Anda di halaman 1dari 96

BAB IV

ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

4.1 Analisa Makro


4.1.1 Pendekatan Penentuan Lokasi
Dasar pertimbangan pemilihan lokasi yang merupakan

pendekatan makro didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:

 Pencapaian

Lokasi mudah dicapai baik dengan berjalan kaki, maupun

dengan menggunakan kendaraan umum atau pribadi.

 Luas Site

Lokasi site di upayakan cukup luas sehingga dapat menampung

bangunan maupun sarana bangunan Pertunjukan Seni seluas ±

21.250 M2.

 Letak Site

Letak site hendaknya disesuaikan dengan fungsi kawasan yakni

berada pada daerah peruntukan fasilitas jasa, perkantoran,

pedidikan perdagangan maupun Periwisata.

 Utilitas

Pada lokasi perancangan hendaknya memilik jarigan utilitas

seperti : listrik, telephone, air bersih, drainase.

Gedung Pertunjukan Seni 64


 Daya dukung tanah

Lokasi rancangan yang terpilih baik topografi tapak maupun

lingkungan setempat, diupayakan mampu mendukung struktur

bangunan secara keseluruhan.

 Open Space

Ketersediaan akan open space yang cukup luas pada lokasi

perancangan sangat dibutuhkan guna mendukung penampilan

fisik bangunan.

 Sesuai dengan Rancangan Wilayah Pengembang Kabupaten

Keerom. Gedung Pertunjukan Seni, perancangan harus

disesuaikan dengan fungsi kawasan pada Rencana.

Menurut rencana pengaturan Koefesien Dasar Dangunan

(KDB) Kabupaten Keerom sampai dengan tahun 2014 berada pada

posisi yang sedang, artinya penggunaan yang terpakai maksimum

30% untuk site di lereng gunung dan 40% untuk daerah rata.

berdasarkan Pembagian Wilayah Pengembang (WP), maka site

terpilih termasuk dalam WP 3, dengan fungsi pelayanan meliputi:

perdagangan dan jasa, perkantoran, industry dan perumahan.

Sedangkan fungsi penunjangnya meliputi pendidikan, perkantoran,

pariwisata, dan konversi/lindung. (sumber : BAPPEDA Kabupaten

Keerom).

Gedung Pertunjukan Seni 65


4.1.2 Tinjauan Khusus Lokasi Perencanaan

Dengan melihat pembagian dan penetapan fungsi bagian

wilayah pengembang (WP) Kabupaten Keerom, serta didukungnya

jumlah kepadatan penduduk pada data table maka Distrik Arso,

merupakan lokasi alternative perencanaan pembangunan Gedung

Pertunjukan Seni.

Lokasi alternative yang terpilih berada di (WP 3), yaitu Daerah

Arso Swakarsa dan Arso 2. berdasarkan keritria : dekat dengan

sarana perdagangan dan perkantoran, dekat dengan jalur

transportasi utama, tersedianya sarana dan prasarana utiltas kota,

dan masih tersedianya lahan yang cukup memadai untuk

perencanaan Gedung Pertunjukan Seni.

1. Alternatif Lokasi 1 Arso Swakarsa (Distrik Arso)

Lokasi alternatif 1 berada pada (WP 3) wilayah Distrik

Arso dengan fungsi pelayanan meliputi: perdagangan dan jasa,

perkantoran, industry dan perumahan. Sedangkan fungsi

penunjangnya meliputi pendidikan, perkantoran, pariwisata,

dan konversi / lindung.

Gedung Pertunjukan Seni 66


Lokasi 1

(Gambar 4.1 Lokasi Alternatif 1, Sumber : Geogle Arth)

1. Potensi yang dimiliki pada site lahan milik warga setempat,

yang berhadapan langsung dengan jalan utama. Dimana

hubungan tapak dengan fungsi lain dalam kota adalah:

 Kantor Samsat Keerom ± 1.500.

 Kantor KPU Keerom ± 1.600m.

 RS. Kwainga 2.000m.

 Polres Keerom ±3.000m.

 Terminal swakarsa ± 1.800m.

 Perumahan warga.

 Kios dan warung makan.

Gedung Pertunjukan Seni 67


 Pos adat Gorwa.

 Halte bis/taxi lokal.

 Lapangan Swakarsa.

 Gedung Pramuka.

 Gereja.

 Masjid.

 SMA Negeri 1 Arso.

2. Pencapaian mudah, karena site tersebut berada pada jalur

utama.

3. Kontur tanah relatif datar.

4. Arah pandang ke site sangat baik karena site berada pada

area terbuka, di pinggir jalur utama.

5. Luas lahan memadahi.

6. Tersedianya sarana utilitas yang memadahi.

2. Alternatif Lokasi 2 Arso Dua (Distrik Arso)

Lokasi alternatif 2 berada pada (WP 3) wilayah Distrik

Arso dengan fungsi pelayanan meliputi: perdagangan dan jasa,

perkantoran, industry dan perumahan. Sedangkan fungsi

penunjangnya meliputi pendidikan, perkantoran, pariwisata,

dan konversi / lindung.

Gedung Pertunjukan Seni 68


Lokasi 2

(Gambar 4.2 Lokasi Alternatif 2, Sumber : Geogle Arth)

1. Potensi yang dimiliki pada site berada pada jalan Garuda,

yang berhadapan dengan lahan kosong. Dimana hubungan

tapak dengan fungsi lain dalam kota adalah:

 Pom bensin

 Kantor koni

 Masjid

 Gereja

 Ruko

 Permukiman warga.

 Kantor Perhubungan dan Informatika.

 Kantor Perizinan terpadu.

Gedung Pertunjukan Seni 69


 Kantor Distrik Arso.

 Kantor Badan Pertanahan.

 Kantor Perkebunan dan Kehutanan.

 SMK I Arso

2. Pencapaian mudah, karna site tersebut berada pada pinggir

jalan pros Arso 2.

3. Kontur tanah relatif datar.

4. Arah pandang ke site sangat baik karena site berada pada

area terbuka, di pinggir jalur poros.

5. Tersedianya sarana utilitas yang cukup memadahi.

Berdasarkan kedua lokasi alternatif tersebut, maka dilakukan

penentuan lokasi dengan cara matrikulasi bobot nilat, yaitu :

3 = sangat baik

2 = baik

1 = cukup

0 = tidak ada

Dasar pertimbangan :

1. Sesuai dengan (WP), maka kreteria penentuan lokasi adalah

sebagai baerikut :

A. Faktor pendukung untuk perencanaan Gedung

Pertunjukan Seni.

B. Fasilitas kota

C. Pencapaian

Gedung Pertunjukan Seni 70


D. Utilitas kota

E. Kepadatan penduduk sekitar.

2. Berdasarkan aspek perencanaan, yaitu :

A. Factor pencapaian

B. View kearah site

C. Topografi

D. Luas lahan

E. Keselarasan lingkungan

F. Jaringan utilitas

G. Kepadatan penduduk sekitar

Tabel 4.1 Matrikulasi Penilaian Lokasi

Alternatif 1 Alternatif 2
Kriteria 1
Bobot Nilai BxN Bobot Nilai BxN

A 5 3 15 5 3 15

B 4 2 8 4 2 8

C 3 3 9 3 2 6

D 2 2 4 2 3 6

E 1 3 3 1 1 1

Total 39 34

Alternatif 1 Alternatif 2
Kriteria 2
Bobot Nilai BxN Bobot Nilai BxN

A 7 3 21 7 2 14

B 6 2 12 6 2 12

C 5 3 15 5 3 15

Gedung Pertunjukan Seni 71


D 4 3 12 4 3 12

E 3 3 9 3 3 9

F 2 3 6 2 2 4

G 1 2 2 1 3 3

Total 77 69

Jumlah 116 109

Dari hasil jumlah total keseluruhan matrikulasi diatas, lokasi yang

terpilih adalah lokasi Alternatif Satu yang berada pada Kampung

Asyaman Swakarsa, Distrik Arso, dengan total nilai tertinggi

(116), bila di bandingkan dengan nilai dari lokasi alternatif dua.

Lokasi 1

(Gambar 4.3 Lokasi terpilih, Sumber : Geogle Arth)

Gedung Pertunjukan Seni 72


(Gambar 4.4 Lokasi site Terpilih, Sumber : analisis penlis)

4.1.3 Analisis Eksisting

 Site berada pada jalan raya Arso, lahan milik warga setempat.

 Letak site sangat strategis, karena berada pada pinggir jalan

utama.

Gedung Pertunjukan Seni 73


(Gambar 4.5 Batas site, sumber : analisis penulis)

 Site berbatasan dengan :

Utara :

 Perkebunan Warga

 Rumah Warga

 Kantor Baru

 Kios

 Warung makan

 Pangkalan ojek

Gedung Pertunjukan Seni 74


 Somel

 Halte bis/taxi lokal

 Pos polisi

Selatan :

 Hutan

 Perkebunan warga

Timur :

 Hutan

 Perkebunan warga

Barat :

 Pencucian motor

 Pos adat gorwa

 Kios mama-mama papua

 Warung makan

 Rumah warga

 Perkebunan warga

 Kali swakarsa

 Hutan

 Beberapa fasilitas yang berada pada site :

 Kantor Samsat Keerom ± 1.500.

 Kantor KPU Keerom ± 1.600m.

 RS. Kwainga 2.000m.

Gedung Pertunjukan Seni 75


 Polres Keerom ± 3.000m.

 Terminal swakarsa ± 1.800m.

 Halte bis/taxi lokal

 Lapangan Swakarsa.

 Gedung Pramuka.

 Gereja.

 Masjid.

 SMA Negeri 1 Arso.

(Gambar 4.6 Analisa Eksisting, sumber : analisis penulis)

 Luas site ± 21.250 m2 dengan keofesien dasar bagunan (KDB)

= 60% : 40%

Dimana :

Gedung Pertunjukan Seni 76


a. Untuk luas open space.
= 60% dari luas site.
= 60% x 21.250 m2
= 12,750 m2
b. Untuk luas Bangunan
= 40% dari luas site
= 40% x 21.250 m2
= 8,500 m2
 Site berada pada dataran rendah sehingga tanah site tersebut

tidak berkontur.

