Anda di halaman 1dari 3

HUBUNGAN KEBUTUHAN AIR DENGAN LUAS AREA PERTANAMAN

TANAMAN JAGUNG

Penelitian Nurul Hidayah (2018) mengenai ketersediaan air untuk


kebutuhan tanaman jagung pada sawah tadah hujan di Kecamatan Kemusu
Kabupaten Boyolali. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada musim kemarau
tidak ada suplai air sehingga perlu untuk mengetahui kebutuhan air untuk tanaman
jagung dan pola tanam yang baik sehingga kebutuhan tanaman jagung dapat
terpenuhi. Kebutuhan air tanaman jagung dipengaruhi oleh iklim, curah hujan,
kadar lengas tanah dan karakteristik tanaman tersebut. Kebutuhan air untuk
tanaman jagung berkisar antara 560-780 mm pada periode tanam Maret hingga
Agustus. Kebutuhan air potensial yang digunakan tanaman jagung pada bulan
Maret hingga April dapat tercukupi oleh curah hujan efektif. Namun, pada bulan
Mei hingga Juli hujan efektif tidak dapat mencukupi kebutuhan air potensial
tanaman jagung sehingga perlu adanya penamabahan air pada penaman bulan Mei
hingga Juli. Pola tanam tanaman jagung di Kecamatan Kemusu dari bulan Maret-
Agustus dapat dikatakan bahwa jadwal tanam yang bisa digunakan untuk petani
dalam membudidayakan tanaman jagung.
Jagung termasuk tanaman dengan tingkat kebutuhan air yang sedang yaitu
berkisar antara 400-500 mm. Tanaman jagung membutuhkan sedikit air
dibandingkan dengan tanaman padi. Namun, jika kebutuhan air tanaman jagung
tidak terpenuhi akan menyebabkan tanaman tersebut menjadi kerdil dan pada
bagian daun akan menggulung. Kebutuhan air selalu mengarah ke tanaman untuk
tumbuh pada kondisi yang optimal yaitu aktif tumbuh, tanaman seragam, bebas
dari penyakit dan kesuburan tanah.
Salah satu upaya peningkatan produktivitas tanaman jagung adalah
penyediaan air yang cukup untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman jagung sangat
membutuhkan air dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Ketepatan
pemberian air sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman jagung sangat
berpengaruh terhadap produksi. Kelebihan dan kekurangan air akan
mengakibatkan tanaman jagung mengalami penurunan dalam proses pertumbuhan
dan produksinya.
Jagung merupakan tanaman dengan tingkat penggunaan air sedang,
berkisar antara 400-500 mm per periode (FAO 2012). Muamar et al. (2012)
melaporkan hasil penelitiannya bahwa nilai koefisien tanaman jagung (kc) rata-
rata pada tahap perkembangan awal, tahap vegetatif, tahap pembungaan dan
formasi biji, dan tahap penuaan masing-masing adalah 1,26; 1,72; 1,66; dan 1,02
serta produktivitas penggunaan air sebesar 1,88 kg/m3 dan 2,48 kg/m3 . Tanaman
jagung akan mengalami penurunan produksi 30-50% jika mengalami genangan
(kelebihan air) dibandingkan dengan kondisi normal.
Upaya peningkatan produksi jagung di dalam negeri dapat ditempuh
melalui perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas. Perluasan areal
dapat diarahkan pada lahan-lahan potensial seperti lahan sawah irigasi, lahan
sawah tadah hujan, dan lahan kering yang belum dimanfaatkan untuk pertanian.
Upaya peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan menyediakan air dalam
jumlah yang cukup serta pengelolaannya secara baik untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan tanaman dalam berproduksi. Berdasarkan kenyataan bahwa hampir
79% areal pertanaman jagung di Indonesia dibudidayakan di lahan kering, sisanya
11% pada lahan sawah beririgasi dan 10% pada lahan sawah tadah hujan (Mink et
al. 1987).
Kebutuhan air tanaman jagung dianalisis berdasarkan 4 periode
penanaman yaitu Februari - Mei, Mei - Agustus, Agustus - November, dan
November - Februari. Waktu pertumbuhan tanaman jagung pada masing-masing
fase adalah fase initial 20 hari, fase crop development 25 hari, fase mid-season 25
hari dan fase late season 10 hari. Total tanaman jagung membutuhkan waktu 80
hari atau sekitar kurang lebih 3 bulan. Hasil analisis Sirait (2020), menunjukan
bahwa kebutuhan air tanaman jagung periode Februari-Mei adalah 252,86 mm
(Februari 30,18 mm, Maret 102,49 mm, April 117,50 mm dan Mei 2,69 mm),
periode MeiAgustus adalah 262,18 mm (Mei 24,63 mm, Juni 89,84 mm, Juli
139,42 mm dan Agustus 8,29 mm), periode Agustus-November adalah 274,94
mm (Agustus 23,21 mm, September 92,81 mm, Oktober 141,00 mm dan
November 17,92 mm), dan periode November-Februari sebesar 236,20 mm
(November 15,77 mm, Desember 77,73 mm, Januari 116,29 mm dan Februari
26,41 mm). Tabel 1, 2, 3 menunjukan jadwal tanam, fase pertumbuhan dan
kebutuhan air tanaman jagung untuk masing-masing periode. Sirait, S., Aprilia,
L., & Fachruddin, F. (2020). Analisis neraca air dan kebutuhan air tanaman
jagung (Zea Mays L.) berdasarkan fase pertumbuhan di Kota
Tarakan. Rona Teknik Pertanian, 13(1), 1-12.
Nilai CHlebih, limpasan, dan pengisian air tanah dapat mengalami
perubahan setiap tahunnya tergantung dari luasan penggunaan lahan. Jika
persentase alih fungsi area hutan menjadi pemukiman dan area terbuka meningkat,
maka akan terjadi peningkatan nilai limpasan dan penurunan nilai pengisian air
tanah. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Setyawan et al. (2018) bahwa
perubahan fungsi lahan dari areal hijau menjadi areal pemukiman atau
perkantoran mengakibatkan terganggunya

Anda mungkin juga menyukai