Anda di halaman 1dari 29

KOORDINASI PEMERINTAHAN

PERSPEKTIF KEPAMONGPRAJAAN
Pamong Praja, adalah
Aparatur penyelenggara Pemerintahan Dalam
negeri yang melaksanakan tugas pembinaan
ketenteraman dan ketertiban pemerintah daerah di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri, koordinasi
penyelenggaraan pemerintahan, serta pembinaan
kesatuan bangsa dan politik dalam negeri
Istilah Pamong Praja menurut kamus besar
bahasa Indonesia berarti pegawai negeri yang
mengurus pemerintahan Negara.
Secara etimologis Pamong berarti among,
emong, pengemong atau pengasuh, pendidik
atau guru.
Praja berarti kerajaan, kota atau Negara.
 Jadi Pamong Praja dapat diartikan sebagai pengasuh pemerintahan,

atau abdi masyarakat.


 Secara historis asal dari istilah Pamong Praja bermula dari kedatangan

Belanda ke Indonesia th 1596. Untuk memperkuat kedudukan


(penjajahan) Belanda membentuk Korps Pangreh Praja (penguasa
lokal) atau Binnenland Bestuur (BB) yang terdiri dari pejabat atau
kaum priyayi yang ditempatkan di daerah yang bertugas memelihara
ketentraman dan ketertiban serta menyelenggarakan kesejahteraan
umum.
 Tugas Korps Pangreh Praja mencakup bidang yang sangat luas dan

merupakan alat pemerintahan asing (Belanda). Sesudah masa


kemerdekaan istilah Pangreh Praja diganti menjadi Pamong Praja untuk
membedakan bahwa tugasnya berbeda dengan masa penjajahan.
Definisi Konsep Pamong Praja menurut Sadu
Wasistiono (1999) adalah :

 Aparatur Pemerintah (Pusat maupun Daerah) yang

dididik secara khusus untuk menjalankan tugas-tugas

pemerintahan dengan kompetensi dasar Koordinasi,

Kolaborasi dan Konsensus (3K) dalam rangka

memberikan pelayanan umum serta menjaga keutuhan

NKRI.
Koordinasi dalam pemerintahan menurut Syafrudin (2003: 268) adalah “suatu
proses rangkaian kegiatan menghubungi, bertujuan untuk menyerasikan tiap
langkah dan kegiatan dalam organisasi agar tercapai gerak yang cepat untuk
mencapai sasaran dan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan”.

Secara umum kolaborasi adalah hubungan antar organisasi yang


saling : berpartisipasi dan saling menyetujui untuk bersama mencapai tujuan,
berbagi informasi, berbagi sumberdaya, berbagi manfaat, dan
bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan bersama untuk
menyelesaikan berbagai masalah.

Konsensus adalah sebuah frasa untuk menghasilkan atau menjadikan


sebuah kesepakatan yang disetujui secara bersama-sama antarkelompok atau
individu setelah adanya perdebatan dan penelitian yang dilakukan dalam
kolektif intelijen untuk mendapatkan konsensus pengambilan keputusan.
konsensus yang dilakukan dalam gagasan abstrak, tidak mempunyai implikasi
terhadap konsensus politik praktis akan tetapi tindak lanjut pelaksanaan
agenda akan lebih mudah dilakukan dalam memengaruhi konsensus politik.
Kepamongprajaan adalah sebagian dari tugas-tugas

pemerintahan, yang memerlukan pengetahuan luas


dan mendalam terhadap berbagai aspek kehidupan
serta permasalahan yang dihadapi masyarakat,
ketangguhan ideologis, seni kepemimpinan yang
tepat dan kemampuan menggerakkan masyarakat.
Menurut Ndraha ada 12 Nilai dalam system
Kepamongprajaan yaitu :

Sebagai seorang pamong praja yang dituntut untuk selalu melayani


masyarakat demi bangsa dan negara hendaknya memiliki nilai-nilai
dasar yang di jadikan pedoman dan acuan sehingga dapat meng-
ngemong dengan baik dan benar selayaknya seorang Pamong Praja itu
sendiri.

