PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kemasan logam merupakan konduktor (peghantar panas yang baik).
Kemasan logam memiliki kelebihan tersendiri jika dibandingkan dengan kemasan
nonlogam, antara lain dapat ditempa dan dibengkokkan dalam keadaan padat jika
dipanaskan dengan suhu tinggi, mempunyai kilap logam, tidak tembus pandang,
dan bentuknya padat (Sputumutia 2014)
Secara umum kemasan logam dibedakan menjadi : Kaleng Loagam yaitu
salah satu kemasan logam tertua, terutam untuk mengemas produk pangan olahan
(diawetkan), yang kedua adalah Aluminium dan paduannya (alloy), digunakan
untuk kemasan fleksibel dan semi fleksibel seperti dalam bentuk foil atau
collapsibel tube dan wadah komposit yang merupakan hasil gabungan dari dua
atau lebih bahan kemasan seperti : plastik, aluminium foil, kertas dan atau logam.
Enamel merupakan bahan organic yang dilapiskan pada kaleng untuk
melindungi metal dari kemungkinan terjadinya korosi karena kontak langsung
dengan bahan makanan (Catur triwibowo 2011), mempertahankan daya tarik
makanan yang dikalengkan, memperbaiki penampakan bagian dalam dan luar
wadah dan memperpanjang umur pakai wadah kaleng. Disamping itu pelapisan
enamel tersebut juga sangat berguna secara ekonomis,karena denga cara ini dapat
digunakan kaleng dengan pelapis timah yang lebih tipis, yang tentunya lebih
murah harganya.
Beberapa syarat bahan enamel untuk kaleng diantaranya adalah tidak
memberi atau mengubah warna, bau dan cita rasa, diperbolehkan kontak makanan,
dan harus tahan pada suhu tinggi. Untuk itu sangat diperlukan pengujian terhadap
lapisan enamel suatu bahan kaleng.
Sifat penodaan suatu enamel dapat dievaluasi baik dengan menggunakan
air maupun sari buah jeruk atu sari buah dan sari buah lainnya.
I.2.Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengukur
dimensi kaleng menurut English Units dan mengubah satuan pebgukuran dari cm
ke inches atau sebaliknya, mengetahui cara-cara pengujian lapisan enamel, dan
mempelajari keunikan properties kemasan laminasi pada produk kripik kentang
dan cokelat batang
BAB II
METODELOGI
A. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah beberapa
contoh kemasan kaleng yaitu, kaleng berenamel, gelas jar, sari buah,
bawang merah, air destilata, larutan tembaga, sulfat dan HCL,kemasan
kripik kentang (potato chips) dan kemasan coklat batang (beng-beng) dan
alat yang digunakan adalah gunting.
B.Metode
1.Mengukur Dimensi Kaleng / Standar Kaleng
Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
Wadah kaleng berenamel diisi dengan air destilata mendidih dan disisakan
untuk head space setinggi 0,25 in.
Kaleng tersebut ditutup dengan double seamer
Kemudian dipanaskan dengan otoklaf pada suhu 121 C selama 30
kemudian didinginkan dalam air.Kaleng disimpan pada suhu 37 C selama
2 hari dan 2 minggu
Dilakukan pengamatan ada tidaknya perubahan cita rasa yang tidak
diinginkan dengan membandingkan gelas jar sebagai wadah.
Disiapkan sari buah tomat atau jeruk yang sudah diencerkan dengan air
dengan konsentrasi yang sama. Kemudian dipanaskan sampai suhu 80C.
Kemudian diisi sri buah tersebut kedalam kaleng berenamel. Kemudian
ditutup dengan double seamer machine.
Kaleng dipanaskan dalam air mendidih selam 30 menit, kemudian
didinginkan dalam air.
Simpan pada suhu 37C selam dua hari dan dua minggu dan lakuukan
pengamatan.
Diperiksa ada atau tidaknya lapisan enamel yang bocor atau cacat
Kemudian diambil satu contoh pelat kaleng dan direndanm dalam larutan
tembaga sulfat dan HCL selam 2 menit pada suhu ruang
Kemudian diamati
DAFTAR PUSTAKA