Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum Teknologi Kemasan dan Penyimpanan

UJI KEMASAN BERBAGAI BAHAN KEMASAN

Oleh :

Nama : Neli Hariani


Nim : 2005105010058
Kelas : Selasa, 08.00 WIB
Kelompok : II ( Dua )
Tanggal Praktikum : 21 Februari 2023

Mengetahui, Darussalam, 28 Februari 2023


Asisten Praktikan,

( ) ( Neli Hariani)
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengujian pengemasan dapat memberikan jaminan bahwa kemasan akan
melindungi produk dari kerusakan atau degradasi selama proses distribusi.
Pengujian kemasan dapat mengurangi biaya kemasan dengan mengidentifikasi
tingkat perlindungan yang tepat dan mengurangi jumlah bahan kemasan yang
digunakan. Pengujian pengemasan mencakup serangkaian tes yang dirancang
untuk menilai kesesuaian bahan pengemasan untuk digunakan dengan produk
yang diberikan. Pengemasan suatu produk harus cukup kuat dan tahan terhadap
kerasnya kondisi transportasi dan lingkungan.
Pengujian kemasan sangat penting dilakukan untuk mengidentifikasi
bahan kemasan, pertimbangan dalam pemilihan bahan kemasan yang akan
digunakan dan lainnya. Kemasan produk harus cukup kokoh untuk menahan
kerasnya kondisi transportasi dan lingkungan, namun tetap tahan lama dan aman
bagi pengguna akhir. Bahan kemasan harus memiliki syarat-syarat yaitu tidak
toksik, harus cocok dengan bahan yang dikemas, harus menjamin sanitasi dan
syarat- syarat kesehatan. Bahan kemasan yang digunakan untuk mengemas
pangan sangat bervariasi, seperti bahan kertas, plastik, gelas, logam dan fiber yang
dilamina.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui ketebalan dan
berat jenis bahan kemasan, mengetahui sifat dan mutu kemasan kaleng serta
mengetahui sifat fisik kemasan botol.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bahan kemasan yang digunakan untuk mengemas pangan bervariasi,


seperti bahan kertas, plastik, gelas, logam dan fiber yang dilaminasi. Pemilihan
bentuk dan jenis kemasan harus disesuaikan dengan produk yang akan dikemas.
Selain kemasan plastik PE dan plastik PP, kertas lilin banyak digunkan untuk
mengemas bahan pangan yang aman. Sebagai keputusan konsumen dalam
melakukan pembelian adalah ukuran dan bentuk kemasan, bahan kemasan, warna
kemasan, merek dan label (Mukhtar dan Nurif, 2015).
Kemasan saat ini sudah semakin berkembang dengan beberapa pilihan
material seperti plastik, aluminium foil, hingga kertas daur ulang. Setiap bahan
kemasan yang digunakan memiliki fungsinya masing-masing tergantung dari jenis
produk yang dikemas. Contoh kemasan yang banyak digunakan adalah kemasan
kaleng. Kemasan ini dapat menjaga bahan pangan terhadap perubahan konsentrasi
air yang tidak diinginkan. Namun, penggunaan kemasan kaleng dapat terjadi
konstaminasi logam berat dari pengemasnya (Suhaili, 2020).
Beraneka kemasan berbahan plastik dapat menjadi sumber bahaya bagi
kesehatan. Pengemasan makanan panas dengan bahan plastik dapat memberikan
dampak negatif, karena makanan panas yang dibungkus akan bereaksi dengan
unsur kimia yang terkandung dalam material berbahan plastik. Bahan kemasan
harus memiliki syarat-syarat yaitu tidak toksik, harus cocok dengan bahan yang
dikemas, harus menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan, dapat mencegah
kepalsuan, kemudahan membuka dan menutup, kemudahan pembungkusan
kemasan dan lainnya. Ketahanan termal pada plastik sangat rendah tidak seperti
logam, sehingga memungkinkan terjadi migrasi pada material dan makanan (
Setyowati dan Widodo, 2017).
Jenis aluminium foil banyak digunakan oleh beberapa industri-industri
rumah tangga karena memiliki sifat yang tidak tembus cahaya, tidak bisa dilalui
oleh gas, bersifat hermetis dan fleksibel. Selain itu, aluminium foil dapat
dimanfaatkan untuk mengemas bahan-bahan yang peka terhadap cahaya dan
bahan-bahan yang berlemak seperti yoghurt dan margarin. Aluminium foil juga
banyak digunakan sebagai bahan pelapis dan digunakan untuk melindungi bahan
sehingga tahan disimpan tanpa proses pendinginan dan pembekuan. Hal ini
disebabkan karena permeabilitasnya yang rendah terhadap sinar matahari, uap, air,
oksigen dan mikroba (Mansur, 2021).
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikrometer,
timbangan, jangka sorong, gunting, pensil, penggaris, timbangan analitik,
desikator, tang, pipet tetes 7 pipet mohr, senter (baterai) kecil, pembuka kaleng,
timbangan kasar dan gelas ukur. Sedangkan bahan yang digunakan pada
praktikum ini adalah kertas (berbagai jenis kertas), plastik (berbagai jenis plastik),
aluminium foil, polietilen, (Antimon trioksida) 20 gram, (Antimon
triklorida) 35,5 gram, (Karbon tetraklorida), tutup botol, botol produk-
produk pangan, kemasan dari gelas berwarna, kaleng kornet, kaleng coca-cola
atau bir, kaleng sarden, kaleng susu, dan kaleng produk pangan lainnya.

