Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

DI KB AL- IKHLAS

Dosen Pengampu : Raoda Tul Jannah Maruddani, M.Pd

Judul Penelitian : Play Based Learning & Outdoor Play di KB


Waktu Pelasanaan : kamis 08 dan selasa 13 oktober
Tempat penelitian : KB - AL IKHLAS

DI SUSUN OLEH:

MAUDY SESAR ( 20210413027)


JUMROTUL AINI (20210413037)
MAHROTUL KHOLIZOH ( 20210413028)
SITI AISYAH (2021041329)

INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMAD AZIM JAMBI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
TAHUN AJARAN
2022/2023

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Observasi merupakan suatu kegiatan mengamati, melihat serta menganalis suatu kegiatan dan
seperangkat informasi yang diperoleh dengan menggunakan indera. Hasil dari observasi akan
berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, walaupun objek yang diamati sama. Hal ini
disebabkan karena pelaksanaan dan pengetahuan dari subjek observasi juga berbeda-beda.
Pendidikan anak usia dini sendiri tidak ditekankan kepada pemberian stimulus pengayaan
pengetahuan anak, tetapi lebih diarahkan kepada pengembangan potensi dan daya kreatifitas
anak dan sangat penting adalah pada pembentukan sikap mental dan kepribadian anak yang
berlandaskan pada nilai-nilai ajaran agama islam. Pada hakikatnya belajar harus berlangsung
sepanjang hayat, untuk menciptakan generasi yang berkualitas.

B. FOKUS PENELITIAN

Penelitian ini berfokus ke bagaimana Pembelajaran Play Based Learning di KB - AL IKHLAS


dan bagaimana Pembelajaran Outdoor Play disana.

C. TUJUAN PENELITIAN

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas Belajar dan Pembelajaran di PAUD mengenai materi
Play Based Learning dan Outdoor Play.

D. MANFAAT PENELITIAN

 Mengetahui bagaimana Play Based Learning di lapangan

 Mengatahui bagaimana Outdoor Play di lapangan

 Melatih diri bagaimana cara mengajari AUD saat di lapangan

2
BAB II

LANDASAN TEORI

1. Herbert Spencer
Menurut Herbert Spencer (Catron & Allen, 1999) anak bermain karena mereka punya energi
berlebih. Energi ini mendorong mereka untuk melakukan aktivitas sehingga mereka terbebas dari
perasaan tertekan. Hal ini berarti, tanpa bermain, anak akan mengalami masalah serius karena energi
mereka tidak tersalurkan.
2. Moritz Lazarus
Menurut Moritz Lazarus, anak bermain karena mereka memerlukan penyegaran kembali atau
mengembalikan energi yang habis digunakan untuk kegiatan rutin sehari-hari. Hal ini mengandung
pengertian bahwa apabila tidak bermain anak akan menderita kelesuan akibat ketiadaan penyegaran.
3. Erikson
Menurut Erikson (1963), bermain membantu anak mengembangkan rasa harga diri. Alasannya
adalah karena dengan bermain anak memperoleh kemampuan untuk menguasai tubuh mereka,
menguasai, dan memahami benda-benda, serta belajar keterampilan sosial. Anak bermain karena
mereka berinteraksi guna belajar mengkreasikan pengetahuan. Bermain merupakan cara dan jalan
anak berpikir dan menyelesaikan masalah. Anak bermain karena mereka membutuhkan pengalaman
langsung dalam interaksi sosial agar mereka memperoleh dasar kehidupan sosial.
4. Sigmund Freud
Sigmund Freud (1920) melihat bermain dari kaca mata psikoanalitis. Dengan demikian, teorinya
disebut teori bermain psikoanalisis. Menurutnya, bermain bagi anak merupakan suatu mekanisme
untuk mengulang kembali peristiwa traumatik yang dialami sebelumnya sebagai upaya untuk
memperbaiki atau menguasai pengalaman tersebut demi kepuasan anak.
5. Froebel
Froebel terkenal dengan pendekatan dan ide-idenya yang berpusat pada anak yang kita kenal
sekarang sebagai bermain bebas. Froebel percaya bahwa anak-anak membutuhkan pengalaman
nyata dan aktif secara fisik. Di sini lah terdapat kaitan antara bermain dan belajar. Lagu dan ritme
diperkenalkan dan menjadi stimulasi lanjutan. Froebel juga menunjukkan pentingnya permainan out-
door dan alat main natural yang diperoleh dari lingkungan sekitar. Froebel lalu mendirikan Taman
Kanak-kanak yang kemudian banyak berpengaruh terhadap teori-teorinya di kemudian hari.

3
6. Lev Vygotsky
Bermain, menurut Vygotsky (1969), merupakan sumber perkembangan anak, terutama untuk aspek
berpikir. Menurut Vygotsky, anak tidak serta merta menguasai pengetahuan karena faktor
kematangan, tetapi lebih karena adanya interaksi aktif dengan lingkungannya. Bermain, dalam
perspektif ini, menyediakan ruang bagi anak untuk mengonstruksi pengetahuan melalui interaksi
aktif dengan berbagai aspek yang terlibat, seperti peran dan fungsi. Anak adalah individu aktif, yang
di dalam proses bermain melibatkan diri untuk membangun konsep-konsep yang dibutuhkan, seperti
memahami bentuk benda, fungsi benda, karakteristik benda. Anak juga membangun konsep-konsep
abstrak, seperti aturanaturan, nilai-nilai tertentu, dan kultur.

