Anda di halaman 1dari 54

NAMA: IRGI AKHMAD FALIHIN GUNTUR

NIM: 2019510054
KELAS: C
MATKUL: BANGUNAN AIR
TUGAS 1
 Bendungan atau empangan adalah konstrukksi yang dibangun untuk menahan laju
air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi.

 Bendung atau tebat adalah pembatas yang dibangun melintasi sungai yang dibangun
menguubah karakteristik aliran sungai.
TUGAS 2
1. Bangunan pengelak adalah sebuah bangunan yang berfungsi untuk mengallirkan air
sementara dalam pekerjaan bangunan bendungan.
2. - Bendung pelimpah merupakan salah satu bangunan pelengkap dari bendungan
yang berfungsi sebagai pengaman terhadap bahaya air banjir yang melintas diatas
bendungan.
- Bendung gerak adalah bangunan yang sebagian besar konstruksinya terdiri dari
pintu yang dapat digerakkan untuk mengatur ketinggian muka air di sungai.
TUGAS 3
1) Lokasi bendung dipilih atas pertimbangan beberapa aspek yaitu:
a. Keadaan topografi dari rencana daerah yang akan diairi:
 Dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi, sehingga harus
dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan diairi,
 Bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka elevasi
mercu beendung dapat ditetapkan,
 Dari keedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat
diseleksi,
 Disamping itu ketinggian mercu bendung dari dasar sungai dapat pula
direncanakan .
b. Kondisi topografi dari lokasi bendung; harus mempertimbangkan beberapa
aspek yaitu:
 Ketinggian bendung tidak telalu tinggi; bila bendung dibangun di palung
sungai, maka sebaiknya ketinggian bendung dari dasar sungai tidak lebih dari
tujuh meter, sehingga tidak menyulitkan pelaksanaannya.
 Trace saluran induk terletak ditempat yang baik; misalnya penggaliannya
tidak perlu dalam dan tanggul tidak terlalu tinggi – untuk tidak menyulitkan
pelaksanaan, penggalian saluran induk dibatasi sampai dengan kedalaman
delapan meter, bila masalah ini dijumpai maka sebaiknya lokasi beendung
dipindah ke tempat lain; catatan untuk kedalaman saluran induk yang
dijinkan sampi tanah dasar cukup baik dan saluran induk yang sampai tanah
dasar cukup baik dan saluran tidak terlalu panjang.
 Penempatan lokasi instake yang tepat dilihat dari segi hidraulik dan angkutan
sendimen; sehingga aliran ke intake tidak mengalami gangguan dan angkutan
sendimen yang akan masuk ke intake jug adapt dihindari; untuk menjamin
aliran lancar masukke intake, salah satu syaratnya, intake harus terletak di
tikungan luar aliran atau di bagian sungai yang lurus dan harus dihindari
penempatan intake di tikungan dalam aliran.
c. Kondisi hidraulik dan morfologi sungai di bendung; temasuk angkutan
sendimennya adalah factor yang harus dipertimbangkan pula dalam pemilihan
lokasi bendung yang meliputi:
 Pola aliran sungai; kecepatan, dan arahnya pada waktu debit banjir, sedang
dan kecil,
 Kedalam dan lebar muka air pada waktu debit banjir, sedang dan kecil,
 Tinggi muka air pada debit banjir rencana
 Potensi dan distribusi angkutan sendimen,

Bila persyaratan di atas tidak terpenuhi maka dipertimbangkan pembangunan


bendung di lokasi lai misalnya di sundetan sungai atau dengan jalan pebangunan
pengendalian sungai.
d. Kodisi tanah fundasi; bendung harus ditempatkan si lokasi dimana tanah
fundasinya cukup baik sehinggan bangunan akan stabil. Factor lain yang harus
dipertimbangkan pula yaitu potensi kegempaan, potensi gerusan karena arus dan
sebagainya; secara teknik bendung dapat ditempatkan di lokasi sungai dengan
tanah fundasi yang kurang baik, tetapi bangunan akan membutuhkan biaya yang
tinggi, pelaratan yang lengkap dan pelaksaan yang tidak mudah.
e. Biaya pelaksanaan; beberapa alternative lokasi harus pertimbangkan; yang
selanjutnya biaya pelaksanaan dapt ditentukan berdasarkan pertimbangan
terakhir. Dari beberapa alternatif lokasi ditinjau pula dari segi biaya yang paling
murah dan pelaksanaan yang tidak terlalu sulit.
f. Factor-fakltor lain; yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi bendung
yaitu penggunaan lahan di sekitar bendung, kemungkinan pengembangan daerah
di sekitar bendung, perubahan morfologi sungai, daerah genangan yang tidak
terlalu luas dan ketinggian tanggul banjir.
2) Bendung berdasarkan fungsiya dapat diklafikasi menjadi:
 Bendug penyadap; digunakan sebagai penyadap aliran sungai untuk berbagai
keperluan seperrti untuk irigasi, air baku dan sebagainya
 Bendung pembagi banjir; dibangun di percabangan sungai untuk, sehingga
terjadi pemisahan antara debit banjir dan debit rendah sesuai dengan
kapasitasnya.
 Bendung penahan pasang dibangun dibagian sungai yang dipengaruhi pasang
surut air laut anatar lain untuk mencegah masuknya air asin.
3) Pertimbangan dan kriteria penentuan elevasi mercu
Elevasi mercu bendung ditentukan berdasarkan bebeapa pertimbangan:
 Elevasi sawah tertinggi yang akan diairi,
 Kadaan tinggi air di sawah,
 Kehilangan tekanan mulai dari intake smapai dengan saluran tersier
ditambah kehilangan tekanan akibat exploitasi,
 Tekanan yang diperlukan agar dapat membilas sedimen di undersluice dan
kantong sendimen,
 Pengaruh elevasi mercu bendung terhadap panjang bendung untuk
mengalirkan debit banjir rencana,
 Untuk mendapatkan sifat aliran sempurna