4.1.4 Analisis Entrence

Site berada pada pinggir jalur utama yang menghubungkan

antara Arso 1 dan Arso 2. Di mana kondisi pada jalur tersebut

cukup padat akan kendaraan. Sehingga penentuan Main Entrence

(ME) dan Side Entrence, sangatlah perlu di perhatikan.

Analisa penempatan main entrence (ME) dan side entrence (SE).;

 Main Entrence (ME) sebagai jalur pintu masuk utama kedalam

site ditempatkan pada area jalan yang jauh dari area rawan

kemacetan, sehingga memudahkan pengunjung untuk masuk

kedalam site. Karena letak lokasi yang tidak berdekatan dengan

jalan raya utama, maka akan di buat jalan masuk ke lokasi.

Dalam perencanaan kendaraan yang masuk : Mobil sedan

(mobil kecil), mobil hilux (mobil sedang), bus, dan motor.

 Side entrence dan service entrence (SE) yang merupakan pintu

masuk alternatif bagi pengunjung dan pengelola bangunan

Gedung Pertunjukan Seni 77


ditempatkan pada area yang tingkat kepadatannya rendah agar

memudahkan dalam akses kedalam bangunan dan memberikan

pelayanan kepada pelanggan. Dalam perencanaan kendaraan

yang masuk : Mobil sedan (mobil kecil), truk sampah, mobil

pemadam kebakaran, mobil box, dan motor.

 Pintu keluar (EXIT) ditempatkan terpisah dari pintu masuk

agar tidak terjadi crossing/persilangan, dan juga untuk

memudahkan masuk keluarnya kendaraan dari dalam site.

(Gambar 4.7 Analisa Entrence, sumber : analisis penulis)

Gedung Pertunjukan Seni 78


(Gambar 4.8 Main Entrance (ME), sumber : analisis penulis)

(Gambar 4.9 Servis entrance (SE), sumber : analisis penulis)

4.1.5 Analisis Kebisingan

Site berada pada pinggir jalur utama yang menghubungkan

antara Arso Swakarsa dan Arso 2. Di mana kondisi pada jalur

tersebut cukup padat akan kendaraan.

Gedung Pertunjukan Seni 79


Kebisingan di analisa dari tiga hal :

 Kebisingan melalui Kendaraan, manusia, hewan.

 Jarak bangunan.

 Alam.

Dari kesimpulan diatas didapat beberapa alternatif rancangan

untuk menghindari kebisingan:

 Memperhatikan bukaan terhdap sumber kebisingan.

 Menggunaknan pagar masif dan pagar hidup sebagai buffer.

 Menggunakan didinding dan jendela kedap suara.

Gedung Pertunjukan Seni 80


Gambar 4.10 Sumber Kebisingan Dari Kendaraan

(Gambar 4.11 Analisa Kebisingan, sumber : analisis penulis)

4.1.5. Analisis Tapak Terhadap Iklim

A. Analisis Sinar Matahari

Gedung Pertunjukan Seni 81


Sinar matahari merupakan pencahayaan alami yang dapat

memberikan daya dari waktu terbit (pagi), siang dan terbenam sore

hari, bila dilihat dari segi kesehatan , maka cahaya yang paling

bagus adalah cahaya pagi hari sekitar jam 06.30-10.00 Wit, karena

pada waktu tersebut dapat memberikan kesejukan dan kesehatan

bagi manusia dan makluk hidup lainnya.

Prinsip penataan lingkungan dan massa bangunan, juga sangat

mempehatikan pencahayaan. Khususnya pencahayaan alami faktor

desain yang mempengaruhi pencahayaan alami adalah pengunaan

buka-bukan (jendela), sinar matahari yang masuk begitu saja

menyebab kan ruangan menjadi panas.

Perhatin lebih lanjut adalah terhadap landscape, sinar matahari

yang jatuh pada sekitar bangunan akan langsung terpantul kedalam

bangunan, olehnya perencanaan soft metrial untuk meredam

matahari seperti : penanaman rumput, pohon atau perdu di sekitar

bagunan sangat dibutuhkan.

(Gambar 4.12 Pantulan Cahaya Matahari,

Gedung Pertunjukan Seni 82


sumber : analisis penulis)

(Gambar 4.13 Orientasi Cahaya Matahari , sumber : analisis penulis)

Untuk mengetahui keadaan iklim sekitar perencanaan yang

bertujuan sebagai dasar pertimbangan dampak lingkungan terhadap

site dan juga pengaruhnya terhadap lingkungan site

 Alternatif 1

Jika banguna di letakan sejajar dangan tapak yang

berbentuk persegi panjang daengan arah utara – selatan, maka

bidang bangunan yang terkena sinar matahari langsung lebih

besar, sehingga akan terasa sangat panas.

Gedung Pertunjukan Seni 83


(Gambar 4.14 Orentasi matahari terhadap bangunan 1, sumber :

analisis penulis)

 Alternatif 2

Jika bangunan di letakkan sejajar dengan tapak yang

berbentuk persegi panjang dangan arah barat – timur, maka

bidang bangunan yang terkena sinar matahari langsung tidak

begitu besar, sehinga tidak terlalu panas.

(Gambar 4.15 Orentasi matahari terhadap bangunan 2 , sumber :

analisis penulis)

Gedung Pertunjukan Seni 84


 Alternatif 3

Jika bangunan di letakkan dengan arah diagonal terhadap

tapak maka bidang bangunan yang terkena sinar matahari tidak

terlalu banyak

(Gambar 4.19 Orentasi matahari terhadap bangunan 3, sumber :


analisis penulis)

Berdasarkan analisis di atas maka yang di pakai adalah

alternatif 1.

B. Analisis Angin

Udara bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi (daerah

dingin) ke daerah yang memiliki tekanan rendah (daerah

panas). Pergerakan udara inilah yang disebut sebagai angin.

Angin atau udara sebagai beban, ikut mempengaruhi kontruksi

bangunan terutama pada atap. Agin dapat dihindari dengan

adanya pohon di sekitar site atau di sekitar bangunan, dimana

Gedung Pertunjukan Seni 85


pohon juga berfungsi mereduksi kecepatan angin yang

berlebihan dapat dihalangi namun tetap mendapatkan

kesejukannya.

(Gambar 4.17 Pergerakan Angin Pada Tanaman)

(Gambar 4.18 Pergerakan Angin Pada Site, sumber : analisis

penulis)

Gedung Pertunjukan Seni 86


 Alternatif 1

Bidang bangunan yang mendapat angin kencang dari arah

jalan utama sebelah timur sangat besar sehingga

menimbulkan kesan kurang nyaman bagi pangguna banguan.

Sedangkan bidang bangunan pada arah hutan sebelah selatan

mendapat angin yang kurang kencang karena karena

merupakan lahan kehutanan yang terdpat banyak pepohonan,

sehingga angin kencang yang dating dari arah ini tidak

mengganggu kenyamanan dari pengguna bangunan.

Keterangan

 Arah angin kencang dari timur yang terdapat permukiman

warga.

 Arah angin sedang yang berada dai arah selatan yang

merupakan hutan.

 Arah angin kencang dari arah barat dan utara. Yang

merupakan lahan terbuka.

Gedung Pertunjukan Seni 87


(Gambar 4.19 Pergerakan Angin Pada bangunan, sumber :

analisis penulis)

 Alternatif 2

Bidang bangnan yang mendapat angin kencang dari

arah jalan utama timur, sebelah utara dan selatan

mendapat angin yang kecil karena merupakan lahan

kehutanan yang terdpat banyak pepohonan. Sehingga

tidak mengganggu kenyamanan pengguna bangunan,

sedangkan bidang bangunan yang mendapat angin

kencang dari arah jalan utama tidak terlalu besar,

Gedung Pertunjukan Seni 88


sehingga tidak mengganggu kenyamanan pengguna

bangunan.

(Gambar 4.20 pergerakan angin pada bangunan, sumber :

analisis penulis)

 Alternatif 3

Bidang bangunan yang mendapat angin kencang dari

arah jalan utama sangat kecil, sehingga tidak

mengganggu kenyamanan pengguna bangunan.

Sedangkan bidang bangunan yang mendapat angin

kencang dari arah jalan utama sebelah timur tidak

terlalu besar karena merupakan lahan kehutanan yang

Gedung Pertunjukan Seni 89


terdapat banyak pepohonan, sehingga tidak

mengganggu kenyamanan pengguna bangunan.

(Gambar 4.21 pergerakan angin pada bangunan, sumber :

analisis penulis)

Berdasarkan analisis di atas maka pergerakan angin

terhadap pada bangunan yang terpilih adalah alternatif 1

C. Analisis Curah Hujan

Daerah yang curah hujannya tinggi harus dilengkapi

dengan dreanase yang bagus dan rapi, saluran kota yang

dangkal akan mengakibatkan air meluap kejalan maupun ke

lokasi site, untuk penangulangannya lokasi site bisa di timbun

atau di pertinggi dan saluran drenase di perdalam. Sealain itu

Gedung Pertunjukan Seni 90


kemiringan atap pada bangunan juga di perhatikan kemiringan

atap 300 lah yang digunakan, diman dengan kemiringan atap

300 mempermudah dan mempercepat turunya air hujan.

(Gambar 4.22 Analisa Curah Hujan Kemiringan Atap 30)0

(Gambar 4.23 penggunaan drainase pada site, sumber : analisis

penulis)

Gedung Pertunjukan Seni 91


D. Analisa Kelembaban

Pencegahan terhadap pengaruh negative karena

kelembaban merupakan tindakan pencegahan fisika bangunan

yang mempengaruhi kelangsungan, penggunaan, dari

pengelolaan gedung, Kelembaban dapat dipengaruhi melalui:

(Gambar 4.24 Berbagai Macam Kelembaban Dalam Gedung)

- Air tanah Yang naik menekan pondasi gedung (Upward

Pressure)

- Tekanan aktif air terjadi bila air banjir lebih tinggi pada suatu sisi

dinding terhadap sisi lain, tekanan air aktif dapat merobohkan

dinding atau gedung

- Penampangan air

- Air Hujan Yang tersapu Angin.

Gedung Pertunjukan Seni 92


- Kelembaban gedung yang terjadi oleh pembangunan gedung

yang tidak di keringkan secara teratur.