LANDASAN BERMAIN
 Bermain merupakan suatu kegiatan yang melekat pada dunia anak
 Bermain adalah kodrat anak
 Menuruta erikson (1963) bermain membantu anak mengebangkan rasa harga diri
 Sigmun freud (1920) bermain bagi anak merupakan suatu mekanisme untuk mengulang
kembali pristiwa traumacik yang di alami sebelum nya sebagai upaya untuk memperbaiki
atau menguasai pengalam tersebut

4
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN

A. SUBJEK PENELITIAN

Dalam penelitian ini yang


kami jadikan subjek
penelitian adalah ; Kepala
KB AL - IKHLAS

B. MOTODOLOGI
PENELITIAN
Metode penelitian yang
dilakukan adalah dengan
survei serta wawancara
langsung di KB AL -
IKHLAS

5
BAB VI ANALISIS DATA

Aspek Wawancara dengan Kepala


Pemrakarsa
Pendirian
Visi Menjadikan generasi yang
cerdas,kreatif,terampil,berakhlak mulia, bermain
dan bertaqwa kepada Allah SWT
Misi Mempersiapkan kelompok bermain Al -
Ikhlas sebagai sarana pusat pendidikan
dalam menanamkan nilai dasar agama islam
sejak dini.

Menyelenggarakan pendidikan agama islam


yang berorientasi pada kualitas dan mutu
serta menjadikan generasi yang cerdas,
terampil, berakhlak mulia,beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT sesuai dengan
tingkat perkembangannya, iman dan
bertaqwa kepada Allah SWT.

Tujuan Meningkatkan Prestasi peserta didik sejak


dini sesuai dengan usia perkembangannya
baik agama maupun umum.

Membekali peserta didik sedini mungkin


tentang keagamaan sebagai dasar wadah
dalam menghadapi tantangan dimasa yang
akan datang

Membekali peserta didik sejak dini dengan


pengetahuan dasar agama Islam agar
mereka senantias menjadi manusia yang
berkualita, cerdas,terampil,berakhlak mulia,
6
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Peraturan penerimaan
siswa
Keunggulan di KB
Jumlah anak 45 Siswa
Jumlah Guru 3 orang
Waktu Operasional  KB 1 ( Jam 07.00 wib - 10.00 wib )
 KB 2 ( Jam 07.00 wib - 12.00 wib )b
Jumlah staff
Kendala yang Dihadapi Kurang nya tenaga kerga membuat guru kewalah
dalam mengatasi anak anak

7
2. pendidikan pengasuh KB
a. Tabulasi data
1. hasil observasi
Kelompok Bermain Al- Ikhlas beralamat di Jl. Banjarejo RT 15 No Rumah 35. Kelompok Bermain
Al- Ikhlas sendiri memiliki murid sebanyak 45 orang, murid tersebut terbagi menjadi KB pertama
dan KB kedua. Sebelum memasuki pembelajaran KB - Al - Ikhlas melakukan beberapa permainan
dan hapalan ( Khusus di hari Senin - Rabu ), serta senam pagi ( khusus hari Kamis ).
Jadwal masuk di KB AL - Ikhlas biasanya untuk KB pertama masuk pada jam 07.00 wib - 10.00
wib, dan untuk KB kedua masuk pada jam 07.00 - 12.00 wib.
KB Al - Ikhlas membiasakan para muridnya untuk bersalaman sebelum memasuki kelas. Dalam satu
semester Tema bidik misi yang di prioritaskan oleh KB Al - Ikhlas adalah :
 Kebutuhanku
 Lingkunganku
 Diri Sendiri
 Binatang dan
 Tanaman

2. Hasil Pengamatan
A. PrasaranaOutDoor

1. PEMBELAJARAN OUTDOOR PLAY DI KB AL - IKHLAS

Pembelajaran outdoor play yang dilakukan oleh KB AL - Ikhlas adalah berupa :


• Membawa para murid ke kebun binatang
• Mengikuti lomba mozaik
• Bermain permainan tradisional

A. Prasarana Indoor
Pembelajaran indoor yg di lakukan oleh kb al ikhlas berupa:

 Tepuk Bersama
 Menyusun Balok atau Puzzle
 Mewarnai
 Lem Kertas Warna

8
Poto kegiatan observasi
1. Anak mencicipi buah pisang

2. Olar raga bersama

3. Anak belajar mewarnai

4. Poto bersama membagikan buah tangan untuk anak

9
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, akhirnya laporan hasil observasi di dapat di
Kelompok Bermain Al - Ikhlas dapat terselesaikan dengan lancar. Laporan hasil observasi ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang nantinya akan kami utuhkan
dalam mempersiapkan diri menjadi seorang pengajar yang sudah mempunyai pengetahuan
tentang Pendidikan Anak Usia Dini. Sebagai penutup dari laporan ini, kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang membantu dalam penyelesaian laporan
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan observasi ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami meminta maaf dan kami mengharapkan
saran serta kritik yang membangun. Demikian hasil observasi yang kami buat, semoga
laporan hasil observasi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

1
0

Anda mungkin juga menyukai