Anda di halaman 1dari 11

Artikel tentang faktor-faktor yang berhubungan

Dengan proses keperawatan

Nama: Enjelina Damasya Louhatapessy


NPM: 12114201210053
Kelas: Keperawatan A
Mata Kuliah: KDK 1

Jurusan Keperawatan
Fakultas Kesehatan
Universitas Kristen Indonesia Maluku
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Yaha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul “Artikel
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan proses keperawatan”. Tugas ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah komunikasi dalam keperawatan 1,
Program studi keperawatan.

Dalam menyusun tugas ini saya banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, saya menyadari bahwa membuat tugas ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan tugas ini. Saya berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Ambon, 12 maret 2022

Enjelina Louhatapessy
DAFTAR ISI

Kata pengantar........................................................................................................i

Daftar isi.................................................................................................................ii

A. BAB I Pendahuluan............................................................................................1

1. Latar belakang............................................................................................1
2. Tujuan.........................................................................................................1
3. Rumusan masalah.......................................................................................1

B. BAB II Pembahasan..........................................................................................2

C. BAB III Penutup................................................................................................7

D. DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Mengapa komunikasi penting dalam suatu organisasi? Komunikasi sangatlah penting


bagi suatu kumpulan atau organisasi. Karena dengan adanya komunikasi informasi yang akan
kita sampaikan pada seseorang itu tak sia-sia atau dalam artian lain informasi itu sampai pada
sesuatu yang dikehendaki. Hal ini penting untuk diperhatikan, karena akan berpengaruh pada
tercapai tidaknya tujuan suatu organisasi. Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia, baik secara individu, kelompok, maupun dalam organisasi. Ruben
(dalam Muhamad, 2005:3) memberikan definisi mengenai komunikasi manusia yang lebih
komprehensif, yaitu Komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam
hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan,
mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang
lain.

Komunikasi yang berkualitas adalah komunikasi yang efektif. Maksudnya adalah


bagaimana dalam sebuah proses interaksi komunikasi, pesan oleh komunikator dapat
tersampaikan dengan baik, dan memberi efek pada si penerima pesan (komunikator). Efek-
efek yang diharapkan dalam berkomunikasi antara lain efek kognitif (pengetahuan), efek
pada sikap, maupun efek pada perilaku. Melalui informasi dan pesan yang disampaikan
melalui proses komunikasi, seseorang yang tadinya tidak mengetahui apa-apa menjadi tahu,
menjadi lebih paham akan pesan yang disampaikan. Sehingga, dalam menyampaikan pesan
agar sesuai dengan tujuan komunikasi yang efektif, komponen-komponen komunikasi seperti
communicator (komunikator), message (pesan), channel (media), dan communicant
(komunikan) harus diperhatikan, agar komunikasi yang dilakukan dapat memberikan efek
bagi penerima.

2. Tujuan

 Mampu mengetahui faktor-faktor komunikasi dari artikel 1 sampai artikel 3

3. Rumusan masalah

 Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses komunikasi dari artikel
1 sampai artikel 3?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian komunikasi

Secara etimologis kata “komunikasi” berasal dari bahasa latin “communico” yang
dalam bahasa inggris berarti “to share” (berbagi). Komunikasi juga adalah suatu proses
ketika seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan,
dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Komunikasi
dapat bersifat verbal dan nonverbal. Verbal merupakan komunikasi yang dilakukan dengan
bahasa lisan berupa kata-kata, sedangkan komunikasi nonverbal merupakan komunikasi
menggunakan gerak-gerik tubuh atau menunjukan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu.

2. Proses komunikasi

Sender  Pesan  Media  Reseiver  Efek  Lingkungan  Umpan balik

a. Sender (pengirim)

o
Pihak yang mempunyai inisiatif menyampaikan pesan kepada orang lain.

b. Pesan

o
Sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. (lambing, kata-kata tertulis,
lisan, gerak gerik atau tingkah laku).

c. Media

o
Alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.

d. Reseiver (penerima)

o
Yaitu pihak yang menerima pesan atau merupakan sasaran pasien.

e. Efek /pengaruh

o
Perbedaan antara apa yang dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima
pesan.
f. Lingkungan

o
Faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Lingkungan
fisik sos-bud, psikologis dan dimensi waktu.

g. Umpan balik

o
Salah satu bentuk dari pada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi umpan
balik bisa berasal dari unsur lain.

3. Faktor-faktor komunikasi

Artikel 1

1. Hasil Bivariat.

a. Hubungan antara karakter perawat dengan efektivitas komunikasi perawat dan pasien.

