Anda di halaman 1dari 26

STUDIO DESAIN ARSITEKTUR 5

“PERANCANGAN PANTI WERDHA DENGAN


PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU DI KOTA
BENGKULU”

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Diajukan oleh:
ROSITA ERMALIA BR SITEPU
G1E019002

DOSEN PEMBIMBING:
1. Debby Seftyarizki, S.T., M.T
2. Abdul Hamid Hakim, S.T., M.Sc

Program Studi Arsitektur


Fakultas Teknik Universitas Bengkulu
2022
Gambar 3.2 Alternatif Tapak
Sumber: (Google Earth, 2022)
Menurut Abi (2015) terdapat beberapa kriteria pemilihan tapak,
yaitu:
a. Aksesibilitas tapak yang mudah dijangkau dan terletak pada
lokasi yang strategis.
b. Berada di lingkungan dengan peruntukan lahan sesuai fungsi.
c. Fasilitas penunjang dan utilitas yang ada di sekitar tapak.
d. Lokasi bebas polusi.
Menurut Christian dan Stewart (1968) menyatakan bahwa
maksimal kemiringan tanah yang dapat digunakan adalah 15%
dikarenakan pada kemiringan dan posisi lereng itulah proses erosi
lebih berpotensi terjadi.
Berdasarkan analisis karakteristik dan persyaratan lokasi yang
telah disebutkan, lahan yang memenuhi standar dan sesuai dengan
karakteristik adalah sebagai berikut:
a. Aksesibilitas
Mudah untuk diakses atau menjangkau tapak yang dipilih,
standar pencapaian dapat ditentukan melalui jarak tempuh dari
jalan utama/jalan arteri.
b. Berada di lingkungan dengan peruntukkan lahan sesuai fungsi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bengkulu Nomor 4 Tahun
2021 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu
Tahun 2021 – 2041, Kawasan Strategis Kota yang dimaksud
dalam ayat huruf b adalah Kawasan strategis yang berfungsi
untuk kepentingan Sosial dan Budaya.
c. Fasilitas penunjang dan utilitas yang ada di sekitar tapak

28
Tapak yang dipilih sudah dilengkapi atau dilalui oleh utilitas
kota.
d. Lokasi yang memiliki tingkat kebisingan rendah
Tapak yang dipilih merupakan kawasan yang termasuk ke dalam
kawasan dengan tingkat kebisingan rendah, disesuaikan dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu Tahun 2012–
2032.
e. Lokasi bebas polusi
Lokasi yang dipilih disesuaikan dengan fungsi bangunan, yaitu
untuk layanan sosial dan budaya, bukan untuk kegiatan
pertambangan, perindustrian, ataupun permukiman.
Alternatif Tapak 1

Gambar 3.3 Alternatif Tapak 1


Sumber: Google Maps, 2022
Lokasi tapak yang dipilih berlokasi di Ps Melintang, Kec. Teluk
Segara, Kota Bengkulu dengan luas 12.362 m2. Potensi dari tapak
tersebut yaitu:

• Lokasi tapak berada di kawasan yang memiliki fungsi layanan sosial


dan budaya
• Kawasan tersebut tidak jauh dari pusat kota, yang akan
memudahkan dalam pencapaian lokasi.
• Dekat dengan area peribadatan dan berdekatan dengan Kawasan
permukiman warga.
• Sesuai dengan RTRW kota Bengkulu.
Alternatif Tapak 2

29
Gambar 3.4 Alternatif Tapak 2
Sumber: Google Maps, 2022
Lokasi tapak yang dipilih berlokasi di Jl. Jendral Sudirman Kec.
Teluk Segara, Kota Bengkulu dengan Luas 14.347 m2. Potensi dari
tapak yang dipilih adalah sebagai berikut:
• Lokasi tapak berada di kawasan yang memiliki fungsi layanan sosial
dan budaya.
• Berdekatan dengan Kawasan pelayanan publik, dan berdekatan
dengan Kawasan permukiman warga serta tempat peribadatan.
• Tapak yang dipilih sesuai dengan RTRW yang berlaku
Alternatif Tapak 3

Gambar 3.5 Alternatif Tapak 3


Sumber: Google Maps, 2022
Lokasi tapak yang dipilih berlokasi di Surabaya Kec. Sungai Serut, Kota
Bengkulu, dengan luas 15.381 m2. Potensi yang dimiliki dari tapak tersebut
adalah sebagai berikut:
• Lokasi tersebut berdekatan dengan Kawasan pelayanan publik.
• Kenyamanan lingkungan yang baik.

