Anda di halaman 1dari 26

Prinsip Dasar Pemeriksaan

Viral Load HIV yang berkualitas


Lokakarya Penguatan Kapasitas Provinsi

Francisca
Srioetami
Tanoerahardjo
Outline
• Pemeriksaan VL-HIV
• Sistem Manajemen Mutu Laboratorium
• Evaluasi Ketidaksesuaian Hasil PME VL-HIV
• Hal2 yang berpengaruh untuk terjadinya error, invalid, no result
• Pemeliharaan alat laboratorium
• Peran dan Fungsi Komponen Jejaring Pelayanan HIV
• Kesimpulan
• Saran
VIRAL LOAD HIV
Viral Load (VL) HIV
Jumlah HIV dalam sampel darah. Viral load (VL) dilaporkan sebagai jumlah salinan RNA
HIV per mililiter darah. Tujuan penting dari terapi antiretroviral (ART) adalah untuk
menekan VL seseorang ke tingkat yang tidak terdeteksi—tingkat yang terlalu rendah
untuk virus dapat dideteksi dengan tes VL-HIV.

Tes Viral Load HIV


• Tes laboratorium yang mengukur jumlah HIV dalam sampel darah.
• Hasil dilaporkan sebagai jumlah salinan RNA HIV per mililiter darah secara
kuantitatif.
• <50 copy/mL : TIDAK terdeteksi
• 50 - 1000 copy/mL : ? Perlu tindak lanjut
• >1000 copy/mL : TIDAK TERSUPRESI
• Tes viral load digunakan untuk memantau respons pengobatan antiretroviral (ART).
PRINSIP PEMERIKSAAN VIRAL LOAD HIV

Amplifikasi RNA HIV1 dengan RT-PCR


• Deteksi bagian dari HIV menggunakan RT-PCR (Reverse Transcription -
Polymerase Chain Reaction), dengan tahapan:

• preparasi sampel,

• ekstraksi asam nukleat dan amplifikasi,

• deteksi dari sekuens target dalam sampel (bisa simpel atau kompleks)
HASIL VIRAL LOAD HIV BERKUALITAS, dipengaruhi...

••
Pemeriksaaan VL HIV : TAHAP PRA-ANALITIK
TAHAP PRA-ANALITIK
Lakukan sentrifugasi
• Pengambilan sampel darah dengan kecepatan 1500
rpm selama 5 menit
• Pengelolaan darah jadi PLASMA
• Penyimpanan
• Pengemasan dan Transportasi

FASKES FASKES
PENGIRIM
KURIR
PENERIMA

Cryotube
SAMPEL YANG BAIK

• SAMPEL PLASMA YANG BAIK


• Jernih
• Tidak hemolisis Plasma yang
• Jernih (Tidak keruh) baik
• VOLUME CUKUP
(minimal 1,2 mL)
KONDISI LABORATORIUM

• INFRASTRUKTUR RUANGAN • Jumlah Pemeriksaan


• Ruangan khusus • Terjadwal (setiap hari/minggu/bulan)
• AC • Tidak teratur
• Listrik - UPS
• Pencatatan
• JENIS ALAT:
• Manual - formulir ?
• ABBOTT / TCM
• Refrigerator & Deep Freezer • Digital ?
• Terhubung SIM RS / LIS
• REAGEN
• Mutu
• SDM
• Pelaksana pemeriksaan • PMI - log book
• Nakes / non-Nakes • PME - sertifikat keikutsertaan
• Pelatihan
SISTEM MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM
SISTEM MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM
PDCA cycle help Continual Improvement
! !
12 Unsur pengaruhi mutu laboratorium

! !
Reference: WHO, CDC, CLSI
Pemeriksaan Laboratorium bermutu - akurat dan presisi

SISTEM MANAJEMEN
MUTU LABORATORIUM
Laboratorium
Kesehatan QC = Pemantapan Mutu Internal
EQA = Pemantapan Mutu Eksternal

Pembinaan Laboratorium: Penyelenggara PME


Dinas Kesehatan Prov & Kab/kota
Akreditasi
Lembaga Penilai Kesesuaian/
Lembaga Akreditasi
KONSEP MUTU LABORATORIUM