- Embun membentuk jika kelembaban udara naik secara cepat

tanpa pergerakan udara.

Tabel 4.2

Ikhtisiar Tindakan Pencegahan Terhadap air dan Kelembaban

Pengaruh Tindakan Pencegahan


Tekanan Air Lapisan kedap air Beton kedap air atau
- Air Lapisan kedap air di lapisan kedap air yang
tanah luar gedung elastic sehingga tidak
- Teka dapat retak (mis. Aspal)
nan aktif air
- Pena Lapisan kedap air
mpung air dibagian dalam
gedung
Air yang merembes Lapisan kedap air di bagian luar gedung dan pipa
dalam tanah air rembesan
Kelembaban tanah Lapisan kedap air di Lapisan kedap air yang
bagian luar gedung elastic sehingga tidak
(horizontal atau dapat retak
vertical)
Kelembaban gedung System pembangunan gedung yang kering (mis.
yang terjadi oleh Kayu), masa pengeringan yang cukup
pembangunan
Embun Biasanya terjadi oleh penggunaan Ac dan dapat
di hindari dengan penanahan panas/dingin
Percikan air Lapisan kedap air yang juga kuat terhadap
kerusakan secar mekanis

Gedung Pertunjukan Seni 93


(Sumber: Ilmu Fisika Bangunan, halaman 52-53)

4.1.6 Analisis Zoning Tapak

Penzoningan tapak atau pembagian daerah di dalam tapak

sesuai dengan sifat ruang yang akan diterapkan. Sifat ruang

tersebut terbagi atas:

 Zone Ruang Publik : Area umum yang dapat di jangkau

masyarakat umum. Area ini akan menghasilkan kebisingan

karena merupakan pusat keramaian. Seperti area parkir dan

ruang terbuka hijau.

 Zone Ruang Semi Publik: Area dengan batasan tertentu bagi

penggunanya, tidak terlalu terbuka bagi pengunjung umum.

Gedung Pertunjukan Seni 94


Seperti area pameran, area pelatihan tari, dan area pelatihan

pencak silat.

 Zone Ruang Privat: Area dengan spesifikasi khusus dan

hanya dapat di jangkau oleh pengguna tertentu, seperti staff dan

pengguna gedung pertunjukan seni. Area ini membutuhkan

ketenangan, dan jauh dari kebisingan. Seperti area staff,

panggung, ruang rias, dll.

 Zone Ruang Service: Merupakan area pendukung bagi ruang-

ruang lainnya, antara lain: toilet, dapur, gudang dll.

(Gambar 4.25 Analisa Zoning, sumber analisis penulis)

Gedung Pertunjukan Seni 95


4.1.7 Analisa Tata Masa Bangunan

Pengaturan massa bangunan disesuaikan dengan peraturan

daerah setempat dengan ketentuan sebagai berikut:

- Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yaitu 60%,

- Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yaitu 40% ,

- Garis Sempadan Bangunan (GSB) yaitu 10 meter.

a. Dasar Pertimbangan

- Luas area site yang tersedia yang disesuaikan dengan luas

terbangun.

- Penyesuaian dengan keadan lingkungan, terhadap orientasi

matahari, angin dan hujan.

- Bentuk dan besaran masa memperlihatkan efisiensi susunan

unit.

- Efektifitas pemanfaatan ruang terbuka secara tepat.

b. Kriteria Penentu

Ada beberapa kriteria penentu tata masa bangunan yaitu

pencapaian, komunikasi dan informasi, efisiensi dan mobilitas.

Berdasarkan pertimbangan, maka diusulkan beberapa pola

sebagai berikut:

1. Bentuk Memusat, Adanya sejumlah kegiatan pelengkap yang

mengarah pada suatu kegiatan utama. Bentuk ini terdiri dari

bentuk Giometri yang mengelilingi bentuk dominan yang

Gedung Pertunjukan Seni 96


beradah di tengah, dengan ciri pemusatan seperti titik dan

lingkaran.

Gambar 4.26 tata masa bangunan bentuk memusat

2. Bentuk linear, adanya unit kegiatan yang mempunyai tingkat

yang hampir sama, bentuk bangunan linear berasal dari

perubahan dimensi, atau pengaturan sederetan bentuk yang

dapat di potong dan di belokkan sesuai dengan keadaan

setempat. Bentuk ini dipergunakan sebagai pembentuk bidang

masuk atau menunjukkan ujung satu ruang luar.

Gedung Pertunjukan Seni 97


Gambar 4.27 tata masa bangunan linear

3. Bentuk Radial, bentuk radial memadukan unsur-unsur terputar

dan linear teratur searah dengan jari-jari dan berbeda fungsi,

bentuk Linear yang berkembang dari inti yngterletak di tengah

dengan legan yang dapat berkembang sesuai dengan bentuk di

sektarnya . bentuk radial dapat menjadi satu jaringan dimana

beberpa pusatdi hubungkan menjadi satu.

(G a

mb a

r 4.28 tata masa bangunan radial)

4. Bentuk Cluster, merupakan bentuk yang berdasarkan

fungsinya, seperti ukuran letak, keteraturan bentuk giometris

sehingga mampu menampung berbagai ukuran dan bermacam-

Gedung Pertunjukan Seni 98


macam bntuk. Cluster dapat di gabung dengan mendekatkan

satu sama lain namun masing-masing bentuk ruang masih

terlihat jenis atau dapat pula ditepatkan sebagai sumbangan

pada bentuk yang lebih besar.

(Gambar 4.29 tata masa bangunan cluster)

5. Bentuk Grid, bentuk ini berasal dari bentuk bujur sangkar yang

dipergunakan untuk menutup permukaan dan menyatakanya

melalui bentuk yang berulang.

(Gambar 4.30 tata masa bangunan grid)

Berdasarkan tata masa bangunan diatas, dalam hal ini penulis

menggunakan pola masa bangunan dengan bentuk tata massa

bangunan Linear, dimana perubahan dimensi atau pengaturan

Gedung Pertunjukan Seni 99


sederhana bentuk yang dapat di potong dan disusun sesuai dengan

keadaaan setempat.

Gambar 4.31 Penerapan Pola Massa bangunan

4.1.8 Pendekatan Tampilan Banguanan

Pendekatan penampilan Gedung pertunjukan seni yang mencermin

kan arsitektur modern sebagai tema rancangan dan mempunyai

fungsi bangunan komersil dengan pertimbangan, yaitu :

a. Kesan bangunan memperlihatkan suatu wadah yang

menampung aktifitas beraneka ragam, tempat berlangsungnya

kontak-kontak sosial dari seluruh lapisan masyarakat, yaitu :

 Keterbukaan

 Dinamis

 Rekreatif

Gedung Pertunjukan Seni 100


 Mempunyai kesan menarik dan mengundang, dengan

menambahkan konsep ornamen papua.

b. Kesesuaian proporsi bangunan terhadap site dan kondisi

lingkungan.

c. Kejelasan menemukan titik entrence / pencapaian ke site.

d. Pencerminan pola fisik bangunan komersial yang ada di

dalamnya.

Konsep ide desain arsitektur murni dalam merancang tampilan

Gedung pertunjukan seni dimana menggunakan cirri-ciri dasar dan

arsitektur murni. Diantaranya tanpa dekor selain bagian-bagian

bangunan yang masing-masing berfungsi atau lebih rasionalis.

4.1.9 Analisis Luar Bangunan dan Sirkulasi Dalam Bangunan

A. Sistem Sirkulasi Dalam Tapak

Sirkulasi dalam tapak secara umum menunjukkan

pergerakan yang akan dilakukan oleh pengguna atau pengurus

Gedung pertunjukan seni. Lintasan ini dapat memiliki fungsi

mengekspose bangunan dalam tapak, maupun menggiring

Pengguna untuk menuju ke suatu tempat tertentu di dalam

tapak.

Gedung Pertunjukan Seni 101


Gambar 4.32 Macam-Macam Type Sirkulasi

Sirkulasi dalam tapak terbagi menjadi dua (2) yaitu:

1. Sirkulasi Pejalan Kaki

Dengan mengadakan pendestrian sebagai pejalan kaki

untuk memberi kenyamanan dan keamanan pengguna dan

pengurus Gedung pertunjukan seni.

(Gambar 4.33 Pendestrian, sumber analisis penulis)

2. Sirkulasi Kendaraan

Berdasarkan kebutuhan maka sirkulasi yang terjadi di

dalam tapak terdiri dari:

 Kendaraan pengunjung

Gedung Pertunjukan Seni 102


Sirkulasi yang akan digunakan oleh kendaraan

bermotor pengunjung, baik roda dua maupun roda

empat adalah jalur jalan dua arah dalam tapak. Dengan

pintu masuk utama (main entrance) adalah depan site,

pintu masuk (side entrance) dari sisi kiri site.

 Sirkulasi Kendaraan Service

Pintu masuk untuk kendaraan service menggunakan

pintu masuk side entrance. Sedangkan untuk pintu

keluar yang digunakan untuk kendaraan service adalah

pintu keluar pada Jalan keluar utama atau side entrance.

Pintu Masuk Area Parkir


(SE) Service

Loading Dock

Pintu Keluar

Gambar 4.34 Skema Sirkulasi kendaraan, sumber analisis penulis

 Sirkulasi Kendaraan Staff

Untuk kendaraan yang digunakan oleh Staff atau

pengurus Gedung pertunjukan seni, jalur yang

digunakan sama dengan jalur kendaraan pengunjung

Gedung Pertunjukan Seni 103


atau side entrance. Hal ini akan membuat lahan lebih

efektif penggunaannya.

B. Penataan Ruang Luar (Extrior)

Penataan ruang luar merupakan penataan fisik pada

bagian luar ruangan, yang mana konsep perencanaannya

adalah arsitektur modern dan akan disesuaikan dengan

kondisi fisik bangunan. Guna memperoleh nilai – nilai dari

pada suatu keindahan ( Estetika ) maka, diperlukan

pelengkap bangunan pada bagian luar bangunan. Pada

perencanaan ini lebih banyak mengkhususkan diri pada

bagian luarnya karena merupakan fasilitas utama.

Dibutuhkan suatu analisa terhadap beberapa faktor :

 Ekologi lansekap.