30
• Merupakan wilayah permukiman warga dan berada di Kawasan yang
memiliki fungsi layanan sosial dan budaya.
• Sesuai dengan RTRW yang berlaku.
Tabel 3.2 Analisis SWOT
Analisis
O
No Tapak W T
S (Strenghts) (Opportun
(Weakness) (Threats)
ity)
1. Alternatif - Lokasi tapak berada - Tapak Merupaka Berada di
1 di kawasan yang berada di n kawasan kawasan
memiliki fungsi persimpang dengan yang
layanan sosial dan an jalan fungsi cukup
budaya (tingkat layanan ramai,
- Kawasan tersebut kebisingan sosial dan yang
tidak jauh dari pusat lebih tinggi) budaya memungki
kota, yang akan nkan
memudahkan dalam terjadinya
pencapaian lokasi. kebisingan
- Dekat dengan area pada
peribadatan dan lokasi
berdekatan dengan rancangan.
Kawasan
permukiman warga.
- Sesuai dengan
RTRW kota
Bengkulu.

2. Alternatif - Lokasi tapak berada Memiliki Merupaka Kesulitan


2 di kawasan yang jarak yang n kawasan pada saat
memiliki fungsi paling dekat dengan evakuasi
layanan sosial dan dengan fungsi apabila
budaya. pantai. layanan terjadi
- Berdekatan dengan sosial dan bencana
Kawasan pelayanan budaya yang
publik, dan bersumber
berdekatan dengan dari
Kawasan pantai.
permukiman warga
serta tempat
peribadatan.
- Tapak yang dipilih
sesuai dengan
RTRW yang berlaku

3. Alternatif - Lokasi tersebut Akses dari Merupaka Kesulitan


3 berdekatan dengan jalan utama n kawasan untuk

31
Kawasan pelayanan lebih jauh dengan mengakse
publik. dari 2 fungsi s lokasi,
Kenyamanan alternatif layanan dikarenaka
lingkungan yang lainnya. sosial dan n tapak
baik. budaya berada
- Merupakan wilayah cukup jauh
permukiman warga dari jalan
dan berada di utama
Kawasan yang (jalan
memiliki fungsi arteri).
layanan sosial dan
budaya.
- Sesuai dengan
RTRW yang berlaku.

Sumber: Analisis Penulis

Dari tabel diperoleh tapak yang paling berpotensi untuk perancangan panti
werdha adalah alternatif tapak 3, alternatif 3 memiliki potensi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan alternatif 1 dan 2 dikarenakan tapak ini berdekatan dengan
kawasan pelayanan publik, sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta berada di
area permukiman penduduk sehingga cocok untuk desain yang akan dirancang.

3.3.3 Tapak Terpilih


Pertimbangan untuk pemilihan tapak yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
1. Peraturan yang berlaku, yaitu sesuai dengan RTRW Kota Bengkulu
2. Aksesibilitas, yaitu kemudahan untuk mecapai lokasi tapak
3. Akses dari kota, yaitu kemudahan akses dari kota (Jalan arteri).
4. Potensi Kawasan, yaitu area pelayanan sosial, permukiman, dan pusat-pusat
kegiatan
Tabel 3.2 Kriteria penilaian tapak

Batas Nilai
No Kriteria
0 1 2 3
1. Peraturan yang Tidak Kurang Sangat
Sesuai
berlaku Sesuai Sesuai Sesuai
2. Tidak Kurang Sangat
Aksesibilitas Memadai
Memadai Memadai Memadai
3. Lingkungan Tidak Kurang Sangat
Mendukung
Sekitar Mendukung Mendukung Mendukung

32
4. Potensi
Tidak Kurang Sangat
Kawasan/Ling Berpotensi
Berpotensi Berpotensi Berpotensi
kungan sekitar
Hasil penilaian 3 Alternatif tapak yaitu sebagai berikut:

Gambar 3.5 Penilaian Tapak


Sumber: Analisis Penulis
Dari hasil penilaian tapak, maka tapak yang terpilih yaitu Alternatif 3 yang
berlokasi di Jl. Halmahera, Surabaya Kec. Sungai Serut, Kota Bengkulu. Potensi
dari tapak tersebut yaitu:
1. Lokasi tapak yang dekat dengan area bangunan yang memiliki fungsi
layanan sosial dan budaya
2. Kawasan tersebut tidak terlalu jauh dari pusat kota, sehingga akan
memudahkan dalam pencapaian menuju lokasi.
3. Berada di kawasan peribadatan dan Kawasan permukiman warga sehingga
bukan termasuk area dengan tingkat kebisingan yang tinggi.

