LAPORAN BULANAN
DINAS PERINDUSTRIAN
KABUPATEN BEKASI
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
LAMPIRAN....................................................................................................................................9
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Industri Kecil dan Menengah (IKM) mempunyai kedudukan yang strategis dalam
perekonomian nasional. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah unit usaha yang besar, menyerap
tenaga kerja, ragam produk yang banyak, pasar yang luas, sumber pendapatan bagi masyarakat
dan tahan terhadap berbagai krisis yang terjadi. Dengan karakteristik seperti di atas, apabila IKM
berhasil ditumbuhkembangkan tentunya akan memberikan andil yang sangat besar dalam
mewujudkan ekonomi nasional yang tangguh dan maju yang berciri kerakyatan.
Mengingat pentingnya peranan IKM inilah maka Dinas Perindustrian Kabupaten Bekasi
membentuk Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) yang diharapakan mampu melakukan perubahan
dan memajukan industri kecil menengah di Kabupaten Bekasi. Sebagai Tenaga Penyuluh
Lapangan (TPL) yang bekerja dan berhubungan langsung dengan para pelaku Industri Kecil
Menengah (IKM) perlu adanya pengetahuan mengenai kondisi awal IKM yang akan dibina.
Pengetahuan ini dapat diperoleh dengan cara kunjungan langsung ke unit usaha dan mengajukan
beberapa pertanyaan kepada pemilik usaha. Dari jawaban yang diberikan oleh pemilik usaha,
diperoleh data-data IKM yang akan dibina. Data tersebut meliputi nama unit usaha, nama
pemilik, jenis produksi sampai kepada permasalahan umum yang dihadapi oleh IKM yang
bersangkutan. Permasalahan permasalahan inilah yang nantinya menjadi tanggung jawab Tenaga
Penyuluh Lapangan untuk memberikan solving problem pada ikm yang di binanya. Tenaga
penyuluh lapangan memiliki tugas dan tanggung jawab besar sebagai ujung tombak utama
keberhasilan kualitas dan produksi ikm masyarakat yang di bina. Dalam menjalankan tugasnya
tenaga penyuluh lapangan berkewajiban membuat dan memberikan laporan secara berkala
Kab, Bekasi sehingga TPL mengetahui permasalahan yang dialami para IKM yang di bina
langsung. Untuk itu para TPL ini dianjurkan memiliki latar belakang pendidikan Sarjana
sehingga dapat memberikan masukan kepada para IKM yang memiliki kesulitan. Tenaga
Penyuluh Lapangan di Dinas Perindustrian Bidang IKAHH terbagi menjadi 3 yaitu pada bagian
4
Makanan dan Minuman , bagian industri kimia dan argo, dan pada bagian Hasil Hutan. Para
Tenaga Penyuluh Lapangan ini yang nantinya yang berkontribusi banyak pada kemajuan IKM di
kab. Bekasi.
Maksud dan Tujuannya di bentuk laporan bulanan ini adalah untuk mendata para IKM yang
memiliki kesulitan dalam pengembangan produknya atau kesulitan dalam proses pengerjaannya
produknya. Sehingga dari Pemerintah Daerah dapat membantu dalam hal peningkatan kualitas
produk.
Ruang Lingkup
Periode Pelaksanaan
Periode pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini adalah per bulan selama setahun.
5
BAB II
Pada kali ini dilakukan kunjungan IKM ke daerah Sukatani. Dimana pada daerah ini
terdapat beberapa sentra IKM dodol. Dodol ini juga merupakan salah satu ikon makanan di
daerah kota Bekasi. Namun, selain di kota Bekasi pengrajin dodol pun tersebar diberbagai daerah
salah satu nya di kabupaten Bekasi daerah Sukatani. Ibu Hj. Rodiah merupakan pemilik dari
usaha dodol ini. Pada semasa mendirikan usaha dodol nya, bu hj. Rodiah tidak kenal lelah.
Promosi yang dilakukan ketika itu hanyalah system getok ular, atau biasa disebut system dari
mulut ke mulut, Jika konsumen puas maka otomatis mereka akan memberi tahukan
keistimewaan dari dodol Bekasi buatan Bu Haji Rodiah, sehingga untuk masalah mutu bu hj
Rodiah yang murah senyum itu selalu menjaganya. Mulai pemilihan bahan baku dodol seperti
beras ketan hitam, gula merah, gula putih dan juga kelapa, dari bahan bahan terpilih inilah
nantinya dibuat dodol Bekasi. Tak jarang dari sistem getok ular ini, Dodol Bekasi mulai
merambahi sejumlah kota besar di Indonesia seperti Batam, Karawang, Jakarta dan bahkan
menurut pengusaha gigih yang tinggal di Suka Rukun, Suka Tani Bekasi, produknya sampai ke
Arab Saudi dengan basis pemasaran di tanah suci Mekah,juga negeri jiran Malaysia, biasanya
dodol Bekasi dikirim ke kota kota tersebut sebagai oleh oleh para penggemar dodol Bekasi, luar
biasa memang. Sebuah langkah promosi yang membuat dodol Bekasi sedikit demi sedikit mulai
diperhitungkan sebagai penganan unggulan dari daerah Bekasi. Dengan semakin banyaknya
kapasitas produksi dari pabrik dodolnya, maka bahan baku pun semakin banyak dibutuhkan, dan
untuk menjaga kualitas dodol bikinannya, Bu Rodiah menyiapkan sejumlah strategi diantaranya
adalah dengan menggunakan kayu bakar agar aroma dodolnya lebih terasa khas, maka ia pun
mempergunakan kayu bakar, dan agar suplai kayu bakar tetap terjaga, ia pun memilih kayu bakar
dari sebuah tempat bernama Pulo Gelatik di daerah Bekasi Bawah, selain itu Bu Rodiah pun
mendapatkan sejumlah bahan baku utama untuk pembuatan dodol seperti ketan hitam, gula
merah dan putih, berasal dari daerah sekitaran Bekasi, apa yang diperbuat Bu Haji Rodiah pada
akhirnya menciptakan sejumlah peluang usaha yang pada akhirnya menciptakan rantai ekonomi
yang bisa dinikmati oleh penduduk sekitar daerah Suka Rukun dimana dodol Bekasi diolah dan
dibuat.
6
BAB III
PERMASALAHAN
Pangan merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang
diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tamb ahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain
yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan. Pada kali ini ada beberapa masalah yang
ditemukan di lapangan yaitu berupa permasalahan kemasan produk, penggunaan BTP dan
Pada usaha dodol ini, ibu rodiah menemukan permasalahan pada kemasan produk,
mereka berkata bahwa kemasan produk yang dibuat terlihat tidak menarik. Dan mereka
mengakui bahwa merka belum memiliki ilmu yang cukup untuk mendesain kemasan. Kemasan
pada dodol ini hanya di balut dengan plastic bening dan di ikat dengan tali dalam bentuk silinder.
Padahal sejatinya kemasan produk sangat di haruskan didesain semenarik mungkin, hal ini
dikarenakan salah satu hal yang dilirik konsumen adalah desain kemasan yang menarik.
Sehingga produk yang dijual dapat menarik perhatian konsumen. Hal ini juga yang menjadi
permasalahan produk dodol ibu Hj. Rodiah belum bisa menjadi ikon makanan khas kabupaten
Bekasi. Dapat dilihat pada produk produk khas lainnya seperti “Chocodot”. Chocodot
merupakan produk coklat khas garut, dimana produk ini menonjolkan desain kemasan yang
BAB IV
KEGIATAN PENYULUHAN
Pada awal mulanya ibu Hj. Rodiah ini sang pemilik usaha dodol hanya memproduksi dodol
ketika menjelang bulan Ramadhan. Namun karena system promosi yang dilakukan ibu hj.
Rodiah ini berhasil, walaupun hanya dengan system getok ular, namun dodol yang dihasilkan bu
Hj, rodiah dapat menarik perhatian konsumen, sehingga penjualannya pun sudah merambah ke
Walaupun pengemasan dodol ibu Hj. Rodiah terbilang simpel dan tidak menarik. Beliau
berharap sekali bisa bekerja sama dengan pemuda pemudi daerah cikarang yang kreatif dimana
mereka dapat mendesain kemasannya sehingga dapat meningkatkan penjualan dodol. Namun hal
yang tidak disangka ketika ber wawancara dengan ibu Hj. Rodiah, penjualan produk dodol pun
dilakukan sampai ke arab Saudi. Saat ini di daerah Suka Rukun, Sukatani, satu satunya
pengusaha wanita yang menggeluti bisnis dodol Bekasi ya cuma bu Rodiah.Sebuah langkah
usaha bila ditekuni secara serius dan di iringi kerja keras akan menghasilkan keberhasilan, dan
Bu Rodiah telah menggenggam kunci sukses karena dengan kerja keras dan juga upaya untuk
terus mengenalkan dodol Bekasi dengan beragam cara, baik dengan teknik pemasaran maupun
dengan mengikuti pameran pameran agar dodol bikinannya seakan dikenal oleh publik Bekasi
BAB V
Hasil yang dicapai adalah pemerintah daerah akan mengusulkan (mengupayakan) adanya
pelatihan mengenai teknologi kemasan, agar para IKM mengerti dan dapat menerapkan desain
kemasan semenarik mungkin agar para konsumen tertarik dengan produk mereka. Selain itu para
IKM pun semangat untuk menjadikan produk mereka menjadi produk ciri khas kabupaten
Bekasi.
BAB VI
Dari tulisan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar para pengusaha
memiliki kekurangan pada kemasan yang digunakan ,untuk itu perlu dilakukannya berbagai
pelatihan kemasan. Sehingga para IKM dapat berkreasi sendiri dengan kemasan yang ada
LAMPIRAN
10
11