Anda di halaman 1dari 12

Journal of Education and Social Science Article History | Received: D-M-20XX

http://jurnal.edusiapublika.co.id/index.php/jess Revised: D-M-20XX


p-ISSN: 2798-4745 | e-ISSN: 2798-4443 Accepted: D-M-20XX
Online: D-M-20XX
Vol. X No. X (Month) 20XX, hal. XX-YY

ANALISIS KEBIJAKAN MERDEKA BELAJAR SEBAGAI UPAYA


PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

Ainul Mardiah
Universitas Islam Negeri Mataram
ainulmardiah883@gmail.com

Abstrack: Quality education is education that is capable of carrying out the maturation process the
quality of students who are developed by freeing students from ignorance and inability. With quality
education, a new generation will be born superior human resources in all aspects of life. Many policies
have carried out by the government to improve the quality of education, such as the independent
learning policy. Educational institutions are no less lagging behind in improving the quality of
education, namely by continue to improve the quality of human resources and the quality of learning.
Which method used in this study is a qualitative method with a descriptive analysis approach, where
descriptive research in this case is research that aims to describes the independent learning policy as
an effort to improve the quality of education. While the sources taken are from scientific books that have
been publish with intended to be used as reference material. The results of this study show that the
implementation of the independent learning policy can be done through improvement quality of
education, learning process, commitment from teachers, support from principals, and education
curriculum.

Keywords: Freedom of Learning Policy, Quality of Education

Abstrak: Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang mampu melakukan proses pematangan
kualitas siswa yang dikembangkan dengan cara membebaskan siswa dari ketidaktahuan dan
ketidakmampuan. Dengan adanya pendidikan yang bermutu maka akan terlahir generasi atau
sumber daya manusia yang unggul dalam segala aspek kehidupan. Banyak kebijakan yang telah
dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, seperti kebijakan merdeka belajar.
Institusi pendidikan juga tidak kalah tertinggal dalam peningkatan mutu pendidikan yaitu dengan
terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta kualitas pembelajarannya. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis,
dimana penelitian deskriptif dalam hal ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan kebijakan merdeka belajar sebagai usaha meningkatkan mutu pendidikan.
Sedangkan sumber yang diambil yaitu dari buku-buku ilmiah yang sudah diterbitkan dengan
maksud untuk dijadikan sebagai bahan referensi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
pengimplementasian kebijakan merdeka belajar dapat dilakukan dengan belalui peningkatkan mutu
pendidikan, proses pembelajaran, komitmen dari guru, dukungan dari kepala sekolah, dan
kurikulum pendidikan.

Kata kunci: Kebijakan Merdeka Belajar, Mutu Pendidikan


Nama Penulis, el al (Arial, Bold, 10pt). (Tahun). Judul Tulisan. Journal of Education and Social Science,
Vol(No), Hal. (Arial, Italic, 10pt)…

2
Journal of Education and Social Science
Volume X Nomor X (Bulan) Tahun, Hal. AA-BB

A. Pendahuluan

Pembelajaran pada abad 21 memiliki tantangan sekaligus peluang bagi lembaga


pendidikan. Syarat maju dan berkembang lembaga pendidikan harus memiliki daya inovasi, dan
dapat berkolaborasi. Jika tidak mampu berinovasi dan berkolaborasi, maka akan tertinggal jauh ke
belakang. Namun jika sebaliknya, lembaga pendidikan akan mampu menciptakan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang dapat memajukan, mengembangkan, dan mewujudkan cita- cita bangsa
yaitu membelajarkan manusia. Menjadikan manusia pembelajar bukan hal mudah seperti
membalikkan telapak tangan. Lembaga pendidikan harus mampu menyeimbangkan sistem
pendidikan dengan perkembangan zaman. Di era Revolusi Industri 4.0, sistem pendidikan
diharapkan dapat mewujudkan perserta didik memiliki keterampilan yang mampu berfikir kritis
dan memecahkan masalah, kreatif dan inovatif serta ketrampilan komunikasi dan kolaborasi. Juga
keterampilan mencari, mengelola dan menyampaikan informasi serta trampil menggunakan
informasi dan teknologi sangat dibutuhkan.1
Tuntutan pada era revolusi industri 4.0 ini menjadi tugas besar bagi pemerintah khususnya
sektor pendidikan.2 Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan saat ini menjadi prioritas utama
agar menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten untuk menghadapi globaliasi. 3
Keterbukaan serta kemajuan informasi dan teknologi, pendidikan akan semakin dihadapkan
dengan berbagai tantangan dan permasalahan yang kompleks.
Untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas, diperlukan instrumen kebijakan sebagai
pijakan dan landasan hukum yang perlu diatur oleh negara. Di dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 telah dikatakan bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh NKRI ialah “Mencerdaskan
kehidupan Bangsa”, sehingga secara konstitusional yang berlaku di Indonesia pendidikan menjadi
tempat melahirkan generasi bangsa yang berkualitas harus benar-benar dijalankan sesuai amanat
undang-undang. Oleh sebab itu, pendidikan tidak akan terlepas dari peran negara sebagai
penyelenggara dan penyedia layanan jasa, harus memiliki kebijakan pendidikan yang dapat
dipahami dan menjadi tolak ukur sebagai ketentuan dan tata aturan baku yang harus diaptuhi dan
dijalankan. Kebijakan sebagai tata aturan dasar dan acuan praktis dibuat oleh pemangku kebijakan