33
4. Sesuai dengan RTRW kota Bengkulu.
Tapak yang terpilih memiliki luas 15.381 m2, serta menurut RTRW kota bengkulu
maka KDB 60% maka:
1. Luas : 15.381 m2
2. KDB : 60%
: 9.228 m2
3. KDH : 40%
: 6.153 m2
4. GSP :7m
5. GSB : 14 m

34
BAB IV

KRITERIA PERANCANGAN

4.1.Kriteria Perancangan
Desain yang akan dirancang harus sesuai dengan standar dan
peraturan yang berlaku, maka dibutuhkan kriteria perancangan dengan
tujuan untuk memudahkan proses perancangan yang berisi tentang
kesimpulan atau kriteria objek serta pendekatan yang dipilih berdasarkan
kajian teori, lokasi serta studi preseden yang dipilih.
Panti Werdha merupakan suatu institusi hunian bersama yang
ditujukan untuk para lansia. Institusi ini memiliki beberapa fasilitas yang
cocok digunakan oleh lansia serta kegiatan yang umum dilakukan oleh
lansia di tempat tersebut, fasilitas serta kegiatan tersebut telah disediakan
oleh Panti Werha pada studi preseden.
Arsitektur perilaku merupakan pendekatan yang menerapkan
pertimbangan pertimbangan perilaku dalam desain yang akan dirancang.
Prinsip dari pendekatan arsitektur perilaku yaitu mampu berkomunikasi
antara manusia dan lingkungan, serta mewadahi aktivitas penghuninya
secara aman dan nyaman secara fisik maupun psikis dan memperhatikan
sifat maupun kondisi pengguna bangunan. Dengan menggunakan
pendekatana arsitektur perilaku pada Panti Werdha akan membantu kualitas
hidup lansia menjadi lebih berkualitas.
Lokasi perancangan yang diambil berada di kawasan yang tidak
terlalu ramai/bising namun tetap dapat diakses oleh masyarakat umum,
sehingga dapat mendukung penerapan pendekatan yang akan digunakan.
Lokasi yang dipilih dapat diakses/dikunjungi oleh masyarakat namun tidak
tergolong kawasan dengan tingkat kebisingan tinggi, hal tersebut bertujuan
agar lansia yang tinggal di Panti Werdha dapat berinteraksi dengan
masyarakat yang datang, namun privasi dan kenyamanan lansia dapat tetap
terjaga.

35
Kategori Kriteria Perancangan Penerapan Sumber
Desain

Panti Werdha 1. Panti Werdha milik Studi


dibawah naungan pemerintak - literatur
kota/kabupaten. Panti
2. Panti Werdha yang Werdha,
dirancang tidak berada di Studi
-
kawasan yang memiliki Preseden
tingkat kebisingan tinggi.
3. Lokasi yang dipilih berada
di kawasan yang dapat diakses -
oleh masyarakat umum.
4. Penyediaan tempat parkir
untuk pengunjung panti -
werdha.
5. Panti werdha menyediakan
taman khusus untuk lansia,
serta taman yang dapat -
diakses oleh masyarakat
umum.
6. Panti werdha menyediakan
fasilitas perpustakaan, gedung
keterampilan, taman lansia,
ruang kesehatan, ruang -
bersama, wisma, serta ruang
peribadatan untuk lansia.
7. Panti werdha menyediakan
fasilitas ruang bersama,
taman, serta ruang peribadatan -
untuk pengunjung atau
masyarakat umum.
8. Kamar yang disediakan
memiliki standar single room,
-
dan couple (lansia suami istri)

36
Wisma 1. Wisma lansia/unit Wisma lansia Studi
Lansia/Unit hunian menyediakan literatur
hunian lansia fasilitas untuk tidur, Panti
makan, bersantai, dan Werdha
bersosialisasi satu dengan
yang lain.
2. Aktivitas kegiatan yang Wisma lansia
dilakukan pada wisma
lansia/unit hunian seperti
beristirahat, bersantai,
menonton televisi serta
bersosialisasi antar sesama
lansia.
3. Wisma lansia/unit Wisma lansia
hunian memiliki dua tipe
kamar, yaitu reguler, dan
Couple (lansia suami istri)