Kriteria lain yang harus dipenuhi dalam penentuan elevasi mercu bendung anatar
lain yaitu:
 Harus terpenuhi pencapain pengaliran air ke seluruh wilayah pengaliran,
 Perkiraan respon morfologi sungai di bagian udik dan hilir terhadap bendung
pada elevasi tersebut,
 Kestabilan bangunan secara keselurahan, biaya pembangunan, dengan tidak
menutup kemungkinan pemilihan lokasi lain.
TUGAS 4
1. Lebar efektif mercu ( Be) dihubungkan dengan lebar mercu yang sebenarnya (B),
yakni jarak antara pangkal-pangkal bendung dan/atau tiang pancang, dengan
persamaan berikut:
Be = B – 2 ( n K p + K p ) H 1

Dimana n = jumlah pilar


K p = koefisien kontraksi pilar

K a = koefisien kontraksi pangkal bendung

H 1 = tinggi energi,m

Harga-harga koefisien K a dan K p diberikam pada tabel 4.1

2. a. lereng pada up stream ( hulu ) mercu biasa dirncanakan vertikal


X
1,85
=2( Hd ¿ ¿
0,85
.y
X
1,85
= 2 ( 1,5 . Hd ¿ ¿
0,85
.y

Hd = 4 m

X = 2 ( 1,5 x 5 ¿ ¿0,85. y
1,85

X
1,85
= 2 ( 6 , 5 ¿ ¿0,85. y
X
1,85
= 9,16. y
y = 0,32 X 1,85
dy
tarik singgung = = yI
dx
d (0,20 . X ¿¿ 1,85)
y
'
= dx
¿

y
'
= 0,37 X 1,85
Momen titik singgang dengan persamaan garis y = ax
Direncanakan 45o (1:1)
Tg 45o = 1, a = 1
y=x
kg
Tg x = y’= = 45o = 1
x
y’ = 0,37 x 0,85

1 = 0,37 x 0,85
0,85
x = 2,7

X = 3,18
TUGAS 5
1. Back water yang dimaksud dala curva untuk mengetaui sampai dimana pengaruh
kenaikan maka air setelah adanya pengampangan ole bendung. Banjak teori yang
mempelajari problema ini antara lain dengan tjara breneo, direct method, standard
method, integration method dsb.
akan tetapi untuk praktisnya, adanya dipakai rumus abb.
L = 2h/i
Dimana : L = pandjangnja pengaruh pengempangan kearah udik, dihitung dari
titik
Bendung
i = miring sungai
h = tinggi kenaikan muka air di titik bendung, akibat pengempangan

Djadi di sebelah udik titik A pengempangan sudah tidak mempujai pengaruh lagi.
Dan tinggi air disitu sudah sama seperti sebelum adanja bendung. Djadi peninggian
tanggul sepandjang sungai itu diperlukan hanja antara titik A dan B sadja

2.

L=? + 61,11

+ 57,21 + 57,21
I =0,0009
+ 53,76

Hitung : hitung panjang ………


H = 61,11 – 57,21 = 3,9 m
t = 57,21 – 53,76 = 3,45 m
I. Perumusan praktis
2. H 2 x 3,9
L= = = 8666 m
I 0,0009

II. Perumusan ruhlman


H = 61,11 – 57,21 = 3,9 m
t = 57,21 – 53,76 = 3,45 m I
H 3,9
= = 1,13
t 3,45
H H
Dari tabe ruhlman . = 1,13 maka ( ) atau
t t
T (1,13) di dapatkan = 2,431 (…)
h
L terpanjang dari pembangunan pada h = 0 jadi t ( )=0
t
t H h
L= (b( )–b( ))
I t t
3,45
= ( 2,431 – 0 )
0,0009
3,45
= x 2,431
0,0032
L = 9319 m
Nomor Perumusan Panjang
(L) (m)
1 Praktis 2437
2 Ruhlman 9319

H h
b( ) dan b ( ) = fungsi dari kenaikan air dimana harga-harga tersebut dapat dilihat
t t
pada tabel rulilman
TUGAS 6
1. a. bangunan intake adalah pada bendung yang berfungsi sebagai penyadap aliran
sungai, mengatur pemasukkan air dan sendimen serta menghindarkan sendimen
dasar sungai dan sampah masuk intake. Terletak di bagian sis bendung, di tembk
pangkang dan merupakan satu kesatuan dengan bangunan pembilas.
b. tata letak
tata letak intake diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi fungsinya dan
bisanya diatur seperti berikut
 sedekat mungkin dengan bangunan pembilas
 merupakan satu kesatuan dengan pembilas,
 tidak menyulitkan penyadapan aliran,
 tidak menimbulkan pengendapan sendimen dan turbulensi aliran di udik intake

c. macam intake
 intake biasa yang umunya direncanakan yaitu intake dengan pintu dan
berlubang satu atau lebih dan dilengkapi deengan pintu dinding banjir, dan
perlengkapan lainnya.
 Intake gorong-gorong; tanpa pintu di bagian udik. Pintu-pintu diletakkan di
bagian hilir gorong-gorong. Lubang intake lebih dari satu dengan lebar
masing-masing lubang kurang dari 2,50 m.

 Intake frontal; pada bendung mejagong di jateng. Intake diletakkan di tembok


pangkal, jauh dari bangunan pembilas/bndung.arah aliran sungai dari udik
frontal terhadap mulut intake sehingga tidak menyulitkan penyadapan aliran.

