Anda di halaman 1dari 5

Mata kuliah : Kepamongprajaan

: I /I
Tingkat / Smt
Hari / tanggal : Take home
Pengajar : Dr. Meltarini, M.Si
Ujian : UTS / 2021

Buatlah analisis anda tentang setiap nilai kepamongprajaan, 12 nilai dianalisis


semua, satu persatu, disertai contoh dan tindakan yang perlu dilakukan oleh
seorang pamong praja untuk masing-masing nilai tersebut.

Ketik rapi pada kertas A4, 1,5 spasi, huruf arial 12,

Kumpulkan pada saat kuliah pertama setelah cuti. Apabila ada jawaban yang sama,
maka praja yang sama tidak dikasih nilai.

Selamat melaksanakan tugas.

Kirim jawaban saudara ke : meltarini@ipdn.ac.id,

paling lambat tanggal 20 Janurai 2021


1. Vooruit zien (memandang sejauh rnungkin ke depan)
Pamong praja harus mampu memandang (envision) sejauh mungkin ke
depan, tidak hanya sebatas masa jabatan kerja dan masa hidup bagi pelaku
pemerintahan tersebut. Tiap orang harus memandang sejauh mungkin ke depan
karena keadaan terus berubah, masa depan tidak menentu, bencana bisa
mendadak serta supaya orang terus waspada dan siap mengantisipasi apa pun
yang akan atau dapat terjadi di masa depan. Sebagai praja juga harus memiliki
pandangan jangka panjang kedepan, bukan hanya sebatas masa kehidupan 4 tahun
di asrama saja, tetapi juga masa kerja nanti. Sehingga kita mampu memahami dan
mempersiapkan diri lebih baik untuk mengahapi segala tantangan dan perubahan di
masa depan, serta memberikan hasil baik dalam jangka panjang pula.

2. Conducting (mernbangun kinerja bersama melalui aktor yang berbeda-beda)


Pamong praja harus mampu menjadi (conductor) yang mampu membangun
kinerja pada setiap anggota yang tentunya memiliki peranan yang berbeda-beda
untuk bergerak di dalam wilayah kerja atau daerah yang sama. Sehingga mampu
meciptakan harmoni kerja dan keselarasan kerja yang menyeluruh. Fungsi
conducting ini memerlukan dan membentuk sikap komprehensif, memandang
totalitas keseluruhan dahulu, baru bagian-bagian lain atau memandang sesuatu
bagian integral dalam kerangka suatu kebulatan keseluruhan. Dalam penerapannya,
pamong praja harus mengoreksi sedini dan setegas mungkin langkah yang
sumbang, untuk membangun kinerja bersama dari setiap komponen dalam suatu
unit kerja. Tindakan pamong praja dalam penerapan nilai tersebut biasa dilakukan
kepala pemerintahan. Sebagai kepala pemerintahan harus mampu membangun
kinerja mulai dari subbagian pemerintahan ,bagian pemerinatahn, asisten
pemerintahan sampai ke sekretaris pemerintahan secara menyeluruh.

3. Coordinating (membangun kinerja masing-masing yang berbeda-beda melalui


kesepakatan bersama yang mengikat)
Semakin independen hubungan antarunit kerja satu dengan yang lain,
semakin diperlukan koordinasi. Koordinasi merupakan sebuah proses meng-input
informasi dengan output-nya kesepakatan yang mengikat pihak-pihak yang saling
berkoordinasi. Pamong praja mampu membangun komitmen bersama antar unit
kerja dalam suatu wilayah agar tidak saling merugikan tetapi justru saling
mendukung. Dalam rangka mencapai kinerja masing-masing unit kerja secara
optimal dan mencapai tujuan bersama secara keseluruhan. Contoh dalam kasus di
suatu wilayah, sebagai kepala bagian suatu pemerintah daerah bertindak untuk
saling berkoordinasi dengan kepala bagian lainnya dalam penyelesaian kasus
tersebut.

