Anda di halaman 1dari 11

1

LAPORAN BULANAN

TENAGA PENYULUH LAPANGAN

KUNJUNGAN KE PABRIK DODOL DI DESA SUKARUKUN KECAMATAN SUKATANI

RIZKI RHAMADINA HANUJI

BIDANG INDUSTRI KIMIA AGRO HASIL HUTAN

DINAS PERINDUSTRIAN

KABUPATEN BEKASI
2

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3

BAB II DATA UMUM SENTRA IKM..........................................................................................5

BAB III PERMASALAHAN..........................................................................................................5

BAB IV KEGIATAN PENYULUHAN..........................................................................................7

BAB V HASIL YANG DI CAPAI..................................................................................................8

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................................8

LAMPIRAN....................................................................................................................................9
3

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Industri Kecil dan Menengah (IKM) mempunyai kedudukan yang strategis dalam

perekonomian nasional. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah unit usaha yang besar, menyerap

tenaga kerja, ragam produk yang banyak, pasar yang luas, sumber pendapatan bagi masyarakat

dan tahan terhadap berbagai krisis yang terjadi. Dengan karakteristik seperti di atas, apabila IKM

berhasil ditumbuhkembangkan tentunya akan memberikan andil yang sangat besar dalam

mewujudkan ekonomi nasional yang tangguh dan maju yang berciri kerakyatan.

Mengingat pentingnya peranan IKM inilah maka Dinas Perindustrian Kabupaten Bekasi

membentuk Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) yang diharapakan mampu melakukan perubahan

dan memajukan industri kecil menengah di Kabupaten Bekasi. Sebagai Tenaga Penyuluh

Lapangan (TPL) yang bekerja dan berhubungan langsung dengan para pelaku Industri Kecil

Menengah (IKM) perlu adanya pengetahuan mengenai kondisi awal IKM yang akan dibina.

Pengetahuan ini dapat diperoleh dengan cara kunjungan langsung ke unit usaha dan mengajukan

beberapa pertanyaan kepada pemilik usaha. Dari jawaban yang diberikan oleh pemilik usaha,

diperoleh data-data IKM yang akan dibina. Data tersebut meliputi nama unit usaha, nama

pemilik, jenis produksi sampai kepada permasalahan umum yang dihadapi oleh IKM yang

bersangkutan. Permasalahan permasalahan inilah yang nantinya menjadi tanggung jawab Tenaga

Penyuluh Lapangan untuk memberikan solving problem pada ikm yang di binanya. Tenaga

penyuluh lapangan memiliki tugas dan tanggung jawab besar sebagai ujung tombak utama

keberhasilan kualitas dan produksi ikm masyarakat yang di bina. Dalam menjalankan tugasnya

tenaga penyuluh lapangan berkewajiban membuat dan memberikan laporan secara berkala

berupa laporan bulanan.

Adapun dalam pelaksanaannya penyuluh akan melakukan kunjungan ke sentra IKM di

Kab, Bekasi sehingga TPL mengetahui permasalahan yang dialami para IKM yang di bina

langsung. Untuk itu para TPL ini dianjurkan memiliki latar belakang pendidikan Sarjana

sehingga dapat memberikan masukan kepada para IKM yang memiliki kesulitan. Tenaga

Penyuluh Lapangan di Dinas Perindustrian Bidang IKAHH terbagi menjadi 3 yaitu pada bagian
4

Makanan dan Minuman , bagian industri kimia dan argo, dan pada bagian Hasil Hutan. Para

Tenaga Penyuluh Lapangan ini yang nantinya yang berkontribusi banyak pada kemajuan IKM di

kab. Bekasi.

Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuannya di bentuk laporan bulanan ini adalah untuk mendata para IKM yang

memiliki kesulitan dalam pengembangan produknya atau kesulitan dalam proses pengerjaannya

produknya. Sehingga dari Pemerintah Daerah dapat membantu dalam hal peningkatan kualitas

produk.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup pengerjaan kegiatan penyuluh ini di daerah kabupaten Bekasi.

Periode Pelaksanaan

Periode pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini adalah per bulan selama setahun.
5