3.2 Cara Kerja


3.2.1 Kemasan Kertas, Plastik dan aluminum foil
Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah dipotong
contoh 10×10 masing-masing 2 contoh. Kemudian diukur ketebalan masing-
masing contoh sebanyak 2 kali secara refresentatif dan ditimbang contoh.

3.2.2 Kemasan kaleng


a. Uji penambahan kaleng dan spesifikasi kaleng
Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah pertama,
diamati kecacatan di sampel kaleng (peot, bocor, cat terkelupas, dan lain-lain),
lalu diukur tinggi, diameter kaleng, dan volume kaleng (diisi air destilasi). Kedua,
ditimbang kaleng kosong. Ketiga, dibuka tutup kaleng dan digunting badan kaleng
secara vertical. Keempat, diukur tebal dan lebar seam menggunakan mikrometer.

b. Uji kekuatan kaleng


Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah Pertama,
dibengkokkan kaleng, kemudian dibuat guntingan kaleng secara vertikal dengan
ukuran 60 x 12,7 mm dan dibuat guntingan kaleng secara horizontal dengan
ukuran 60 x 12,7 mm. Kedua, dilipat guntingan tadi searah 180°C (beberapa kali)
hingga terjadi patahan atau tekukan dan dihitung berapa kali dilipat. Ketiga,
dibandingkan antara guntingan horizontal dan guntingan vertical. Keempat,
diambil kesimpulan kearah mana kaleng sebaiknya dibengkokkan.

c. Uji lapisan timah


Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah pertama,
dibersihkan sample ukuran 4 x 2,5 dan dihitung luas dalam inci. Kedua,
ditimbang. Ketiga, dicelupkan sampel ke dalam larutan Sb₂O, atau SbCl, selama 1
menit. Keempat, dicuci sampel dengan air dan dibersihkan antimon yang melekat
dengan kapas. Kelima, dikeringkan dan ditimbang lagi.
BAB IV. DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


4.1.1 Kemasan aluminium foil dan kertas
No Jenis Kertas Ketebalan Luas Berat Densitas Gramatur
(mm) ( ) (gram) (gr/ ) (g/100
)
1. Aluminium 0,2 100 ×100 0,15 0,75 0,0015
foil gram
2. Kertas roti 0,1 100 ×100 0,1 gram 1 0,01

3. Kertas karton 0,3 100 ×100 3,9 gram 10 0,03

4. Kertas minyak 0,1 100 ×100 0,5 gram 5 0,005

4.1.2 Ketebalan Kaleng


No Nama Produk Lipatan Lipatan Vertikal Keterangan
Horizontal
1. Kaleng 2 kali 2 kali -
Minuman
2. Kaleng susu 5 kali 4 kali -