1
Risdianto Eko, “Kepemimpinan dalam Dunia Pendidikan di Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0”, 2019.
2
Hendra Suwardana, “Revolusi Industri 4.0 Berbasis Revolusi Mental”, Jurnal Jati Unik: Vol. 1, No. 2, tahun 2017,
hlm 102.
3
Baro'ah, S. (2020). “Kebijakan Merdeka Belajar Sebagai Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan”,
Jurnal Tawadhu, Vol. 4, No. 1, tahun 2020, hlm 1063.

3
Nama Penulis, el al (Arial, Bold, 10pt). (Tahun). Judul Tulisan. Journal of Education and Social Science,
Vol(No), Hal. (Arial, Italic, 10pt)…

yaitu pemerintah, oleh karenanya kebijakan tidak hanya dilaksanakan tetapi juga harus ada
pengkajian, analisa, penilaian, evaluasi sampai ke tahap pengembangan.4
Untuk memasuki era globalisasi dan internasionalisasi terutama dalam bidang
pengembangan sains dan teknologi, pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nadiem Anwar Makarim menyampaikan dalam pidatonya pada acara Hari Guru Nasional (HGN)
tahun 2019 mencetuskan konsep “Pendidikan Merdeka Belajar”. Konsep ini merupakan bagian
dari lembaga pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan harus fleksibel terhadap
kebebasan dan keterbukaan diri sebagai institusi pendidikan yang dapat berperan serta
berkontribusi real demi kemaslahatan umat terutama di era revolusi industri 4.0 dan society 5.0.
Menurut Mulyasa, dewasa ini upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan oleh
berbagai pihak dalam rangka mengembangkan sumber daya manusia dan pengembangan watak
bangsa. Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan dibidang pendidikan
nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara
menyeluruh.5 Mutu pendidikan merupakan faktor penting yang harus diwujudkan dalam proses
pendidikan.
Salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan ialah
membuat kebijakan baru terkait kurikulum. Kurikulum yang saat ini dicanangkan oleh pemerintah
khususnya menteri pendidikan adalah kurikulum merdeka belajar. Konsep kurikulum merdeka
belajar ini menekankan pada pemberian kebebasan di bidang pendidikan. 6 Dalam hal ini, guru
berperan sebagai fasilitator bagi siswa dalam memberikan pembelajaran. Untuk itu, pembangunan
di sektor pendidikan perlu dirancang agar berbagai tantangan dan permasalahan yang muncul
dapat diatasi. Dunia pendidikan nasional perlu dirancang agar mampu melahirkan generasi yang
memiliki keunggulan pada era globalisasi seperti sekarang ini.
Dari latar belakang yang dipaparkan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis secara mendalam terkait kebijakan merdeka belajar sebagai upaya peningkatan mutu
pendidikan.
B. Metode Penelitian

Metode penelitian kualitatif adalah metode yang akan dipakai dalam penelitian ini,
penelitian kulitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis
dan dasar teori di manfaatkan sebagai pemandu juga bermanfaat untuk memberikan gambaran

4
Oki Suhartono, “Kebijakan Merdeka Belajar Dalam Pelaksanaan Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19”, Ar-
Rosikhun: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, hlm 9.
5
Mulyasa, “Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan), Bandung Rosda:
tahun 2010.
6
Faiz & Kurniawati, “Konsep Merdeka Belajar Pendidikan Indonesia Dalam Perspektif Filsafat Progresivisme
Konstruktivisme”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 12, No. 2, tahun 2020, hlm 155-164.

4
Journal of Education and Social Science
Volume X Nomor X (Bulan) Tahun, Hal. AA-BB

umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Jenis pendekatan
penelitian yang diguakan yaitu metode deskriptif, yaitu suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas
peristiwa masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran, atau lukisan secara sistematis, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yag diselidiki.
Jenis metode deskriptif yang dilakukan yaitu penelitian perpustakaan, merupakan kegiatan
mengamati berbagai literatur yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang dianggap
sesuai, baik itu berupa buku, jurnal ataupun tulisan yang sifatnya membantu sehingga dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam proses penelitian. Dalam buku pengantar Metodologi Reseach
Social mengemukakan bahwa tujuan penelitian perpustakaan adalah untuk mengumpulkan data
dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang ada di perpustakaan, hasilnya
dijadikan fungsi dasar dan alat utama bagi praktek penelitian dilapangan. Karena menggunakan
penelitian perpustakaan berarti sumber data diambil dari berbagai sumber data yang relefan
dengan topik yang diangkat yaitu kebijakan merdeka belajar sebagai upaya peningkatan mutu
pendidikan.

C. Temuan dan Pembahasan

1. Proses Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar yang berperan dalam menentukan
keberhasilan belajar siswa. Dari proses pembelajaran akan terjadi hubungan timbal balik antara
guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses pembelajaran hendaknya dirancang
agar dapat menumbuhkan motivasi dan mendukung siswa untuk memiliki empat kompetensi yang
harus dimiliki oleh generasi bangsa dalam menghadapi abad 21. Pembelajaran secara sederhana
dapat diartikan sebagai sebuah usaha mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang
agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri.7 Melalui pembelajaran akan terjadi proses
pengembangan moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui berbagai
interaksi dan pengalaman belajar.
Pembelajaran berbeda dengan mengajar yang pada prinsipnya menggambarkan aktivitas
guru, sedangkan pembelajaran menggambarkan aktivitas peserta didik. Pembelajaran harus
menghasilkan belajar pada peserta didik dan harus dilakukan suatu perencanaan yang sistematis,

7
Risnita & Bashori, “The Effect of Essay Test and Learning Methods on Student Chemistry Learning Outcomes”,
Jurnal of Turkish Science Education, Vol. 17, No.3, tahun 2020, hlm 332.

5
Nama Penulis, el al (Arial, Bold, 10pt). (Tahun). Judul Tulisan. Journal of Education and Social Science,
Vol(No), Hal. (Arial, Italic, 10pt)…

sedangkan mengajar hanya salah satu penerapan strategi pembelajaran diantara strategi-strategi
pembelajaran yang lain dengan tujuan utamanya menyampaikan informasi kepada peserta didik. 8
Kalau diperhatikan, perbedaan kedua istilah ini bukanlah hal yang sepele, tetapi telah menggeser
paradigma pendidikan, pendidikan yang semula lebih berorientasi pada “mengajar” (guru yang
lebih banyak berperan) telah berpindah kepada konsep “pembelajaran” (merencanakan
kegiatankegiatan yang orientasinya kepada siswa agar terjadi belajar dalam dirinya).
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru
sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh pihak peserta didik atau murid. Pembelajaran
sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas peserta didik
yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, serta dapat meningkatkan
kemampuan mengkonstruksi pengentahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang
baik terhadap materi pembelajaran.
2. Komitmen Guru
Konsep tentang komitmen guru sangat berdekatan dengan kinerja guru (teachers’ work
performance) dan kemampuan guru untuk berinovasi dengan ide-ide baru dan
mengintegrasikannya dalam praktik, selalu hadir di sekolah, setia kepada sekolah dan yang lebih
penting dari itu adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh yang tinggi untuk kemajuan
peserta didik dan sekolah. Guru yang berkomitmen berupaya untuk mencapai keberhasilan
sekolah dan mereka terikat secara emosional dengan karir mereka.
Guru yang berkomitmen mengembangkan pengetahuan, sikap yang diinginkan dan
keterampilan yang dibutuhkan. Beberapa guru melihat komitmen mereka sebagai bagian dari
identitas profesional mereka sehingga mereka mendapatkan banyak kenikmatan dari komitmen
tersebut. Namun guru lainnya merasa bahwa komitmen sebagai guru membutuhkan investasi
pribadi yang besar dan melihatnya sebagai pekerjaan yang berat sehingga merasakan berat dalam
menjalani komitmen tersebut.
Komitmen guru adalah keterikatan emosional seorang guru dengan sekolah dimana ia
bekerja sehingga ia bersedia bertahan, mengidentifikasi diri dan terlibat untuk mencapai tujuan
sekolah. Terdapat beberapa jenis komitmen yang terkait dengan guru yaitu: komitmen profesi,
komitmen pada anak didik dan komitmen pada masyarakat. Bentuk komitmen guru terdiri dari:
personal goal, yaitu guru memiliki komitmen untuk menjadi yang terbaik, capacity belief, yaitu
percaya akan kemampuan pada diri sendiri, context belief, yaitu kemampuan guru untuk
mendayagunakan sumber-sumber belajar secara efektif dan efisien, dan emotional arousal
process, yaitu kemampuan untuk siap melaksanakan tugas dalam keadaan apapun.