 Manusia dengan sosial, ekonomi, dan budayanya.

 Estetika.

1. Analisis Landscape

Dalam analisis landscape dikenal dua bagian besar

material landscape, yakni material lunak ( soft material )

yaitu tanaman atau pepohonan dan air. Material kasar (

hard material ).

a. Analisis Material Lunak (Soft Material)

Gedung Pertunjukan Seni 104


Peletakan tanaman haruslah disesuaikan dengan tujuan dari

perancangannya tanpa melupakan fungsi dari pada tanaman

yang dipilih yang tergantung dari :

 Variasi (variety)

 Penekanan (accent)

 Keseimbangan (balance)

 Kesederhanaan (simplicity)

 Urutan (sequence)

Pemilihan tanaman dalam proses perancangan tanaman

landscape merupakan sesuatu faktor yang penting.

 Sebagai control pandangan ( Visual Kontrol ) yang

dapat menahan silau yang ditimbulkan oleh sinar

matahari, lampu jalan, dan sinar lampu kendaraan pada

jalan raya dengan peletakan tanaman di sisi jalan atau

jalur ditengah jalan, sebaiknya dipilih pohon atau perdu

yang padat. Pada jalur jalan raya bebas hambatan,

penanaman pohon tidak dibenarkan pada jalur median

jalan. Sebaiknya pada jalur median ditanami tanaman

semak, agar sinar lampu kendaraan dari arah yang

berlawanan dapat dikurangi. Untuk bangunan peletakan

pohon, perdu, semak, ground cover, dan rumput dapat

menahan pantulan sinar matahari kedaerah yang

membutuhkan keteduhan.

Gedung Pertunjukan Seni 105


 Tanaman dapat digunakan untuk komponen pembentuk

ruang sebagai dinding, atap, dan lantai. Dinding dapat

dibentuk oleh tanaman semak sebagai border. Atap

dibentuk oleh tajuk pohon yang membentuk kanopi atau

tanaman merambat pada pergola. Sedangkan sebagai

lantai dapat digunakan tanaman rumput atau penutup

tanah ( ground covers ). Dengan demikian pandangan

dari arah atau kearah ruang yang diciptakan dapat

dikendalikan.

 Sebagai control pandangan untuk mendapatkan ruang

pribadi ( privacy space ) tanaman dapat dipergunakan

untuk membatasi pandangan dari arah luar dalam usaha

untuk menciptakan ruang pribadi. Ruang pribadi ini

biasanya ruang yang terlindung dari pandangan orang

lain. Memerlukan pemempatan tanaman pembatas

pandangann setinggi 15 – 20 meter.

 Tanaman dapat pula dimanfaatkan sebagai penghalang

pandangan terhadap hal – hal yang tidak menyenangkan

untuk ditampilkan atau dilihat seperti timbunan sampah,

tempat pembuangan sampah, dan galian tanah.

 Tanaman dapat dipakai sebagai penghalang pergerakan

manusia dan hewan. Selain itu dapat berfungsi

mengarahkan pergerakan.

Gedung Pertunjukan Seni 106


b. Analisis Material Kasar ( Hard Material )

Penerapan pada desain untuk: lapangan, dan tempat parkir

 Menggunakan material keras alami dari potensi geologi

( inorganic materials used in their natural state ) yakni

batu – batuan, pasir dan batu – bata.

 Menggunakan material keras buatan kombinasi

( composite materials ) yakni beton dan plywood.

(Sumber Data : Materi Kuliah Perancangan Tapak).

c. Analisis Fasilitas Parkir

1. Tempat parkir kendaraan terdiri atas :

 Parkir Khusus

Digunakan untuk tamu khusus, pengelola dan

servis. Sebagai pelindung terhadap terik sinar

matahari dan hujan dapat dilakukan dengan

memasang sistem penutup tempat parkir atau

penanaman pohon teduh.

 Parkir Pengunjung

Diperuntukan bagi pengunjung, sebagai tempat

terhadap sinar matahari dan hujan dapat dilakukan

sengan penanaman pepohonan yang dapat

melindungi kendaraan secara optimal.

Dalam penentuan tata letak parkir, mempunyai

beberapa kriteria antara lain :

Gedung Pertunjukan Seni 107


 Parkir terletak pada muka tanah yang datar untuk

keamanan kendaraan.

 Penempatan parkir tidak terlalu jauh dari pusat

kegiatan

Beberapa jenis parkir yang akan digunakan pada

perencanaan ini :

 ( Parkir kemiringan 45)

(Gambar 4.35 parkir kemiringan 450, sumber : data

arsitek Ernst Neufert edisi 33 jilid 2, hal.105)

 (Parkir kemiringan 600)

Gedung Pertunjukan Seni 108


2. Analisis kebutuhan parkir

 Konsep jumlah pengunjung

Dalam gedung pertunjukan seni ini berkapasitas

1500 orang.

a. Perhitungan parkir pengunjung :

Pengunjung terbagi menjadi dua, yaitu : pengunjung

pejalan kaki dan pengunjung berkendaraan, asumsi

ini kita perhitungkan jika ada pertunjukan besar.

Total jumlah pengunjung : 1500 orang.

Pengunjung kendaraan di asumsikan 1000 orang

Pengunjung pejalan kaki di asumsikan 500 orang.

Gedung Pertunjukan Seni 109


Pengunjung Gedung pertunjukan kendaraan ada

dua, yaitu : pengunjung biasa dan rombongan.

Diasumsikan 80% pengunjung biasa (80% x 1000)

= 800 orang.

Diasumsikan 20% pengunjung rombongan (20% x

1000 ) = 200 orang.

1. Pengunjung biasa

Jika diasumsikan 60% menggunakan motor dan

40% menggunakan mobil, maka kebutuhan

parkir :

- Mobil :

jumlah pengunjung menggunakan mobil 40% x

800 = 320 orang

Standar 1 mobil = 6 orang

Kebutuhan luas parkir = 10,35 M2 / mobil

Total luas parkir mobil pengunjung = (320 : 6) x

10,35 = 552 M2 (92 mobil)

- Motor :

jumlah pengunjung menggunaan motor 60% x

800 = 480 orang.

Standar 1 motor = 2 orang

Kebutuhan luas parkir = 2 M2

Gedung Pertunjukan Seni 110


Total luas parkir motor = (480 : 2) x 2 = 480 M2

( 240 motor).

2. Pengunjung rombongan

Jika diasumsikan jumlah pengunjung

rombongan 20% dari total pengunjung maka,

jumlah pengunjung rombongan 20% x 1000 =

200 orang. Pengunjung rombongan adalah

pengunjung yang datang menggunakan bus,

maka kebutuhan luas parkir :

- Bus

Jumlah pengunjung rombongan adalah 200

orang.

Standar 1 bus = 20 orang

Kebutuhan luas parkir 45 M2 / bus

Total kebutuhan luas parkir bus = (200 : 20) x

45 = 450 M2 (23 bus).

b. Perhitungan Parkir Pengelola

Pengelola dan staff fasilitas gedung pertunjukan

seni diasumsikan 35 orang, maka kebutuhan

parkirnya jika diasumsikan 60% motor dan 40%

mobil :

- Mobil

Gedung Pertunjukan Seni 111


Jumlah pengelola naik mobil = 40 % x 35 = 14

orang.

Standar 1 mobil = 2 orang

Kebutuhan luas parkir 10,35 M2 / mobil

Total kebutuhan luas parkir mobil = (14 : 2 ) x

10,35 = 72,45 M2 ( 12 mobil )

- Motor

Jumlah pengelola naik motor = 60% x 35 = 21

orang.

Standar 1 motor = 2 orang

Kebutuhan luas parkir = 2 M2 / motor

Total luas kebutuhan parkir motor ( 21 : 2 ) x 2

= 21 M2 ( 11 motor)

c. Parkir servis

Direncanakan 3 mobil box, 1 truk sampah

- Mobil box

Standar 1 mobil box = 17,25 M2

total kabutuhan parkir mobil box 3 x 17,25 =

51,75 M2

- Truk sampah

Standar 1 truk sampah = 30,92 M2

Total kebutuhan parkir truk sampah 1 x 30,92 =

30,92 M2.

Gedung Pertunjukan Seni 112


 Total perhitungan kebutuhan parkir

a. Pengunjung

- Parkir mobil = 552 M2 (92 mobil)

Parkir motor = 480 M2 ( 240 motor)

- Parkir bus = 450 M2 (23 bus)

b. Parkir pengelola

- Parkir motor = 21 M2 ( 11 motor)

- Parkir mobil = 72,45 M2 ( 12 mobil )

c. Parkir servis

- Mobil box = 51,75 M2 (3 mobil box)

- Truk sampah = 30,92 M2

Total keseluruhan, 1,658.12 + 30% sirkulasi =

2,155.556 M2 dibulakan (2,160M2.)

d. Analisis Perkerasan

Ditinjau dari perkerasan dapat dibagi menjadi Perkerasan

kedap air, dan Perkerasan yang menyerap air. Dalam hal ini

perencangan ruang luar dan infrastruktur jalan di dalam

site.

 ( Aspal)

Sedikit memantulkan cahaya tetapi banyak menyerap

sinar matahari, sehingga meningkatkan suhu

dipermukaan dan membuat tidak nyaman bila berjalan

diatasnya. Namun sangat cocok untuk jalan didalam

Gedung Pertunjukan Seni 113


site, karena konturnya yang relatif datar dan kokoh

menampung beban.

C. Analisis Sirkulasi Dalam Banguana

1. Analisis Sirkulasi Horizontal

 Lorong dua arah

Lorong melayani dua arah ( Double loaded corridor

system ), penempatan zona sirkulasi ditengah/

corridor melayani dua arah. Sistem ini dianggap

sangat ekonomis penggunaannya pada bangunan

perkantoran, sekolah, flat, rumah sakit dan lain –

lain.

Lorong

(Gambar 4. 36. Analisa sirkulasi horizontal, lorong dua

arah, sumber : materi kuliah struktur dan konstruksi iv )

2. Analisis Sirkulasi Vertikal

Didalam zona sirkulasi vertikal ditempatkan pula

sarana – sarana untuk lalu lintas orang, barang, benda

( padat, cair, air bersih, dan air kotor ) serta

penghawaan/ AC. Bangunan pendukung Gedung

Gedung Pertunjukan Seni 114


Pertunjukan Seni direncanakan hanya berlantai dua dan

menggunakan :

 (Tangga)

Tangga adalah sebuah konstruksi yang di rancang

untuk menghubungkan dua tingkat vertical yang

memiliki jarak satu sama lain.