Arsitektur Pertimbangan desain Jalur Studi


Perilaku Arsitektur Perilaku: entrance, literatur
a. Arsitektur membentuk wisma lansia, Panti
perilaku manusia gedung Werdha.
1. Penerapan keterampilan, Survey
universal design toilet dan langsung
seperti penyediaan perpustakaan
ramp dengan
kemiringan
maksimal 7°,
handrails,
pegangan besi pada
tembok dengan
tekstur yang kasar
dan tidak licin,
serta penggunaan

37
material yang tidak
licin pada lantai,
serta sudut pada
tikungan yang tidak
tajam
2. Healing Taman lansia,
Environtment pada taman publik,
bagian taman serta area sekitaran
lingkungan wisma wisma lansia.
yang dapat
memenuhi
kebutuhan relaksasi
atau mengurangi
tingkat stress pada
lansia.
3. Penyediaan kebun Kebun, taman
yang dapat lansia, taman
digunakan oleh publik.
lansia, berguna
untuk mengurangi
stress serta
meningkatkan
produktivitas pada
lansia.
b. Perilaku manusia Ruang Studi
membentuk arsitektur Bersama, literatur
1. Menyediakan tepat taman lansia, Panti
duduk pada jalur taman publik, Werdha.
jalan kaki lansia jalan di Survey
(mengantisipasi sekitar wisma langsung
kelelahan pada saat lansia
berjalan)
2. Penggunaan Toilet wisma
handrailing pada lansia, toilet
area toilet, dan pada ruang
bagian dinding Bersama,
wisma serta perpustakaan,
menggunakan Gedung
material yang tidak keterampilan,
licin pada lantai mushola dan
bangunan. aula
3. Menyediakan Wisma lansia,
sirkulasi untuk Gedung
pengguna kursi keterampilan,
roda, bukaan perpustakaan
minimal 20% pada
jendela untuk
menjaga kestabilan

38
udara yang sehat
serta suhu yang
nyaman, serta
penggunaan warna
tertentu untuk
membantu lansia
mengenali
lingkungan
tertentu.

Lokasi 1. Lokasi tapak berada di Studi


Kecamatan Sungai Serut, literatur
sesuai dengan RTRW kota Panti
Bengkulu. Wedha,
2. Bukan termasuk Studi
Kawasan dengan tingkat Preseden
kebisingan tinggi, serta -
terhindar dari debu, asap,
bau dll.
3. Lokasi dapat diakses
oleh masyarakat
sekitar/publik.
4. Dilalui oleh utilitas kota.
Dari tabel diatas dapat dilihat kategori serta kriteria dari
perancangan panti werdha serta penerapan desain dari pendekatan arsitektur
yang diambil pada desain yang akan dirancang.

39
BAB V

KONSEP DESAIN ARSITEKTUR

5.1 Pendekatan Fungsional

Pendekatan fungsional mencakup analisa pengguna, aktivitas dan


kebutuhan ruang, perhitungan jumlah kapasitas dengan proyeksi, sirkulasi,
hubungan ruang, kelompok kegiatan, perhitungan jumlah pelaku, serta perhitungan
kapasitas dan besaran ruang.

5.1.1 Analisa Pelaku

Dalam perancangan panti werdha ini diperlukan


pengelompokan pelaku kegiatan untuk memudahkan
mengidentifikasi ruangan yang akan dibutuhkan dalam perancangan
ini. Dalam perancangan panti werdha ini terdapat 3 pelaku kegiatan,
yaitu sebagai berikut:

1. Penghuni
Penghuni merupakan pelaku utama pada perancangan ini.
Penghuni bangunan ini dapat menggunakan fasilitas yang telah
disediakan. Penghuni bangunan tersebut merupakan lansia yang
tinggal di panti werdha dan berusia 60 tahun ke atas.
2. Pengunjung
Pengelompokan pengunjung berdasarkan kegiatan/aktivitas di
dalam panti werdha dibagi menjadi dua yaitu pengunjung
internal dan pengunjung eksternal. Berikut pengelompokannya:
a. Pengunjung Internal
Merupakan pengunjung yang memiliki kaitan langsung atau
suatu urusan dengan penghuni maupun pengelola panti
werdha.
b. Pengunjung Eksternal
Merupakan pengunjung yang tidak memiliki kaitan lansung
dengan penghuni panti werdha, atau dengan kata lain tidak
memiliki urusan tertentu dengan pengelola panti werdha.