4. Peace -making (mernbangun harmoni dan kebersamaan)


Mengamong adalah membangunan kedamaian , kerukunan, keamanan dan
ketertiban.
Menurut Ndraha (2011: 9l), peace making berarti sebagai berikut.
a. Meneliti dan identifikasi sejauh mungkin sumber non-harmonis di dalam diri dan
masyrakat.
b. Identifikasi dan antisipasi secepat mungkin setiap adanya potensi konflik.
c. Menyelesaikan sedini mungkin konflik pada sumbernya.
d. Tidak menabung kesalahan orang untuk dijadikan peluru guna menembak orang
yang bersangkutan.
e. Tidak menggunakan kesalahan orang lain untuk membenarkan diri sendiri (do not
take the example of other for an excuse for your wrongdoing).
f. Tidak bersikap jika saya tidak dapat, kamu juga tidak boleh dapat. Sikap ini bisa
berakhir pada pelenyapan si kamu.
g. Tidak mengklaim kinerja bersama (bangsa) sebagai kinerja sendiri
(parpol tertentu) hanya karena parpol atau koalisinya mayoritas di
parlemen. Karena yang menggaji parlemen adalah bangsa
Pada zaman dahulu, yang berperan dalam hakim perdamaian di desa adalah
kepala desa. Dengan melibatkan pamong desa untuk melakukan kesepakatan
(beslising) konsisten terus-menerus dengan warga masyarakat desa.

5. Residue-caring (mengelola “sampah”, “sisa”, “yang beda",


"yang salah", "yang kalah", dan “yang terbuang”)
Pemerintahan harus mampu mengurus apa saja, begitu pula pelaku
pemerintahan itu. Dalam kaitannya dengan pamong praja, mengamong adalah
mengurus apa saja, baik itu urusan yang tidak termasuk tupoksi unit kerja manapun,
maupun urusan yang tak ada satupun unit kerja yang mau menanganinya karena
tidak menguntungkan, bahkan merugikannya. Dalam pengurusannya harus segera
mungkin karena jika lambat, akan mengakibatkan penumpukan sampah serta harus
memberi perhatian yang sama pada semua pihak. Contoh tindakan dari nilai ini
adalah merealisasikan tanggung jawab negara terhadap anak terlantar yang
sementara ini belum sepenuhnya dijalankan karena belum melembaganya konsep
good governance dalam sistem pemerintahan, tidak ada keinginan yang kuat dari
pemerintah untuk memelihara anak terlantar.

6. Turbulence-seruing (mengelola ledakan yang dianggap mendadak atau di luar


kemampuan/force majeure)
Penyelenggara pemerintahan harus mampu bertahap dari berbagai kondisi
cuaca (all weatlur governance), tidak ada di dunia iniyang perfect karcna manusia itu
lalai dan lupa, sehingga perkara yang seharusnya dapat diantisipasi terasa
mendadak atau diluar kemampuan yang menimbulkan malapetaka. Contoh tindakan
mengenai hal ini adalah kebijakan pemerintah dalam menghadapi covid19 yang
meledak ini. Masyarakat harus melalukan physical distancting dan menggunakan
masker, melakukan rapid test/SWAB test secara berkala, memberlakukan lockdown
di daerah tertentu, serta kebijakan lainnya yang bertujuan untuk mengatasi covid19.

7 . Fries ermessen (keberanian bertindak demi keselamatan jika perlu


di luar aturan, untuk kemudian mempertanggungjawabkannya)
Tindakan yang segera diambil (mendesak) yang perlu keberanian untuk
mengambil tindakan penyelamatan, perlindungan, dan seterusnya. Keputusan fries
ermessem diambil atas inisiatif sendiri berdasarkan keputusan batin yang dipilih
secara bebas untuk dipertanggungjawabkan kepada semua pihak dari berbagai segi
dalam menanggung risiko secara pribadi dengan tanpa kambing hitam. Fries
ermessem berbeda dengan diskresi yang memberikan keleluasaan bertindak bagi
pejabat dalam batas aturan yang berlaku atau sepanjang tidak dilarang secara tegas
dalam aturan perundangan.
Tindakan penerapan fies ermessen adalah pada penyelenggaran fungsi
pajak. Pemerintah dapat menerapkan freies ermessen dalam menyelenggarakan
fungsi pajak karena pemerintah harus dapat mengakomodir kebijakan perpajakan
yang berkaitan dengan peningkatan perkembangan ekonomi negara maupun
masyarakat. Sehingga untuk menunjang semua itu diperlukan penerapan
kebijaksanaan yang fleksibel, cepat, efektif dan efisien sehingga ada penyesuaian-
penyesuaian dalam kehidupan bernegara.

