Anda di halaman 1dari 3

TERKIKISNYA BUDAYA MADURA DI ERA DIGITAL

Kelompok Socrates

A. PENDAHULUAN

Budaya merupakan tradisi atau kebiasaan yang didalamnya terdapat seperangkat nilai,
kepercayaan, pengetahuan serta moral hukum dan perilaku yang diterapkan oleh individu dalam
masyarakat untuk menentukan seseorang bertindak, berperilaku kepada orang lain. Artinya
perilaku kita terhadap orang lain akan didasari oleh pengetahuan, baik merupakan kepercayaan
maupun moral. Dengan kata lain semua perilaku yang kita lakukan harus sesuai dengan pikiran
dan akal yang sehat serta mengikuti aturan yang berlaku.

Budaya sangat penting ditanamkan pada anak sejak dini. Karena budaya akan
memberikan dampak yang positif untuk perkembangan jiwa dan cara berpikir anak, serta budaya
juga memberikan pendidikan terhadap anak.

Berbicara tentang budaya Madura, Madura memiliki banyak sekali budaya seperti
kerapan sapi, carok, rokat, mamaca/macapat dan masih banyak lagi lainnya. Salah satu budaya
Madura ini ada yang sudah terkikis oleh kemajuan teknologi, sehingga perlahan-lahan budaya
Madura sudah ada yang menghilang, seperti kerapan sapi sekarang sudah jarang ditemui
dimadura karena beberapa faktor, salah satunya kemajuan teknologi ini.

Seperti halnya lagi tradisi mamaca dan sesajen (Be’ Sabe’) yang mana dari tradisi ini ikut
terdampak dari perkembengan zaman, singga mulai memudar di tengah masyarakat. Salah satu
contoh lagi tradisi Madura yang hampir hilang seperti tanian lanjeng dimana terdapat deretan
rumah yang ditengahnya ada kobung/langger dimana budaya ini sekarang sudah ikut menghilang
dikarenakan perkembangan zaman.

Salah satu contoh budaya Madura yang sekarang sudah ada penyelewengan seperti carok,
dimana carok ini sendiri dulunya oleh masyarakat Madura digunakan untuk melumpuhkan
musuhnya, sedangkan sekarang masyarakat Madura menggunakan carok ini dengan konsep balas
dendam dimana ini sering terjadi antara saudara dengan masalah sengketa tanah.
B. PEMBAHASAN
Terkikisnya budaya Madura pada saat ini banyak dikarenakan kemajuan
teknologi. Banyak sekali anak muda yang melupakan sopan santunnya bahkan banyak
anak-anak usia dini terlalu fokus terhadap media sosial, banyak juga anak yang masih
usia dini karena terlalu kecanduan dengan smartphone sampai lupa untuk bermain,
bahkan terkadang mereka sudah malu untuk mengakui budaya mereka sendiri, karena
beberapa faktor seperti gengsi, kurang update, dan lain sebagainya.
Nah yang paling dominan, budaya yang sudah jarang sekali ada di Madura ini
adalah kerapan sapi, dulu budaya paling khas di Madura ini sangat terkenal di beberapa
wilayah, namun sekarang sayangnya, budaya ini sudah terkikis oleh kemajuan zaman dan
teknologi, dimana para anak mudanya lebih suka mengikuti budaya-budaya asing dari
pada melestarikan budayanya sendiri. Bahkan banyak diantara mereka yang malu unuk
mengakuinya, padahal budaya ini sangatlah identik dengan Madura.
Dan juga ada budaya tanian lanjeng, dimana budaya ini juga sudah hampir
terkikis oleh perkembangan zaman. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hilangnya
budaya ini salah satunya seperti anak muda zaman sekarang yang mungkin sudah tidak
mengenali budayanya sendiri, dikarenakan terlalu fokusnya dan terlalu tertarik dengan
budaya barat. Hal ini juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, sehinngga budaya budaya
Madura mulai terkikis.
Akan tetapi dari kemajuan teknologi ini ada beberapa dampak positif serta negatif
juga. Dampak positifnya karna kemajuan teknologi anak-anak jadi lebih mudah
menanggapi, belajar, dan mengenal sesuatu dari media sosial, sedangkan dampak
negatifnya adalah anak-anak jadi melupakan budaya, malas, terpengaruh oleh budaya-
budaya barat, bahkan tidak mau untuk mengakui budayanya sendiri.
Juga ada budaya Madura yang saat ini terbilang susah ditemukan yaitu mamaca
yang dimana mamaca ini biasanya di laksanakan pada waktu malam, budaya ini sudah
hampir hilang dikarenakan masyarakat beranggapan bahwa mamaca ini mengganggu
waktu istirahat, serta ada juga budaya sesajen (be’ sabe’) meletakkan beberapa jenis
makanan ditempat tempat tertentu seperti dipinggir jalan, masyarakat anggap budaya ini
membuang buang makanan. Tetapi hilangnya budaya ini tidak menimbulkan dampak
yang jelas karena budaya ini dianggap sia-sia. Namun masyarakat menyayangkan
hilangnya budaya tersebut karena dianggap sudah menghilangkan ciri khas Madura.
Masyarakat berharap generasi muda mampu melestarikan dan membawa kembali budaya
budaya yang hampir atau bahkan sudah tidak ada lagi di Madura ini.
Selanjutnya, budaya yang satu ini sangat miris sekali jika benar-benar hilang dari
Madura, Contohnya budaya kecil yang sudah hilang di salah satu desa di Bangkalan yaitu
pendidikan seperti ngaji, jika dari segi sosial nya yaitu budaya gotong royong sudah
mulai menurun. Penyebab utama terkikis nya budaya gotong royong yaitu globalisasi.
Dampak negatif yang terjadi yaitu kurang peka terhadap sosial, hilang nya budaya
lokal dan lain-lain. Solusi untuk menghadapi nya yaitu pemahaman generasi, pendidikan,
dan program-program desa yang menunjang.
Sehingga hal tersebut berdampak terhadap kehidupan masyarakat yang
menyebabkan generasi muda saat ini kurang mengenal terhadap budaya, kurang
mencintai dan kurang membanggakan budaya tersebut.
Jadi upaya yang dapat kita lakukan untuk menghindari terkikisnya budaya yaitu
kita sebagai anak muda harus mencintai budaya kita sendiri, dan kita harus terus
melestarikan budaya kita bukan malah membiarkannya menghilang begitu saja.
Masyarakat merasa sangat miris ketika melihat anak muda zaman sekarang kurang sopan
santun sehinnga mereka kurang bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

C. KESIMPULAN
Budaya Madura yang mulai terkikis seperti kerapan sapi, mamaca, tanian lanjeng,
amit/a gelenon, carok, dan lain sebagainya. Budaya ini mulai terkikis karena kemajuan
teknologi, perkembangan zaman, serta rasa malas yang ada pada penerusnya seperti anak
muda zaman sekarang. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat tentang terkikisnya
budaya ini yaitu hilangnya budaya karena penerusnya atau kita sebagai anak muda tidak
ingin atau malas melestarikan budayanya,serta harapan masyarakat terhadap kita generasi
muda agar lebih mencintai budaya sendiri dan tidak malu untuk memperkenalkan budaya
kita terhadap oang lain.

Anda mungkin juga menyukai