 Dua intake di satu sisi bendung; dimana pintu intake untuk sisi yang lain
diletakkan di pilar pembilas bendung. Pengaliran ke sisi yang lain itu melalui
gorong-gorong di dalam tubuh bendung. Jumlah gorong-gorong dapat dua
buah Gorong-gorong yang umum di pakai yaitu yang berbentuk bulat.
d. Arah intake, komponen dan letak bangunan
 Arah intake terhadap sumbu sungai dapat diatur seperti berikut.
 Tegak lurus membentuk sudut kira-kira 90o terhadap sumbu sungai,
 Menyudut membentuk sudut antara 45o – 60o terhadap sumbu sungai,
 Keadaan tertentu yang ditetapkan berdasarkan hasil uji model
hidraulik di laboratorium.

Arah intake yang tegak lurus dibandingkan dengan arah yang menyudut
ditinjau dari segi hidraulik lebih menguntungkan arah yang tegak lurus
terhadap sumbu sungai.

Komponen utama bangunan intake terdiri dari.


 Ambang/lantai dinding bangunan tembok sayap ,
 Pintu dan perlengkapannya serta dinding penahan banjir,
 Pilar penempatan pintu bila pintu lebih dari satu buah,
 Jembatan pelayan,
 Rumah pintu
 Saringan sampah,
 Sponeng dan sponeng cadangan, dan lain-lain.

3
2. Diketahui : debit intake = (7+9) = 16 m
¿
Fungsi air (h) = 1,75 m
z = 0,60 m
c = 1,80
ditanya : dimensi lubang
penyelesainnya :
1
Q = c . b .h 2 , dimana c = 1,80
1
16 = 1,80 x b x 1,75 2

16
b = 1,80 x 1,32

b = 6,7 m2 ~ 7 m2
jadi lebar lubang intake dibuat buat dengan lebar masing-masing 2m2
TUGAS 7
1) Hd = 43.65 – 40.52 = 3,13 m
m
V = 0,09
¿
z = 43.65 – 37.47 = 6,18

V2 0,09 2
Hc = Hd +
2g
= 3,13 +
2 x 9,80
= 3,130
z 6,18
Hc = 3,130 = 1,97
4 z
Jika : 3 < Hc < 10
4 6,18
3 < 3,130 < 10
4
3
< 1,97 < 10
Maka : D = L = R =1,1 x z + Hc
D = L = R = 1,1 x 6,18 + 3,130
D = L = R = 9,93 N 10 m

a = 0,15 . Hc Hc
√ z

a = 0,15 . 3,135 3,130


√ 6,18

a = 0,33 N 0,40 m
karena minimal tebalnya 0,40

+ 43.65
Hd = 3,13 m
+ 40.52
V = 0,09
m + 37.47
¿
2a
+ 36.77 a = 0,4
0,80

V2 0,09 2
Ha =
2g
= 2 x 9,8
= 0,0004
L = 10 m
TUGAS 8
1.)
a) Valume kantong lumpur
Volume = 0,0001 x Qn x T
= 0,0001 x 18 x 7 x 24 x 3600
= 665,28 N 666 m3
Q 11
L.B= ¿ = 550 m2
W 0,02
L
Karena ≥ 8 , maka dapat dihitung
B
B = 8 m dan L = 139 m
Qn 11
An = ¿ = 11 m2
Vn 1
Dengan : B = 8 m

b). penentuan In (eksplotasi Normal, kantong sedimen hamper penuh)


An = ( B + m hn ) hn , m = 2
11 = ( 8 +2 hn ) hn
hn = 1 m
 kedalaman air ( hn ) = 1 m
 lebar kantong lumpur ( B ) = 8 m
 keliling basah ( On )
On = B + 2 hn √ m 2+1
= 8 + 2 .1 √ 4 +1
On = 12,47 m
 jari-jari hidrolis . ( Rn )
An 11
Rn = = = 0,88 m
On 12,47
 kecepatan ( Vn )
2 1
Vn = K Rn 3 I 2
2 1
1 = 60 (0,88) 3 I 2
In = 0,000329
c). penentuan Is (eksplitasi pembilasan,kantong lumpur kosong)
Qs = As .Vs
2 1
Vs = Ks. Rs 3 . Is 2

m
Kecepatan pembilasan direncanakan Vs =2
¿
Qs = 0,50 .Qn
3
Qs = 0,50 . 11 = 5,5 m
¿
Qs 5,5
As = = = 2,75 m2
Vs 2
Bs = Bn = 8m
Ab = Bs .Hs
As 2,75
Hs = = = 0,34 m
Bs 8

Os = B + 2 . Hs
Os = 8 + 2 . 0,34 = 8,68 m
As 2,75
Rs = =
Os 8,68
= 0,32 m
2 1
Vs = Ks . Rs 3 Is 2