8. Generalist and specialist function (knowing less and less about more and more,
and more and more about less and less)
Pemerintahan dalam kaitan mengamong adalah mengetahui sedikit demi
sedikit tentang semakin banyak hal, guna mengidentifikasi dan membangun
kebersamaan antar masyarakat yang berbeda-beda dengan pengetahuan dan
pengalaman yang luas tumbuh kreativitas dan innovatianess. Kreatifitas merupakan
lahan subur untuk menumbuhkan seni pemerintahan kepandaian menjawab suatu
masalah dengan alat yang berbeda pula. Semakin ke atas, semakin generalis.
Contoh tindakan dalam penerapan nilai ini adalah pelaksanaan blusukan.
blusukan tujuannya adalah dalam rangka mendengar masalah yang ada di
masyarakat sekaligus menguasai medan. Maka dari itu pemerintah mampu
mengidentifikasi dan menciptakan inovasi melalui keadaan masyarakatnya.

9. Omnipresence (terasa hadir di mana-mana)


Pemerintah tidak terlihat sebagai suatu yang jauh dan asing, tetapi terasa
hadir dimana-mana, kapan saja sebagai bagian dari dan sama dengan kita
rakyatnya,ia melihat apa yang kita lihat dan merasakan apa yang kita rasakan.
Semakin tinggi dan asing pemerintah memposisikan dirinya, semakin samar kita
terlihat olehnya, semakin ia mendarat bersama kita barulah semakin terasa olehnya
betapa satu dengan yang lain itu berbeda-beda, ada yang terbuang dan terinjak.
Contoh penerapan nilai adalah upaya pemerintah terjun ke masyarakat, mau
setinggi apapun jabatan. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk sekedar hadir di tengah
masyarakat, tetapi juga dalam rangka mengidentifikasi masalah,menguasai medan,
manajemen pengawasan atau controlling, serta pendekatan dengan masyarakat.

10. Responsibility (menjawab pertanyaan masyarakat dengan jelas dan jujur,


menanggung risiko secara pribadi menurut etika otonom)
Pemerintahan harus mampu mempertanggungjawabkan kepada pelanggan
produk-produk negara, baik berupa pelaksanaan pemerintahan, sumpah dan janji
pejabat, tindakan yang ditempuh berdasar freizs ermessen. Pemerintahan dituntut
untuk mampu menjawab secara terbuka dan tulus. Tanggung jawab adalah
perhitungan atas pelaksanaan tugas atau akuntabilitas serta sebagai kewajiban
menepati janji. Tindakan kita seabagai pamong praja, kita harus
mengimplementasikan segala visi misi dengan tindak nyata dalam menjalankan
pemerintahan yang diemban. Selain itu, kita juga harus memperkuat kepastian
hukum untuk menegakkan adanya pertanggung jawaban pemerintahan.

11. Magnanimous -thinking (berpemikiran besar dan kuat menerobos zaman,


membuat sejarah)
Pemikiran besar mengkontruksi pemikiran besar yang mampu menerobos
zaman yang berbentuk kemerdekaan berpikir dan berpendapat, mengeluarkan buah
pikiran, berpikir besar identik dengan berfilsafat. Maka pemerintahan disini harus
dapat medorong orang agar tidak menerima saja apa kata orang lain dan mampu
merangsang agar aktif bertanya. Karena bertanya tidak identic dengan kebodohan,
bertanya tidak identik dengan membangkang, karena sebaliknya, bertanya
menunjukkan kecerdasan dan perlu keberanian . Oleh karena itu, sebagai
pemerintah kita harus bertindak secara terbuka dalam penerima perkembangan
teknologi di masa sekarang. Hal ini mendorong munculnya inovasi dan keterbukaan
atas digitalisasi di seluruh bidang pemerintahan.

12. Distinguished statesmanship (kenegarawan -utamaan )selama memangku masa


jabatan publik, berdiri di atas semua kepentingan, tidak rnernihak, impartial,
lawannya salesmanship)
Pemerintahan harus memposisikan dirinya di atas kepentingan parsial.
Sejauh ini, pemerintahan Indonesia lebih menonjolkan sisi politiknya. Seorang
statesman idak pernah merasa berjasa karena tindakan apa pun yang dilakukannya
telah mendapat imbalan dari negara dan masyarakat, tetapi sebaliknya, ia selalu
merasa berhutang karena telah berjanji pada dirinya dengan pertanggungjawaban
pada diri sendiri dan rakyat. Contoh penerapan nilai ini adalah kita harus menjadu
pemerintah yang menerapkan etika politik. Etika politik adalah salah satu sarana
yang diharapkan bisa menghasilkan suasana harmonis antar pelaku dan antar
kekuatan sosial politik serta antar kelompok kepentingan lainnya untuk mencapai
sebesar-besar kemajuan bangsa dan negara dengan mendahulukan kepentingan
bersama dari pada kepentingan pribadi dan golongan.

Anda mungkin juga menyukai