40
3. Pengelola
Pengelompokan pengelola berdasarkan aktivitas/kegiatan di
dalam panti werdha dibedakan menjadi dua yaitu pengelola yang
menginap dan pengelola yang tidak menginap. Berikut
pengelompokannya:
a. Pengelola menginap
Pengelola yang menginap dapat menggunakan fasilitas yang
sudah disediakan untuk pengelola panti werdha. Beberapa
fasilitas ini hanya dapat digunakan oleh pengelola yang
menginap dan tidak dapat digunakan oleh pengelola yang
tidak menginap, serta tenaga medis yang bertugas untuk
memeriksa kesehatan lansia.
b. Pengelola tidak menginap
Pengelola tidak menginap hanya datang untuk
bekerja/mengelola dan berada pada panti werdha pada jam
tertentu saja, seperti pengelola yang bertugas untuk
mengelola panti werdha serta tenaga medis yang bertugas
untuk memeriksa kesehatan lansia.

5.1.2 Analisa Aktivitas dan Kebutuhan Ruang

Analisa aktivitas dan kebutuhan ruang dijelaskan dalam


tabel berikut:

Tabel V.1 Analisa Aktivitas dan Kebutuhan Ruang


No. Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang
1 Penghuni - Beristirahat/tidur - Wisma Lansia
- Sarapan - Mushola
- Beribadah - Ruang
- Berkumpul (Bersosialisasi) Keterampilam
- Kegiatan Kreativitas/Keterampilan - Kebun
- Berkebun - Ruang Kesehatan
- Senam pagi - Taman lansia
- Cek kesehatan - Taman Publik
- Bersantai/bersosialisasi antar - Ruang Bersama
sesama lansia - Toilet
- Bersamtai/bersosialisasi dengan - Ruang Musik
masyarakat umum

41
- Menerima tamu kunjungan - Seluruh kawasan
- Cuci & Jemur panti werdha
- Bermain/mendengarkan musik - Aula
- Menganyam - Perpustakaan
- Olahraga dan berjemur
- Mengamati lingkungan
- Mengikuti kegiatan/acara tertentu
- Membaca
2 Pengunjung - Datang ke panti werdha - Area Parkir
Internal - Memarkirkan kendaraan - Kantor
- Menanyakan informasi - Ruang Bersama
- Berinteraksi dengan lansia di ruang - Taman Publik
bersama - Aula
- Mengikuti kegiatan/acara tertentu di - Mushola
panti werdha - Wisma Lansia
- Beribadah - Ruang
- Buang Air keterampilan
- Bersantai di taman - Toilet
- Pulang
3 Pengunjung - Datang - Taman Publik
Eksternal - Berinteraksi/bersosialisasi dengan - Mushola
lansia
- Beribadah
- Pulang
4 Pengelola - Beristirahat - Asrama Pengelola
Menginap - Memasak - Dapur umum
- Makan - Area Parkir
- Parkir kendaraan - Kantor
- Bekerja - Ruang Kesehatan
- Beribadah - Mushola
- Cek Kesehatan lansia - Wisma Lansia
- Mendampingi lansia - Ruang Service
- Cek kondisi utilitas - Ruang bersama
- Mengadakan kegiatan/acara - Gedung Aula
tertentu - Toilet
- Perawatan kawasan panti werdha
- Kegiatan mencuci/ mandi
5 Pengelola - Datang - Dapur umum
tidak - Bekerja - Area Parkir
Menginap - Parkir kendaraan - Kantor
- Bekerja - Ruang Kesehatan
- Beribadah - Mushola
- Cek Kesehatan lansia - Wisma Lansia
- Mendampingi lansia - Ruang Service
- Cek kondisi utilitas - Ruang bersama
- Mengadakan kegiatan/acara - Gedung Aula
tertentu - Toilet
- Perawatan kawasan panti werdha

42
- Kegiatan mencuci/ mandi

Dari analisa aktivitas diatas dapat ditentukan kebutuhan


ruang yang akan digunakan dalam perancangan panti werdha. Untuk
mempermudah proses perancangan, kebutuhan ruang panti werdha,
kebutuhan ruang panti werdha dikelompokkan sebagai berikut:

Tabel V.2 Kebutuhan Ruang


Jenis Kebutuhan
Fungsi Ruang Sifat
Kegiatan Ruang
Kegiatan Penerima
Ruang Plaza Ruang terbuka yang berada di area Publik
Penerimaan masuk menuju panti werdha yang
dapat diakses oleh publik.
Drop Off Area untuk pemberhentian Publik
kendaraan dan berfungsi untuk
menurunkan barang atau penumpang
panti werdha.
Jalur Entrance Area pintu masuk menuju panti Publik
werdha, dilengkapi dengan wastafel
untuk mencuci tangan sebelum
memasuki bangunan.
Lobby Ruangan yang berfungsi sebagai area Publik
penerimaan tamu, mendapatkan
informasi, serta sebagai area yang
dapat digunakan sebagai ruang
tunggu.
Lounge Ruangan yang dapat digunakan Publik
sebagai area bersantai, makan dan
minum.
Front Office Ruangan ini berfungsi untuk Publik
mendapatkan informasi seputar panti
werdha, informasi lansia, serta
pendaftaran lansia, dilengkapi
dengan tempat penitipan barang
untuk pengunjung.
Lavatory Toilet umum yang berada di lobby, Servis
mushola, serta area publik lainnya
yang dipisahkan antara toilet pria dan
toilet wanita.
Area Parkir - Parkir Mobil Berfungsi untuk menitipkan Publik
dan dan motor kendaraan dalam jangka waktu
Keamanan pengunjung tertentu, digunakan oleh pengunjung
panti werdha dan pengelola.

43
- Parkir Mobil
dan motor
pengelola
Ruang Jaga Ruang jaga yang memiliki fungsi Publik
untuk menjaga keamanan kawasan
panti werdha.
Kegiatan Utama
Wisma Reguler dan Berfungsi sebagai tempat Privat
Lansia Couple. tinggal/istirahat bagi pengguna
utama bangunan, yaitu lansia.
Fasilitas Taman Lansia, Layanan relak sasi yang diberikan Privat
Bersantai/re ruang bersantai kepada lansia, berfungsi sebagai
laksai pada wisma fasilitas terapi bagi lansia untuk
meningkatkan kenyamanan pada
lansia.
Ruang Ruang musik, Fasilitas yang berfungsi sebagai Privat
Keterampila menganyam, wadah untuk meningkatkan
n dan kreativitas kreativitas serta produktivitas lansia
yang tinggal di panti werdha.
Kegiatan Penunjang
Ruang Ruang Ruang Bersama digunakan sebagai Publik
Bersama Bersama wadah untuk lansia dan keluarga
yang sedang berkunjung untuk
berinteraksi satu sama lain.
Ruang Aula Berfungsi sebagai wadah dari Publik
berbagai kegiatan atau acara yang
sedang dilaksanakan, contohnya
seperti sosialisasi kepada lansia.
Ruang Ruang musik, Fasilitas yang berfungsi sebagai Privat
Keterampila menganyam, wadah untuk meningkatkan
n dan kreativitas kreativitas serta produktivitas lansia
yang tinggal di panti werdha.
Fasilitas Mushola Bangunan tersebut berfungsi sebagai Publik
Peribadatan tempat untuk menunaikan ibadah,
dapat digunakan oleh lansia,
pengelola, maupun pengunjung panti
werdha.
Fasilitas Taman Publik Berfungsi untuk Kawasan relaksasi Publik
Rekreasi maupun area untuk berinteraksi
antara penghuni panti werdha dengan
masyarakat umum, area tersebut
dapat diakses oleh publik.
Kegiatan Pengelola
Ruang Side Entrance Pintu masuk selain pintu utama, Privat
Penerimaan berfungsi sebagai akses keluar
masuk pengelola ke panti werdha.
Ruang - Ruang kepala Menampung seluruh kegiatan Privat
Pengelola panti pengelola panti werdha.

44
- Ruang
administrasi
- Ruang
sekertaris
- Ruang
bendahara
- Ruang
koordinator
- Ruang arsip
- Ruang
Dokter dan
perawat
Kegiatan Pelayanan/servis
Ruang - Ruang Berfungsi sebagai ruang penunjang Servis
Mekanikal penampungan pada panti werdha yang mengurus
air bersih dan masalah teknis panti werdha yang
air kotor berkaitan dengan kegiatan
- Ruang genset Engineering.
- Ruang AHU
- Ruang chiller
- Ruang Panel
- Ruang pompa
- Utilitas
sampah
Ruang Staff - Ruang makan Berfungsi sebagai ruangan untuk Servis
- Ruang staff beristirahat, berganti pakaian
istirahat ataupun kegiatan lainnya.
- Loker
- Pantry
Housekeepi - Lundry and Berfungsi sebagai ruang bagi staff Servis
ng Cleaning room untuk memenuhi kebutuhan panti
- Gudang werdha dalam menyediakan
- Dapur Umum kamar/wisma bagi lansia.
Dari tabel diatas dapat ditentukan kebutuhan ruang beserta
fungsi dari tiap ruangan tersebut serta dapat dikelompokkan
berdasarkan jenis kegiatan dan sifat ruangan yang akan digunakan
dalam perancangan desain Panti Werdha.