 (Ramp)

Ramp adalah suatu bidang miring yang

menghubungkan dua ketinggian yang berbeda

dengan sudut kemiringan tertuntu ( lebih landai dari

kemiringan tangga).

4.1.10 Persyaratan Umum Perencanaan Gedung Pertunjukan Seni

Dalam proses mendesain dan merencanakan gedung olahraga

ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan, pada umumnya

antara lain:

1. Zoning

Untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan dalam

pertunjukan seperti : kerusuhan, kepadatan penonton, serta

kebakaran, maka penepatan zona-zona tersebut adalah sebagai

berikut:

 Zona 1 : Panggung Pertunjukan Seni yang menjadi pusat

bangunan.

 Zona 2 : Arena penonton / tempat duduk dan area sirkulasi.

Gedung Pertunjukan Seni 115


 Zona 3 : area sirkulasi di luar bangunan, sirkulasi yang ada

di sekeliling bangunan, tetapi masih dalam batas pagar.

 Zona 4 : Area ini diluar batas pagar yang menjadi zona

keamanan.

Gambar 4.37 Pembagian Zona

2. Panggung

Lingkaran 180 0

Bentuk ruang pertunjukan adalah lingkaran 180 dimana panggung


0

diletakkan sebagai pusat, dan area penonton berada di sekitarnya.

Gedung Pertunjukan Seni 116


(Gambar 4.38 Lingkaran 1800, sumber : Roderick Ham, Theatre

Planning Guidance for Design and Adaptation, Butterworth

Architecture, 1998, hlm.13

Lantai panggung biasanya dibuat lebih tinggi daripada lantai

penonton paling bawah yaitu sekitar setengah ketinggian

manusia 80-90 cm.(sumber : Mediastika, C. E., 2005, Akustika

Bangunan „Prinsip-prinsip dan Penerapannya di Indonesia,

Erlangga, Jakarta, hlm. 95)

Selain itu dapat dipergunakan pula bahan untuk menyerap

bunyi sebagai pelapis lantai.

Pelapisan lantai dengan bahan tertentu sebagai sebuah

penyelesaian akustika tetap harus memperhatikan jenis

pertunjukan yang akan ditampilkan pada panggung tersebut.

Untuk pertunjukan yang menghasilkan bunyi berisik atau

bersifat kolosal sebaiknya lantai dilapis dengan bahan tebal

lunak seperti karpet tebal. Sedangkan untuk pertunjukan yang

menonjolkan hentakan kaki seperti tari-tarian sebaiknya

digunakan bahan keras seperti lantai parquette untuk melapis

lantai panggung.

Gedung Pertunjukan Seni 117


(Gambar 4.39 Lantai Parquette, sumber : 1http : //w14

.itrademarket .com/ pdimage /72/767772_parquetteakab.jpg)

3. Area Penonton

Area penonton akan dipergunakan penonton sebagai posisi

untuk menyaksikan dan menikmati sebuah pertunjukan. Maka

dari itulah perlu diperhitungkan secara teliti jarak antara

panggung dan area penonton ini demi tercapainya suatu

kenyamanan visual bagi penonton.

Seseorang dapat melihat objek dengan jelas dalam jarak

maksimal 25–30 meter. Selain itu ada pula batas terkait sudut

pandang yang jelas dan nyaman tanpa perlu menoleh adalah 20 ke 0

arah kiri dan 20 ke arah kanan. Sedangkan posisi penonton dapat


0

melihat dengan jelas adalah sekitar 100 ke kiri dan 100 ke kanan
0 0

dari ujung depan kiri–kanan panggung.

Gedung Pertunjukan Seni 118


(Gambar 4.40 Penentuan lebar panggung dengan acuan penonton

yang duduk)

Beberapa standar jarak tersebut dapat dipergunakan untuk

menghitung dan menentukan posisi serta jarak antara area

penonton. Hal tersebut terkait dengan hubungan area penonton

terhadap panggung. Selain standar tersebut, untuk membantu

mencapai suatu kualitas visual yang baik bagi penonton maka

jenis penataan lantai penonton yang tetap, yaitu :

 Lantai bertrap

Penataan lantai tipe ini akan memberikan sudut pandang

yang lebih baik untuk penonton melihat ke arah panggung.

Gedung Pertunjukan Seni 119


(Gambar 4.41 Jarak Ideal Antar Kursi Penonton)

Namun adapun ketinggian lantai trap yang ideal yaitu 15-25 cm

antar trapnya. Hal ini pun harus tetap memperhatikan posisi

duduk penonton pada garis paling belakang agar tidak duduk

terlalu tinggi sehingga tidak memperoleh sudut pandang yang

baik ke arah panggung. Selain itu jumlah ideal kursi penonton

yang ditata berjajar adalah 12-15 buah dengan jarak antar kursi

depan-belakang) 86 cm dan dalam baris 115 cm. Lantai pada

area penonton juga dilapis dengan bahan penyerap seperti

karpet tebal agar tidak memantulkan bunyi kembali.

Gedung Pertunjukan Seni 120


(Gambar 4.42 Karpet Pelapis Lantai)

 Plafon

Seperti telah diketahui akan ada banyak pula pertunjukan

yang sengaja menghindari peralatan elektronik penguat suara,

maka dari itu dibutuhkan rancangan plafon yang bergerigi

untuk dapat membantu memantulkan suara dan

menyebarkannya ke arah penonton. Penyelesaian dengan

merancang letak plafon panggung seperti model plafon yang

membentuk gerigi dapat mengatasi permasalahan pemantulan

terkait dengan Jarak penonton lebih dari 12 m dari panggung.

Peletakan model gerigi diawali pada plafon yang menghadap

penonton (berada di atas panggung) kemudian berlanjut pada

plafon di atas penonton untuk memantulkan bunyi ke arah

penonton yang duduk di bagian belakang. Sedangkan untuk

yang menghadap ke arah panggung tidak dibutuhkan

pemantulan kembali karena akan mengganggu bunyi asli, maka

dari itu sebaiknya dilapis dengan bahan penyerap bunyi

Gedung Pertunjukan Seni 121


(Gambar 4.17 Pemantulan pada Plafon Bergerigi)

4. Pencahayaan pada Gedung Pertunjukan Seni

Sistem pencahayaan pada ruang ada dua macam yaitu,

sistem pencahayaan alami dan sistem pencahayaan buatan.

pencahayaan alami adalah sistem pencahayaan ruang dengan

menggunakan tenaga yang bersumber dari bumi, seperti cahaya

matahari. Sedangkan sistem pencahayaan buatan adalah sistem

pencahayaan dalam ruangan, dengan menggunakan listrik

untuk pengoprasianya. Namun dalam perencanaan Gedung

pertunjukan seni ini lehih mengutamakan pencahayaan buatan

(Listrik).

5. Pewarnaan Pada Dinding Gedung Pertunjukan Seni

Gedung Pertunjukan Seni 122


Untuk pewarnaan pada dinding gedung pertunjukan seni ini

menggunakan Cat dengan warna yang tidak menyilaukan mata

seperti warna biru muda dan hijo muda.

6. Penghawaan Pada Gedung Pertunjukan Seni

Untuk penghawaan pada gedung pertunjukan seni ini,

menggunakan sirkulasi udara buatan dan alami, namun dalam

hal perencanaan penghawaan gedung pertunjuka seni ini, kita

lebih mendominan kan pada penggunaan penghawaan buatan,

dalam arti tidak terlalu banyak menggunakan jendela dan

ventilasi (penghawaan alami). Sedangkan pada bangunan-

bangunan penunjang lainya, banyak menggunakan penghawaan

alami.

7. Perletakan Speaker Pada Gedung Pertunjukan Seni

Penempatan speaker merupakan faktor penting didalam

sebuah ruang pertunjukan untuk mendapatkan suara yang

bagus dan jelas. Penempatan speaker tersebut akan menentukan

keseimbangan nada rendah dan tinggi. Cara perletakan speaker

yang digunakan pada rancangan ini adalah :

Perletakan Menyebar

Adapun perletakan menyebar yang akan digunakan apabila

ketinggian plafon kurang dari 6,5 meter dan pendengar tidak

dapat menjangkau jarak pandang perletakan speaker. Pada

perletakan ini, speaker diletakkan di atas pendengar dan letaknya

dibuat menyebar. Speaker yang digunakan lebih lemah perkuatan

Gedung Pertunjukan Seni 123


bunyinya daripada speaker yang digunakan pada perletakan

terpusat. Pada gedung auditorium yang besar diperlukan time

delay yaitu alat untuk menunda keluarnya bunyi dari speaker

sehingga bunyi asli dan keluaran speaker dapat terdengar secara

bersamaan (untuk menghindari bunyi yang bersahutan).

(Gambar 4.43 pemasangan speaker menyebar)

4.2 Analisis Mikro

4.2.1 Analisis Pelaku Kegiatan Di Gedung Pertunjukan Seni

Pelaku yang ada di dalam Gedung Pertunjukan Seni adalah:

1. Pengunjung

Gedung Pertunjukan Seni 124


a. Seniman

 Melakukan kegiatan seni yang berhubungan dengan sesama


seniman yang lain seperti diskusi, sarasehan,
berkolaborasi/bekerja sama dengan kegiatan seni lain yang
berbeda dengan para seniman lain.

 Mengadakan pertunjukan kesenian yang nantinya menjadi


tontonan pengunjung yang datang di Gedung Pertunjukan
Seni

 Merekam karya seni yang sedang dilakukan sebagai


dokumentasi.

 Melihat/membeli barang kerajinan yang di pamerkan pada


Gedung Pertunjukan Seni, seperti: Pameran Lukisan,
pameran kerajinan, dan lain lain.

 Melakukan workshop atau seminar mengenai kesenian


tradisional yang dikuasai.

b. Masyarakat umum :

 Menyaksikan pertunjukkan seni yang dilaksanakan di


Gedung Pertunjukan Seni.