Adapun 12 nilai dasar kepamongprajaan antara lain :

1. VOORUITZIEN
Mengamong adalah memandang sejauh mungkin kedepan, tidak
hanya sebatas masa jabatan, masa kerja maupun masa hidup.
2. CONDUCTING

Mengamong adalah menciptakan harmoni antar


kegiatan dengan instrumen yang berbeda-beda dan
dilakukan oleh aktor yang berlainan.
3. COORDINATING
Mengamong adalah membangun komitmen
bersama antar unit kerja dalam suatu wilayah agar
tidak saling merugikan tetapi justru saling
menguntungkan.
4. PEACE-MAKING
Mengamong adalah membangun, menciptakan
serta menjaga kedamaian, kerukunan, keamanan dan
ketertiban.
5. RESIDU-CARING
Mengamong adalah mengurus apa saja baik urusan yang
belum termasuk tupoksi (tugas pokok dan fungsi) unit manapun
maupun urusan yang tak satu unit kerjapun bersedia
mengurusnya.
6. TURBULENCE-SERVING
Mengamong adalah mengantisipasi dan melayani dalam arti
memberdayakan dan melindungi masyarakat dan lingkungannya,
bangsa dan negara terhadap segala sesuatu yang sifatnya
membahayakan dan berdaya hancur.
7. FREIES ERMESSEN
Mengamong adalah menunjukkan keberanian untuk
melakukan tindakan-tindakan membela, melindungi dan
melayani masyarakat.
8. GENERALIST dan SPECIALIST FUNCTION
Mengamong adalah mengetahui sedikit tentang banyak
hal (generalis), dan juga mengetahui banyak hal
tentang suatu hal (spesialis).
9. RESPONSIBILITY
Mengamong adalah keberanian untuk
mempertanggung jawabkan semua hal yang dilakukan,
bukan hanya kepada atasan tetapi juga kepada
masyarakat.
10.MAGNANIMOUS THINGKING
Mengamong adalah berpikir besar, berpikiran yang
menembus jaman. Tidak hany pada masanya saja,
tetapi juga untuk masa kedepan nantinya juga.
11. OMNIPRSENCE
Mengamong berarti tidak memosisikan diri sebagai
pangreh, tidak hanya membangun citra (image
building) pemerintahan tetapi merendahkan hati
sedemikian rupa sehingga pemerintah itu tidak terlihat
sebagai sesuatu yang jauh dan yang asing, tetapi
terasa hadir di mana-mana dan kapan saja sebagai
bagian dari dan sama dengan “kita.” Ia melihat apa
yang “kita” lihat, dan merasakan apa yang “kita”
rasakan.
12. DISTINGUISHED STATESMANSHIP.
Mengamong berarti memosisikan diri di atas semua
kepentingan publik. Melayani masyarakat dengan ikhlas
tanpa mengharapkan imbalan. Seorang statesman tidak
pernah merasa berjasa, karena tindakan apapun yang
dilakukannya telah mendapat imbalan dari negara dan
masyarakat. Tetapi sebaliknya ia selalu merasa berhutang,
karena ia telah berjanji kepada dirinya sendiri dan kepada
masyarakat, dan ia berusaha menepatinya, serta memikul
sendiri tanggungjawabnya
Etika Profesi Pamong Praja :
1. Sopan ;
Sopan dalam sikap batin
Sopan dalam sikap lahir
Sopan dalam tindakan
Sopan dalam bertutur kata

2.Melayani ;
Pelayanan surat menyurat, spt ; KTP, surat nikah dll.
Pelayanan bukti kepemilikan, spt akta tanah/sertifikat.
Pelayanan yg berkaitan dg kewajiban warga, mis.PBB.
Pelayanan yang berkaitan dg perizinan, IMB,SITU,dll.
 Pelayanan yg berkaitan dg penyediaan sarana dan prasarana
kesehatan, pendidikan dan lapangan usaha.
 Pelayanan yang berkaitan dg penyediaan infrastruktur spt jalan,
jembatan dsb.
 Pelayanan berkaitan dengan penyebaran informasi dan sosialisasi
kebijakan atau program pemerintah.
 Melayani berbagai pengaduan dan keluhan warga.
 Pelayanan terhadap korban bencana alam, kebakaran, panggusuran
dan lain-lain.