Hasil tabel silang hubungan antara karakter perawat dengan efektivitas komunikasi
perawat dan pasien menunjukkan proporsi perawat dengan karakter positif yang
berkomunikasi efektif 53,8% sedangkan yang non efektif 46,2%, sedangkan perawat dengan
karakter negatif yang berkomunikasi efektif 52,9% dan non efektif 47,1%. Dari hasil uji
statistik dihasilkan P-value 1,000 dengan Odd Rasio 1,037, artinya tidak ada hubungan yang
bermakna antara karakter perawat dengan efektivitas komunikasi perawat dan pasien.

b. Hubungan antara kelelahan fisik dan mental dengan efektivitas komunikasi perawat dan
pasien.

Hasil tabel silang hubungan antara kelelahan fisik dan mental dengan efektivitas
komunikasi perawat dan pasien menunjukkan proporsi kelelahan fisik dan mental yang
mempunyai pengaruh negatif dengan komunikasi yang efektif 61,1% dan non efektif 38,9%,
sedangkan yang mempunyai pengaruh positif dengan komunikasi efektif 41,7% dan non
efektif 58,3%. Dari hasil uji statistik dihasilkan P-value 0,457 dengan Odd Rasio 2,200
artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara kelelahan fisik dan mental dengan
efektivitas komunikasi perawat dan pasien.

c. Hubungan antara bahasa dengan efektivitas komunikasi perawat dan pasien.


Hasil tabel silang hubungan antara bahasa yang digunakan perawat dengan
efektivitaskomunikasi perawat dan pasien menunjukkan proporsi Perawat yang mampu
berbahasa daerah dapat berkomunikasi efektif 63,6% dan non efektif 36,4%, sedangkan
Perawat yang tidak mampu berbahasa daerah dapat berkomunikasi efektif 47,4% dan non
efektif 52,6%. Dari hasil uji statistik dihaasilkan P-value 0,466 dengan Odd Rasio 1,944
artinya tidak hubungan yang bermakna antara bahasa yang digunakan perawat dan efektivitas
komunikasi perawat dan pasien.

d. Hubungan antara dukungan pimpinan dan manajemen rumah sakit dengan efektivitas
komunikasi perawat dan pasien.

Hasil tabel silang hubungan antara dukungan pimpinan dan manajemen RS


menunjukkan proporsi dukungan pimpinan positif dapat berkomunikasi secara efektif 66,7%
dan non efektif 33,3%, sedangkan dukungan pimpinan negatif dapat berkomunikasi secara
efektif 40,0% dan non efektif 60,0%. Dari hasil uji statistik dihasilkan P-value 0,272 dengan
Odd Rasio 3,000 artinya dukungan pimpinan dan manajemen rumah sakit yang positif
mempunyai kecenderungan 3x lebih tinggi dalam efektivitas komunikasi perawat dan pasien
tetapi secara statistik tidak ada huungan yang bermakna.

e. Hubungan antara fasilitas pendukung yang disediakan rumah sakit dengan efektivitas
komunikasi perawat dan pasien.

Hasil tabel silang hubungan antara fasilitas pendukung dan efektivitas komunikasi
perawt dan pasien menunjukkan proporsi fasilitas positif dengan nilai komunikasi efektif
63,2% dan non efektif 36,8%, sedangkan fasilitas negatif dengan komunikasi efektif 36,4%
dan non efektif 63,6%. Dari hasil uji statistik dihasilkan P-value 0,257 dengan Odd Rasio
3,000 artinya dukungan fasilitas yang positif mempunyai kecendrungan 3x lebih tinggi dalam
efektivitas komunikasi perawat pasien dengan dukungan yang negatif. Secara statistik tidak
ada hubungan yang bermakna.

f. Hubungan antara penghargaaan yang di dapat dari RS dengan efektivitas komunikasi


perawat dan pasien.

Hasil tabel silang hubungan antara penghargaan yang didapat dari RS dan efektivitas
komunikasi perawat dan pasien menunjukkan proporsi penghargaan positif nilai efektif
50,0% dan non efektif 50,0%, sedangkan penghargaan negatif nilai efektif 54,5% dan non
efektif 45,5%. Dari hasil uji statistik dihasilkan P-value 1,000 dengan Odd Rasio 0<833
artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara penghargaan yang didapat dari RS dengan
efektivitas komunikasi perawat dan pasien.