8
Eveline Siregar & Hartini, “Teori Belajar dan Pembelajaran”, Bogor: Ghalia Indonesia, tahun 2010.

6
Journal of Education and Social Science
Volume X Nomor X (Bulan) Tahun, Hal. AA-BB

Berdasarkan kajian konsep dan teori di atas dapat disimpulkankan bahwa komitmen guru
adalah ekpresi dan upaya guru dalam waktu yang terus menerus dalam memajukan peserta didik
dan sekolah dengan indikator: (1) Menjaga kepercayaan orang tua pada sekolah; (2) Memantau
perkembangan dan kemajuan peserta didik; (3) Berupaya hadir di sekolah; (4) Berupaya hadir
tepat waktu; (5) Merasa bangga dengan sekolah; (6) Menjaga nama baik melalui sikap dan
perilaku; (7) Membantu kemajuan akademik sekolah; (8) Menjaga iklim yang kondusif di sekolah;
(9) Berkomitmen untuk menjadi guru yang baik; (10) Memberi materi pelajaran yang berguna
bagi peserta dididik; (11) Memperlakukan peserta didik sebagai seorang yang unik dan berharga;
(12) Berusaha menjadi guru professional.
3. Manajemen Kurikulum Pendidikan
Istilah manajemen kurikulum berasal dari dua kata, yaitu “manajemen” dan “kurikulum”.
Kurikulum adalah semua kegiatan, pengalaman, dan segala sesuatu yang dapat mempengaruhi
perkembangan kepribadian anak, baik yang terjadi di sekolah, halaman sekolah, atau di luar
sekolah atas tanggung jawab sekolah agar peserta didik dapat menguasai kompetensi yang telah
ditentukan. Rusman menyebutkan manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan
kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan
ketercapaian pada tujuan kurikulum.9 Lebih lanjut dijelaskan bahwa aktivitas manajemen
kurikulum ini merupakan kolaborasi antara kepala sekolah dengan wakil kepala sekolah beserta
peran guru dalam melakukan kegiatan manajerial agar perencanaan berlangsung dengan baik.
Dari definisi manajemen kurikulum di atas, dapat dipahami bahwa manajemen kurikulum
merupakan sebuah proses kerjasama dalam mengelola kurikulum untuk mencapai tujuan
kurikulum atau tujuan pendidikan secara efisien dan efektif.
4. Kajian Teori
A. Kebijakan Merdeka Belajar
a. Analisis Definisi Kebijakan
Analisis kebijakan merupakan suatu prosedur berfikir yang sudah lama dikenal dan
dilakukan dalam sejarah manusia. Kata kebijakan adalah terjemahan dari kata “policy” dalam
bahasa inggris yang berarti mengurus masalah atau kepentingan umum, disandingkan dengan
pendidikan maka merupakan hasil terjemahan dari kata educational policy yang berasal dari 2
kata, sehingga kebijakan pendidikan memiliki arti yang sama dengan kebijakan pemerintah dalam
bidang pendidikan. Lebih lanjut Suryadi dan Tilaar menegaskan bahwa analisis kebijakan adalah

