Anda di halaman 1dari 3

UJIAN AKHIR SEMESTER I (GANJIL) TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Nama : Yunita Riyani


NPM : 2222015
Mata Kuliah : PSIKOLINGUISTIK
Hari / Tanggal : Jumat, 13 Januari 2023
Waktu : Pkl 15.45 – 17.45 WIB
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hj. Surastina, M.Hum.

1. Dalam memproduksi ujaran, terdapat kesalahan-kesalahan ujaran yang terjadi dalam percakapan
sehari-hari. Mengapa? Jelaskan!
Jawaban:
Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan ujaran manusia. Kesalahan bicara sering dicap
sebagai ‘selip lidah’. Hal tersebut terjadi ketika seseorang berbicara dan satu atau lebih suara tidak
keluar seperti yang direncanakan. Misalnya, kita dapat mengatakan, “Aku akan menemuimu di
rumahmu” daripada “di rumahku”. Kesalahan berbicara seringkali sulit untuk diberi label dengan
jelas. Hal ini mungkin sulit untuk diidentifikasi sebagai kesalahan bicara karena kompleksitas
mekanisme bicara dan banyaknya jenis kesalahan yang dapat terjadi. Kesalahan berbicara adalah
penyimpangan yang tidak disengaja dari apa yang dimaksudkan, baik dalam bentuk apa yang
dikatakan atau bagaimana ejaannya. Melalui ilmu psikolinguistik dapat diketahui bagaimana
kekeliruan dalam produksi ujaran terjadi serta penyebabnya, yang kemudian dapat dihindari untuk
mengantisipasi kesalahan produksi ujaran.

Ada dua faktor yang mempengaruhi kegiatan berbicara yaitu faktor urutan kebahasaan (linguistik)
dan non kebahasaan (nonlinguistik). Kegiatan berbicara juga memerlukan hal-hal di luar kemampuan
berbahasa dan ilmu pengetahuan. Faktor penunjang pada kegiatan berbicara sebagai berikut. Faktor
kebahasaan, meliputi:
a) ketepatan ucapan,
b) penempatan tekanan nada, sendi atau durasi yang sesuai,
c) pilihan kata,
d) ketepatan penggunaan kalimat serta tata bahasanya, dan
e) ketepatan sasaran pembicaraan.

Sedangkan faktor nonkebahasaan, meliputi


a) sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku,
b) pandangan harus diarahkan ke lawan bicara,
c) kesediaan menghargai orang lain,
d) gerak-gerik dan mimik yang tepat,
e) kenyaringan suara,
f) kelancaran,
g) relevansi, penalaran, dan
h) penguasaan topik.

2. Ada 2 model dalam mengungkapkan bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Diantara model-
model tersebut yakni: Model Garret dan Model Dell. Jelaskan perbedaan dua model tersebut!
Jawaban:
Dalam model Garret, fonologi morfem secara gramatika mengambil tempat pada level representasi
fonetik. Level ini diterima untuk menerangkan kesalahan-kesalahan yang menunjukkan tindakan
dengan jelas, demikian juga pada akhirnya keluaran sesuai dengan aturan fonologi kendala dari
bahasa. Model Garret dibedakan dengan adanya tiga tingkatan, yakni konseptual, kalimat, dan
motorik. Ketiga tingkat ini umum untuk pemahaman kontemporer tentang produksi ujaran.

Pada model Dell, kata-kata digabungkan menjadi jaringan-jaringan dengan penghubung antara unit-
unit bergantung pada arti semantik dan hubungan fonologi. Model Dell mengusulkan model jaringan
leksikal yang menjadi dasar dalam memahamicara pidato dihasilkan. Model jaringan leksikal ini
mencoba secara simbolis mewakili leksikon dan menjelaskan bagaimana orang memilih kata-kata
yang ingin mereka hasilkan, dan bagaimana kata-kata itu diatur ke dalam ujaran.

3. Ada 3 faktor agar seseorang sukses dalam membaca dari sudut pandang Psikolinguistik, yaitu : -
Kondisi emosional - Motivasi sadar untuk belajar - Ilmu pengetahuan yang cukup. Jelaskan ketiga
faktor tersebut!
Jawaban:
Minat membaca besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar. Karena hampir sebagian besar
kegiatan belajar adalah membaca, Kegiatan membaca tidak mudah dilakukan apabila tidak ada
minat yang besar dari seseorang dalam melakukan kegiatan membaca. Tanpa adanya motivasi yang
tinggi dari seseorang, akan mempersulit bagi kita untuk mengajarnya karena hanya motivasi dan
kemauan dari seseoranglah materi akan tersampaikan dengan baik. Begitupula dengan kondisi
emosional dan ilmu pengetahuan yang cukup akan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan
membaca. Seseorang dengan kondisi emosional yang kurang baik dan stabil akan memengaruhi
konsentrasi dan fokus dalam membaca.
4. Kata “bunga mawar” adalah suatu objek yang memiliki beberapa konsep. Jelaskan dan beri contoh!
Jawaban:
a. Konsep denotatif
Mempunyai makna defisional atau jelas dari sebuah tanda.
Contoh:
Bunga mawar adalah bunga yang biasa berwarna merah, merah jambu dan putih serta
mempunyai kelopak bunga yang berlapis-lapis. Bunga mawar mempunyai duri pada batangnya.
Bunga mawar juga dikenal sebagai tanaman hias yang banyak diminati dari jenis tanaman hias
lainnya karena keindahannya dan bunganya memiliki aroma yang wangi.
b. Konsep konotasi
Konotasi lebih bersifat multi tafsir daripada denotasi.
Contoh:
Bunga mawar identik dikenal sebagai simbol tertentu diantaranya kasih sayang, kehormatan,
kematian, bahkan kemewahan. Bunga mawar merah sering disebutkan sebagai ucapan kasih
sayang, bunga mawar hitam melambangkan duka/kesedihan, dan bunga mawar putih dalam
mitos Yunani melambangkan kesucian.

5. Beberapa Satpol PP setiap hari Minggu beroperasi di pasar SMEP Tanjungkarang. Jelaskan
Konteks daripada Teks di atas!
Jawaban:

Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk menata kota, khususnya menyikapi kehadiran
pasar-pasar tradisional dan pedagang kaki lima (PKL) lengkap beserta pengelolaan sampah di
berbagai jalan protokol, termasuk di Pasar SMEP Tanjungkarang. Penertiban tersebut merupakan
tindak lanjut dari intruksi Walikota Bandar Lampung. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat
wajah kota tapis berseri terlihat cantik dan tidak lagi kumuh dan macet oleh kendaraan. Tentunya
sebelum dilakukan penertiban pihak pemkot telah memberikan imbauan pada pedagang yang ada di
Pasar SMEP. Dalam upaya penertiban tersebut, Satuan Polisi Pamong Praja ditugaskan untuk
melaksanakan operasi setiap hari Minggu. Satpol PP sebagai aparat penegakan Peraturan Daerah
seringkali terjadi polemik di masyarakat, terutama di Pasar SMEP Tanjungkarang.

Anda mungkin juga menyukai