3. Melindungi :
 Keamanan dan keselamatan fisik dan psikis warga masyarakat
 Kepemilikan atau harta benda warga masyarakat
 Kepentingan warga masyarakat
 Kepentingan warga masyarakat

 Melindungi harga diri atau harkat dan martabat warga

masyarakat

 Melindungi norma dan aturan agar dipatuhi

 Melindungi citra korps pamong praja itu sendiri

4. Mengayomi, dengan berperan sbg :

 Guru

 Orang tua

 Pemimpin
Persyaratan Pamong Praja untuk dapat melayani,
melindungi dan mengayomi al :

1. Persyaratan Formal seperti :


 Berpendidikan (memiliki ijazah) tertentu

 Memiliki kemampuan ketrampilan tertentu yang diprasyaratkan bidang pekerjaan

yang dihadapi.

2. Persyaratan Psikologis yaitu:

Kriteria persyaratan mental/kejiwaan (emosional) yang menunjang pelaksanaan tugas


melayani yang meliputi :

a. Kestabilan emosional

Kemampuan mengendalikan emosi, mampu mengendalikan perasaan, sabar, tidak


mudah tersinggung dan cepat marah atau meledak-ledak

b. Menghormati dan menghargai orang lain


Memperlakukan orang secara bermartabat, tidak melecehkan kehormatan orang
lain, menghargai kepentingan orang lain dan tidak merendahkan (under estimate)
terhadap kemampuan orang lain
c. Mampu bergaul secara luas

Tidak mengalami kesulitan dalam melakukan hubungan social dengan pihak lain dari
berbagai lapisan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam memasuki
situasi social baru

d. Ulet dan tekun

Mampu mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan, teliti dan tidak gampang menyerah
atau putus asa

e. Mampu Berempati

Dapat member perhatian dan ikut merasakan kebutuhan dan kesulitan orang lain,
sehingga timbul keinginan untuk melayani sebaik-baiknya
f. Memiliki sikap tegas
Tegas dalam menerapkan aturan, namun fleksibel atau luwes dalam memenuhi kebutuhan
pelayanan masyarakat yang mendesak
g. Inisiatif dan tanggung jawab
Dapat melaksanakan pekerjaan yang merupakan bidang tugasnya tanpa menunggu
dorongan atau perintah orang lain secara bertanggung jawab
h. Mampu bertindak adil
Memberikan pelayanan kepada semua orang yang membutuhkan pelayanan dengan tidak
membeda-bedakan status, pangkat, suku dan agama.
Menguasai keterampilan teknis tertentu :

 Mampu mengoperasikan teknologi yang ada seperti ;

mesin tik, computer, laptop, mesin penghitung, kalkulator dll.


 Memahami segenap : peraturan, petunjuk pelaksana

(juklak), petunjuk teknis (juknis), dan peraturan perundang-


undangan lain yang terkait dengan tugas yang dihadapi
 Menguasai cara pengisian secara benar : segala macam

formulir, format, blanko, dan mampu membuat dan


menjelaskan table, grafik atau gambar yang terdapat pada
bidang pekerjaan yang digeluti.
Misi atau tugas pokok Pamong Praja
adalah :
 Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban

 Pembinaan Politik Dalam Negeri

 Koordinasi

 Pengawasan

 Tugas-tugas Residual
Profesi kepamongprajaan bukan hanya
sekedar ketrampilan teknis belaka, tetapi
harus menguasai juga aspek-aspek lain yang
dibutuhkan antara lain :

1. Memiliki kearifan dalam menghadapi

setiap permasalahan dan mampu memahami

kondisi-kondisi yang melatarbelakanginya,


2. Peka dan responsif terhadap aspirasi
masyarakat, mempunyai visi dan persepsi politik
yang berdimensi luas serta berwawasan
nasional,
3. Memiliki persepsi sosial ekonomis yang
berwawasan kemajuan dan diupayakan
mampu menggerakkan dan menstrukturkan
sikap dan pilihan-pilihan masyarakat sesuai
dengan wawasan mereka.
Aspek-aspek tersebut di atas diharapkan dapat
membentuk mental pamong praja yang profesional
dengan indikator-indikator sbb :