4.1.3 Penampakan dan Spesifikasi Kaleng


Nama Spesifikasi Cacat Ukuran seam keterangan
Produk Tinggi Diameter volume Tebal Lebar
Kaleng - - - penyot - - -
minuman
Kaleng 8 cm 7 cm 307, 72 penyot 0,1 0,3 -
susu cm cm
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data hasil pengamatan pada praktikum ini yaitu praktikum ini
terdiri dari 3 uji yaitu pertama uji kemasan aluminium foil dan kertas, kedua uji
ketebalan kaleng dan ketiga uji penampakan dan spesifikasi kaleng. Pada uji
pertama yaitu uji kemasan aluminium foil dan kertas menggunakan jenis kertas
aluminium foil, kertas roti, kertas karton, dan kertas minyak. Pada kertas
aluminium foil memiliki ketebalan 0,2 , luas kertas 100×100 , dengan
berat 0,15 gr, memiliki densitas 0,75 dan gramatur 0,0015. Pada kertas roti
memiliki ketebalan 0,1 , luas kertas 100×100 , dengan berat 0,1 gr,
memiliki densitas 1 dan gramatur 0,01. Pada kertas karton memiliki ketebalan 0,3
, luas kertas 100×100 , dengan berat 3,9 gr, memiliki densitas 10 dan
gramatur 0,03. Pada kertas minyak memiliki ketebalan 0,1 , luas kertas
100×100 , dengan berat 0,5 gr, memiliki densitas 5 dan gramatur 0,005. Pada
uji kedua yaitu uji ketebalan kaleng. Pada uji ini menggunakan produk kaleng
minuman dan produk kaleng susu. Pada kaleng minuman jumlah lipatan
horizontal yaitu 2 kali dan jumlah lipatan vertikal yaitu 2 kali, jadi dapat
disimpulkan bahwa ketebalan kaleng minuman secara horizontal sama dengan
ketebalan secara vertikal. Pada kaleng susu jumlah lipatan horizontal yaitu 5 kali
dan jumlah lipatan vertikal yaitu 4 kali, jadi dapat disimpulkan bahwa kaleng susu
secara vertikal lebih tebal daripada secara horizontal. Pada uji ketiga yaitu uji
penampakan dan spesifikasi kaleng. Pada uji ini menggunakan produk kaleng
minuman dan kaleng susu. Pada kaleng minuman terdapat cacat yaitu penyot.
Pada produk kaleng susu memiliki tinggi 8 cm, diameter 7 cm, volume 307, 7
, tidak terdapat cacat, memiliki tebal seam 0,1 cm dan lebar seam 0,3 cm.
Kemasan adalah suatu wadah yang digunakan untuk melindungi produk
dari kerusakan pada saat proses transfortasi, penyimpanan dan penjualan produk.
Kemasan memberikan keunikan pada produk dan sebagai alat pembeda dari
produk lain sehingga dapat memudahkan konsumen dalam memilih produk
tersebut (Resmi dan Wismiarsi, 2015). Jenis jenis kemasan yaitu kemasan plastik,
kemasan kertas, dan kemasan kaleng. Kemasan plastik adalah wadah yang
digunakan sebagai pengemas produk untuk melindungi produk tersebut dari
perubahan kadar udara karena bahan kemasan dapat menghambat terjadinya
penyerapan uap udara dari udara. Jenis kemasan plastik yaitu polyethylene
Terephthalate (PET, PETE), High Density Polyethylene (HDPE), Polyvinyl
Chloride (PVC), Low Density Polyethylene (LDPE), Polypropylene (PP),
Polystyrene (PS) (Setyowati dan Widodo, 2017). Kemasan kertas adalah wadah
yang digunakan untuk menyimpan atau mengemas bahan pangan yang sensitive
terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan (Mukhtar
dan Nurif, 2015). Jenis-jenis kemasan kertas yaitu kemasan kertas perkamen,
kemasan kertas kraft, kemasan kertas koran, dan kemasan kertas laminasi
(Suhartono dan Iskandar, 2017). Kemasan kaleng adalah suatu wadah yang
digunakan untuk mengemas produk makanan dan minuman yang pada umumnya
berasal dari bahan alami seperti berbagai jenis daging, ikan, susu, sayur-sayuran
dan buah-buahan yang diolah secara fisik atau kimia agar dpaat disajikan dalam
kemasan kaleng (Bakhori, 2017). Jenis kemasan kaleng yaitu kemasan kaleng
pada makanan seperti kaleng sarden dan kaleng susu dan kemasan kaleng
minuman seperti kemasan kaleng susu, sari buah dan minuman yang berkarbonasi
(Kunsah et al., 2021).
BAB V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah :


1. Pada uji kemasan aluminium foil memiliki ketebalan 0,2 , luas kertas
100×100 , dengan berat 0,15 gr, memiliki densitas 0,75 dan gramatur
0,0015.
2. Pada uji kemasan kertas roti memiliki ketebalan 0,1 , luas kertas
100×100 , dengan berat 0,1 gr, memiliki densitas 1 dan gramatur 0,01.
3. Pada uji ketebalan kaleng minuman memiliki jumlah lipatan horizontal yaitu 2
kali dan jumlah lipatan vertikal yaitu 2 kali, jadi dapat disimpulkan bahwa
ketebalan kaleng minuman secara horizontal sama dengan ketebalan secara
vertical.
4. Pada uji ketebalan kaleng susu jumlah lipatan horizontal yaitu 5 kali dan
jumlah lipatan vertikal yaitu 4 kali, jadi dapat disimpulkan bahwa kaleng susu
secara vertikal lebih tebal daripada secara horizontal.
5. Pada uji penampakan dan spesifikasi kaleng minuman dan kaleng susu yaitu
Pada kaleng minuman terdapat cacat yaitu penyot. Pada produk kaleng susu
memiliki tinggi 8 cm, diameter 7 cm, volume 307, 7 , tidak terdapat cacat,
memiliki tebal seam 0,1 cm dan lebar seam 0,3 cm.
DAFTAR PUSTAKA

Bakhori, A., 2017. Tinjauan Aspek Korosi pada Makanan dalam Kemasan
Kaleng. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Fakultas Teknik UISU, 2(1), pp. 30-
38.
Kunsah, B., Kartikorini, N. and Ariana, D., 2021. Analisa Cemaran Logam Berat
(Pb, Cd, Zn) Pada Makanan dan Minuman Kemasan Kaleng dengan
Menggunakan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). The
Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist, 4(1), pp.
100-110.
Mansur, S. R., 2021. Pengaruh Jenis Kemasan dan Lama Penyimpanan Terhadap
Kualitas Dangke. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 7(1), pp. 53-66.
Mukhtar, S. and Nurif, M., 2015. Peranan Packaging dalam Meningkatkan Hasil
Produksi Terhadap Konsumen. Jurnal Sosial Humaniora, 8(2), pp. 181-
191.
Resmi, N. and Wismiarsi, T., 2015. Pengaruh Kemasan dan Harga Pada
Keputusan Pembelian Minuman Isotonik. Jurnal Manajemen dan Bisnis
Sriwijaya, 13(1), pp. 1-20.
Setyowati, V. A. and Widodo, E. W. R., 2017. Studi Sifat Fisik, Kimia, dan
Morfologi Pada Kemasan Makanan Berbahan Styrofoam dan LDPE (Low
Density Polyethylene). Jurnal Mechanical, 8(1), pp. 39-45.
Suhaili, R., 2020. Pengaruh Lama Penyimpanan Ikan Sarden Kemasan Kaleng
Terhadap Kadar Logam Pb dan Cu. Chempublish Journal, 5(2), pp. 130-
139.
Suhartono, S. and Iskandar, R., 2017. Pengaruh Penggunaan Berbagai Jenis
Kemasan Kertas Terhadap Daya Simpan Kubis (Brassica oleracea).
Jurnal Siliwangi Seri Sains dan Teknologi, 3(2), pp. 222-228.
LAMPIRAN

A. Diagram Alir
1. Kemasan Kertas, Plastik dan Aluminium Foil

Kemasan kertas,
plastik dan
aluminium foil

Dipotong 10×10 2
contoh

Diukur ketebalan masing-masing


contoh sebanyak 2 kali

Ditimbang

Hasil

2. Kemasan Kaleng
a. Uji penampakan kaleng dan spesifikasi kaleng

Bahan

Diamati cacatnya

Ditimbang kaleng kosong

A
A

Dibuka penutup kaleng

Digunting badan kaleng


secara vertikal

Diukur tebal seam, lebar


dengan mikrometer

b. Uji Kekuatan Kaleng

Kaleng

Digunting vertikal

Digunting secara horizontal

Dilipat guntingan tadi beberapa kali


sampai terjadi patahan

Dihitung berapa kali dilipat

A
A

Dibandingkan antara guntingan


vertical dan horizontal

Diambil kesimpulan kea rah mana


kaleng sebaiknya dibengkokkan

Hasil

c. Uji Lapisan Timah

Bahan

Diukur sampel

ditimbang

Dicelupkan dalam larutan


atau

Dicuci sampel dengan air

Dibersihkan antimon dengan kapas

A
A

Dikeringkan

ditimbang

Hasil

3. Kemasan Botol

Botol

Diamati kecacatan pada


botol dan tutup botol

Diukur diameter dari


dalam dan dari luar

Diukur tinggi, jumlah gigi pada


tutup botol

Ditimbang berat tutup botol

Botol diukur

Diamati kemampuan menyaring sinar

Hasil
B. Olahan Data

Perhitungan timah (of/ base) =

= 0,0295
C. Dokumentasi

Gambar 1. Penimbagan kaleng yang sudah digunting

Gambar 2. Kaleng dicelupkan ke dalam larutan


selama 1 menit

Gambar 3. Kaleng setelah dicelupkan 1 menit

Gambar 4. Penimbang kembali kaleng setelah dicelupkan


Gamabr 5. Lipatan kaleng

Anda mungkin juga menyukai