9
Rusman, Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Tahun 2009.

7
Nama Penulis, el al (Arial, Bold, 10pt). (Tahun). Judul Tulisan. Journal of Education and Social Science,
Vol(No), Hal. (Arial, Italic, 10pt)…

sebagai suatu cara atau prosedur dalam menggunakan pemahaman manusia terhadap dan untuk
pemecahan, jadi penulis merumuskan bahwa analisis kebijakan adalah suatu proses evaluasi
kebijakan untuk tujuan tertentu.
b. Merdeka Belajar
Merdeka Belajar adalah program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Mendikbud Nadiem Anwar
Makarim. Nadiem membuat kebijakan merdeka belajar bukan tanpa alasan. Pasalnya, penelitian
Programme for International Student Assesment (PISA) tahun 2019 menunjukkan hasil penilaian
pada peserta didik Indonesia hanya menduduki posisi keenam dari bawah; untuk bidang
matematika dan literasi, Indonesia menduduki posisi ke-74 dari 79 Negara. Menyikapi hal itu,
Nadiem pun membuat gebrakan penilaian dalam kemampuan minimum, meliputi literasi,
numerasi, dan survei karakter. Literasi bukan hanya mengukur kemampuan membaca, tetapi juga
kemampuan menganalisis isi bacaan beserta memahami konsep di baliknya.10
Untuk kemampuan numerasi, yang dinilai bukan pelajaran matematika, tetapi penilaian
terhadap kemampuan peserta didik dalam menerapkan konsep numerik dalam kehidupan nyata.
Satu aspek sisanya, yakni Survei Karakter, bukanlah sebuah tes, melainkan pencarian sejauh mana
penerapan nilai-nilai budi pekerti, agama, dan Pancasila yang telah dipraktekkan oleh peserta
didik.11 Esensi kemerdekaan berpikir, menurut Nadiem, harus didahului oleh para guru sebelum
mereka mengajarkannya pada peserta didik. Nadiem menyebut, dalam kompetensi guru di level
apapun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka
tidak akan pernah ada pembelajaran yang terjadi.
Semangat untuk melakukan inovasi dan perubahan inilah roh pertama program merdeka
belajar untuk diterapkan di sektor pendidikan Indonesia. Apalagi di era revolusi industri 4.0,
sistem pendidikan diharapkan dapat mewujudkan peserta didik memiliki keterampilan yang
mampu berfikir kritis dan memecahkan masalah, kreatif dan inovatif serta keterampilan
komunikasi dan kolaborasi.12 Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, merdeka belajar
adalah memberikan kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan dan merdeka dari
birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi yang berbelit serta mahasiswa diberikan kebebasan
memilih bidang yang mereka sukai.13

10
Rati Melda Sari, “Kebijakan Merdeka Belajar Sebagai Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan”, Produ: Prokurasi
Edukasi-Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol. 1, No. 1, Desember tahun 2019, hlm 40.
11
Siti Mustaghfiro, “Merdeka Belajar Perspektif Aliran Progresivisme John Dewey”, Jurnal Edureligia, Vol. 4, No. 1,
tahun 2020, hlm 5.
12
Ammas, “Pembelajaran Daring dalam Perspektif Merdeka Belajar”, Jurnal Sipatokkong Bpsdm Sulsel, Vol. 2, No.
1, tahun 2021, hlm 35.
13
Oki Suhartono, Kebijakan…, hlm 12.