5.1.3 Analisa Sirkulasi Hubungan Ruang

Setelah melakukan analisa aktivitas dan pelaku, analisa


sirkulasi dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana alur atau
sirkulasi penghuni, pengunjung, maupun pengelola yang datang ke

45
panti werdha. Berikut analisa sirkulasi berdasarkan analisa aktivitas
dan pelaku.

1. Penghuni

Seluruh kegiatan/aktivitas lansia selaku penghuni dimulai dari


wisma lansia, kemudian dilanjutkan ke penggunaan taman lansia
untuk melaksanakan senam pagi, atau dilanjutkan dengan
kegiatan beribadah di mushola. Panti werdha menyediakan
beberapa fasilitas yang dapat digunakan oleh lansia sesuai
dengan kebutuhan dan minat masing-masing. Berikut alur
sirkulasi penghuni.
2. Pengunjung Internal

Pengunjung internal datang ke panti werdha masuk melalui jalur


entrance, memasuki lobby agar dapat mengakses beberapa
fasilitas yang bersifat semi publik, kemudian menuju kantor agar
dapat mengakses beberapa fasilitas yang bersifat privat. Berikut
alur sirkulasi pengunjung internal.

46
3. Pengunjung eksternal

Pengunjung eksternal yang datang ke panti werdha dapat


menggunakan fasilitas parkir untuk pengunjung, kemudian
dapat memasuki gedung mushola dan taman publik yang telah
disediakan oleh panti werdha, fasilitas yang dapat diakses oleh
pengunjung eksternal adalah fasilitas yang bersifat publik.
Berikut alur sirkulasi pengunjung eksternal.
4. Pengelola menginap

Pengelola yang menginap dapat menggunakan seluruh fasilitas yang


ada di panti werdha termasuk asrama pengelola, kemudian
memasuki area lobby, kemudian dilanjutkan ke penggunaan fasilitas
sesuai dengan kebutuhan atau kegiatan yang akan dikerjakan.
Berikut alur sirkulasi pengelola yang menginap.

5. Pengelola tidak menginap

47
Pengelola tidak menginap datang ke panti werdha pada saat jam
kerja, masuk melalui jalur entrance kemudian memasuki lobby,
setelah melewati area lobby dapat dilanjutkan memasuki fasilitas
panti werdha sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan,
kemudian pulang. Berikut alur sirkulasi pengelola tidak
menginap.

Setelah dilakukan analisa sirkulasi, diperlukan hubungan


ruang agar dapat melakukan panataan dan pengelompokan ruang.
Berikut hubungan ruang berdasarkan anlisa aktivitas dan kebutuhan
ruang yang telah dilakukan.

5.1.4 Analisa Besaran Ruang

Besaran ruang diperuntukkan untuk memenuhi segala kebutuhan


bagi pengguna rancangan. Kebutuhan sebuah besaran ruang memiliki
tujuan untuk mendapatkan sirkulasi yang baik pada pelaku kegiatan, serta
elemen pengisi ruang sirkulasi di dalam ruangan juga penting untuk
diperhitungkan. Hal ini bertujuan untuk menganalisis serta mempermudah
pergerakan pengguna yang berada didalam ruangan tersebut. Dasar
pertimbangan dalam penentuan besaran ruang perancangan panti werdha,
yaitu:

DA : Data Arsitek (Ernst Neufert)

PSR : Perhitungan Studi Ruang

48
PM : PERATURAN MENTERI SOSIAL 5 TAHUN 2018 TENTANG
STANDAR NASIONAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA

Tabel V.3 Jumlah Penduduk Lansia Kota Bengkulu


Kelompok umur Laki-laki Perempuan Jumlah
60-64 3.244 2.830 6.074
65-69 2.081 2.071 4.152
70-75 1.205 1.449 2.654
75+ 1.050 1.638 2.688
Jumlah 7.580 7.988 15.568
Jumlah penduduk yanga ada di Provinsi Bengkulu sekitar 2.037.019 jiwa,
dengan 9,62% nya adalah penduduk lansia yang jumlahnya sekitar 195.962 jiwa.
Sedangkan untuk kota Bengkulu memiliki jumlah penduduk sebanyak 385.137 jiwa
dan 15.568 jiwa merupakan penduduk lansia, atau dengan kata lain 4,05%
penduduk kota bengkulu merupakan warga lansia.

Persentase penduduk di Kota Bengkulu

95,96% Penduduk Provinsi Bengkulu 4,05% Penduduk lansia di Provinsi Bengkulu

Dari bidang sosial ekonomi masyarakat kota bengkulu berdasarkan status


kepemilikan tempat tinggal pada lansia terdapat 95,15% yang bertempat tinggal di
rumah milik sendiri, lansia yang tinggal di rumah bebas sewa sebanyak 3,01%,
lansia yang tinggal di rumah kontrak/sewa sebanyak 1,30%, dan lansia yang tinggal
di rumah dinas sebanyak 0,09%. Jika ditinjau dari status kelayakan rumah tinggal
terdapat 51,85% rumah tinggal yang tidak layak huni dan hanya terdapat 48,15%
rumah lansia yang layak huni.

49
Status kepemilikan rumah

94,33% Rumah sendiri 3,01% Bebas sewa 1,3% Kontrak/sewa 0,09% Rumah dinas

Analisis mengenai jumlah penduduk dibandingkan dengan lansia di kota bengkulu


dapat dilihat pada perhitungan berikut.

Penduduk kota Bengkulu: 385.137 Jiwa

Lansia kota Bengkulu: 15.568 Jiwa

385.137
= 3.851,3
15.568

15.568
= 4,05%
3.851,3

Jadi, 4,05% dari seluruh penduduk kota bengkulu merupakan masyarakat lansia.

Tabel V.4 Penduduk lansia berdasarkan kepemilikan tempat tinggal


Keterangan Persentase Jumlah
Rumah milik sendiri 94,33% 14.685 Jiwa
Rumah bebas sewa 3,01% 468 Jiwa
Rumah kontrak/sewa 1,30% 202 Jiwa
Rumah dinas 0,09% 14 Jiwa

Berdasarkan tabel diatas, target kapasitas desain yang diambil dalam


perancangan ini merupakan lansia yang bertempat tinggal di rumah kontrak/sewa,

50
atau dengan kata lain jumlah kapasitas yang akan disediakan dalam perancangan
Panti Werdha ini sebanyak 202 lansia.

(Izin bertanya pak, bagaimana cara memperkecil ruang lingkup untuk daya
tampung panti werdha saya pak?)

1) Program Ruang

No. Zona Kebutuhan Ruang


1. Penerima Ruang Lobby
Lounge Area
Front Office
Lavatory
Ruang Jaga
2. Utama Wisma Lansia
Ruang Keterampilan
3. Penunjang Ruang Bersama
Ruang Aula
Mushola
4. Pengelola Side Entrance
Ruang kepala panti
Ruang administrasi
Ruang Sekertaris
Ruang Bendahara
Ruang Koordinator
Ruang Arsip
Ruang dokter dan perawat
5. Pelayan/Servis Ruang penampungan air bersih dan kotor
Ruang Genset
Ruang AHU
Ruang Chiller
Ruang Panel
Ruang Pompa
Utilitas Sampah
Ruang Makan Staff
Ruang Istirahat
Loker
Pantry
Ruang Laundry
Gudang
Dapur Umum

51
2) Besaran Ruang

ZONA PENERIMA
No. Nama Ruang Kapasitas Keterangan Jumlah Luas Sumber
1. Ruang Lobby
2. Lounge Area
3. Front Office
4. Lavatory
5. Ruang Jaga

ZONA KEGIATAN UTAMA


No. Nama Ruang Kapasitas Keterangan Jumlah Luas Sumber
1. Wisma
Lansia
2. Ruang
Keterampilan

ZONA PENUNJANG
No. Nama Ruang Kapasitas Keterangan Jumlah Luas Sumber
1. Ruang
Bersama
2. Ruang
AULA
3. Mushola

ZONA PENGELOLA
No. Nama Ruang Kapasitas Keterangan Jumlah Luas Sumber
1. Side
Entrance
2. Ruang
kepala panti
3. Ruang
Administrasi
4. Ruang
Sekertaris
5. Ruang
Bendahara
6. Ruang
Koordinator
7. Ruang Arsip

52

Anda mungkin juga menyukai