Anda di halaman 1dari 6

BAB 10

SPEKULASI, PROYEKSI, DAN BISNIS/INVESTASI DALAM ISLAM

Bisnis Dan Investasi Dalam Islam


Menurut Antonio (2000),
a. Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung resiko karena berhadapan dengan
unsur ketidakpastian. Dengan demikian, perolehan kembalinya (return) tidak pasti dan
tidak tetap.
b. Membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung risiko karena
perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap.
Tindakan menjadikan sesuatu yang tidak pasti menjadi pasti, dalam kaitan
dengan pengembangan modal atau uang merupakan perbuatan riba. Sebaliknya, jika
seseorang berupaya menjadikan sesuatu yang pasti menjadi tidak pasti maka akan
terjadi kegiatan gharar. Riba dan gharar adalah dua kegiatan yang sama-sama dilarang
oleh Islam.

Sektor Bisnis/Investasi
Bisnis dilakukan dalam bentuk berbagai sektor, yaitu:
a. Sektor riil
Investasi ini lebih mengedepankan pada aspek kewujudan objek. Contohnya
seperti contohnya seperti inverti tanah, logam dan property.
b. Sektor Keuangan
Investasi di sekotor keuangan lebih cenderung pada unsur spekulasi. Contohnya
investasi deposito dan saham.
(Dalam pasar uang dan pasar modal, banyak para spekulan atau pelaku spekulasi
yang memanfaatkan situasi untuk mendapatkan keuntungan. Tindakan seperti ini
dalam Islam disebut dengan judi)

Proses Analisis Terjadinya Judi

Aspek Jual beli Judi


Aliran Investasi (perlu modal) Ya Ya
Tidak Pasti Ya Ya
Kaitan dengan sektor riil/Agregrat Supply Ya Tidak
naik?

Judi dapat didefinisikan statement untung-untungan, yaitu untung-untungan


yang cenderung terfokus pada spekulatif yang irasional, tidak logis, dan tidak
berdasar. Fokus pelarangan terletak pada tidak berpengaruhnya aktivitas judi
terhadap agregate supply/ tidak produktif.

(Jadi, letak haramnya judi karena adanya larangan penimbunan barang


dikarenakan berdampak pada berkurangnya agregate supply barang dan jasa.
Dengan demikian, aktivitas yang tidak memberikan dampak meningkatkan
aggregate supply barang dan jasa, merupakan hal yang tidak diperbolehkan atau
haram. Untuk itulah sebabnya judi diharamkan.)

* Aggregate supply, juga dikenal sebagai output total, adalah total penawaran
barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian pada harga
keseluruhan tertentu dalam periode tertentu. Ini diwakili oleh kurva, yang
menggambarkan hubungan antara tingkat harga dan jumlah output yang bersedia
disediakan perusahaan.
Spekulasi Dalam Investasi

Karakter masing-masing investasi dan spekulasi:

1. Investor di pasar modal adalah mereka yang memanfaatkan pasar modal sebagai
sarana untuk berinvestasi di perusahaan- perusahaan terbuka (Tbk) yang
diyakininya baik dan menguntungkan, bukan untuk tujuan mencari capital gain
melalui short selling. Sementara spekulan bertujuan untuk mendapatkan gain
yang biasanya dilakukan dengan upaya goreng menggoreng saham.
2. Spekulasi sesungguhnya bukan merupakan investasi, meskipun di antara
keduanya ada kemiripan. Perbedaan yang sangat mendasar di antara keduanya
terletak pada 'spirit' yang menjiwainya, bukan pada bentuknya.
3. Spekulasi adalah kegiatan game of chance sedangkan bisnis/investasi adalah
game of skill.
(Seseorang dianggap melakukan kegiatan spekulatif apabila ia ditenggarai
memiliki motif memanfaatkan ketidakpastian tersebut untuk keuntungan jangka
pendek. Dengan karakteristik tersebut, maka investor yang terjun di pasar
perdana dengan motivasi mendapatkan capital gain semata-mata ketika saham
dilepas di pasar sekunder, bisa masuk ke dalam golongan spekulan.)

4. Spekulasi telah meningkatkan unearned income bagi sekelompok orang dalam


masyarakat, tanpa mereka memberikan kontribusi apapun, baik yang bersifat
positif maupun produktif.
* unearned income: pendapatan diterima dimuka
5. Spekulasi merupakan sumber penyebab terjadinya krisis keuangan. Fakta.
menunjukkan bahwa aktivitas para spekulan inilah yang menimbulkan krisis di
Wall Street tahun 1929 yang mengakibatkan depresi yang luar biasa bagi
perekonomian dunia di tahun 1930-an. Begitu pula dengan devaluasi
poundsterling tahun 1967, maupun krisis mata uang franc di tahun 1969
*devaluasi: penurunan nilai mata uang
6. Spekulasi adalah outcome dari sikap mental 'ingin cepat kaya'. Jika seseorang
telah terjebak pada sikap mental ini, maka ia akan berusaha dengan
menghalalkan segala macam cara tanpa mempedulikan rambu-rambu agama dan
etika.

(Karena itu, ajaran Islam secara tegas melarang tindakan spekulasi ini, sebab
secara diametral bertentangan dengan nilai-nilai illahiyah dan insaniyyah.
Masalahnya, adalah bagaimana pasar modal syari'ah bisa mengeliminasi
praktik spekulasi? Spekulasi dilarang bukan karena ketidakpastian yang ada
dihadapannya, melainkan tujuan/niat dan cara orang mempergunakan
ketidakpastian tersebut.)

Di pasar modal, larangan syari'ah di atas mesti diimplementasikan dalam


bentuk aturan main yang mencegah praktik spekulasi, riba, gharar dan maysir.
Salah satunya adalah dengan menetapkan minimum holding periode atau jangka
waktu memegang saham minimum. Dengan aturan ini, saham tidak bisa
diperjualkan setiap saat, sehingga meredam motivasi mencari untung dari
pergerakan harga saham semata. Metwally, seorang pakar ekonomi Islam dan
modelling economics mengusulkan minum holding periode setidaknya satu
pekan. Selain itu juga dipandang perlu adanya celling price berdasarkan nilai
pasar perusahaan. Lebih lanjut Akram Khan melengkapi, untuk mencegah
spekulasi di pasar modal maka jual beli saham harus diikuti dengan serah terima
bukti kepemilikan fisik saham yang diperjualbelikan.

Proyeksi Bisnis/Investasi

Forecasting adalah peramalan (perkiraan) mengenai sesuatu yang belum


terjadi pada waktu yang akan datang. Forecasting bertujuan agar forecast yang
dibuat dapat meminimumkan pengaruh ketidakpastian terhadap perusahaan atau
meminimumkan kesalahan meramal.

Untuk mengurangi risiko dan ketidakpastian di masa yang akan datang,


manajemen perlu melakukan proyeksi atau forecast terutama forecast
mengenai penjualan. Forecast penjualan tersebut sebagai dasar untuk
menentukan rencana penjualan. Rencana penjualan akan ditentukan dengan
memperhatikan forecast penjualan dan memperhatikan sumber daya yang
dimiliki. Dari sinilah rencana-rencana yang lebih operasional akan ditentukan
kemudian.

Terkait dengan peramalan/proyeksi atau menaksir sesuatu, Rasulullah


membolehkan melakukan. Hal ini dijelaskan oleh Imam Malik dalam kitab Al-
Muwaththa' dalam bab Jual Beli Ariyah. Sebagaimana tertuang dalam hadits
berikut:

Yahya meriwayatkan kepadaku dari Malik, dari Nafi, dari Abdullah bin
Umar, dari Zaid bin Tsabit, bahwa Rasulullah SAW, memperbolehkan pemilik
pohon yang berbuah untuk menjualnya dengan cara menaksirnya
(bikharshiha)."

(Dalam hadits di atas ada kata Bikhirshiha yang berarti Menaksir atau
memproyeksikan. Bikharshiha adalah dengan cara menaksir. Menurut Ibnul
Atsir memberikan contoh dalam kalimat "Kharashan nakhlah wal karamah,
yakhrushuha kharshan" yang berarti: menaksir atau menghitung kurma basah
yang masih berada di pohon sebagai kurma kering atau anggur yang dihitung
atau ditaksir dalam hitungan anggur kering (kismis). Jika demikian, maka
tindakan tersebut merupakan bagian dari upaya menebak atau menaksir
sesuatu.)

Macam-Macam Proyeksi Bisnis

Teknik Proyeksi bisnis merupakan suatu cara atau pendekatan untuk


menentukan ramalan (perkiraan) mengenai sesuatu di masa yang akan datang.
Proyeksi forecast) menjadi sangat penting karena penyusunan suatu rencana
diantaranya didasarkan pada suatu proyeksi atau forecast."

- Proyeksi Bisnis dengan Metode Rata-Rata dan Pemulusan.

- Proyeksi Bisnis dengan Analisis Korelasi.

- Proyeksi Bisnis dengan Analisis Regresi Sederhana.

- Proyeksi Bisnis dengan Analisis Regresi Berganda.


- Proyeksi Bisnis dengan Metode Dekomposisi.

- Metode Proyeksi dengan BOX-JENKINS(ARIMA).

- Proyeksi Pembangunan dengan Analisis Input-Output.

- Metode Proyeksi KUALITATIF.

Anda mungkin juga menyukai