8
Journal of Education and Social Science
Volume X Nomor X (Bulan) Tahun, Hal. AA-BB

Melalui kebijakan Merdeka Berlajar, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar
Makarim ingin menciptakan suasana belajar yang happy dan kondusif bagi peserta didik. Merdeka
belajar menurut Mendikbud berangkat dari keinginan agar output pendidikan menghasilkan
kualitas yang lebih baik dan tidak lagi menghasilkan siswa yang hanya jago menghafal namun
juga memiliki kemampuan analisis yang tajam, penalaran serta pemahaman yang komprehensif
dalam belajar untuk mengembangkan diri.14
Merdeka belajar dalam proses pembelajaran sesuai dengan yang diungkapkan oleh
Agustinus Tanggu Daga dari beberapa literatur diartikan sebagai merdeka berpikir, merdeka
berinovasi, merdeka belajar mandiri dan kreatif, dan merdeka untuk kebahagiaan. 15 Konsep
merdeka belajar di gagas agar peserta didik memiliki kebebasan dalam berfikir kritis dan cerdas,
hal ini akan membuat peserta didik untuk mengekspolrasi tentang bagaimana proses Pendidikan
yang di maksud oleh Ki Hadjar Dewantara dalam mengimplementasikan Ing Ngarso Sung
Tuladha, Ing Madya Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani dalam sistem Pendidikan di
Indonesia saat ini dengan mengedepankan keterbukaan dalam berfikir.
Ada empat pokok kebijakan baru Kemendikbud RI, yaitu:16
1) Ujian Nasional (UN) akan digantikan oleh Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei
Karakter. Asesmen ini menekankan kemampuan penalaran literasi dan numerik yang
didasarkan pada praktik terbaik tes PISA. Berbeda dengan UN yang dilaksanakan di akhir
jenjang pendidikan, asesmen ini akan dilaksanakan di kelas 4, 8, dan 11. Hasilnya diharapkan
menjadi masukan bagi lembaga pendidikan untuk memperbaiki proses pembelajaran
selanjutnya sebelum peserta didik menyelesaikan pendidikannya.
2) Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) akan diserahkan ke sekolah. Menurut
Kemendikbud, sekolah diberikan kemerdekaan dalam menentukan bentuk penilaian, seperti
portofolio, karya tulis, atau bentuk penugasan lainnya.
3) Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Menurut Nadiem Makarim, RPP
cukup dibuat satu halaman saja. Melalui penyederhanaan administrasi, diharapkan waktu guru
yang tersita untuk proses pembuatan administrasi dapat dialihkan untuk kegiatan belajar dan
peningkatan kompetensi.
4) Dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), sistem zonasi diperluas (tidak termasuk daerah
3T. Bagi peserta didik yang melalui jalur afirmasi dan prestasi, diberikan kesempatan yang
14
Ibid, hlm 13.
15
Daga, “Makna Merdeka Belajar dan Penguatan Peran Guru di Sekolah Dasar”, Jurnal Educatio FKIP UNMA, Vol.
7, No. 3, tahun 2021, hlm 1080.
16
Kemendikbud, 2019.

9
Nama Penulis, el al (Arial, Bold, 10pt). (Tahun). Judul Tulisan. Journal of Education and Social Science,
Vol(No), Hal. (Arial, Italic, 10pt)…

lebih banyak dari sistem PPDB. Pemerintah daerah diberikan kewenangan secara teknis untuk
menentukan daerah zonasi ini.

B. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan


Perbaikan dan perwujudan pembangunan manusia telah dilakukan oleh pemerintah
Indonesia sejak dari awal kemerdekaan. Berbagai upaya reformasi pendidikan telah dilaksanakan
demi terciptanya tujuan Undang-Undang Dasar 1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Davis dan Newstrom menyatakan bahwa sebagai suatu organisasi, mutu pendidikan ditentukan
oleh sumber daya manusia (people), sistem organisasi (structure), sarana dan prasarana
(technology), dan lingkungan pendidikan itu diselenggarakan (environment).17
Pendidikan nasional Indonesia saat ini masih belum sesuai dengan harapan para peserta
didik, pendidik, orang tua, masyarakat, dan pemerintah itu sendiri, baik dari kualitas maupun
kuantitas. Dari segi kuantitas merujuk pada seberapa besar suatu program pendidikan dapat
mencapai sasaran, sedangkan dari segi kualitas mengarah pada nilai dari suatu produk yang
dikeluarkan. Dari segi kuantitas jumlah anak yang sekolah menunjukan perkembangan yang
sangat pesat, namun dari segi kualitas dunia pendidikan di Indonesia belum mampu memenuhi
tuntutan dunia global. Dan yang paling memprihatinkan akhir-akhir ini kualitas akhlak masyarakat
Indonesia semakin jauh dari nilai pancasila. Hal ini dapat terlihat dari sikap anarkisme dari para
demonstran yang menyuarakan aspirasinya ,serta maraknya kejahatan yang terjadi.
Strategi peningkatan mutu pendidikan menjadi agenda penting pemerintah (kemendikbud),
berbagai terobosan dan kebijakan telah diambil dalam rangka meningkatkan akses pendidikan
yang merata dan bermutu. Salah satu program pemerintah yang sekarang adalah kebijakan
merdeka belajar. Salah satu ide pokok dari kebijakan merdeka belajar tersebut adalah terfokus
pada kemerdekaan sumber daya manusianya.18 Merdeka dalam arti terbebas dari ketakutan dan
terbebas dari tuntutan. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang berlaku secara nasional, dan harus
benar-benar direalisasikan pada setiap satuan pendidikan, mulai dari jenjang pendidikan dasar
hingga menengah.

17
Ahmad Wahyudi, Achmad Lutfi, “Analisis Reformasi Pendidikan dalam Mewujudkan Pemerataan Kualitas
Pendidikan di Indonesia”, Jurnal Adminitrasi Publik, Vol. 9, No. 2, Desember 2019, hlm 193.
18
Baro’ah, Kebijakan…, hlm 41.

10
Journal of Education and Social Science
Volume X Nomor X (Bulan) Tahun, Hal. AA-BB

D. Simpulan dan Saran

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan merdeka belajar


sebagai strategi peningkatan mutu pendidikan dapat melalui proses pembelajaran, komitmen guru,
peranan kepemimpinan kepala sekolah serta manajemen kurikulum pendidikan dapat mewujudkan
pendidikan yang bermutu yang mampu menghadapi berbagai tantangan serta kebutuhan sesuai
dengan tuntutan dan perubahan zaman, teknologi, mapun perubahan kehidupan, maka pendidikan
diharapkan berjalan dengan terarah, tersusun, terencana dan berkelanjutan agar mewujudkan
generasi lulusan terbaik dengan kualitas pendidikan yang terjamin.

11
Nama Penulis, el al (Arial, Bold, 10pt). (Tahun). Judul Tulisan. Journal of Education and Social Science,
Vol(No), Hal. (Arial, Italic, 10pt)…

Daftar Pustaka

Ahmad Wahyudi, Achmad Lutfi, “Analisis Reformasi Pendidikan dalam Mewujudkan Pemerataan
Kualitas Pendidikan di Indonesia”, Jurnal Adminitrasi Publik, Vol. 9, No. 2, Desember 2019.

Ammas, “Pembelajaran Daring dalam Perspektif Merdeka Belajar”, Jurnal Sipatokkong Bpsdm
Sulsel, Vol. 2, No. 1, tahun 2021.

Baro'ah, S. (2020). “Kebijakan Merdeka Belajar Sebagai Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan”,
Jurnal Tawadhu, Vol. 4, No. 1, tahun 2020.
Daga, “Makna Merdeka Belajar dan Penguatan Peran Guru di Sekolah Dasar”, Jurnal Educatio
FKIP UNMA, Vol. 7, No. 3, tahun 2021.

Eveline Siregar & Hartini, “Teori Belajar dan Pembelajaran”, Bogor: Ghalia Indonesia, tahun
2010.

Faiz & Kurniawati, “Konsep Merdeka Belajar Pendidikan Indonesia Dalam Perspektif Filsafat
Progresivisme Konstruktivisme”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 12, No. 2, tahun
2020.

Hendra Suwardana, “Revolusi Industri 4.0 Berbasis Revolusi Mental”, Jurnal Jati Unik: Vol. 1,
No. 2, tahun 2017.

Mulyasa, “Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan),


Bandung Rosda: tahun 2010.

Oki Suhartono, “Kebijakan Merdeka Belajar Dalam Pelaksanaan Pendidikan di Masa Pandemi
Covid-19”, Ar-Rosikhun: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam.
Rati Melda Sari, “Kebijakan Merdeka Belajar Sebagai Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan”,
Produ: Prokurasi Edukasi-Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol. 1, No. 1, Desember tahun
2019.

Risdianto Eko, “Kepemimpinan dalam Dunia Pendidikan di Indonesia di Era Revolusi Industri
4.0”, tahun 2019.

Risnita & Bashori, “The Effect of Essay Test and Learning Methods on Student Chemistry
Learning Outcomes”, Jurnal of Turkish Science Education, Vol. 17, No.3, tahun 2020.

Siti Mustaghfiro, “Merdeka Belajar Perspektif Aliran Progresivisme John Dewey”, Jurnal
Edureligia, Vol. 4, No. 1, tahun 2020.

12

Anda mungkin juga menyukai