 Turut bergabung dalam komunitas dan menggunakan


fasilitas-fasilitas yang bersifat rekreatif yang tersedia dalam
Gedung Pertunjukan Seni.

 Melakukan kegiatan yang mendukung kesenian seperti:


workshop, seminar, dan pelelangan barang kesenian.

 Melihat - lihat dan membeli barang - barang seni kerajinan


yang dipamerkan.

Gedung Pertunjukan Seni 125


 Mengikuti pelatihan kesenian, seperti seni tari.

c. Penyelenggara kegiatan (Event Organizer Intern)

 Menyelenggarakan pertunjukkan atau pameran kesenian.

 Mengadakan persiapan publikasi dan pertunjukkan


kesenian.

2. Pengelola

a. Kepala Gedung Pertunjukan Kesenian

 Mengatur keseluruhan Gedung Pertunjukan Kesenian dan


bertanggung jawab penuh terhadap jalannya dan
kelangsungan Gedung Pertunjukan Seni.

 Membawahi semua bagian pengelolaan dari staf pengelola


umum, publikasi, fasilitas hiburan, servis dan keamanan.

b. Kepala Pengelola Umum

 Mengatur administrasi umum yang ada dalam Gedung


Pertunjukan Seni.

 Mengatur dan mengawasi manajemen operasional kegiatan


di Gedung Pertunjukan Seni keseluruhan.

c. Kepala Publikasi dan Dokumentasi

 Memberikan informasi adanya pementasan kesenian yang


akan diselenggarakan di Gedung Pertunjukan Seni.

 Mempersiapkan publikasi pementasan dan pameran


kesenian budaya beserta kelengkapan administrasi
publikasi.

Gedung Pertunjukan Seni 126


 Melakukan dokumentasi pada saat dilakukan suatu
pementasan pertunjukan kesenian di Gedung Pertunjukan
Seni.

d. Kepala Pementasan Gedung Pertunjukan Kesenian

 Mempersiapkan keperluan pertunjukkan pementasan


kesenian.

 Menjalankan kegiatan operasional.

e. Kepala Keamanan dan Servis

 Mengadakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan.

 Menjaga keamanan lingkungan di sekitar Gedung


Pertunjukan Seni.

f. Staf Pelatihan Kegiatan kesenian

 Melatih masyarakat yang mempunyai keinginan untuk


mempelajari suatu karya seni, seperti melatih menari,
melatih teater, melatih pencak silat, dan lain lain.

g. Kepala Seni Rupa

 Mengatur dan mengontrol Kegiatan kegiatan Seni Rupa.

h. Kepala Humas

 Mengatur dan menyiapkan keperluan surat menyurat dan


menjaga Arsip.

i. Kepala Pemerimaan dan Pengiriman Koleksi

 Memerima koleksi yang akan di pamerkan di gedung


pertunjukan serta melakukan pengiriman koleksi untuk di
pasarkan.

Gedung Pertunjukan Seni 127


4.2.2 Analisis Hubungaan Ruang

Hubungan antar ruang-ruang ditingkatkan antar privasi masing-

masing ruang seperti: Ruang Publik/Fasilitas Umum, Ruang Privat,

yakni ruang yang jauh dari jangkauan umum dan memiliki tingkat

privasi yang tinggi, ruang Semi Privat yakni ruang-ruang yang

tidak terlalu membutuhkan privasi tertentu, dan Ruang Servis

yakni ruang-ruang yang berfungsi untuk menunjang kegiatan di

dalam Gedung pertunjukan seni.

Dan untuk menetukan hubungan ruang-ruang didasarkan atas

pertimbangan :

1. Efisiensi pencapain pada kegiatan yang berlangsung.

2. Adanya persamaan sifat dan karateristik kegiatan yang

diwadahi.

3. Adanya kontinuitas hubungan antar kegiatan.

AREA
AREA
PARKIR
PARKIR

Bagan 4.1 Organisasi Ruang


AREA
AREA AREA
AREA AREA
AREA
PUBLIK
PUBLIK SERVIS
SERVIS PRIVAT
PRIVAT

Gedung Pertunjukan Seni 128

AREA
AREA
SEMI
SEMI
PUBLIK
PUBLIK
Keterangan :

= Hubungan Langsung

= Hubungan Tidak Langsung

Berdasarkan perencanaan Gedung Pertunjukan Seni, adapun

analisis perencanaan orentasi masa bangunan sebagai berikut:

Bagan 4.2 Organisasi Masa Bangunan Gedung Pertunjukan

Seni

Servis Area Parkir

Gedung Pertunjukan Seni 129


SE

Gedung Musola

Pertunjukan Seni Kantor


Pengelola

Lapangan
Area Area

Parkir Parkir

Area Parkir EXIT

ME

4.2.3 Analisis Waktu Kegiatan di Gedung Pertunjukan Seni

Tabel 4.3. Analisis Waktu Kegiatan

no Kelompok Kegiatan Unit kegiatan waktu

1 Pengelola  Administrasi Senin – sabtu


(08.00 – 12.00)

 Servis Setiap hari


(07.00 – 16.00)

 Keamana Setiap hari 24


jam

Penyelenggara  Menyelenggaraka Setiap Sabtu –


n kesenian Minggu (08.00 –
22.00)

Gedung Pertunjukan Seni 130


2 Pendidikan  Pelatihan kesenian Setiap Sabtu –
Minggu (08.00 –
17.00)

3 Pendukung  Ruang Pertunjukan Sabtu – Minggu


( 08.00 – 22.00

 Ruang pameran Setiap Hari


(08.00 – 20.00)

4.2.4 Analisis Pola Kegiatan dalam Gedung Pertunjukan Seni

a. Pengelola

Adalah pihak yang mengelola Gedung Pertunjukan Seni,

yang mengelola semua kegiatan dan fasilitas yang ada

khususnya Gedung Pertunjukan Seni, baik dari segi kegiatan

yang akan dilaksanakan, perkembangan, servis, dan keamanan.

Berikut adalah susunan organisasi yang ada di dalam Gedung

Pertunjukan Kesenian:

Bagan 4.3 Struktur Kepengurusan Pengelola

Kepala Gedung
Pertunjukan Seni

Gedung Pertunjukan Seni


Kepala Pengelola Kepala Humas Kepala 131
Umum Konservasi
Kepala Kepala KepalaPemen Kepala Kepala
Pengeriman Publikasi tasan Keamanan Pendidikan
Dan Dokumentasi Pertunjukan Dan Servis dan Pelatihan
Pemerimaan
Koleksi
Administrasi EO Satpam CS Pelatih/Gur
u

Bagan 5.2 Pola Kegiatan Pengelola

Parkir Persiapan Bekerja Istrahat

Datang Pulang

b. Pengunjung

Dalam Gedung Pertunjukan Seni ini, pengunjung dibedakan

menjadi 3 yaitu, pelaku seni/seniman, masyarakat umum, dan

panitia penyelenggara. Adapun analisis pola kegiatannya pun

berbeda-beda :

 Pelaku Seni/Seniman

Bagan 4.4 Pola Kegiatan Pelaku Seni/Seniman

Berdiskusi antar
para seniman

Melakukan
Gedung Pertunjukan Seni 132
workshop/seminar
Istrahat

Merencanakan Sajojo Pulang


Parkir event-event
kesenian Reog
ponogoro Persiapa
n
Datang Melakukan
pertunjukan seni Pentas
musik

Dance
Memamerkan hasil
karya seni
DLL

 Pola Kegiatan Pengunjung/Masyaraka Umum

Bagan 4.5 Pola Kegiatan Pengunjung/Masyarakat Umum

Melihat dan menikmati


pertunjukan di Gedung
pertunjukan seni

Melihat-lihat, mengobrol
Parkir sambil menikmati ruang
terbuka hijau
Pulang

Datang Melihat, membeli hasil


kerajianan

Mengikuti pelatihan kesenian


misalnya : tarian dan pencak
silat

 Panitia Penyelenggara Pertujukan

Bagan 4.6 Pola kegiatan panitia penyelenggara pertunjukan

Gedung Pertunjukan Seni 133


Parkir Persiapan Istrahat

Datang Pulang

4.2.5 Analisis Hubungan Antara Pola Kegiatan Dan Ruang Yang

Digunakan

 Pengelola

Datang Parkir
Rg. parkir

Ngobrol Bekerja Istrahat Menelepo


Rg. Kerja staff n

Ngobrol Ngobrol Ngobrol Ngobrol


Rg. Kerja kepala bagian

Ngobrol Rapat Istrahat


Rg. Rapat

Administra Bekerja Menele Ngorol Istrahat


Rg. Rapat
si pon

Cuci tangan Buang air kecil Buang air besar


Rg. Rapat

Mengontrol jalannya pertunjukan


Rg. Kontrol

Gedung Pertunjukan Seni 134


Ngobrol Istrahat Nonton Tv Menbaca koran
Rg. Tamu

Menyiapkan kebutuhan makan dan minum pengelola


Rg. Pantry

Menjual makanan, snack, dan minuman untuk


Cafetaria pengunjung

 Pengunjung seniman/pelaku seni

Datang Parkirr
Rg. Parkir

Cuci tangan Buang air kecil Buang air besar


Rg. Km/wc pria dan wanita

Make up Ganti Persiapa Istrahat Ngobrol


kostum
Rg. Persiapan dan ganti n

Ngobrol Persiapan
Rg. Back stage

Menyajikan pertunjukan seni


Rg. Panggung

Menyajikan pertunjukan Musik


Rg. Panggung

Gedung Pertunjukan Seni 135


Menyajikan pertunjukan seni out
Lapangan door

Menampilkan hasil kerajinan


Rg. Workshop/pameran

 Pengunjung/masyarakat umum

Datang Parkir
Rg. Parkir

Datang Membeli tiket Menungg Ngobrol


Lobby u

Melihat pertunjukan seni


Rg. Panggung

Melihat pertunjukan seni


Lapangan

Melihat pertunjukan musik


Rg. Panggung

Cuci tangan Buang air kecil Buang air besar


Rg. Km/wc pria dan wanita

Melihat pameran kerajinan


Rg. Workshop/pameran

Ngobrol Mengikuti pelatihan tari


Rg. Pelatihan seni tari

Gedung Pertunjukan Seni 136


Ngobrol Mengikuti pelatihan pencak silat
Rg. Pelatihan pencak silat

 Panitia Penyelenggara

Datang Parkir
Rg. Parkir

Cuci tangan Buang air Buang air


Rg. Km/wc pria dan wanita kecil besar

Persiapan Mengontrol jalannya pertunjukan


Rg. Kontrol

Menyiapkan alat – alat keperluan pertunjukan


Rg. Gudang penyimpanan

 Servis

Persiapan Mengontrol panel control yang


mendistribusikan listrik ke semua ruangan

Rg. Mesin dan genset

Ngobrol Nelepon Kerja


Rg. Karyawan

Istrahat Makan
Rg. Makan

Gedung Pertunjukan Seni 137


Cuci tangan Buang air kecil Buang air besar
Rg. Km/wc pria dan wanita

4.2.6 Analisis Kebutuhan Ruang

Berdasarkan dari analisis di atas, maka jenis ruang yang di

perlukan adalah:

1. Pengelola :

 Parkir

 Ruang kerja staff

 Ruang kepala bagian

 Ruang administrasi

 Km/WC

 Ruang tamu

 Ruang rapat

 Tiketing

 Cafetaria

 Pantry

2. Pengunjung seniman/pelakau seni

 Km/wc

 Parkir

 Ruang persiapan dan ganti

Gedung Pertunjukan Seni 138


 Back stage

 Panggung

 Workshop/pameran

 Lapangan/Outdoor

3. Pengunjung masyarakat umum

 Parkir

 Lobby

 Area nnton

 Km/wc

 Ruang pelatihan seni tari

 Ruang pelatihan pencak silat

4. Panitia penyelenggara

 Parkir

 Km/wc

 Ruang kontrol

 Gudang penyimpanan peralatan

 Gudang penyimpanan perabotan

5. Servis

 Ruang Janitor dan Perkakas

 Ruang genset

 Ruang karyawan

 Ruang makan

Gedung Pertunjukan Seni 139


 Km/wc

4.2.7 Analisis Besaran Ruang

1. Pengelola

Tabel 4.4 Analisis Besaran Ruang Pengelola

Luas
Jenis Ruang Standar Sumber Kebutuhan
(M2)

Ruang Data
15 m2/ org 15 m2 x 1 org 15
Pimpinan Arsitek

R. Kepala
Data
Pengelola 12 m2/ org 12m2 x 1 org 12
Arsitek
Umum

R. Kepala
Data
Publikasi dan 9 m2/ org 9 m2x1 org 9
arsitek
dokumentasi

R. Kepala
Data
Pementasan 9 m2 / org 9 m2 x 1 org 9
arsitek
pertunjukan

Data
R. Konservasi 8 m2 /Org 8m2 x 2 Org 16
arsitek

R. Pengiriman
Data
& Pemerimaan 6 m2 /Org 6 m2 x 2Org 12
Arsitek
koleksi

R. kepala
6.00 m2/org Data 6.00 m2 x 4 org
Maintenance 24
Arsitek

R. Simpan 9.00 m2/org Asumsi 9.00 m2 x 4 org 36


Koleksi

Gedung Pertunjukan Seni 140


Data
R. humas 6.00 m2/org 6.00 m2 x 1 org 6
Arsitek

Data 4 m2 x 36 org
2
R. Staff 4 m / Org 144
Arsitek

R. Rapat 2.50 m2/org Data 2.50 m2 x 50 org


125
Arsitek

Gudang 9.00 m2/unit 9.00 m2 x 1 unit


asumsi 9

Data
Toilet 3.00 m2/unit 3.00 m2 x 17 unit 51
Arsitek

Arsip 6.25 m2/unit Asumsi 6.25 m2 x 6 37.5

505.5 m2

+ sirkulasi 30% 151.65

Total = 657.15

Dibulatkan = 660 m2

2. Gedung Utama

Gedung Pertunjukan Seni 141


Luas
Jenis Ruang Standar Sumber Kebutuhan
(M2)

Data 100 Org x 0.99


Lobby 0.99 m2/Org 99
arsitek m2

Area Penonton 5.160 m2/Org Data 800 x 5.160


arsitek m2/Org 4.128

Toilet 3 m2 / Unit Data 3 m2 x 17 unit 51


arsitek

R. Tiketing 1.5 m2/org Data 1.5 m2 x 4 org 6


Arsitek

Cafetaria + Dapur Asumsi 200

R. Persiapan 1.5 m2/org Data 1.5 m2 x 30 org 45


Arsitek

R. Ganti Meja rias Data 20 Meja rias, 20 56


1m2, Kursi Arsitek kursi kayu, 5 rak
Kayu
panjang (20x1) + (20x0.9)
0.9m2, Rak + (5x3.6)
3.6 m2

Panggung 15 x 13.5m2 Data 15 x 13.5m2 202.5


Arsitek

Work Asumsi 150


Shop/Pameran

R. Kontrol Asumsi 20

Ruang pelatihan
3 m2/org Aumsi 50 x 3 150
seni tari (50 Org)

Ruang pelatihan
pencak silat (50 3 m2/org Aumsi 50 x 3 150
Org)

5,202.5
+ sirkulasi 30% 1,560.75
Total = 6,763.25
Dibulatkan = 6,800 m2
Gedung Pertunjukan Seni 142
3. Pengunjung Masya

4. servis

Tabel 4.5 Analisis Besaran Ruang Servis

Luas
Jenis Ruang Standar Sumber Kebutuhan
(M2)

Janitor dan
Asumsi 35
Perkakas

R. Genset Asumsi 35

R. Karyawan,
Asumsi 36
( asumsi 1 org)

Musola Asumsi 144

Pos Jaga Asumsi 12m2 x 3 unit 36

Wc 1.8 m2 /
org, Urnoir Data (4 x 1.8) + (2 x
Km/Wc 10.08
0.9 m2 / org, Arsitek 0.9) + (2 x 0.54)
Wastafel
0.54 m2 / org

296.08

+ Sirkulasi 30 % 88.824

Total = 232,024

Dibulatkan = 384.904 m2

Gedung Pertunjukan Seni 143


Total keseluruhan bagunan = 7,844.904 m2, (di Bulat kan, 8,000 m2)

Total luas lahan > (total luas bangunan ) = ± 21,250m2 > ± 8,000

m2.

4.2.1 Analisis Sistem Struktur Dan Kontruksi

Tujuan :

Untuk mendapatkan system struktur bangunan yang sesuai dengan

kondis tapak. Dasar Pertimbangan :

 Letak SITE.

 Bahan Bangunan

Penggunaan struktur menggunakan beberapa alternatif pilihan

beberapa struktur yang dapat digunakan sesuai dengan jenis tanah

pada tapak. Adapun jenis tanah pada tapak merupakan tanah

berpasir.Pemilihan struktur dapat menggunakan beberapa alternatif

yang dapat digunakan.

A. Pondasi

Pondasi langsung ( dangkal ) adalah pondasi dimana bagian

dasar pondasi ( dapat berupa pelat beton atau dasar pondasi

yang dibuat melebar ) menopang langsung pada bagian tanah

yang dianggap kuat menahannya. Dalam rancangan Gedung

pertunjukan seni in, jenis pondisi yang di gunakan ada 2, yaitu :

Gedung Pertunjukan Seni 144


 Pondasi setempat (tepalak)

Pondasi beton bertulang yang dibuat setempat, hanya di

bawah kolom struktur.

Pondasi ini di pakai pada tanah keras, dangkal, dan beban

bangunan tidak berat.

(Gambar: 4.44 Pondasi setempat Telapak, Sumber :

Drs. Widomoko, S.T, M.Si, Struktur dan konstruksi

Bangunan Bertingkat, Hal. 84)

 Pondasi Batu Kali

Menggunakan pondasi batu kali untuk pondasi menerus

disepanjang dinding bangunan pada lantai dasar bagian

luar.

Gedung Pertunjukan Seni 145


Gambar: 4.45 Pondasi batu kali, sumber : analisis

penulis)

B. Bagian Badan Bangunan

b. Kolom

Merupakan elemen vertikal struktur rangka yang berfungsi

meneruskan beban – beban seluruh elemen bangunan ke

pondasi. Kolom dapat berupa kolom utama dengan dimensi

yang cukup besar ( melebihi tebal dinding ) karena

memikul beban dan kolom praktis ( rata/ setebal dinding )

karena hanya sebagai elemen pengikat. Bahan yang dapat

digunakan dapat berupa pipa besi, beton bertulang atau cor.

Pada perencanaan Gedung Pertunjuka Seni ini

menggunakan beberapa bentuk kolom, antara lain : kolom

persegi panjang dan kolom slinder.

Rumus untuk menghitung dimensi kolom

Tinggi = panjang x (1/12) atau (1/10)

Lebar = T x 1/2

c. Balok

Merupakan elemen struktur yang berfungsi mentransfer

beban vertikal kearah horizontal, yang selanjutnya beban

tersebut diteruskan kependukung – pendukung utamanya

Gedung Pertunjukan Seni 146


( kolom ), dan selanjutnya diteruskan kedalam fondasi

( tanah ). Balok dapat berupa sloof yang berada diatas

fondasi menerus/ titik, ring balk yang berada diatas

dinding/ kolom dan balok lantai untuk bangunan bertingkat.

Balok dapat berupa balok induk yakni balok struktur yang

berfungsi sebagai penahan semua beban bangunan.

Rumus untuk menghitung dimensi balok :

H = 1/10 sampai 1/15

Diman :

H = tinggi balok

1 = panajng bentang atau jarak kolom struktur yang

menyangga balok. Panjang bentang balok tergantung

dengan model struktur yang di gunakan.

Ada pun pemakaian struktur balok yang akan digunakan :

 Alternatif 1

Untuk struktur portal melintang sejajar yang dipasang

pada arah melintang bangunan, jarak kedua kolom yang

merupakan jarak bentang balok dapat dibuat 5, 6, 7,

atau 8 meter. Kemudian ruang jalan ditengahnya dibuat

jarak 2 – 3 meter.