• Setiap Laboratorium Kesehatan harus melaksanakan Sistem Manajemen Mutu


Laboratorium yang terdiri dari Quality Control (sering disebut sebagai
Pemantapan Mutu Internal) dan External Quality Assurance (Pemantapan Mutu
Eksternal).
• Prinsip Dasar ini merupakan cara untuk menjamin kualitas/mutu suatu
pemeriksaan/tes laboratorium.
• Pemantapan Mutu Internal dilakukan oleh setiap Laboratorium Kesehatan
sesuai dengan jenis pemeriksaan/tes.
• Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan secara berkala dengan berbagai cara,
misalnya uji silang, proficiency testing. Penyelenggara PME merupakan pihak
independen dengan standar kompetensi tertentu. Bila tidak tersedia dapat
dilakukan uji banding antar laboratorium yang setara kemampuannya
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL

• Wajib dilaksanakan setiap hari bila melakukan pemeriksaan, menggunakan


bahan kontrol/reference yang terstandar
• Bilai nilai kontrol tidak masuk dalam range (rentang) yang sesuai dengan nilai
reference (nilai rujukan) maka hasil pemeriksaan tidak valid, dan harus dicari
penyebabnya.
• Tindakan korektif dapat berupa kalibrasi, atau pengulangan sesuai masalah yang
ada.
• Setelah pengulangan pemeriksaan bahan kontrol dan hasil pemeriksaan masuk
dalam rentang nilai reference/rujukan maka hasil pemeriksaan dapat dinyatakan
valid.
• PMI dilakukan minimal sehari sekali bila laboratorium melakukan pemeriksaan
parameter tersebut. PMI menggambarkan jaminan akurasi dan presisi
parameter pemeriksaan.
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL

• Hasil evaluasi PME menggambarkan kinerja/performance


laboratorium yang tidak mempengaruhi hasil pemeriksaan saat itu.
Oleh karena itu PME wajib diikuti oleh Laboratorium Kesehatan
setahun minimal 2 kali untuk parameter yang sama. Ideal nya setiap
bulan.
• PME merupakan salah satu penilaian kinerja laboratorium yang
obyektif, dan hasil evaluasi ini diharapkan dapat senantiasa
meningkatkan kualitas pemeriksaan/tes, baik oleh usaha
laboratorium secara mandiri maupun adanya pembinaan dari
lembaga/badan/institusi yang berwenang (Kemenkes)
PEMBINAAN LABORATORIUM KESEHATAN

• Pembinaan Laboratorium Kesehatan merupakan salah satu bagian


kegiatan dalam Sistem Manajemen Mutu Laboratorium yang
dilakukan oleh lembaga/institusi pengampunya
• Pembinaan dapat dilakukan dari berbagai aspek, mulai dari SDM,
sarana prasarana, biosafety & biosecurity, mutu (PMI & PME),
pengendalian infeksi dan sebagainya.
• Pembinaan dapat dilakukan secara berjenjang berdasarkan
kemampuan laboratorium kesehatan maupun kinerja laboratorium,
menggunakan pedoman yang sama.
• Pembinaan harus dilakukan terjadwal/berkala yang berkelanjutan
sehingga dapat diketahui perbaikannya.
EVALUASI KETIDAKSESUAIAN HASIL PME
EVALUASI KETIDAKSESUAIAN HASIL PME
Berdasarkan Alat yang digunakan
• Alat Abbott : di laboratorium rujukan VL-HIV
(16 lab)
• POCT (point of care testing) : dekat dengan
pasien (96 lab)
• HIV-1 VL Assay Cartridges
• Storage and Handling
Saat ini, POCT menggunakan alat TCM • Materials Required but Not Provided
(Xpert) • Warnings and Precautions
• dimanfaatkan bersama untuk • Specimen Collection, Transport, and Storage
deteksi TBC, Hepatitis, SARS CoV2, • Procedure
dll • Preparing the Specimen
• Menggunakan cartridge khusus • Preparing the Cartridge
untuk VL HIV-1 RNA • Starting the Test
• Viewing and Printing Results
• Quality Control
INTERPRETASI HASIL VIRAL LOAD HIV
Hasil Interpretasi
HIV-1 DETECTED HIV-1 RNA is detected at XX copies/mL.
XX copies/mL • HIV-1 RNA has quantitative value within the analytical measurement range.
• IQS-H and IQS-L: PASS.
• Probe Check: PASS; all probe check results pass
HIV-1 DETECTED HIV-1 RNA is detected above the analytical measurement range.
> 1 × 107 copies/mL • IQS-H and IQS-L: PASS.
• Probe Check: PASS; all probe check results pass.
HIV-1 DETECTED HIV-1 RNA is detected below the analytical measurement range.
< 40 copies/mL • IQS-H and IQS-L: PASS.
• Probe Check: PASS; all probe check results pass.
HIV-1 NOT HIV-1 RNA is not detected. This result does not infer that the patient has been
DETECTED cleared of the virus.
• IQS-H and IQS-L: PASS.
• Probe Check: PASS; all probe check results pass.
INTERPRETASI HASIL VIRAL LOAD HIV

Hasil Interpretasi
INVALID Presence or absence of HIV-1 RNA cannot be determined. Repeat test
- Retest Procedure.
• IQS-H and/or IQS-L: FAIL; Cycle thresholds (Cts) are not within valid
range.
• Probe Check: PASS; all probe check results pass
ERROR Presence or absence of HIV-1 RNA cannot be determined. Repeat test
- Retest Procedure.
• Probe Check: FAIL; all or one of the probe check results fail.
NO RESULT Presence or absence of HIV-1 RNA cannot be determined - Repeat test
A NO RESULT indicates that insufficient data were collected. For
example, the operator stopped a test that was in progress.
Retest: Reasons to Repeat the Assay
Hasil Interpretasi
INVALID • An INVALID result indicates one or more of the following:
• The IQS-H and/or IQS-L Cts are not within valid range.
The sample was not properly processed or PCR was inhibited.
ERROR • An ERROR result indicates that the assay was aborted. Possible causes include:
insufficient volume of sample was added, the reaction tube was filled improperly, a
reagent probe integrity problem was detected, or the maximum pressure limit was
exceeded
NO RESULT A NO RESULT indicates that insufficient data were collected. For example, the operator
stopped a test that was in progress, or a power failure occurred

RETEST PROCEDURE
If the result of a test is either INVALID, ERROR, or NO RESULT, use a new cartridge to retest the affected
specimen (do not re-use the cartridge).
• Remove a new cartridge from the kit.
• Start Procedure from the beginning.
• A specimen that yields INVALID results twice is likely to contain an inhibitor; retesting is not
recommended.Remove a new cartridge from the kit.
Performance Characteristics & Clinical Performance

Performance Characteristic
• Limit of Detection
• Limit of Quantitation
• Precision/Reproducibility
• Linearity
• Analytical Reactivity (Inclusivity)
• Analytical Specificity (Exclusivity)
• Potentially Interfering Substances
• Anti-coagulant Equivalence (EDTA, PPT-EDTA, and ACD)
Clinical Performance
• Specificity
• Method Correlation
Peran dan Fungsi Komponen Jejaring Pelayanan HIV
• Regulasi
Kemenkes
• Koordinasi

Dinkes • Sosialisasi
Provinsi
• Monitoring

• Evaluasi
Dinkes
KK
• Pembinaan

ODHIV Mitra Faskes TA


Peran dan Fungsi Komponen Jejaring Pelayanan HIV

• Apa
• Siapa
Panduan
• Dimana
Implementasi
• Kapan
• Mengapa
• Bagaimana
Kesimpulan

• Pemeriksaan VL-HIV merupakan cara untuk memantau keberhasilan pengobatan HIV


• Sistem Manajemen Mutu Laboratorium sangat penting untuk mendapatkan hasil
pemeriksaan yang berkualitas
• Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil harus dipahami oleh petugas pelaksana
• Kondisi laboratorium
• Pemeliharaan alat laboratorium

• Interpretasi hasil pemeriksaan dan tindak lanjut merupakan hal penting untuk diketahui
petugas
• Pelaksanaan Pemantapan Mutu Internal dan Eksternal merupakan persyaratan mutlak
• Pembinaan Laboratorium dilaksanakan oleh pengampu yang berwenang
Saran

• Persyaratan yang harus dipenuhi sesuai standar:


• Infrastruktur laboratorium
• SDM yang kompeten
• Reagen dan Bahan Habis Pakai
• Pemeliharaan Alat

• Peran dan Fungsi Jejaring Laboratorium


• Pertemuan berkala dengan pengguna jasa laboratorium
• Membuat indikator yang dapat menilai setiap tahapan pelaksanaan pemantauan pengobatan
ODHIV
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai