Anda di halaman 1dari 22

Biskuit Namora (Nanas Moringa): Inovasi Produk Biskuit Sehat

Berbasis Knowledge Culture Sebagai Upaya Pemanfaatan Potensi


Nanas dan Daun Kelor Dalam Peningkatan Komoditas Pertanian Di
Provinsi Jambi

Disusun Oleh:

Rosa Sapitri D1A020047

Vidi Mugi Prayogi D1A020017

Shanniyah N1A120057

UNIVERSITAS JAMBI

JAMBI

2022

i
ii
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... ii

HALAMAN ORISINALITAS ........................................................................................ iii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vi

EXECUTIVE SUMMARY ............................................................................................. vii

A. DASKRIPSI PERUSAHAAN .................................................................................... 1


1. Profil Perusahaan .................................................................................................... 1
2. Organisasi Perusahaan ............................................................................................ 1
3. Tujuan Jangka Panjang dan Pendek ........................................................................ 2
4. Keunggulan Perusahaan .......................................................................................... 2
5. Target Konsumen .................................................................................................... 3
B. DESKRIPSI PRODUK ............................................................................................... 4
1. Spesifikasi Produk................................................................................................... 4
2. Jenis Produk yang di Kelola.................................................................................... 4
3. Alat dan Bahan Pembuatan Produk......................................................................... 5
4. Jenis usaha yang direncanakan................................................................................ 6
C. MARKETING PLAN ................................................................................................. 7
1. Analisis SWOT ....................................................................................................... 7
2. Analisis Kompetitif ................................................................................................. 7
3. Strategi Distribusi ................................................................................................... 8
D. OPERATIONAL PLAN ............................................................................................. 9
1. Proses Produksi ....................................................................................................... 9
2. Quality Control ....................................................................................................... 9
3. Lokasi Produksi..................................................................................................... 10
4. Proses Produksi ..................................................................................................... 10
E. FINANCIAL PLAN .................................................................................................. 12
1. Biaya Produksi ...................................................................................................... 12
2. Analisis BEP ......................................................................................................... 12
3. Perencanaan Laba.................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kemasan Produk ............................................................................................... 3


Gambar 2.. Produk Biskuit Namora .................................................................................... 4

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Peralatan (Biaya Tetap) ........................................................................... 12

Tabel 2. Daftar Bahan Habis Pakai (Biaya Bahan Habis Pakai)/Bulan ............................ 12

Tabel 3. Biaya lain-lain (biaya listrik dan gas)/bulan........................................................ 12


Tabel 4. Perhitungan BEP ................................................................................................. 13

vi
EXECUTIVE SUMMARY

Buah nanas (Ananas comosus L. Merr) merupakan salah satu tanaman


buah yang sudah lama dikenal luas oleh masyarakat. Volume ekspor nanas begitu
besar sehingga Indonesia menjadi negara pengekspor nanas terbesar di dunia
hingga awal tahun 2012 (Wicaksono, 2015). Salah satu daerah penghasil nanas
yang cukup besar adalah Provinsi Jambi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Provinsi Jambi, produksi nanas secara keseluruhan di wilayah Provinsi Jambi
mencapai 1.022.026 pada kuartal keempat tahun 2019. Komoditas nanas yang
cukup besar di Provinsi Jambi tentunya merupakan suatu keunggulan yang patut
dipertahankan. Akan tetapi, masyarakat hanya memanfaatkan daging buah nanas
saja sebagai bahan makanan atau hanya menjual nanas tersebut secara langsung
tanpa diolah lebih lanjut. Padahal jika ditelusuri lebih dalam lagi, buah nanas dan
kulit buah nanas dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku yang dapat
meningkatkan pengolahan komoditas nanas di Provinsi Jambi. Untuk mengatasi
hal tersebut, maka hadirlah biskuit Namora. Biskut namora adalah biskuit yang
dibuat dengan menggunakan bahan baku nanas.

Biskuit Namora merupakan singkatan dari Biskuit Nanas Moringa.