Artikel 2

Komplain pasien terhadap pelayanan petugas kesehatan semakin meningkat. Salah


satunya menyangkut komunikasi perawat yang kurang sesuai sehingga menimbulkan
ketidakjelasan atau kesalahpahaman. Perawat adalah orang yang seharusnya memahami
masalah pasien secara komprehensif. Oleh karena itu komunikasi terapeutik merupakan alat
yang ampuh dan keterampilan yang penting yang dapat berkontribusi besar dalam
meningkatkan pelayanan kepada pasien. Namun dalam pelaksanaannya banyak hal yang
mempengaruhi penerapan komunikasi terapeutik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan komunikasi terapeutik perawat di RSUD
Dr. Soeratno Gemolong. Subyek penelitian : perawat RSUD Dr. Soeratno Gemolong. Metode
: analitik dengan desain korelasi. Uji statistik dengan Kendall’s Tau. Hasil Penelitian
menunjukkan tidak terdapat hubungan jenis kelamin dengan penerapan komunikasi
terapeutik perawat p = 0.416, tidak terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan penerapan
komunikasi terapeutik perawat p = 0.925 dan terdapat hubungan persepsi dengan penerapan
komunikasi terapeutik perawat. p = 0.014. Jenis kelamin dan tingkat pengetahuan tidak
berhubungan dengan penerapan komunikasi terapeutik sedangkan persepsi berhubungan
dengan penerapan komunikasi terapeutik.

Artikel 3

Komunikasi adalah bagian dari strategi koordinasi yang berlaku dalam pengaturan
pelayanan di rumah sakit khususnya pada unit keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh pengetahuan, sikap, ketersediaan prosedur tetap, kepemimpinan dan
rekan kerja terhadap handover, variabel komunikasi pada saat handover yang paling
berpengaruh terhadap handover di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Hasanuddin.
Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectional study. Sampel yang
diambil sebanyak 130 perawat. Cara pengambilan sampel secara total sampling yaitu teknik
pengambilan sampel dengan cara mengambil seluruh populasi sampel menjadi sampel
penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner. Data dianalisis dengan uji korelasi
pearson dan uji regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
pengetahuan, sikap, ketersediaan prosedur tetap, kepemimpinan dan rekan kerja berpengaruh
terhadap handover. Variabel yang paling berpengaruh terhadap handover adalah
pengetahuan.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

a. Artikel 1

Komunikasi lintas- budaya mencakup faktor - faktor tertentu yang harus di pertimbangkan
ketika perawat berinteraksi dengan pasien dan anggota keluarga mereka dari latar belakang
budaya yang berbeda dari mereka sendiri Isyarat nonverbal memainkan peran penting dalam
menyampaikan pesan, dan ini dapat bervariasi antara budaya yang berbeda. Memahami
isyarat komunikasi tersebut dan artinya untuk orang dari budaya yang berbeda diperlukan
agar perawat untuk mencapai dan mempertahankan kompetensi dirinya.

b. Artikel 2

Faktor yang berpengaruh pada penerapan komunikasi terapeutik diteliti oleh beberapa
peneliti, salah satu faktor tersebut adalah pengetahuan. Menurut Fitriani (2011:130) “tahu”
diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, oleh sebab itu
“tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Sedangkan menurut Bloom
sebagaimana dikutip oleh Induniasih dan Ratna (2017:113) urutan pembentukan perilaku
baru khususnya pada orang dewasa diawali oleh domain kognitif atau pengetahuan.

c. Artikel 3
Faktor pengetahuan mempengaruhi komunikasi pada saat handover di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin. Faktor yang paling berpengaruh adalah faktor
pengetahuan. beberapa faktor yang mempunyai hubungan dengan komunikasi saat perawat
melaksanakan handover adalah karakteristik jenis kelamin, pengetahuan, sikap, ketersediaan
protap, pimpinan dan teman sejawat.Keterampilan komunikasi perlu dipelajari, dipraktekkan
dan disempurnakan oleh semua perawat sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan jelas,
singkat dan tepat dalam lingkungan yang serba cepat dan menegangkan meskipun digunakan
setiap hari dalam situasi klinis.

2. Saran

 Mungkin pelayanan petugas kesehatan ditingkatkan untuk tidak menimbulkan


ketidakjelasan atau kesalahpahaman yang terjadi antara pelayanan kesehatan dan
pasien.
 mampu meningkatkan komunikasi terapeutik untuk meningkatkan keterampilan
dalam pelayanan kepada pasien.
 secara signifikan terhadap pelaksanaan handover dan variabel independen yang paling
berpengaruh adalah variabel pengetahuan.Bagi manajemen rumah sakit khususnya
bidang keperawatan untuk lebih mengintensifkan supervisi khususnya pada saat
pelaksanaan handover tiap pergantian shift.

DAFTAR PUSTAKA

o
https://journal.fkm.ui.ac.id/arsi/article/download/2190/728
o
https://adihusada.ac.id/jurnal/index.php/AHNJ/article/download/128/1
o
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/viewFile/11968/11622

Anda mungkin juga menyukai