Ks = 60 (pasangan batu)
2 1
2 = 60 (0,48) 3 . (Is) 2

Is = ¿
Is = 0,0051
Agar pembilasan dapat dilakukan dengan efektif, kecepatan aliran harus di jaga agar
tetap sub kritis ( Fr < 1 )
Vs
Fr =
√ g . hs
2
Fr = = 1,1 < 1
√ 9,81. 0,34
N
tcr = tegangan geser ( 2)
m
m
g = gravitasi ( )
det 2
hs = tinggi air selama pembilasan (m)
Is = kemiringan dasar saluran selama pembilasan
p = kerapatan massa air
tcr = 1000 x 9,81 x 0,34 x 0,0051
N
tcr = 17,01 2
m
dari grafik shilds di dapat diameter partikel yang lebih kecil dari 18 mm dapat dibilas
TUGAS 9
1)
Q = 580 + 9 = 589 𝑚3⁄𝑑𝑒𝑡

z = 55.50 – 51.50 = 4

Hc = 55.50 – 53,00 = 2,5

- Jika 1/3 < 𝑧


𝐻𝐶 <10
Maka : D = L = R = 0,60 Hc+ 1,40
a = 0,20 . 𝐻𝑐
Hc

3 𝑧
- Jika <
4 𝑧
< 10
𝐻𝐶
Maka : D = L = R = HC + 1,1
a = 0,15 . 𝐻𝑐
HC

𝑧

𝑧
4
= = 1,6
𝐻𝑐 2,5

4 𝑧 < 10
3
< 𝐻𝐶

4
< 2 < 10
Maka : D = L = R = Hc + 1,1 . z

= 2,5 + 1,1 . 4

= 6,9 m 6,9 m
𝐻𝑐
a = 0,15 . Hc √
𝑧

= 0,15 . 2,5 2,5


. √
4

= 0,296 m 0,30 m

2a = 2 . 0,30 = 0,6 m

D = ( + 53.00 – (+ 46.00) = 7,5 m

Pemisalan ( b eff = 21- 0,30 = 20,70)

z= 𝑄
𝑏 𝑒𝑓𝑓 589 = 28,45 𝑚2⁄𝑑𝑒𝑡
=
20,70

3 𝑧2 3 28,452
Yc = √ =√ = 9,08 m
9,81
𝑔

𝑧
Vc =
𝑦𝑐 = 28,45 = 3,1 𝑚⁄𝑑𝑒𝑡
9,08

𝑉𝑐
Fr =
√𝑔 . 𝑦𝑐 3,1 = 3,1 = 0,3
= 9,4
√9,81. 9,08

Fr = 1 ( Aliran Kritis )

V1 = √2 𝑔 (1⁄2 . 𝐻 + 𝐷 )
1

= √2 . 9,81 . 2,5 + 7,5 )


(1⁄2

= 19,81 𝑚⁄𝑑𝑒𝑡
𝑧
Y1 = = 28,45 = 1,44 𝑚⁄𝑑𝑒𝑡
19,81
𝑉1

𝑉1 19,81
Fr = =
= 5,27 > 1
√𝑔 . 𝑦 1 √9,81 . 1,44

Fr = 5,27 > 1 (aliran super kritis )


𝑌2
= 1⁄ ( √1 + 8 . 𝐹𝑟2 -1 )
𝑌1 2
𝑌2
= 1⁄ ( √1 + 8 . 5,272 -1 ) = 6,97
𝑌1 2

Y2 = 6,97 . Y1 Y2 =

6,97 . 1,42

= 9,90 m
TUGAS 10
1. 1.) Pada saat air di depan bendung setinggi mercu stilling baris, kosong (asumsi).
2.) Pada saat air banjir ,
2. Gaya – gaya yang bekerja pada bendung
a. Gaya berat
- Gaya berat ini adalah gaya yang di timbulkan oleh berat konstruksinya yang
arahnya vertical ke bawah, yang garisnya kerjanya melalui titik berat konstruksi.
- Peninjauan kita pada setiap 1 (satu) meter lebar, sehingga gaya – gaya yang di
pertimbangkan adalah luas bidang dikalikan dengan berat jenis (BJ) konstruksi.
- Jika konstruksi kita rencanakan dari pasangan batu kali, berat volume (ɣP) = 2,20
ton
.
m3
b. Gaya gempa
- Gaya gempa di hitung pada arah horizontal.
- Garis kerja gempa melalui titik berat konstruksi.
F=K.6.
Dimana :
F = Gaya gempa (ton)

K = Koefisien gempa (tergantung pada lokasi) dan periode ulang serta


jenis tanah

Misal : - T priode ulang 100 tahun

- Jenis tanah aluminium K = 0,21.

c. Gaya tekan lumpur

Diagram tekanan lumpur


- Setelah bendung diperoleh maka akan terjadi endapan lumpur setinggi merecu di up
stremi bendung yang akan memberi tekanan pada tubuh bendung sebesar :
1
PL = . ɣL sub . h2 . Ka
2
Dimana :
PL = Tekanan lumpur (ton)
ɣL sub = Berat volume lumpur dalam bendung tenggelam terus – menerus (
ton
)
m3
H = Tinggi lumpur (m)
Ka = Tekanan lumpur aktif
1
ɣL sub = . ɣT sub . h2 . Ka
2
1
Ka = Tg2 (45ᵒ - )
2
d. Gaya tekan tanah
1
Pa = . ɣT sub . h2 . Ka
2
Pa = Tekanan tanah aktif
1
Pp = . ɣT sub . h2 . Kp
2
Pp = Tekanan tanah pasif
e. Gaya tekanan air (Hidrostatis)
- Gaya tekanan air berfungsi mercu dan pada kolam galak atau kolam olah kosong
1
W= . ɣW . h2 . w
2

f. Gaya tekanan keatas ( uplifl pressuned)


- Seperti kita ketahui bahwa tekanan air berarah kesegala jurusan demikian juga air
yang mengalir dibawah bendung yang di sebut up lift pussele (tekanan keatas).
Yang berusaha menekan tubuh bendung keatas. Dalam perhitungan “up lift
pussele” dicari tekanan pada titik sudut, dan kemudian dapat di cari besarnya gaya
yang bekerja pada tiap – tiap bendung.
- Tekanan pada titik :
LX
UX = (Hx - ∆H) ɣW
L
- Tekanan pada bidang :
U xd = 0,5 . b . (Ux – Ud)