1. Disiplin
2. Etos kerja
3. Kemampuan
4. Kecermatan
5. Ketelitian
6. Stamina
7. Tidak melakukan kesalahan
8. Bertanggung jawab
Prinsip kepemimpinan Pamong Praja gaya baru
menurut Arifin Abdulrahman (1980) yaitu “OJO
DUMEH “.

Untuk mengemban tanggung jawab sebagai Pamong


Praja, diperlukan sosok kepemimpinan
transformasional (Gaspersz (1997:197) yang
mempunyai :
• Memiliki visi yang kuat
• Memiliki peta tindakan (map for action)
• Memiliki kerangka untuk visi (frame for the vision)
• Memiliki kepercayaan diri (self confidence)
• Berani mengambil resiko
• Memiliki gaya pribadi inspirasional
• Memiliki kemampuan merangsang usaha-usaha
individual
• Memiliki kemampuan mengidentifikasi manfaat-
manfaat

Kepemimpinan Visioner yakni mampu melihat


jauh kedepan yang berskala nasional maupun
global (bervisi global action lokal) Thoha,
1997:112.
KODE ETIK KEPAMONGPRAJAAN

HASTA BUDI BHAKTI (KODE KEHORMATAN KORPS PAMONG PRAJA)


 Korps Pamong Praja sebagai pengamal Pancasila dan pembela

Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi pengayom dari


seluruh rakyat tanpa membedakan golongan, aliran dan agama.
 Korps Pamong Praja berkewajiban memberikan petunjuk dan

bimbingan kepada rakyat dalam pergaulan hidup bersama


menuju ketertiban dan ketentraman umum.
 Korps Pamong Praja merupakan penyuluh dalam gelap dan

penolong di dalam penderitaan bagi seluruh lapisan masyarakat


sehingga tercapai ketenangan dan ketentraman lahir dan batin.
 Korps Pamong Praja membina semangat kehidupan masyarakat

sehingga terjelma sifat dan sikap dinamis, konstruktif, korektif.


 Korps Pamong Praja bertugas menumbuhkan dan memupuk daya

cipta rakyat menuju ke arah kesejahteraan masyarakat.


 Korps Pamong Praja bertugas menampung dan mencarikan

penyelesaian segala persoalan hidup dan kehidupan rakyat sehari-


hari sehingga diperlukan sifat sabar, tekun, ulet dan bijaksana.
 Korps Pamong Praja menjadi penggerak segala kegiatan dalam

masyarakat menuju tercapainya masyarakat yang adil dan


makmur yang diridhoi Tuhan Yang Maha Esa.
 Korps Pamong Praja harus bertindak tegas, adil dan jujur dalam

memberantas kejahatan dan kemaksiatan tanpa pandang bulu,


sebaliknya harus menjadi teladan dalam kebaikan dan
kemaslahatan.
Pemaparan slide diatas dapat disimpulkan bahwa Koordinasi Pemerintahan
Perspektif Kepamongprajaan, :

- Koordinasi yang diselenggarakan aparatur pemerintah (pamong praja) pusat


maupun daerah yang dididik secara khusus untuk menjalankan tugas-tugas
pemerintahan dengan kompetensi dasar Koordinasi, Kolaborasi dan Konsensus
(3K) dalam rangka memberikan pelayanan umum serta menjaga keutuhan NKRI.

- Dalam melayani masyarakat demi bangsa dan negara seorang pamong praja :
- memiliki nilai-nilai yang dijadikan pedoman dan acuan
- etika profesi
- Pendidikan formal yang dilengkapi dengan ketetrampilan tertentu
- kode etik kehormatan
yang mana dengan aspek-aspek tersebut diharapkan dapat membentuk mental
pamong praja yang professional dan berintegritas.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai