Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

RESIKO TINGGI PADA KEHAMILAN

Disusun oleh :
Ede

NPM 154011502

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


POLITEKNIK KARYA HUSADA
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Satuan Acara Penyuluhan


Pada Tanggal, Bulan, Tahun sampai Tanggal, Bulan, Tahun,
di ……………………………………………………….
Jakarta, …………….. 2022

Pembimbing

(……………………………….)

Mengetahui,
Katua Program Studi D III Kebidanan
Politeknik Karya Husada

(………………………………….)
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan : Penyuluhan Resiko Tinggi Pada Kehamilan


Sub pokok bahasan : Resiko Tinggi Pada Kehamilan
Sasaran : Warga Puskesmas Parungpanjang
Waktu : 30 menit
Hari / Tanggal : Kamis 18 Maret 2022
Tempat : Puskesmas Parungpanjang
Penyuluh : Mhs. Ede

A. LATAR BELAKANG

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya


dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama
kehamilan, persalinan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan dan
nifas normal.

Frekuensi kehamilan risiko tinggi yang dilaporkan oleh beberapa peneliti berbeda-
beda, tergantung dari cara penilaian faktor yang dimasukkan dalam kehamilan risiko
tinggi. Rochjati (1977) dari RS dr. Sutomo Surabaya melaporkan frekuensi kehamilan
risiko tinggi 30,8%. Daely (1979) dari RS dr. Pirngadi Medan melaporkan frekuensi
kehamilan risiko tinggi 69,7% dengan kriteria tersendiri yaitu dari jumlah kasus-kasus
persalinan sebagai penyebut. Tingginya angka kehamilan risiko tinggi di RS dr. Pirngadi
Medan mungkin karena banyaknya kasus patologi yang dirujuk setelah ditangani di luar
dan setelah terjadi komplikasi.

Faktor Risiko Selama Kehamilan

a. Alkohol dan Rokok

Mengkonsumsi alkohol selama hamil bisa menyebabkan cacat bawaan seperti :

 Keterbelakangan pertumbuhan sebelum atau sesudah lahir

 Kelainan wajah
 Ukuran kepala lebih kecil dari keadaan normal, yang kemungkinan disebabkan
oleh pertumbuhan otak yang dibawah normal

 Kelainan perkembangan perilaku.

b. Efek yang sering terjadi jika merokok

 BBLR

 Ketubah pecah sebelum waktunya

 persalinan sebelum waktunya.

 Infeksi rahim. Cacat bawaan pada jantung

c. Keadaan Kesehatan

Tekanan darah tinggi pada wanita hamil bisa disebabkan oleh kehamilan atau
keadaan lain.Tekanan darah tinggi di akhir kehamilan bisa merupakan ancaman serius
terhadap ibu dan bayinya dan harus segera diobati.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan kepada ibu- ibu hamil
guna meningkatkan pengetahuan terhadap kehamilan beresiko tinggi pada ibu hamil

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

1. Mengetahui hubungan preeclampsia terhadap luaran maternal dan perinatal pada ibu
hamil di usia tua

2. Mengetahui hubungan diabetes gestasional terhadap luaran materanal dan perinatal


pada ibu hamil di usia tua

3. Mengetahui hubungan plasenta previa terhadap luaran maternal dan perinatal pada ibu
hamil di usia tua

4. Mengetahui hubungan ketuban pecah dini terhadap luaran maternal dan perinatal pada
ibu hamil di usia tua

5. Mengetahui hubungan paritas terhadap luaran maternal dan perinatal pada ibu hamil di
usia tua
6. Mengetahui hubungan serotinus terhadap luaran maternal dan perinatal pada ibu hamil
di usia tua

