Arsitektur Tanggap Bencana

Kategori Kriteria Perancangan Penerapan Sumber


Tambahkan teori yang
memecahkan isu dari
bencana kebakaran/badai
Bangunan utama

Prinsip Arsitektur berbentuk simetris

Tanggap Bencana menurut


Hibatulloh dan I Gede
Surya Darmawan:
 Bentuk
Bentuk
bangunan harus
memiliki form
yang simetris pada
setiap sisinya.
Bangunan yang
memiliki bentuk
simetris cenderung
memiliki tingkat
ketahanan yang
jauh lebih baik
pada saat terjadi
goncangan akibat
gempa bumi, Sirkulasi pada
dibanding dengan bangunan utama
bangunan yang bersifat radial, yang
memiliki bentuk merupakan sirkulasi
asimetris dengan tingkat
tanggap bencana
Sumber: Analisis Penulis, 2023

Lokasi perancangan dipilih dengan mempertimbangkan kriteria dan


kondisi tapak alternatif. Kriteria pemilihan tapak didasari teori yang dikemukakan
oleh Nasruddin. Secara umum, kriteria pemilihan tapak mencakup pada
perancangan ini mencakup aksesibilitas, kondisi bangunan di sekitar tapak,
potensi kawasan, dan luas lahan.

Tabel 4. 3 Kriteria Lokasi Perancangan

Kategori Kriteria Perancangan Sumber


Lokasi menurut teori Nashruddin:
 Aksesibilitas
Tapak yang dipilih
memiliki akses dan jalur
transportasi yang baik
 Lingkungan Sekitar
(Universitas Bengkulu)

Lingkungan sekitar tapak


mendukung untuk dibangun
Studi Literatur
Lokasi

sebuah masjid kampus


 Potensi Kawasan
Tapak yang dipilih terletak
di Kawasan perguruan tinggi
 Luas Lahan
Tapak yang dipilih
memiliki lahan yang cukup
luas

Sumber: Analisis Penulis, 2023


BAB V

KONSEP DESAIN ARSITEKTUR


Tambahkan deskripsi
5.1 Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional adalah tahap yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dan mengAnalisis kebutuhan keruangan dalam sebuah
perancangan. Pendekatan fungsional ini memuat Analisis pelaku, aktivitas dan
kebutuhan ruang, sirkulasi, kelompok kegiatan, hubungan ruang, perhitungan
kapasitas dan besaran ruang.

Gambar 5. 1 Fungsi Masjid Kampus

Sumber: Analisis Penulis, 2023

5.1.1 Analisis Pelaku


Analisis pelaku merupakan salah satu komponen dari pendekatan
fungsional. Ini dilakukan dengan cara mengelompokkan pelaku kegiatan.
Tujuannya adalah untuk memudahkan proses identifikasi ruang apa saja
yang dibutuhkan. Pada perancangan ini pelaku kegiatan dibagi menjadi
jema’ah, pengelola dan pengunjung.

1. Jema’ah
Jema’ah adalah orang yang melakukan kegiatan utama dari masjid,
seperti melaksanakan ibadah salat, membaca al-qur’an, atau
mengkaji kitab.
2. Pengelola
Pengelola adalah pihak yang memiliki tanggung jawab terhadap
segala aktivitas yang terkait dengan pengelolaan bangunan masjid.
3. Pengunjung
Pengunjung adalah orang yang melakukan kegiatan di luar ibadah
utama, seperti pengisi acara dari luar kota, atau orang yang hanya
menggunakan fasilitas pendukung, seperti memanfaatkan masjid
sebagai ruang untuk belajar, atau titik tunggu.

5.1.2 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang

Tahap berikutnya, setelah mengAnalisis pelaku adalah


mengidentifikasi aktivitas apa saja yang dilakukan para pelaku di
masjid kampus. Aktivitas dikelompokkan berdasarkan fungsi kegiatan.
Adapun aktivitas dan kebutuhan ruang pada perancangan masjid
kampus ini adalah sebagai berikut:

Fungsi Pelaku Aktivitas Ruang Sifat

Imam

Mu’adzin
Utama
Jema’ah

Tabel 5. 1 Analisis aktivitas fungsi utama

Fungsi Pelaku Aktivitas Ruang Sifat

Pendukung
Fungsi Pelaku Aktivitas Ruang Sifat

Pelayanan/

Servis

Revisi berikutnya wajib ada alur aktivitas.

Anda mungkin juga menyukai