BAB II

DATA UMUM SENTRA IKM

Pada kali ini dilakukan kunjungan IKM ke daerah Sukatani. Dimana pada daerah ini
terdapat beberapa sentra IKM dodol. Dodol ini juga merupakan salah satu ikon makanan di
daerah kota Bekasi. Namun, selain di kota Bekasi pengrajin dodol pun tersebar diberbagai daerah
salah satu nya di kabupaten Bekasi daerah Sukatani. Ibu Hj. Rodiah merupakan pemilik dari
usaha dodol ini. Pada semasa mendirikan usaha dodol nya, bu hj. Rodiah tidak kenal lelah.
Promosi yang dilakukan ketika itu hanyalah system getok ular, atau biasa disebut system dari
mulut ke mulut, Jika konsumen puas maka otomatis mereka akan memberi tahukan
keistimewaan dari dodol Bekasi buatan Bu Haji Rodiah, sehingga untuk masalah mutu bu hj
Rodiah yang murah senyum itu selalu menjaganya. Mulai pemilihan bahan baku dodol seperti
beras ketan hitam, gula merah, gula putih dan juga kelapa, dari bahan bahan terpilih inilah
nantinya dibuat dodol Bekasi. Tak jarang dari sistem getok ular ini, Dodol Bekasi mulai
merambahi sejumlah kota besar di Indonesia seperti Batam, Karawang, Jakarta dan bahkan
menurut pengusaha gigih yang tinggal di Suka Rukun, Suka Tani Bekasi, produknya sampai ke
Arab Saudi dengan basis pemasaran di tanah suci Mekah,juga negeri jiran Malaysia, biasanya
dodol Bekasi dikirim ke kota kota tersebut sebagai oleh oleh para penggemar dodol Bekasi, luar
biasa memang. Sebuah langkah promosi yang membuat dodol Bekasi sedikit demi sedikit mulai
diperhitungkan sebagai penganan unggulan dari daerah Bekasi. Dengan semakin banyaknya
kapasitas produksi dari pabrik dodolnya, maka bahan baku pun semakin banyak dibutuhkan, dan
untuk menjaga kualitas dodol bikinannya, Bu Rodiah menyiapkan sejumlah strategi diantaranya
adalah dengan menggunakan kayu bakar agar aroma dodolnya lebih terasa khas, maka ia pun
mempergunakan kayu bakar, dan agar suplai kayu bakar tetap terjaga, ia pun memilih kayu bakar
dari sebuah tempat bernama Pulo Gelatik di daerah Bekasi Bawah, selain itu Bu Rodiah pun
mendapatkan sejumlah bahan baku utama untuk pembuatan dodol seperti ketan hitam, gula
merah dan putih, berasal dari daerah sekitaran Bekasi, apa yang diperbuat Bu Haji Rodiah pada
akhirnya menciptakan sejumlah peluang usaha yang pada akhirnya menciptakan rantai ekonomi
yang bisa dinikmati oleh penduduk sekitar daerah Suka Rukun dimana dodol Bekasi diolah dan
dibuat.
6

BAB III

PERMASALAHAN

Pangan merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang

diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi

konsumsi manusia, termasuk bahan tamb ahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain

yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan. Pada kali ini ada beberapa masalah yang

ditemukan di lapangan yaitu berupa permasalahan kemasan produk, penggunaan BTP dan

penentuan kadaluarsa produk.

Pada usaha dodol ini, ibu rodiah menemukan permasalahan pada kemasan produk,

mereka berkata bahwa kemasan produk yang dibuat terlihat tidak menarik. Dan mereka

mengakui bahwa merka belum memiliki ilmu yang cukup untuk mendesain kemasan. Kemasan

pada dodol ini hanya di balut dengan plastic bening dan di ikat dengan tali dalam bentuk silinder.

Padahal sejatinya kemasan produk sangat di haruskan didesain semenarik mungkin, hal ini

dikarenakan salah satu hal yang dilirik konsumen adalah desain kemasan yang menarik.

Sehingga produk yang dijual dapat menarik perhatian konsumen. Hal ini juga yang menjadi

permasalahan produk dodol ibu Hj. Rodiah belum bisa menjadi ikon makanan khas kabupaten

Bekasi. Dapat dilihat pada produk produk khas lainnya seperti “Chocodot”. Chocodot

merupakan produk coklat khas garut, dimana produk ini menonjolkan desain kemasan yang

menarik, sehingga penjualan produk ini bisa tersebar di daerah lain.


7

BAB IV

KEGIATAN PENYULUHAN

Kegiatan penyuluhan diadakan langsung di tempat pembuatan dodol didaerah sukatani.

Pada awal mulanya ibu Hj. Rodiah ini sang pemilik usaha dodol hanya memproduksi dodol

ketika menjelang bulan Ramadhan. Namun karena system promosi yang dilakukan ibu hj.

Rodiah ini berhasil, walaupun hanya dengan system getok ular, namun dodol yang dihasilkan bu

Hj, rodiah dapat menarik perhatian konsumen, sehingga penjualannya pun sudah merambah ke

berbagai daerah. Salah satunya adalah daerah Karawang dan sekitarnya.

Walaupun pengemasan dodol ibu Hj. Rodiah terbilang simpel dan tidak menarik. Beliau

berharap sekali bisa bekerja sama dengan pemuda pemudi daerah cikarang yang kreatif dimana

mereka dapat mendesain kemasannya sehingga dapat meningkatkan penjualan dodol. Namun hal

yang tidak disangka ketika ber wawancara dengan ibu Hj. Rodiah, penjualan produk dodol pun

dilakukan sampai ke arab Saudi. Saat ini di daerah Suka Rukun, Sukatani, satu satunya

pengusaha wanita yang menggeluti bisnis dodol Bekasi ya cuma bu Rodiah.Sebuah langkah

usaha bila ditekuni secara serius dan di iringi kerja keras akan menghasilkan keberhasilan, dan

Bu Rodiah telah menggenggam kunci sukses karena dengan kerja keras dan juga upaya untuk

terus mengenalkan dodol Bekasi dengan beragam cara, baik dengan teknik pemasaran maupun

dengan mengikuti pameran pameran agar dodol bikinannya seakan dikenal oleh publik Bekasi

dan darerah sekitarnya.


8

BAB V

HASIL YANG DI CAPAI

Hasil yang dicapai adalah pemerintah daerah akan mengusulkan (mengupayakan) adanya

pelatihan mengenai teknologi kemasan, agar para IKM mengerti dan dapat menerapkan desain

kemasan semenarik mungkin agar para konsumen tertarik dengan produk mereka. Selain itu para

IKM pun semangat untuk menjadikan produk mereka menjadi produk ciri khas kabupaten

Bekasi.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari tulisan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar para pengusaha

memiliki kekurangan pada kemasan yang digunakan ,untuk itu perlu dilakukannya berbagai

pelatihan kemasan. Sehingga para IKM dapat berkreasi sendiri dengan kemasan yang ada

sehingga dapat meningkatkan nilai jual produk.


9

LAMPIRAN
10
11

Anda mungkin juga menyukai