7. Mengetahui hubungan kelainan letak terhadap luaran maternal dan perinatal pada ibu
hamil di usia tua

D. MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Kehamilan Resiko Tinggi

2. Factor kehamilan Resiko Tinggi

3. Bahaya Kehamilan Resiko Tinggi

4. Pencegahan Kehamilan Resiko Tinggi

5. Penatalaksanaan Kehamilan Resiko Tinggi

6. Deteksi Tinggi Kehamilan Resiko Tinggi

E. METODE

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

F. MEDIA

PowerPoint

Leaflet

G. PROSES PELAKSANAAN

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN


PESERTA
1 5 Menit Pembukaan:  Membuka
pertemuan dengan
salam dan
perkenalan
 Menjelaskan
tujuan umum dan
khusus pada
pertemuan
 Menyampaikan
kontrak waktu
yang akan di
gunakan
2 15 Menit Pelaksanaan:  Menjelaskan
tentang resiko
tinggi kehamilan
 Menjelaskan
factor resiko
tinggi
 Menjelaskan
Bahaya Kehamilan
Resiko Tinggi
 Menjelaskan
Pencegahan
Kehamilan Resiko
Tinggi
 Menjelaskan
Penatalaksanaan
Kehamilan Resiko
Tinggi
 Menjelaskan
Deteksi Tinggi
Kehamilan Resiko
Tinggi
3 5 Menit Evaluasi:  Memberikan
pertanyaan kepada
peserta secara
lisan dan
bergantian
 Mengulang secara
simultan materi
yang telah
disampaikan

4 5 Menit Terminasi:  Penyuluh


memberikan
ucapan
terimakasih atas
partisipasinya
 Mengucapkan
salam penutup

H. EVALUASI
Waktu untuk memulai acara, persiapan penyampaian, persiapan media, ada hambatan atau
tidak.
1. Evaluasi proses bagaimana berlangsungnya proses penyuluhan, ada hambatan atau
tidak, keefektifan warga puskes, tanya jawab bisa hidup atau tidak.
2. Evaluasi hasil dengan memberikan pertanyaan secara lisan berbentuk pertanyaan
sebanyak 3 pertanyaan untuk masing-masing warga.

I. SUMBER
Uliyah, M.2016.”laporan kegiatan penyuluhan kehamilan beresiko
tinggi”http://repository.um-surabaya.ac.id/4325/1/5._PENYULUHAN_KEHAMILAN_B
ERESIKO_TINGGI.pdf

Puspita, PDD.2021.”7 BAB II Tinjauan Pustaka Resiko Tinggi”


http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7807/3/BAB%20II.pdf

Lampiran
1. MATERI
Kehamilan Resiko Tinggi
a. Pengertian Kehamilan Resiko Tinggi
Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan
ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 2012). Kehamilan
resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil dan bayi
menjadi sakit atau meninggal sebelum kelahiran berlangsung (Indrawati, 2016).
Faktor penting penyebab resiko tinggi pada kehamilan terjadi pada
kelompok usia 35 tahun dikatakan usia tidak aman karena saat bereproduksi pada
usia 35 tahun dimana kondisi organ reproduksi wanita sudah mengalami
penurunan kemampuan untuk bereproduksi, tinggi badan kurang dari 145 cm,
berat badan kurang dari 45 kg, jarak anak terakhir dengan kehamilan sekarang
kurang dari 2 tahun, jumlah anak lebih dari 4. Faktor penyebab resiko kehamilan
apabila tidak segera ditangani pada ibu dapat mengancam keselamatan bahkan
dapat terjadi hal yang paling buruk yaitu kematian ibu dan bayi.

b. Factor kehamilan Resiko Tinggi


 Faktor resiko mempunyai hubungan dengan kemungkinan terjadinya
komplikasi tertentu pada persalinan.
 Faktor resiko dapat ditemukan dan diamati/dipantau selama kehamilan sebelum
peristiwa yang diperkirakan terjadi
 Pada seorang ibu hamil dapat mempunyai faktor resiko tunggal, ganda yaitu
dua atau lebih yang bersifat sinergik dan kumulatif.
Kelompok 1
1) Primi muda
 Keguguran
 Persalinan premature, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan
bawaan
 Mudah terjadi infeksi
 Anemia kehamilan atau kekurangan zat besi
 Keracunan kehamilan
 Kematian ibu yang tinggi
2) Primi tua
wanita yang mencapai usia 35 tahun atau lebih pada saat hamil pertama.
3) Anak kecil kurang dari 2 tahun
Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan anak terkecil kurang dari 2 tahun.
Kesehatan fisik dan Rahim ibu maish butuh cukup istirahat. Ada kemungkinan
ibu masih menyusui. Anak masih butuh asuhan dan perhatian orang tuanya.
4) Primi tua skunder
Ibu hamil dengan persalinan terakhir >10 tahun yang lalu. Ibu dalam
kehamilan dna persalinan ini seolah – olah menghadapi persalinan yang
pertama lagi. Bahaya yang dapat terjadi yaitu persalinan dapat berjalan tidak
lancer dan perdarahan pasca persalinan.
5) Grade multi
Ibu pernah hamil atau melahirkan 4 kali atau lebih, karena ibu sering
melahirkan maka kemungkinan akan banyak ditemui keadaan seperti
Kesehatan terganggu, kekendoran pada dinding rahim. Bahaya yang dapat
terjadi yaitu kelainanletak, persalinan letak lintang, robekan rahim pada
kelainan letak lintang, persalinan lama dan perdarahan pasca persalinan
6) Umur 35 tahun atau lebih
Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih, dimana pada usia tersebut terjadi
perubahan pada jaringan alat – alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi.
Sleain itu ada kecenderungan didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu.
Bahaya yang dapat terjadi tekanan darah tinggi dan pre-eklamsia, ketuban
pecah dini, persalinan tidak lancer atau macet, perdarahan setelah bayi lahir.
7) Tinggi badan 145 cm atau kurang
 Ibu hamil pertama
Luas panggul ibu dan besar kepala janin mungkin tidak proporsional,
panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan janin atau ekpala
tidak besar dan kedua panggul ukuran normal tetapi ankanya besar atau
kepala besar.
 Ibu hamil kedua
Kehamilan lalu bayi lahir cukup bulan tetapi mati dalam waktu (umur
bayi) 7 hari atau kurang.
 Ibu hamil ketiga
kehamilan sebelumnya belum pernah melahirkan cukup bulan, dan berat
badan lahir rendah
8) Riwayat Obstetri Buruk (ROB)
 Ibu hamil dengan kehamilan kedua, dimana kehamilan yang pertama
mengalami keguguran, lahir belum cukup bulan, lahir mati, lahir hidup lalu
mati umur <7 hari
 Kehamilan ketiga atau lebih, kehmailan yang lalau pernah mengalami
keguguran >2 kali
 Kehamilan kedua atau lebih, kehamilan terakhir janin mati dalam
kandungan.
9) Persalinan yang lalu dengan Tindakan
 Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau
pervaginam (tindakan dengan cunam/forsep/vakum). Bahaya yang dapat
terjadi yaitu robekan atau perlukaan jalan lahir dan perdarahan pasca
persalinan.
 Uri manual, yaitu tindakan pengeluaran plasenta dari rongga rahim dengan
menggunakan tangan. Tindakan ini dilakukan apabila setelah 30 menit uri
tidak lahir sendiri dan apabila terjadi perdarahan uri belum juga lahir
(Widatiningsih & Dewi, 2017).
10) Bekas operasi besar
Ibu hamil pada persalinan yang lalu dilakukan operasi sesar. Oleh karena
itu pada dinding rahim ibu terdapat cacat bekas luka operasi. Bahaya pada
robekan rahim yaitu kematian janin dan kematian ibu, perdarahan dan infeksi
(Widatiningsih & Dewi, 2017).

