Anda di halaman 1dari 1

Tugas Audit, Asurans dan Etika Professional

Nama : M. Azizul Khakim


NIM : 143229003

A. 18.1
1. Kesenjangan terkait harapan audit meningkat sejak tahun 1960 dikarenakan banyaknya
permasalahan dan fraud yang terjadi. Kesenjangan ini terjadi karena adanya perbedaan
antara apa yang seharusnya dilakukan seorang auditor baik secara moral dan peraturan,
denga napa yang dipikirkan oleh para pemangku kepentingan dan para pihak eksternal
terkait kewajiban auditor serta apa yang harus mereka lakukan.
2. Kesenjangan ini terjadi dikarenakan banyak pihak yang belum cukup teredukasi terkait
proses audit, dan kebanyakan pihak-pihak tersebut juga memiliki kepentingan yang cukup
tinggi sehingga tidak adanya objektifitas dari pemikiran mereka terkait proses Audit.
3. Segala hal yang menjadi acuan dalam kualitas kinerja seorang auditor adalah
kompetensinya. Jika kompetensi seorang auditor tidak mumpuni, maka berpengaruh juga
pada independensi auditor tersebut. Jadi, dengan kata lain bahwa kompetensi dan
independensi adalah hal yang saling terkait.
4. keberadaan komite audit yang terdiri dari direktur non-eksekutif akan memastikan bahwa
manajemen eksekutif akan tunduk pada kontrol independen yang efektif
B. 18.2
Dalam kasus ini saya adalah auditor dari Duddingston Limited, yang merupakan bagian
dari Moorfoot Plc. Jika ada pihak dari Moorfoot sebagai contoh dalam kasus Manajer Direktur
bertanya tentang internal control dan control sistem maka sebagai auditor professional saya
akan menolak untuk menjawabnya. Meskipun pada kenyataannya Duddingston Limited
merupakan bagian dari Moorfoot Plc.
Tindakan ini diambil karena pada pemeriksaan audit, kedua perusahaan merupakan
objek yang berbeda, memiliki manajemen berbeda dan privasi juga. Sehingga untuk menjaga
kredibelitas maka diambil Tindakan seperti tersebut diatas.
C. 18.5
Kesenjangan terkait harapan dari audit tidak akan pernah habis untuk dibahas, karena
audit adalah sebuah Tindakan dan perspektif sehingga setiap individu memiliki kompetensi dan
pemikiran yang berbeda pula untuk mengintepretasikannya. Sehingga kesenjangan (gap)
dipastikan akan selalu ada. Standar audit mengatur tentang standar dalam audit, namun bukan
kompetensi dan cara piker seorang auditor tersebut.
D. 18.6
Determinan dan karakteristik meupakan faktor penentu dalam kualitas audit, hal
tersebut berbeda dengan audit expectation gap. Namun kualitas audit merupakan salah satu
faktor menguranfi gap juga.

Anda mungkin juga menyukai