Anda di halaman 1dari 5

MATA KULIAH :

PENGANTAR PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


(C/ PWK 1031)

BIOGRAFI SEKALIGUS RINGKASAN DAN KESIMPULAN


TENTANG PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Disusun Oleh :
Winda Magribfa Limbanadi

Dosen Pengajar :
Amanda S. Sembel ST, MT, M.Sc

Universitas Sam Ratulangi


Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Tahun 2020
Biografi Tokoh Ahli PWK tingkat Internasional dan Nasional

• Tingkat Internasional

J.M. de Casseres: Tokoh utama Planologi

Sumber: Netherlands Architectuur Instituut. Joël Meijer de


Casseres. http://schatkamer.nai.nl/en/designers/joel-meijer-de-casseres (diakses: 23
November 2019)

Nama lengkapnya, Joel Moijer (J.M.) de Casseres (1902 – 1991). Ia dididik sebagai
‘planolog’ di berbagai universitas di luar negeri tempat asalnya, Belanda. Pada tahun
1922, ia melalang buana ke Technical High School in Dresden (Jerman), menamatkan
pendidikannya dari sekolah arsitektur dan seni di Haarlem (Belanda). Selanjutnya The
Town Planning Institute in London and The Institute des Hautes Etudes Urbaines di
the Sorbonne (Paris), untuk mneyelesaikan pendidikannya. Oleh karenanya, ia sangat
akrab dengan berbagai wawasan yang berkembang saat ini mengenai perencanaan
wilayah (regional planning). Perencanaan wilayah adalah istilah yang dikembangkan
oleh Patrick Geddes dan Patrick Abercrombie. Keduanya berasal dari Inggris.

Pada usia yang sangat muda sekali, 24 tahun, ia menyelesaikan buku pertamanya yang
berjudul Stedebow (Town Planning) yang memberikan pandangan baru tentang
perencanaan kota saat itu. Melalui bukunya, ia mengintegrasikan berbagai disiplin
keilmuan dengan dasar perencanaan kota dan lansekap ke dalam satu disiplin yang ia
sebut sebagai ‘planology’. Ia berargumen bahwa riset sosial dan perencanaan
seharusnya membangun inti dari perencanaan wilayah, sebagai perpaduannya dengan
arsitektur. Ia beranggapan bahwa estetika sendiri tidak akan berhasil dalam
menghasilkan prinsip organisasi ruang yang baik.
Pada tahun 1929, ia mempublikasikan artikel berjudul ‘Principles of
Planology’ dalam De Gids untuk memperkenalkan satu konsep yang ia sebut
‘planology”. Konsep ini ia gunakan untuk menggantikan istilah ‘pengembangan kota’
dan ‘urbanisme’ yang diasosiasikan dengan arsitektur kota. Pada tahun yang sama, ia
mengambil posisi sebagai perencana di dinas pekerjaan umum kota Eindhoven.
Antara tahun 1933 s.d. 1938, ia menempati kepala dinas perencanaan wilayah di kota
tersebut. Masa tersebut ia gunakan untuk memperkenalkan planologi sebagai
perangkat untuk mengatur infrastruktur kota yang tengah dalam tahap industrialisasi.

Pada tahun 1931, ia memulai peran sebagai komisi di pemerintah provinsi Noord-
Brabant (di Belanda bagian selatan). Pendekatan akademiknya terhadap isu keruangan
mendapatkan penentangan. Hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya di
Belanda. Sebuah koran lokal menyebutkan bahwa karena latar belakangnya, ia
mengalami persoalan dalam merancang desa-desa katolik di daerah yang menjadi
wilayah kerjanya. Tahun 1938, ia diberhentikan dengan hormat dari posisinya.
Popularitas ‘planologi’ di Belanda dan internasional
Selanjutnya, De Casseres meninggalkan Belanda menuju Amerika Serikat dan
mengunjungi Hindia Belanda sebelum kembali ke negerinya. Usai perang dunia
sampai dengan masa pensiunnya pada tahun 1968, ia bekerja di kementerian pertanian
Belanda di mana ia memperkenalkan planologi pertanian. Meskipun memiliki
wawasan yang penting dalam perencanaan ruang, De Casseres hanya menikmati
popularitas yang sangat sedikit.

Istilah ‘planologi’ sebagai cabang ilmu tidak berkembang luas secara internasional,
kecuali di Belanda sendiri dalam bahasa Belanda ( planologie). Saat ini, universitas
dan akademi yang menyelenggarakan pendidikan planologi memberikan nama
‘spatial planning‘. Planologi sebagai cabang keilmuan yang memiliki fokus yang
lebih spesifik berjuang untuk mendapatkan pengakuan secara internasional. Di
Belanda, planologi merupakan aktivitas akademik yang dijalan oleh para planolog
secara sistematik dan telah menjadi ‘budaya’ nasional yang mengakar kuat (Carmen
dkk, 2012).
• Tingkat Nasional

Prof. Dr. Ir. Djoko Sujarto., Msc


Sumber gambar http://www.pl.itb.ac.id/?p=763

Guru besar Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB yang dikenal sebagai
maestro perencanaan kota di Indonesia merupakan mahasiswa angkatan pertama
Jurusan Tata Pembangunan Wilayah dan Kota ITB. Lahir pada tahun 1939 dan wafat
pada tahun 2019. Semasa hidupnya beliau melanjutkan pendidikan Master dari
Edinburg University dalam bidang Urban Design dan Doktoral ITB tentang Filosofi
Perkembangan Kota Baru, Prof. Djoko merupakan pengajar yang produktif.
Publikasinya tersebar dari Jurnal, Media massa dan buku-buku, salah satu bukunya Ia
susun bersama Prof. Eko Budiharjo (Mantan Rektor UNDIP) berjudul Perencanaan
Kota Baru. Beliau juga terlibat penulisan buku editorial berbahasa Inggris yang
diterbitkan di Belanda. Rencananya, bulan Desember ini bukunya yang berjudul
“Perencanaan Kota Baru” segera terbit.

Prof. Djoko Sujarto dilantik menjadi Guru Besar ITB tahun 1995, selain sebagai
pengajar beliau juga menjadi Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan FTSP periode
1985-1990. Tahun 1995-2000 menjadi Dekan FTSP
Di kalangan civitas akademik Planologi, Pak Djoko dikenal sederhana dan berdisiplin
tinggi. Salah satu gaya hidup sederhana Prof. Djoko yang terkenal bahkan dikalangan
Guru Besar ITB adalah hobinya jalan kaki. Kebiasaan jalan kaki Pak Djoko punya
sejarah sendiri

Prof. Djoko Sujarto menempuh jenjang pendidikan S1 Planologi ITB dan lulus pada
1965. Kemudian melanjutkan S2 di University of Edinburg, Inggris, lulus 1973, dan
meraih gelar doktor Ilmu Teknik di ITB tahun 1991. Beliau diangkat sebagai Guru Besar
pada Juli 2004 di SAPPK ITB dan diangkat sebagai Guru Besar Emeritus.

Selama mengabdi di ITB, beberapa penghargaan pernah diraih di antaranya penghargaan


Satya Lencana Karya Satya 10 tahun, 20 tahun dan 30 Tahun, Lencana dan Pengabdian
ITB 30 Tahun, Ganesa Cedekia Widya Adi Utama serta Penghargaan lainnya baik
nasional maupun ITB. Kepergian almarhum, meninggalkan dua anak, Heru Marijanto,
Tiko Arsitijarto dan istri Siti Mariah.

Prof. Dr. Ir. Djoko Sujarto., Msc mengatakan bahwa Dalam lingkup pengertian yang
umum, perencanaan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memanfaatkan sumber-
sumber yang tersedia dengan memperhatikan segala keterbatasan dan pembatasan yang
ada guna mencapai suatu tujuan secara efisien dan efektif (Sujarto, 1945).

Ringkasan Pengetian Perencanaan Wilayah dan Kota menurut Para


Ahli di atas:
• J.M. de Casseres mengatakan bahwa Riset sosial dan perencanaan seharusnya
membangun inti dari perencanaan wilayah, sebagai perpaduannya dengan arsitektur.
Estetika sendiri tidak akan berhasil dalam menghasilkan prinsip organisasi ruang yang
baik.
• Prof. Dr. Ir. Djoko Sujarto., Msc mengatakan bahwa Dalam lingkup pengertian yang
umum, perencanaan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memanfaatkan
sumber-sumber yang tersedia dengan memperhatikan segala keterbatasan dan
pembatasan yang ada guna mencapai suatu tujuan secara efisien dan efektif.

Dari pengertian tentang PWK yang di jelaskan oleh para ahli di atas
dapat saya simpulkan bahwa:
• Perencanaan Wilayah dan Kota bukanlah ilmu yang hanya mengedepankan estetika
suatu rencana rancangan, namun dapat diartikan sebagai suatu usaha perencanaan
yang dapat memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia di sekitarnya dengan tetap
memperhatikan segala keterbatasan yang ada guna mencapai inti dari suatu tujuan
bersama. (Winda Mg Limbanadi).

Anda mungkin juga menyukai