Kelompok 2
1) Penyakit ibu hamil
 Anemia (kurang darah)
 Malaria
 Tuberkulosis paru
 Payah jantung
 Diabetes militus
 Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome
(HIV/AIDS)
 Toksoplasmosis
 Preeklamsia ringan
2) Hamil Kembar
3) Hindramnion atau Hamil kembar air
4) Janin mati dalam rahim atau intrauterine fetal death (IUFD)
5) Hamil serotinus/hamil lebih bulan
6) Letak sungsang
7) Letak lintang
Kelompok 3
a. Perdarahan pada saat kehamilan
b. Preeklamsia berat dan Eklamsia
c. Bahaya Kehamilan Resiko Tinggi
Dampak yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan risiko tinggi
sendiri dapat berdampak antara lain :
1) Dampak Kehamilan Berisiko bagi Ibu
 Keguguran (abortus)
 Partus macet
 Perdarahan ante partum dan post partum
 Intra Uterine Fetal Death (IUFD)
 Keracunan dalam kehamilan (Pre eklamsia) & kejang (Eklamsia)
2) Dampak Kehamilan Berisiko bagi Janin Menurut Prawiroharjo (2011),
 Bayi lahir belum cukup bulan
 Bayi lahir dengan Bayi berat lahir rendah (BBLR)
d. Pencegahan Kehamilan Resiko Tinggi
1) Penyuluhan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) untuk kehamilan dan
persalinan aman
2) Pengawasan Antenatal
3) Pendidikan Kesehatan
e. Pencegahan Resiko Tinggi
Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan
pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi yang lebih
difokuskan pada keadaan yang menyebabkan kematian ibu dan bayi. Pengawasan
antenatal menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan
dipersiapkan langkah-langkah dan persiapan persalinan. Anjurkan setiap ibu hamil
untuk melakukan kunjungan antenatal komprehensif yang berkualitas minimal 4
kali dengan 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada
trimester III, termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami/pasangan atau
anggota keluarga.
f. Deteksi Tinggi Kehamilan Resiko Tinggi
Deteksi dini adalah upaya penjaringan dan penyaringan yang dilaksanakan
untuk menemukan penyimpangan secepat mungkin. Deteksi dini kehamilan risiko
tinggi adalah upaya penjaringan dan penyaringan yang dilaksanakan untuk
menemukan gejala kehamilan risiko tinggi sejak awal. Hal-hal yang termasuk
dalam deteksi dini kehamilan risiko tinggi, yaitu usia ibu hamil kurang dari 20
tahun, usia ibu hamil lebih dari 35 tahun, jumlah anak 3 orang atau lebih, Jarak
kelahiran kurang dari 2 tahun Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm, Ibu
dengan berat badan < 45 kg sebelum kehamilan, Ibu dengan lingkar lengan atas <
23,5 cm, Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya (perdarahan,
kejangkejang, demam tinggi, persalinan lama, melahirkan dengan cara operasi,
dan bayi lahir mati).

2. LEMBAR SOAL
a. Soal
1. Apa factor resiko dalam kehamilan?
2. Apa dampak yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan risiko tinggi ?
3. Apa saja Pencegahan Kehamilan Resiko Tinggi?
b. Jawaban
1.
 Faktor resiko mempunyai hubungan dengan kemungkinan terjadinya
komplikasi tertentu pada persalinan.
 Faktor resiko dapat ditemukan dan diamati/dipantau selama kehamilan
sebelum peristiwa yang diperkirakan terjadi
 Pada seorang ibu hamil dapat mempunyai faktor resiko tunggal, ganda yaitu
dua atau lebih yang bersifat sinergik dan kumulatif.
2. Dampak Kehamilan Berisiko bagi Ibu
 Keguguran (abortus)
 Partus macet
 Perdarahan ante partum dan post partum
 Intra Uterine Fetal Death (IUFD)
 Keracunan dalam kehamilan (Pre eklamsia) & kejang (Eklamsia)
Dampak Kehamilan Berisiko bagi Janin Menurut Prawiroharjo (2011),
 Bayi lahir belum cukup bulan
 Bayi lahir dengan Bayi berat lahir rendah (BBLR)
3.
 Penyuluhan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) untuk kehamilan dan
persalinan aman
 Melakukan Pengawasan Antenatal
 Memberikan Pendidikan Kesehatan
DAFTAR HADIR PENYULUHAN

Hari/ Tanggal :
Tema :

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN

1 Ny. A ASEM PRARAF

2 Ny. B PARUNGKARANG PRARAF

3 Ny. C PANYEMBIR PRARAF

4 Ny. D CIKUDA PRARAF

5 Ny. F CIKUDA PRARAF

6 Ny. G DAGO PRARAF

7 Ny. H DAGO PRARAF

8 Ny. I BINONG PRARAF

9 Ny. J BINONG PRARAF


10 Ny. K CIKUDA PRARAF

11 Ny. L KABASIRAN PRARAF

12 Ny. M KABASIRAN PRARAF

13 Ny. N DAGO PRARAF

Gedung Atlanta Lt. 5 No. 28 Jl. Margonda Raya Pondok Cina-Depok 16424 Jawa Barat
Jl. Raya Lenteng Agung Rukan Tanjung Mas Raya Blok B1 No.7
Kel. Tanjung Barat Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan
Telp : (021) 27801509 / 27801261 / 27801235
Fax : (021) 27801529
Email : khj@khj.ac.id
Website : www.khj.ac.id

Anda mungkin juga menyukai