Moringa merupakan nama latin dari daun kelor. Pada biskuit ini, bagian nanas
yang diambil yaitu bagian bonggolnya. Biskuit ini juga menggunakan campuran
daun kelor. Biskuit namora yang merupakan biskuit rasa nanas dan kelor,
menawarkan biskuit yang aman dikonsumsi dengan rasa nanas yang segar. Selain
rasanya yang enak, produk kami memiliki berbagai macam manfaat yang baik
untuk kesehatan tubuh. Manfaat tersebut berasal dari perpaduan buah nanas dan
daun kelor. Keunggulan dari produk yang kami tawarkan yakni kandungan buah
nanas yang kaya akan vitamin dan mineral sangat bermanfaat bagi tubuh. Selain
itu, pada pengemasan produk ini juga memiliki keunggulan dimana pada setiap
toples biskuit Namora diberikan stiker tentang knowledge culture atau
pengetahuan tentang budaya Jambi. Setiap minggunya, pengetahuan yang
diletakkan pada toples akan berbeda-beda sehingga dapat menjadi salah satu
sarana untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang budaya jambi.

Lahirnya produk ini tentunya akan berdampak bagi masyarakat sekitar.


Hal ini disebabkan karena dalam memproduksi biskuit Namora tentunya kami
memerlukan sumber daya manusia yang cukup banyak apabila usaha Biskuit
Namora sudah berkembang dan tersebar luas dipasaran. Dengan adanya produk
ini juga akan membantu dan mengajak masyarakat untuk dapat memanfaatkan
serta mendongkrak ekonomi masyarakat melalui pengolahan buah nanas menjadi
produk unggulan seperti biskuit Namora.

Kata kunci: Nanas, daun kelor, knowledge culture, budaya jambi

vii
A. DESKRIPSI PERUSAHAAN
1. Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : Biskuit Namora
Bidang Usaha : Makanan
Alamat Perusahaan :Desa Sembubuk RT.07 RW. 03 Kec.Jaluko Kab.
Muaro Jambi, Jambi, 36361
No.Telp/WA : 085346370559
Instagram : namora.cookie

VISI :
Menciptakan produk biskuit berbahan dasar nanas dan bubuk daun kelor
sebagai camilan sehat yang aman dikonsumsi, mengutamakan prinsip
hiegenis, dan memberikan nilai gizi yang sehat.
MISI :
• Menghasilkan produk biskuit berbahan dasar nanas dan bubuk daun kelor
yang sehat
• Mempunyai produk dengan kualitas paling tinggi dan memiliki manfaat
yang tidak kalah tingginya.
• Menjalin relasi bisnis ke terhadap pengusaha lokal untuk mengembangkan
bisnis.
• Menjalin komunikasi dengan konsumen dan mitra dengan baik dan
terintegrasi.
• Menciptakan lapangan kerja baru sehingga dapat memberikan manfaat
yang besar kepada masyarakat.

2. Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan Namora dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.

Ketua:
Rosa Sapitri

Marketing: Produksi dan Pendampingan:


Vidi Mudi Prayogi Shanniyah

Berikut adalah penjelasan mengenai tugas pokok masing-masing bagian:

1
a) Ketua, bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya perusahaan agar
berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan dibangun.
b) Marketing, bertugas untuk mengatur strategi promosi dan cara
memasarkan produk ke konsumen.
c) Produksi dan Pendampingan, bertugas dalam hal produksi seperti
pembuatan kemasan, persiapan bahan baku produk. Selain itu bagian ini
juga bertanggung jawab dalam hal mendampingi masyarakat sasaran saat
menjalankan produksi.

3. Tujuan Jangka Panjang dan Pendek


Keberlanjutan dari usaha Biskuit Namora adalah melakukan sertifikasi
halal dan melakukan uji laboratorium guna mendapatkan sertifikat dari BPOM.
Selain itu kami juga akan mendaftarkan Biskuit Namora ke dalam Hak Kekayaan
Intektual.
Tujuan jangka pendek yang akan kami lakukan kedepannya yaitu terus
melakukan inovasi-inovasi produk, baik dari rasa, kemasan, atau sosial media
guna meningkatkan penjualan dan penghasilan. Disamping itu, kami akan
melakukan riset dan evaluasi pasar tiap 2 bulan sekali guna mempertahankan
produk kami agar tetap bertahan di pasar.

4. Keunggulan Perusaahaan
Biskut namora adalah biskuit yang dibuat dengan menggunakan bahan
baku nanas. Pada biskuit ini, bagian nanas yang diambil yaitu bagian bonggolnya.
Biskuit ini juga menggunakan campuran daun kelor. Biskuit namora yang
merupakan biskuit rasa nanas dan kelor, menawarkan biskuit yang aman
dikonsumsi dengan rasa nanas yang segar. Jika dibandingkan dengan biskuit yang
lain, bikcuit namora memiliki keunggulan dengan memberikan manfaat kesehatan
bagi konsumen. Dengan menambahkan daun kelor pada biskuit rasa nanas
membuat biskuit namora menjadi cemilan yang selain enak dikonsumsi namun
juga membuat sehat. Daun kelor yang memiliki berbagai manfaat yang baik untuk
tubuh. Kami memilih dua bahan alami ini karena nanas dan daun kelor memliki
berbagai macam manfaat, sehingga produk biskuit yang kami produksi kaya akan
manfaat yakni penuh vitamin, nutrisi, dan berbagai macam kandungan lainnya
yang tentu saja sangat baik jika dikonsumsi oleh tubuh.
Tak hanya pada produknya saja yang memiliki keunggulan namun pada
pengemasannya juga memiliki keunggulan dimana pada setiap toples biskuit
Namora diberikan stiker tentang knowledge culture atau pengetahuan tentang
budaya Jambi. Setiap minggunya, pengetahuan yang diletakkan pada toples akan
berbeda-beda sehingga dapat menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang budaya jambi. Tak hanya itu, dengan adanya
knowledge culture ini kami berharap dapat menjadi salah satu cara mengenalkan

2
budaya jambi atau informasi seputar Jambi kepada masyarakat umum terlebih jika
produk ini dapat terjual hingga keluar daerah jambi.

Gambar 1. Kemasan Produk


5. Target Konsumen
Target utama dari produk yang kami buat adalah kalangan remaja,
mahasiswa bahkan masyarakat umum baik didalam Provinsi Jambi maupun diluar
Provinsi Jambi yang berada disekitar pulau Sumatra. Dalam proses pesanan ini,
kami melakukan sistem pre-order selama waktu 1-2 hari. Kami menggunakan
promosi secara langsung dan tidak langsung dengan tetap mematuhi protokol
kesehatan. Selain itu promosi juga dilakukan melalui media internet. Misalnya
website, web, blog, dan juga jejaring sosial sehingga konsumen bisa langsung
memesan secara online, dan diharapkan pemasaran produk ini dapat dikenal oleh
seluruh masyarakat.

3
B. DESKRIPSI PRODUK

Buah nanas (Ananas comosus L. Merr) merupakan salah satu tanaman


buah yang sudah lama dikenal luas oleh masyarakat. Volume ekspor nanas begitu
besar sehingga Indonesia menjadi negara pengekspor nanas terbesar di dunia
hingga awal tahun 2012 (Wicaksono, 2015). Salah satu daerah penghasil nanas
yang cukup besar adalah Provinsi Jambi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Provinsi Jambi, produksi nanas secara keseluruhan di wilayah Provinsi Jambi
mencapai 1.022.026 pada kuartal keempat tahun 2019. Komoditas nanas yang
cukup besar di Provinsi Jambi tentunya merupakan suatu keunggulan yang patut
dipertahankan. Akan tetapi, masyarakat hanya memanfaatkan daging buah nanas
saja sebagai bahan makanan atau hanya menjual nanas tersebut secara langsung
tanpa diolah lebih lanjut. Padahal jika ditelusuri lebih dalam lagi, buah nanas dan
kulit buah nanas dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku yang dapat
meningkatkan pengolahan komoditas nanas di Provinsi Jambi. Untuk mengatasi
hal tersebut, maka hadirlah biskuit Namora. Biskut namora adalah biskuit yang
dibuat dengan menggunakan bahan baku nanas.

1. Spesifikasi Produk
Nama Produk : Biskuit Namora (Nanas Moringa)
Jenis Produk : Cemilan

Gambar 2.. Produk Biskuit Namora

2. Jenis Produk yang di Kelola


Produk yang dikelola adalah cemilan berupa biskuit/cookies, produk ini
adalah hasil inovasi dari produk yang telah ada sebelumnya. Inovasi yang
dimaksud disini adalah inovasi dari sisi bahan baku pembuatannya, yang dimana
nanas merupakan bahan utama yang dikolaborasikan dengan daun kelor yang
memiliki banyak manfaat untuk kesehatan dimana banyak orang yang belum
mengetahui hal tersebut. Biskuit Namora yaitu produk yang kami buat ini adalah
produk unik dan merupakan inovasi serta ide murni kami yang ditujukan untuk
memanfaatkan potensi daerah Jambi berupa nanas.

4
Sesuai dengan judulnya, biskuit namora merupakan singkatan dari Biskuit
Nanas Moringa, yaitu biskuit yang dibuat dari nanas dan daun kelor atau (nama
latin), produk ini kemudian dikemas dengan kemasan yang didesain dengan
sangat menarik dan juga dilengkapi pula dengan knowledge-culture seperti yang
disebutkan pada judul proposal kami. Knowledge-culture dapat diartikan sebagai
pengetahuan mengenai budaya yang ada di sebuah daerah, adapun knowledge-
culture ini kami aplikasikan pada kemasaran produk kami. Kami mengemas
produk ini menggunakan toples yang diberi stiker yang berisi tulisan mengenai
berbagai macam pengetahuan budaya serta pengetahuan tentang provinsi Jambi
sendiri. Penerapan knowledge-culture pada kemasan produk kami ditujukan agar
pembeli produk ini yang merupakan masyarakat di provinsi Jambi dan juga
masyarakat luar provinsi Jambi dapat memperoleh pengetahuan dan ilmu baru
mengenai provinsi Jambi tercinta ini. Selain itu, diharapkan juga agar tingkat
literasi masyarakat provinsi jambi dan luar provinsi jambi yang membeli produk
kami dapat meningkat. Dan yang terakhir, penerapan knowledge-culture ditujukan
agar produk kami mempunyai ciri khas dan mudah dibedakan dari produk-produk
lainnya.
3. Alat dan Bahan Pembuatan Produk

Alat:

• Mixer
• Belender
• Mangkok
• Oven
• Kompor gas
• Sendok
• Pisau
• Sarung tangan
• Parutan keju
• Spatula
• Tabung gas

Bahan:

• Tepung terigu
• Tepung Maizena
• Gula halus

5
• Keju
• Telur
• Mentega
• Vanili
• Nanas
• Daun kelor
4. Jenis usaha yang direncanakan

Tim kami sepakat untuk membuat suatu usaha dibidang industri pangan
yaitu membuat Biskuit Namora / Biskuit Nanas daun kelor. Dimana bagian nanas
yang digunakan adalah bagian bonggol nanas. Dengan melihat peluang yang ada
biskuit namora akan memiliki potensi untuk dapat berkembang dalam bidang
industri, karena bahan utama yang digunakan akan membuat masyarakat tertarik
dengan rasa yang dihasilkan dari biskuit namora.

6
C. MARKETING PLAN
1. Analisis SWOT

Berikut beberapa aspek tentang besar potensi usaha Biskuit Namora


(Nanas Moringa): Inovasi Produk Biskuit Sehat Berbasis Knowledge Culture
Sebagai Upaya Pemanfaatan Potensi Nanas Dan Peningkatan Literasi Budaya Di
Provinsi Jambi

a) Kekuatan (strength)
• Camilan unik dari bahan baku nanas dan daun kelor.
• Sehat karena dibuat dengan menggunakan bahan alami.
• Produk khas provinsi Jambi.
• Memiliki nilai edukasi di kemasan.
• Pembuatan camilan ini tanpa menggunakan pengawet buatan sehingga
aman dikonsumsi
• Nanas yang merupakan bahan baku utama pembuatan camilan ini
memiliki berbagai kandungan nutrisi yang tinggi seperti vtamin,
protein, serat folat, kalium, dan magnesium.
• Daun kelor yang merupakan bahan pendamping pembuatan camilan ini
memilki kandungan nutrisi yang tinggi. Kandungan kalsium yang lebih
tinggi daripada susu serta kandungan vitamin yang lebih tinggi
daripada jeruk. Selain itu daun kelor juga memiliki kandungan
antioksidan serta protein yang sangat berguna bagi tubuh.
• Daun kelor bermanfaat untuk mengobati berbagai jenis penyakit, salah
satunya adalah stunting.
b) Kelemahan (Weakness)
• Apabila penyimpanan kurang tepat misalnya disimpan di tempat yang
lembab dan terkena sinar matahari ataupun dibiarkan terbuka
wadahnya maka cookies ini akan mudah berjamur .
c) Peluang (opportunities)
• Dapat dipasarkan ke Market Place.
• Berpeluang besar untuk menjadi brand lokal bagi provinsi Jambi
karena belom ada produk kompetitor sejenis yang mengombinasikan
bonggol nanas dan daun kelor menjadi biscuit.
• Produk inovasi biasanya diminati karena memiliki daya tarik tersendiri
sehingga masyarakat akan penasaran untuk mencobanya.
d) Ancaman
• Munculnya Pesaing Baru apabila ada wirausahawan lain yang
membuat produk sejenis dan dijual denga harga yang lebih murah
daripada produk ini
2. Analisis Kompetitif
7
Strategi produk yang akan kami lakukan adalah dengan membuat kreasi
olahan biskuit yang dibuat dengan menggunakan bahan baku nanas. Pada biskuit
ini, bagian nanas yang diambil yaitu bagian bonggolnya. Biskuit ini juga
menggunakan campuran daun kelor. Biskuit namora yang merupakan biskuit rasa
nanas dan kelor, menawarkan biskuit yang aman dikonsumsi dengan rasa nanas
yang segar. Jika dibandingkan dengan biskuit yang lain, bikcuit namora memiliki
keunggulan dengan memberikan manfaat kesehatan bagi konsumen. Dengan
menambahkan daun kelor pada biskuit rasa nanas membuat biskuit namora
menjadi cemilan yang selain enak dikonsumsi namun juga membuat sehat. Daun
kelor yang memiliki berbagai manfaat yang baik untuk tubuh. Kami memilih dua
bahan alami ini karena nanas dan daun kelor memliki berbagai macam manfaat,
sehingga produk biskuit yang kami produksi kaya akan manfaat yakni penuh
vitamin, nutrisi, dan berbagai macam kandungan lainnya yang tentu saja sangat
baik jika dikonsumsi oleh tubuh. Tak hanya pada produknya saja yang memiliki
keunggulan namun pada pengemasannya juga memiliki keunggulan dimana pada
setiap toples biskuit Namora diberikan stiker tentang knowledge culture atau
pengetahuan tentang budaya Jambi.

Setiap minggunya, pengetahuan yang diletakkan pada toples akan berbeda-


beda sehingga dapat menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang budaya jambi. Tak hanya itu, dengan adanya knowledge
culture ini kami berharap dapat menjadi salah satu cara mengenalkan budaya
jambi atau informasi seputar Jambi kepada masyarakat umum terlebih jika produk
ini dapat terjual hingga keluar daerah jambi.

3. Strategi Distribusi
Pemasaran produk yang kami produksi melalui dua cara dalam melakukan
distribusi produk terhadap pelanggan sebagai berikut:
a) Secara langsung
Pemasaran produk secara langsung dapat dilakukan dengan cara mengikuti
berbagai acara dan seminar yang berhubungan dengan kewirausahaan
dalam rangka pengenalan produk kepada mahasiswa dan masyarakat luas
yang hadir dalam acara atau seminar tersebut. Selanjutnya adalah dengan
cara memasarkan produk di pasar tradisional dan swalayan.
b) Secara tidak langsung
Pemasaran produk secara tidak langsung dapat dilakukan dengan cara
mempromosikan produk melalui media sosial kami seperti facebook,
twitter, instagram, whatsapp dan berbagai media sosial lainnya.
Selanjutnya kami juga akan membuat akun instagram khusus untuk
mempromosikan produk kami. Selain itu, produk kami juga dapat
dipasarkan melalui aplikasi belanja online seperti shopee, tokopedia,
lazada dan lain sebagainya.

8
D. OPERATIONAL PLAN
1. Proses Produksi
Pra Produksi
Tahapan ini merupakan langkah persiapan dalam proses pembuatan produk.
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu:
1) Menyiapkan bahan baku

Bahan baku utama yang harus disiapkan yaitu nanas dan daun kelor. Usaha ini
akan bekerja sama dengan petani penghasil nanas dan kelor. Pada awal
produksi daun kelor dibeli kepada petani, namun sembari menjalankan usaha,
owner akan berusaha menanam kelor sendiri pada lahan kosong yang
dijadikan sebagai tempat usaha. Selain itu, halaman rumah owner usaha ini
terdapat lahan kosong yang dapat ditanami pohon kelor sehingga usaha ini
bisa menghasilkan kelor sendiri tanpa membeli. Penanaman kelor tidak terlalu
membutuhkan tempat yang luas.

2) Menyiapkan peralatan yang diperlukan

Dalam proses pembuatan Biskuit Namora diperlukan 11 alat yang harus


dipersiapkan. Peralatan ini dibeli sesuai kebutuhan produksi.

3) Proses Pembuatan Logo Produk

Setelah menyiapkan alat dan bahan, langkah selanjutnya yakni menyiapkan


logo produk yang akan diletakkan pada kemasan dan juga brosur.

Produksi

1) Pada tahap ini kami akan melakukan pembuatan Biskuit Namora. Alur
pembuatan Biskuit Namora yaitu sebagai berikut :
2) Melakukan Penjemuran daun kelor selama 3 hari
3) Proses pembuatan tepung kelor dengan cara diblender
4) Pengupasan nanas untuk dihaluskan
5) Aduk adonan dengan spatula sampai setengah kalis, kemudian uleni
adonan hingga benar-benar kalis.
6) Masukkan tepung terigu, tepung maizena, vanili, susu bubuk dan tepung
kelor secara bersamaan.
7) Mixer mentega dengan gula halus, setelah itu masukkankuning telur lalu
8) mixer hingga benar-benar mengembang.
9) Selanjutnya, masukkan bonggol nanas yang sudah di potong kecil-kecil.
Pastikan tidak ada air yang masuk.
10) Adoni kembali adonan yang sudah dicampur dengan bonggol nanas
11) Lalu bentuk adonan dan letakkan diatas loyang, kemudian di oven selama
30 menit dengan suhu 115°C.
2. Quality Control
9
3. Lokasi Produksi

Pemilihan lokasi usaha yang dipilih oleh Produk Biskuit Namora (Nanas
Moringa): Inovasi Produk Biskuit Sehat Berbasis Knowledge Culture Sebagai
Upaya Pemanfaatan Potensi Nanas Dan Peningkatan Literasi Budaya Di Provinsi
Jambi yaitu berada di Desa Desa Sembubuk RT.07 RW. 03 Kec. Jaluko Kab.
Muaro Jambi, Jambi, 36361. Pemilihan lokasi ini karena jalan tersebut merupakan
lokasi yang strategis dan mudah dikunjungi oleh para konsumen, dan lokasi
berdekatan dengan jalan utama.

4. Proses Produksi
a) Publikasi dan Pemasaran
Target utama dari produk yang kami buat adalah kalangan remaja,
mahasiswa bahkan masyarakat umum baik didalam Provinsi Jambi
maupun diluar Provinsi Jambi yang berada disekitar pulau Sumatra. Dalam
proses pesanan ini, kami melakukan sistem pre-order selama waktu 1-2
hari. Kami menggunakan promosi secara langsung dan tidak langsung
dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Selain itu promosi juga
dilakukan melalui media internet. Misalnya website, web, blog, dan juga
jejaring sosial sehingga konsumen bisa langsung memesan secara online,
dan diharapkan pemasaran produk ini dapat dikenal oleh seluruh
masyarakat.
b) Pasca Produksi
10
Tahap ini adalah tahap pengumpulan dan pembuatan laporan berdasarkan
proses yang telah dilakukan. Di mulai dari pra produksi, produksi, hingga
pemasaran dan pencapaian target serta keuntungan dari hasil penjualan.
c) Evaluasi
Tahap ini merupakan tahapan akhir dari Produksi setiap bulannya.
Evaluasi ini bertujuan untuk mengembangkan produk sehingga proses
selanjutnya dapat meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan daya
minat konsumen. Cara yang dilakukan yakni dengan uji kelayakan produk.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan produk pada produk turunan
sejenis nya.

11
E. FINANCIAL PLAN
1. Biaya Produksi

Analisis Cash flow adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui


pengeluaran kas yang dilakukan dalam sebuah usaha.

Tabel 1. Daftar Peralatan (Biaya Tetap)

Tabel 2. Daftar Bahan Habis Pakai (Biaya Bahan Habis Pakai)/Bulan

Tabel 3. Biaya lain-lain (biaya listrik dan gas)/bulan

12
2. Analisis BEP
Analisis BEP (break event point) menurut Pangemanan, adalah teknik
analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya total, laba yang diharapkan dan
volume penjualan. Analisa ini juga memberikan informasi mengenai margin of
safety yang mempunyai kegunaan sebagai indikasi dan gambaran kepada
manajemen berapakah penurunan penjualan dapat ditaksir sehingga usaha yang
dijalankan tidak menderita rugi.
Tabel 4. Perhitungan BEP

BEP per unit = biaya tetap/ (Harga jual – biaya variabel)


= 1.102.000/(Rp 20.000-Rp 12.549)
= 1.102.000/Rp 7.451
= 148 toples
Dengan adanya perhitungan BEP tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk
memperoleh titik impas dengan harga penjualan sebesar Rp 20.000 per toples
maka harus dapat menjual 148 toples perbulan. Jika jumlah penjualan tidak
sampai 148 toples perbulan, maka tidak dapat menutup biaya produksi yang sudah
dikeluarkan. Jika penjualan diatas BEP maka produksi dikatakan memiliki laba.
3. Perencanaan Laba
Perencanaan laba diambil dari keuntungan penjualan Biskuit
Namora dalam 1 bulan. Berikut perhitungan laba dalam satu bulan
produksi:

13
Total pendapatan dalam 1 bulan = Rp 20.000×390 toples

= Rp 7.800.000

Laba bersih dalam 1 kali produksi

Laba bersih perbulan = Pendapatan perbulan – biaya pengeluaran

= Rp 7.800.000-Rp 4.894.140

= Rp 2.905.860

14
DAFTAR PUSTAKA

Arimbawa, P. D., & Widanta, A. . B. P. (2015). Pendapatan, Terhadap Padi,


Petani Produktivitas, Dengan Variabel, Sebagai Di, Intervening Mengwi,
Kecamatan. Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, 6(8),
1601–1627.

Astoko, E. (2019). Konsep Pengembangan Agribisnis Nanas (Ananas Comosus L.


Merr.) Di Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur. Habitat, 30(3), 111–
122. https://doi.org/10.21776/ub.habitat.2019.030.3.14

Erukairune, O., JA, A., RO, A., OY, O., & Adenekan SO. (2011). Antioxidant
Effect Of Pineapple (Ananas Cosmosus) Peel Extract On Alcohol-Induced
Oxidative Stress In Splenic Tissues Of Male Albino Rats. Jurnal of Food
Biochemistry, 5.

Minot, N., Stringer, R., Umberger, W. J., & Maghraby, W. (2015). Urban
shopping patterns in Indonesia and their implications for small farmers.
Bulletin of Indonesian Economic Studies, 51(3), 375–388.

Nguyen, A. T. (2015). Does contract farming improve productivity and income of


farmers? A review of theory and evidence. Journal of Developing Areas,
49(5), 531– 538.

Tambunan, T. (2013). A Survey of Business Models for Agricultural Investment


in Indonesia. International Institude for Sustainable Development,
December 2012, 1– 31.

Wicaksono, A. A. (2015). Produksi Tanaman Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.).

15

Anda mungkin juga menyukai