 Alternatif 2

Gedung Pertunjukan Seni 147


Untuk struktur portal beraturan, jarak kolom pada arah

melintang bangunan dapat dibuat masing – masing 3

atau 3, 5 meter, sedang jarak kolom pada arah

memanjang masing – masing dapat dibuat 3, 5 atau 4

meter.

 Alternatif 3

Untuk struktur portal dua arah, dimana kolom dipasang

2 arah melintang dan memanjang yang jaraknya sama,

maka jarak kolom masing – masing dibuat sama

misalnya 3; 3,5; 4; 5; 6; 7; dan 8 meter.

 Alternatif 4

Untuk struktur portal satu arah, dimana balok struktur

dipasang pada arah melintang bangunan yang disangga

ke atas kolom struktur. Jarak kedua kolom yang

merupakan panjang bentang balok dapat dibuat 5; 6; 7;

atau 8 meter.Sedang jarak kolom ruang jalan dapat

dibuat 1, 5 – 2 meter. ( Sumber Data : Drs. Widomoko, S.T

M.Si. Struktur dan Konstruksi Bangunan Bertingkat.

Malang, 7 November 2004 ).

d. Pelat Lantai ( Floor Plate)

Kegunaan dari pada pelat lantai adalah :

 Memisahkan ruang bawah dan ruang atas .

 Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas.

Gedung Pertunjukan Seni 148


 Untuk menempatkan kabel listrik dan lantai pada ruang

bawah tanah.

 Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang

bawah.

 Menambah kekuatan bangunan pada arah horizontal.

Pelat lantai yang digunaka adalah :

 Plat Lantai Beton

Pelat lantai dari beton bertulang umumnya di cor

ditempat, bersama – sama balok penumpu dan balok

pendukungnya.Dengan demikian akan diperoleh

hubungan yang kuat yang akan menjadi satu kesatuan,

hubungan ini disebut jepit – jepit.Pada pelat lantai beton

dipasang tulangan baja pada kedua arah, tulangan silang

untuk menahan momen tarik dan lenturan.Untuk

mendapat hubungan jepit – jepit, tulangan pelat lantai

harus dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpuh.

Persyaratan untuk beton bertulang antara lain :

 Pelat lantai harus mempunyai tebal sekurang –

kurangnya 12 cm, sedang untuk pelat atap sekurang

– kurangnya 7 cm.

 Harus diberi tulangan silang dengan diameter

minimum 8 mm dari baja lunak atau baja sedang.

Gedung Pertunjukan Seni 149


 Pada pelat lantai yang tebalnya lebih dari 25 cm

harus dipasang tulangan rangkap atas bawah.

 Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari

2, 5 cm dan tidak lebih dari 25 cm atau dua kali

tebal pelat, dipilih yang terkecil.

 Semua tulangan pelat harus terbungkus lapisan

beton setebal minimum 1 cm.

 Bahan beton untuk pelat lantai harus dibuat dari

campuran 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil + air dan bila

untuk lapisan kedap air di buat dari campuran 1

semen : 1 ½ pasir : 2 ½ kerikil + air.

Keuntungan dari penggunaan pelat lantai beton :

 Mampu mendukung beban besar.

 Merupakan isolasi suara yang baik.

 Tidak dapat terbakar dan dapat dibuat lapisan kedap

air, jadi diatasnya dapat dibuat dapur, kamar mandi/

Wc.

 Dapat dipasangi tegel sebagai elemen estetik.

 Merupakan bahan yang kuat dan awet tidak perlu

perawatan dan dapat berumur panjang.

Berdasarkan analisis jenis plat lantai di atas, maka yang

sesuai dengan perencanaan ini adalah plat lantai beton.

e. Penutup Lantai

Gedung Pertunjukan Seni 150


Beberapa penutup lantai yang dapat juga menggunakan

beberapa alternatif :

 Alternatif 1

Dengan menggunakan keramik ubin

(Gambar : 4.46 tegel 50x50, sumber : dokumentasi penulis)

 Alternatif 2

Dengan menggunakan Vinyl

 Alternatif 3

Dengan menggunakan papan lantai

Gedung Pertunjukan Seni 151


(Gambar : 4.47 Lantai papan, sumber : dokumentasi penulis)

Berdasarkan jenis – jenis penutup lantai, maka yang

akan di gunanakan pada perencanaan ini adalah

Keramik ubun, dan Lantai papan.

C. Bagian Atas

Bagian atas bangunan adalah penutup yang berfungsi

sebagai pelindung bagi konstruksi bagian tengah dan bawah

terhadap pengaruh iklim yakni panas dan hujan. Pada

perencanaan Gedung pertunjukan seni ini yang akan

gunakan adalan :

 Tempat Servis

Atap dengan konstruksi beton ( atap datar/ dak ) Sangat

simple jika digunakan atap dengan konstruksi beton

( atap datar ). Adapun penggunaan atau pemilihan

material atap haruslah disesuaikan dengan tema

perancangan yaitu arsitektur modern.

 Gedung pertunjukan seni

Atap dengan menggunakan konstruksi baja ringan

Merupakan salah satu alternatif bahan bangunan yang

mempunyai salah satu keuntungan yakni sangat ringan,

proses pembuatan yang cepat dan anti rayap.

 Pos jaga

Gedung Pertunjukan Seni 152


Atap dengan konstruksi kayu. Pengguanaan atap

dengan konstruksi kayu juga sangat baik bila

dugunakan tetapi, mempunyai beberapa kelemahan

yakni, dalam pengerjaannya lambat dan lebih banyak

dugunakan untuk bangunan yang bertemakan arsitektur

tropis.

4.3.1. Utilitas Bangunan

1. Sanitasi dan Pengelolaan Sampah

Dasar pertimbangan yang digunakan untu sanitasi dan

pengolahan sampah yaitu; sanitasi dan pembuangan sampah

yang tidak merusak lingkungan pada saat pengoprasian

maupun pembuangan.

 Air Bersih

Potable Water (dapat diminum), menggunakan air

bersih dari air sumur yang ditampung pada bak

penampungan dan didistribusikan melalui pipa-pipa

saluran.

 Air Kotor

Air kotor merupakan air yang berasal dari area servis,

pantry dan toilet. Air kotor dari WC langsung di alirkan ke

sumur peresapan yang sebelumnya dipisahkan kandungan

minyaknya kemudian diolah lalu menjadi non-potable

water yang biasa di gunakan untuk penyiraman kebakaran.

Gedung Pertunjukan Seni 153


(Gambar 4.48 Sistem Pembuangan Air Kotor Sumber

Internet)

 Air Hujan

Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka

maupun tertutup yang kemudian dialirkan ke unit pengelola

water, dilakukan dengan pengelolahan kemiringan tanah

dan daerah yang terkenah jatuhan air hujan

 Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan

sampah yang masih bisah di daur ulang dengan sampah

yang tak bisa didaur ulang lagi. Ini tujuan utuk menghindari

pembunaagan sampah yang dapat merusak lingkukangan

denagn cara memisahkan dan ditempatkan secara terpisah

dari sampah-sampah yang lain yang memungkinkan bisa

ditangani lebih lanjut sebelum dibuang.

Gedung Pertunjukan Seni 154


(Gambar 4.49 Sistem Pengolahan Sampah Sumber

Internet)

2. Mekanikal Elektrikal

Sistem mekanikal dan elektrikal bangunan dengan

penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.

 Jaringan Listrik

Jaringan listrik yang dugunakan dari PLN disambungkan

dengan generator cadangan dalam keadaan darurat.

Dalam pengoprasian digunakan automatic Switch yang

berfungsi secara otomatis mengalirkan arus yang

tersimpan pada generator pada saaat listrik yang berasl

dari PLN padam dengan dalay sekitar 10 detik.

Gedung Pertunjukan Seni 155


(Gambar 4.50 Sistem jaringan listrik Sumber Internet)

3. Jaringan Pemadam Kebakaran

Sistem pemadam kebakaran yang di pakai adalah:

 Fre Alarem

Berfungsi untuk memperingatkan bahaya kebakaran pada

tahap awal.

 Haydrant Box

Mengunakan jaringfan pipa bertekanan tinggi yang

disambungkan dengan sellang.

 Springkler Gas

Digunakan untuk menaggulangi kebakaran pada runag-

ruang yang memakai peralatan elektronik dan ruangan yang

terdapat banyak buku-buku atau arsip.

Gedung Pertunjukan Seni 156


 Springkler Air

Dgunakan pada resiko kebakaran kecil untuk rungan

yang tidak mengunakan alat elektronik.

 Fre Extinguiser

Merupakan tabung karbodioksida protable untuk

memadamkan api secara manual oleh manusia.

Ditempatkan pada daerah-daerah strategis agar mudah

dijangkau dan dikenal, serta ruangan-ruangan yang

memiliki resiko kebakaran tinggi.

(Gambar 4.51 Sistem Pengaman bahaya kebakaran

Sumber Internet)

4. Sistim Keamanan Ruangan

Alasan utama pengadaan CCTV (Closed Circuit

Television) pada bangunan adalah untuk keamanan objek

lokasi dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

CCTV adalah satu alat yang bervungsi untuk memonitor satu

ruangan melalui layar montor/televisi yang menampilkan

Gedung Pertunjukan Seni 157


gambar recaman kamera yang dipasang disetiap sudut

ruangan, yang biasanya di pasang tersembunyi, diman CCTV

ini dapat berkerja selama 24 jam sesuai dengan kebutuhan.

(Gambar 4.52 Sistem Keamanan Ruangan Sumber Internet)

5. Sistim Audio

(Gambar 4.53 Sistem Audio Sumber Internet)

6. Sistim Penagkal Petir

Sistem Penagkal petir yang digunakan pada bangunan

adalah sistem faraday, dengan prinsip kerja tiang yng

dipasang dipuncak atap dan dihubungkan dengan kawat

Gedung Pertunjukan Seni 158


menuju ground. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

penagkal petir adalah:

 Tiang penagkal diletak kan pada bagian-bagian tertinggi

bagunan.

 Seluruh bidang atas bangunan harus terlindung.

 Penagkal petir mengunakan bahan yang dapat

menghantarkan muatan listrik ke dalam ground.

( Gambar 4.54 Sistem Penagkal Petir Sumber Internet)

Gedung Pertunjukan Seni 159

Anda mungkin juga menyukai