Dimana :

t
Ux = up lift pressone di titik x ( 2)
m

Hx = tinggi titik x dari muka air (m)

Lx = Panjang creep line sampai titik x (m)

L = Panjang total creep line (m)

∆H = Beda tinggi tekanan (m)

b = Panjang bidang yang di tinjau (m)

t
ɣW = Berat volume air (1 3)
m

Uxd = up lift pressone pada bidang Xd (t)

t
Ud = up lift pressene di titik d ( 3)
m
TUGAS 11
1. Sebagai berikut :
a. Bendungan urugan adalah bendung yang dibuat dari urugan tanah ataupun pasir,
konstruksinya cukup sederhana karna tidak se komplek bendung dengan kontruksi
beton ataupun susunan batu kali. Juga dalam pengerjaan nya tidak terlalu
membutuhkan berbagai macam peralatan khusus.
b. Type bendungan urug : bendungan urugan tersedia dalam dua jenis: 
1. bendungan urugan tanah (juga disebut sebuah bendungan tanah atau bendungan
medan) yang terbuat dari tanah yang dipadatkan.
2. bendungan urugan batu. Penampang bendungan urugan menampilkan bentuk
seperti pinggir sungai atau bukit. Sebagian besar bendungan urugan memiliki
bagian tengah atau inti yang terdiri dari bahan kedap air untuk menghentikan
perembesan air melalui bendungan. Inti dapat terbuat dari tanah liat, beton,
atau beton aspal. Bendungan jenis ini adalah pilihan yang baik untuk tempat
dengan lembah yang luas. Bendungan ini dapat dibangun pada batuan keras atau
tanah yang lembut. Untuk bendungan urugan batu, pengisian batu diledakkan
dengan menggunakan bahan peledak untuk memecahkan batu. Selain itu, buah
pecahan batu dihancurkan menjadi pecahan yang lebih kecil untuk mendapatkan
berbagai ukuran tepat untuk digunakan dalam bendungan urugan.

2. Sebagai berikut :
a. Bendungan homogen
Suatu bendungan urugan digolongkan dalam type homogen, apabila bahan yang
membentuk tubuh bendungan tersebut terdiri dari tanah yang hampir sejenis dan
gradasinya (susunan ukuran butirannya) hampir seragam. Tubuh bendungan secara
keseluruhannyaberfungsi ganda, yaitu sebagai bangunan penyangga dan sekaligus
sebagai penahan rembesan air.

b. Bendungan zonal
Bendungan urugan digolongkan dalam tyjpe zonal, apabila timbunan yang
membentuk tubuh bendungan terdiri dari batuan dengan gradasi (susunan ukuran
butiran) yang berbeda-beda dalam urutan-urutan pelapisan tertentu. Pada bendungan
type ini sebagai penyangga terutama dibebankan kepada timbunan yang lulus air
(zone lulus air), sedang penahan rembesan dibebankan kepada timbunan yang kedap
air (zone kedap air). Berdasarkan letak dan kedudukan dari zone kedap aimya, maka
Type ini masih dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu : Bendungan urutan zonal
dengan tirai kedap air atau “bendungan tirai” (front core fill type dam), ialah
bendungan zonal dengan zona kedap air yang membentuk lereng udik bendungan
tersebut.
c.

d. Bendungan sekat
Bendungan urugan digolongkan dalam type sekat (facing) apabila di lereng udik tubuh
bendungan dilapisi dengan sekat tidak sklus air (dengan kekedapan yang tinggi) seperti
lembaran baja tahan karat, beton aspal, lembaran beton bertulang, hamparan plastik,
susunan beton blok, dan lain-lain. Bendungan beton (concrete dam) adalah bendungan
yang dibuat dengan konstruksi beton dengan tulang maupun tidak.

3. Penentuan Fungsi Bendungan


Waduk atau bendungan memiliki banyak fungsi. Maka agar pembangunan
bendungan benar-benar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan, diperlukan
adanya penentuan bendungan sesuai dengan fungsinya. Berikut adalah
beberapa klasifikasi bendungan sesuai fungsi:

 Bendungan untuk penampung air. Fungsi utamanya adalah menyimpan


curah hujan yang besar saat musim penghujan. Kemudian persediaan air
yang sudah ditampung tersebut akan digunakan pada saat debit air dan
curah hujan berkurang.
 Pengalih aliran. Seringkali digunakan untuk irigasi, air baku dan
keperluan industri. Dimana aliran sungai dialihkan menuju saluran
tertentu.
 Waduk pengendali banjir. Fungsi utama waduk/bendungan seperti ini
adalah mengurangi kemungkinan banjir dengan menyimpan atau
memperlambat aliran air.
 Waduk/bendungan serbaguna. Bendungan ini memiliki manfaat lebih
dari satu. Mulai dari pengendali banjir, irigasi, air baku, perikanan,
industri bahkan sampai pariwisata.

4. Memastikan Keamanannya
Bangunan yang bersifat masif dan besar seperti bendungan harus benar-benar
diperhatikan segi keamanannya. Ada beberapa hal yang harus diperiksa
sebelum membangun, yaitu:

 Keamanan dari kemungkinan kegagalan struktural.  Seluruh struktur


waduk/bendungan harus benar-benar memenuhi standar yang sudah
ditetapkan. Mulai dari bahan baku, sampai pengerjaannya agar tidak
terjadi kegagalan atau keringkihan struktur waduk.
 Keamanan dari Kebocoran. Air yang merembes adalah tanda bahaya bagi
sebuah waduk. Terlebih lagi jika sampai terjadi kebocoran. Karena itu
kemungkinan terjadinya rembesan atau bocoran harus sungguh-sungguh
dipantau dan diperiksa sebelum memuat waduk.
 Keamanan dari kegagalan hidrolik.  Pintu-pintu waduk/bendungan atau
sistem pengaliran air yang menggunakan sistem hidrolik harus sesuai
dengan standar dan berfungsi dengan baik. Jangan sampai terjadi
kegagalan sistem hidrolik saat digunakan.
Kondisi Geologi
Selain itu faktor geologi harus menjadi pertimbangan utama. Apakah jenis
bebatuan di lokasi waduk/bendungan mampu menopang fondasi. Juga harus
dilihat apakah material waduk sesuai dengan kondisi tanah yang ada.
Kemudian harus diperhatikan juga sudut kemiringan tanah pada lokasi yang
akan dibangun. Termasuk dengan berapa ketebalan, kekuatan, permeabilitas,
dan bagaimana struktur sesar yang ada di lokasi.
Ketersediaan Material 
Pemeliharaan Bendungan
Hal penting lainnya adalah bagaimana pemeliharaan waduk/bendungan
setelah selesai. Bagian ini harus sudah ditentukan sejak dini. Sebab jika tidak
ada perencanaan atau SOP pemeliharaan waduk yang jelas maka waduk yang
sudah terbangun akan kehilangan daya tahan dan kualitasnya. Pihak yang
nantinya akan mengurus pemeliharaan dan operasional harus sudah jelas sejak
kontraktor akan memulai pembangunan.
UTS BANGUNAN AIR

1. Apa yang kamu ketahui tentang


a. Bendungan
b. Bendung tetap
c. Bendung gerak
Jelaskan perbedaan ketiga konstruksi tersebut. Sket gambar dan beri penjelasan bagian-bagian
konstruksi tersebut.
2. Jelaskan cara pemilihan lokasi Bendung, baik secara teknis dan non teknis.
3. Jelaskan pertimbangan dan kriteria dalam penentuan elevasi mencu bendung.
4. Bagaiman cara menentukan lebar efektif mercu bendung, jelaskan disertai sket gambar.
5. Apa yang dimaksud Backwater pada konstruksi Bendung tetap (Fix Dam). Jelaskan disertai
sket gambar.
6. Rencanakan bentuk mercu bendung tetap (Fix Dam). Dengan data-data sebagai berikut:

 Lereng hulu (up stream) direncanakan vertikal.


 Hd = NIM 1 (satu) angka
 Lereng hilir (down stream)
 Direncanakan kemiringannya 45°
Gambar: bentuk mercu bendung tersebut
NB: untuk elevasi dasar hulu bendung dan hilir bendung (kolom olak) tentukan sendiri.
7. Hitung: Panjang Back water akibat dibangunnya konstruksi bendung tetap (Fix Dam), dengan
data-data sebagai berikut:

L=? + 82.70

+ 78.75 + 78.75
I =0,00 nim
+ 75.30
NB: NIM 2 angka
a. Dengan Metode Perumusan Praktis
b. Dengan Metode Perumusan Ruhlman

Jawaban:

1. a. Bendungan.
Adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau
tempat rekreasi.
b. Bendung tetap
adalah jenis bendung yang tinggi pembendungannya tidak dapat diubah, sehingga muka
air dihulu bendung tidak dapat diatur sesuai yang dikehendaki.
c. Bendung gerak
Adalah jenis bendung yang tinggi pembendungannya dapat diubah sesuai dengan yang
dikehendaki.
Perbedaan bendungan, bendung tetap, bendung gerak
Bendungan berfungsi sebagai penangkap air dan menyimpannya dimusim hujan waktu air
sungai mengalir dalam jumlah besar dan yang melebihi kebutuhan baik untuk keperluan.
Bendung tetap berfungsi untuk meninggikan muka air disungai sampai pada ketinggian yang
diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi. Sedangkan bendung gerak berfungsi
untuk mangatur ketinggian muka air disungai.

Bagian-bagian bendungan.
1. Body of dams (Badan Bendungan).
Merupakan tubuh utama bendungan yang memiliki fungsi untuk menghalangi air.
2. Foundation atau pondasi.
Merupakan struktur dari bangunan bendungan yang berguna menjadi kokohnya
bendungan.
3. Gates atau pintu air.
Struktur ini memiliki kegunaan mengatur, membuka dan menutup aliran air disaluran
dalam pintu ini yang memiliki beberapa bagian, yaitu: Gate leaf (daun pintu); Guide frame
(rangka pengatur arah gerakan); Angker; Hoist.
4. Spill way atau bangunan pelimpah.
Merupakan suatu konstruksi beserta instalasinya yang berguna mengalirkan banjir
yang masuk ke dalam waduk supaya tidak membahayakan bendungan. Bagian-bagiannya
yaitu: Control structure (saluran pengarah dan pengatur aliran); Saluran peluncur, chute,
discharge carrier da floodway (saluran pengangkut debit air); Energy dissipator (bangunan
perendam energi)
5. Canal.
Untuk menampung limpahan air ketika curah hujan tinggi.
6. Reservoir.
Untuk menampung dan menerima limpahan air dari bendungan.
7. Stilling basin.
Untuk mengurangi energi air agar tidak merusak bangunan disekitar muara bangunan.
8. Kelep, valves atau katup.
Merupakan sebuah alat untuk membuka, mengatur, dan menutup aliran air.
9. Drainage gallery.
Berguna sebagai alat pembangkit listrik pada bendungan.
Bagian-bagian bendung.
1. Tubuh bendung.
Berguna untuk menahan laju aliran air dan menaikan level muka air dari elevasi awal.
2. Pintu air.
Untuk mengatur aliran air yang keluar dari saluran baik membuka maupun menutup
aliran air.
3. Pintu pengambilan.
Berperan dalam mengelola jumlah debit air yang masuk ke saluran dan mencegah
benda-benda pada masuk ke saluran.
4. Kolam perendam energi.
Untuk menurunkan kekuatan aliran air pada palung dan sodetan dan notabene masih
memiliki kecepatan yang cukup deras.
5. Pintu penguras.
Untuk menguras bahan-bahan endapan yang terletak dibagian udik pintu tersebut.
2. Lokasi bendung dipilih atas pertimbangan beberapa aspek yaitu:
a. Keadaan topografi.
 Dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi, sehingga harus dilihat elevasi
sawah tertinggi yang akan diairi.
 Bila elevasi tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka elevasi mercu bendung
dapat ditetapkan.
 Lokasi bendung dapat dilihat dari segi topografi dapat diseleksi.
 Disamping itu ketinggian mercu bendung dari dasar sungai dapat pula direncanakan.
b. Kondisi topografi.
 Ketinggian bendung tidak terlalu tinggi bila bendung dibangun dipalung sungai maka
sebaiknya tinggi bendung dari dasar sungai tidak lebih dari 7 meter.
 Sehingga tidak mengulitkan pelaksanaan, penggalian saluran induk dibatasi sampai
dengan kedalaman 8 meter, bila masalah ini dijumpai maka sebaiknya lokasi bendung
dipindah ke tempat lain.
 Penempatan lokasi intake yang tepat dilihat dari segi hidraulik dan angkutan sedimen
sehingga aliran ke intake juga dapat dihindari untuk menjamin aliran lancar masuk ke
intake, salah satu syaratnya intake harus terletak ditikungan luar aliran atau bagian
sungai yang lurus dan harus dihindari penempatan intake ditikungan dalam aliran.
c. Kondisi hidraulik dan morfologi sungai.
 Pola aliran sungai, kecepatan, dan arahnya pada waktu debit air banjir sedang dan
kecil.
 Kedalaman dan lebar muka air pada waktu debit banjir.
 Tinggi muka air pada debit banjir rencana.
 Potensi dan distribusi angkutan sedimen.
d. Kondisi tanah pondasi.
Secara teknis bendung dapat ditempatlkan dilokasi sungai dengan tanah pondasi yang
kurang baik, tetapi bangunan akan membutuhkan biaya yang tinggi, peralatan yang
lengkap dan pelaksanaan yang mudah.
e. Biaya pelaksanaan.
Dari bebrapa alternatif lokasi ditinjau pula dari segi yang paling murah dan
pelaksanaannya yang tidak terlalu sulit.

3. Pertimbangan dan kriteria penentuan elevasi mercu bendung.


 Elevasi sawah tertinggi yang akan diairi.
 Keadaan tinggi air disawah.
 Kehilangan tekanan mulai dari intake sampai dengan saluran tersier kehilangan tekanan
akibat eksploitasi.
 Tekanan yang diperlukan agar dapat membilas sedimen di under stuice dan kantong
sedimen.
 Pengaruh elevasi mercu bendung terhadap panjang bendung untuk mengalirkan debit
sedimen.
 Untuk mendapatkan sifat aliran sempurna.
Kriteria lain yang harus dipenuhi dalam menentukan elevasi mercu bendung.
 Harus terpenuhi pencepatan pengaliran air ke seluruh wilayah pengaliran.
 Perkiraan respon morfologi sungai dibagian udik dan hilir terahadap bendung pada
elevasi tersebut.
 Kestabilan bangunan secara keseluruhan, biaya pembangunan dengan tidak memiliki.
4. Cara menentukan lebar efektif mercu bendung.
Lebar bendung, yaitu jarak antara pangkal (abutment). Sebaiknya lebar bendung ini sama
dengan lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil (bagian yang lurus). Biasanya lebar total
bendung diambil antara 1,0 – 1,2 dari lebar rata-rata sungai pada ruas yang stabil. Agar
pembuatan perendam energi tidak terlalu mahal, maka aliran per satuan lebar hendaknya
dibatasi sampai sekitar 12 – 14 m3/det/m ' dan memberikan tinggi energi maksimum 3,5 – 4,5
m.
Lebar efektif bendung:
Be = B – 2 (n . Kp + Ka) H1
Dengan: Be = lebar efektif bendung.
B = lebar bendung (lebar total – lebar pilar)
n = jumlah pilar
Kp = koefisien kontraksi pilar
Ka = koefisien kontraksi pangkal bd
H1 = tinggi energi

Harga koefisien kontraksi.


Pilar Kp
Berujung segi empat dengan ujung yang dibulatkan 0,002
dengan r ≈ 0,1 t
Berujung bulat 0,01
Berujung runcing 0,00
Pangkal Tembok Ka
Segi empat besudut 90° ke arah aliran 0,20
Bulat bersudut 90° ke arah aliran denga 0,5 He ¿ r >¿ 0,10
0,15 He
Bulat bersudut 45° kea rah aliran dengan r >¿ 0,5 He 0,00

5. Back water curve.


Merupakan curve untuk mengetahui sampai dimana pengaruh kenaikan maka air setelah
adanya pengempangan oleh bendung. Banyak teori yang mempelajari problema ini, method,
integration mentod. Akan tetapi untuk praktisnya, dapat dipakai rumus sebagai berikut:
L = 2h / i
Dimana: L = panjangnya pengaruh pengempangan kea rah udik, dihitung dari titik
i = miring sungai
h = tinggi kenaikan muka air dititik bendung, akibat pengempangan
6. Diketahui: Lereng hulu (up stream) direncanakan vertikal
Hd = 6
Lereng hilir (down stream) direncanakan kemiringannya 45 °
Penyelesaiannya:
No Lereng up stream K n
1 Vertikal 2,0 1,85
2 3:1 1,936 1,836
3 3:2 1,939 1,310
4 3:3 1,873 1,776

