Anda di halaman 1dari 1

MOOT COURT

KELOMPOK II
Jawa Barat adalah provinsi di Indonesia yang sebagian masyarakatnya bergantung pada hasil
pertanian dan perkebunan. Namun, setiap tahunnya kualitas hasil pertanian dan perkebunan
di Jawa Barat semakin menurun karena tingginya pencemaran air yang mengalir di
persawahan dan perkebunan. Padahal, agar mendapatkan hasil panen yang maksimal,
dibutuhkan diantaranya kualitas air yang baik dan sinar matahari yang cukup.

PT. MAUNG OFFLINE KECE yang berkantor pusat di Jalan Nanas No.43 Bandung,
merupakan salah satu perusahaan tekstil yang berdiri sejak tahun 1998, dipimpin oleh
Nyonya Bellamia, S.E., M.B.A. PT. MAUNG OFFLINE KECE mendirikan anak
perusahaan, yaitu PT. ANAK MAUNG SULUNG untuk memproduksi tekstil khusus
berbahan jeans di Karawang dan PT. ANAK MAUNG BUNGSU untuk memproduksi
tekstil khusus berbahan katun di Cianjur. Kedua anak perusahaan tersebut berdiri sejak
tahun 2001.

Sekalipun Indonesia dilanda pandemi Covid-19 sejak tahun 2020, ternyata PT. MAUNG
OFFLINE KECE dan kedua anak perusahaannya tetap dibanjiri order. Kebijakan-kebijakan
perusahan yang selalu tepat dan cermat, menjadikan PT. ANAK MAUNG SULUNG di
bawah kepemimpinan Tuan Sandro, S.E, M.M. sebagai perusahaan yang besar dengan
permintaan pasar yang selalu meningkat setiap tahunnya, baik dari luar negeri maupun
dalam negeri, sehingga berhasil mendapatkan penghargaan dari dunia nasional maupun
internasional. Seiring berjalannya waktu, PT. ANAK MAUNG SULUNG semakin
kebanjiran order, sehingga pada tahun 2022 PT. MAUNG OFFLINE KECE mendorong
terjadinya akuisisi terhadap PT. LALER DARING yang ketika itu dipimpin oleh Tuan Drs.
Dadan Bastard, dan menggabungkannya dengan PT. ANAK MAUNG SULUNG.

Pemenuhan order dilakukan oleh PT. ANAK MAUNG SULUNG salah satunya dengan
menambah waktu produksi menjadi 24 jam tanpa henti, menambah jumlah mesin, dan
memperluas area pabrik dengan membeli tanah-tanah milik masyarakat sekitar yang sebagian
juga area persawahan. Masyarakat yang telah menjual tanahnya, kemudian memilih beralih
profesi menjadi karyawan PT. ANAK MAUNG SULUNG dengan pendapatan yang ternyata
jauh melebihi pendapatannya saat bertani.

Kemajuan pesat PT. ANAK MAUNG SULUNG ternyata di sisi lain mengakibatkan tingkat
pencemaran yang sangat tinggi. Masyarakat tidak dapat bertani seperti biasanya karena
diserang berbagai penyakit kulit dan gangguan pernafasan, kualitas padi pun sangat menurun.
Hal tersebut kemudian mendorong ratusan warga, termasuk masyarakat adat yang tinggal di
sekitar wilayah tersebut melayangkan protes kepada PT. ANAK MAUNG SULUNG. PT.
ANAK MAUNG SULUNG sama sekali tidak menghiraukan protes tersebut,
mengakibatkan masyarakat pada Desember 2022 mengajukan gugatan kelompok ke
pengadilan negeri yang menuntut penutupan PT. ANAK MAUNG SULUNG dan ganti rugi.

Catatan:
Kelompok diperkenankan mengembangkan kasus posisi, sepanjang tidak mengubah pokok
permasalahan.

Anda mungkin juga menyukai