Hasil Laforan KB Al Ihklas
Hasil Laforan KB Al Ihklas
DI KB AL- IKHLAS
DI SUSUN OLEH:
1
BAB I
PENDAHULUAN
B. FOKUS PENELITIAN
C. TUJUAN PENELITIAN
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas Belajar dan Pembelajaran di PAUD mengenai materi
Play Based Learning dan Outdoor Play.
D. MANFAAT PENELITIAN
2
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Herbert Spencer
Menurut Herbert Spencer (Catron & Allen, 1999) anak bermain karena mereka punya energi
berlebih. Energi ini mendorong mereka untuk melakukan aktivitas sehingga mereka terbebas dari
perasaan tertekan. Hal ini berarti, tanpa bermain, anak akan mengalami masalah serius karena energi
mereka tidak tersalurkan.
2. Moritz Lazarus
Menurut Moritz Lazarus, anak bermain karena mereka memerlukan penyegaran kembali atau
mengembalikan energi yang habis digunakan untuk kegiatan rutin sehari-hari. Hal ini mengandung
pengertian bahwa apabila tidak bermain anak akan menderita kelesuan akibat ketiadaan penyegaran.
3. Erikson
Menurut Erikson (1963), bermain membantu anak mengembangkan rasa harga diri. Alasannya
adalah karena dengan bermain anak memperoleh kemampuan untuk menguasai tubuh mereka,
menguasai, dan memahami benda-benda, serta belajar keterampilan sosial. Anak bermain karena
mereka berinteraksi guna belajar mengkreasikan pengetahuan. Bermain merupakan cara dan jalan
anak berpikir dan menyelesaikan masalah. Anak bermain karena mereka membutuhkan pengalaman
langsung dalam interaksi sosial agar mereka memperoleh dasar kehidupan sosial.
4. Sigmund Freud
Sigmund Freud (1920) melihat bermain dari kaca mata psikoanalitis. Dengan demikian, teorinya
disebut teori bermain psikoanalisis. Menurutnya, bermain bagi anak merupakan suatu mekanisme
untuk mengulang kembali peristiwa traumatik yang dialami sebelumnya sebagai upaya untuk
memperbaiki atau menguasai pengalaman tersebut demi kepuasan anak.
5. Froebel
Froebel terkenal dengan pendekatan dan ide-idenya yang berpusat pada anak yang kita kenal
sekarang sebagai bermain bebas. Froebel percaya bahwa anak-anak membutuhkan pengalaman
nyata dan aktif secara fisik. Di sini lah terdapat kaitan antara bermain dan belajar. Lagu dan ritme
diperkenalkan dan menjadi stimulasi lanjutan. Froebel juga menunjukkan pentingnya permainan out-
door dan alat main natural yang diperoleh dari lingkungan sekitar. Froebel lalu mendirikan Taman
Kanak-kanak yang kemudian banyak berpengaruh terhadap teori-teorinya di kemudian hari.
3
6. Lev Vygotsky
Bermain, menurut Vygotsky (1969), merupakan sumber perkembangan anak, terutama untuk aspek
berpikir. Menurut Vygotsky, anak tidak serta merta menguasai pengetahuan karena faktor
kematangan, tetapi lebih karena adanya interaksi aktif dengan lingkungannya. Bermain, dalam
perspektif ini, menyediakan ruang bagi anak untuk mengonstruksi pengetahuan melalui interaksi
aktif dengan berbagai aspek yang terlibat, seperti peran dan fungsi. Anak adalah individu aktif, yang
di dalam proses bermain melibatkan diri untuk membangun konsep-konsep yang dibutuhkan, seperti
memahami bentuk benda, fungsi benda, karakteristik benda. Anak juga membangun konsep-konsep
abstrak, seperti aturanaturan, nilai-nilai tertentu, dan kultur.
LANDASAN BERMAIN
Bermain merupakan suatu kegiatan yang melekat pada dunia anak
Bermain adalah kodrat anak
Menuruta erikson (1963) bermain membantu anak mengebangkan rasa harga diri
Sigmun freud (1920) bermain bagi anak merupakan suatu mekanisme untuk mengulang
kembali pristiwa traumacik yang di alami sebelum nya sebagai upaya untuk memperbaiki
atau menguasai pengalam tersebut
4
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. SUBJEK PENELITIAN
B. MOTODOLOGI
PENELITIAN
Metode penelitian yang
dilakukan adalah dengan
survei serta wawancara
langsung di KB AL -
IKHLAS
5
BAB VI ANALISIS DATA
Peraturan penerimaan
siswa
Keunggulan di KB
Jumlah anak 45 Siswa
Jumlah Guru 3 orang
Waktu Operasional KB 1 ( Jam 07.00 wib - 10.00 wib )
KB 2 ( Jam 07.00 wib - 12.00 wib )b
Jumlah staff
Kendala yang Dihadapi Kurang nya tenaga kerga membuat guru kewalah
dalam mengatasi anak anak
7
2. pendidikan pengasuh KB
a. Tabulasi data
1. hasil observasi
Kelompok Bermain Al- Ikhlas beralamat di Jl. Banjarejo RT 15 No Rumah 35. Kelompok Bermain
Al- Ikhlas sendiri memiliki murid sebanyak 45 orang, murid tersebut terbagi menjadi KB pertama
dan KB kedua. Sebelum memasuki pembelajaran KB - Al - Ikhlas melakukan beberapa permainan
dan hapalan ( Khusus di hari Senin - Rabu ), serta senam pagi ( khusus hari Kamis ).
Jadwal masuk di KB AL - Ikhlas biasanya untuk KB pertama masuk pada jam 07.00 wib - 10.00
wib, dan untuk KB kedua masuk pada jam 07.00 - 12.00 wib.
KB Al - Ikhlas membiasakan para muridnya untuk bersalaman sebelum memasuki kelas. Dalam satu
semester Tema bidik misi yang di prioritaskan oleh KB Al - Ikhlas adalah :
Kebutuhanku
Lingkunganku
Diri Sendiri
Binatang dan
Tanaman
2. Hasil Pengamatan
A. PrasaranaOutDoor
A. Prasarana Indoor
Pembelajaran indoor yg di lakukan oleh kb al ikhlas berupa:
Tepuk Bersama
Menyusun Balok atau Puzzle
Mewarnai
Lem Kertas Warna
8
Poto kegiatan observasi
1. Anak mencicipi buah pisang
9
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, akhirnya laporan hasil observasi di dapat di
Kelompok Bermain Al - Ikhlas dapat terselesaikan dengan lancar. Laporan hasil observasi ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang nantinya akan kami utuhkan
dalam mempersiapkan diri menjadi seorang pengajar yang sudah mempunyai pengetahuan
tentang Pendidikan Anak Usia Dini. Sebagai penutup dari laporan ini, kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang membantu dalam penyelesaian laporan
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan observasi ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami meminta maaf dan kami mengharapkan
saran serta kritik yang membangun. Demikian hasil observasi yang kami buat, semoga
laporan hasil observasi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
1
0