Qrencana (Q100), jika Q melampaui Qrencana misalkan 1,5 × Q100, maka akan terjadi gaya isap
pada sebelah hilir (down stream) untuk mempercepat terjadinya gaya isap, maka:
n
X = K (Hd)
n-1

X1,85 = 2 (1,5 . Hd)0,85 . y


X1,85 = 2 (1,5 . 4)0,35 . y
1 1,85
y= X
4,3
dy
titik singgung = = y'
dx

' d ( 0,23 X 1,85 )


y =
dx

= 0,4255 X0,85
Mencari titik singgung dengan persamaan garis y = a . X
Direncanakan kemiringan 45° (1:1)
tg 45° = 1, a = 1
y=x
dy
tg X = y ' = = tg 45° = 1
dx
'
y = 0,4255 X0,85
1 = 0,4255 X0,85
X0,85 = 2,35
X = 2,74
y = 0,23 X1,85
y = 0,23 (2,74)1,85
y = 0,23 . 6,45
y = 1,48 m
Koordinat titik singgung (2,74 ; 1,48)
Bentuk curve mercu bendung dalam tabel persamaan
y = 0,23 X1,85
x y
(m) (m)
0,5 0,60
1,0 0,23
1,5 0,48
2,0 0,83
3,0 1,75
3,9 2,85
4,0 2,98

Bentuk penampang lintang dihulu (up stream) titik tertinggi merencanakan koordinat (0,00 ;
0,00)
Hd = 6
a = 0,282 . Hd = 0,282 . 6 = 1,692
b = 0,175 . Hd = 0,175 . 6 = 1,05
R1 = 0,5 . Hd = 0,2 . 6 = 1,2
7. Hitung: Hitung Panjang Back Water (L)
H = 82.40 – 78.75 = 3.95 m
t = 78,75 – 75,35 = 3,40 m
I. Perumusan Praktis.
2. H 2 .3.95
L= = = 1039,4 m
I 0,0076
II. Perumusan Ruhlman
H 3,95
= = 1,16
t 3,4
H
Dari tabel Ruhlman
t
= 1,16 maka,
H
t ( )
atau t (1,16) didapatkan = 2,32 (interpolasi) L
terpanjang perbandingan pada h = 0

Jadi t ( ht ) = 0
L=
t
I ( ( ) ( ))
t
h
t
−t
h
t

3,4
= (2,431 – 0)
0,0076
L = 2684,2 m
Jadi panjang pengaruh Back Water (L)
Nomor Perumusan Panjang (L)
(m)
1 Praktis 1039,4
2 Ruhlman 2684,2

t ( ht ) dan t ( ht ) = fungsi dari kenaikan air dimana harga-harga tersebut dapat dilihat pada
tabel Ruhlman.
Bangunan air
UAS
soal
1) Diketahui : data-data elevasi muka air bendung tetap, dimana kecepatan rata-rata dihulu
m m
bendung V = 0,NIM ( Nim = 2 angka ) = V = 0,54
det det
Hitung : panjang kolom olak bendung tetap type

+ 53.00
+ 49.40
m + 46.40
V = 0,54
+ 45.20
¿
2a
a
+42.00

L
Penyelesaian :
Hd = 53.00 – 49.40 = 3,6 m
m
V = 0,14
¿
z = 53.00 – 46.40 = 6,6
2 2
V
Hc = Hd +
2g
= 3,6 + 20,54
x 9,80
= 3,6
z 6,6
Hc = 3,6 = 1,83
4 z
Jika : 3 < Hc < 10
4 6,6
3 < 3,6 < 10
4
3
< 1,83 < 10
Maka : D = L = R =1,1 x z + Hc
D = L = R = 1,1 x 6,6 + 3,6
D = L = R = 11,16 11 m

a = 0,15 . Hc Hc
√ z

a = 0,15 . 3,9 3,6


√ 6,6

a = 1,95 2,00 m
karena minimal tebalnya 0,40

+ 53.00
Hd = 3,6 m
+ 49.40
V = 0,54
m + 46.40
¿
2a
+ 45.20 a = 0,4
0,80

V2 0,54 2
Ha =
2g
= 2 x 9,8
= 0,441
L = 11 m
2. Rencanakan bangunan kantong lumpur dengan disertai sket gambar dengan data-data sebagai
berikut:

m3
- Qn = ( 8 + nim ) nim = 1(satu) angka Q = (8+4) = 12
det
- Diameter partikel 0,30 mm, t = 200 C dari drafik VII. I didapatkan kecepatan endap (w),
m
w = 0,03
det
- B direncanakan = 8 m
B = lebar kantong lumpur
- Interval pembilasan = 1 minggu
m3
- Ks = 60 (pasangan batu)
det
m
- Vs = 2
det
- Qs = 0,50.Qn
m
- Vn = 0,5
det
1
3
- K = 60 m
det
NB : volume kantong lumpur ( V )
V = 0,0001 x Qn x T
- Elevasi dasar saluran pembawa setelah hilir bangunan intake + 50.80

Penyelesaian :
b) Valume kantong lumpur
Volume = 0,0001 x Qn x T
= 0,0001 x 17 x 7 x 24 x 3600
= 604,8 N 605 m3
Q 17
L.B= ¿ = 566,67 N 567 m2
W 0,03
L . B = 567 m2
L
Karena ≥ 8 , maka dapat dihitung
B
B = 8 m dan L = 139 m
Qn 17
An = ¿
Vn 0,5
= 3,4 m2
Dengan : B = 8 m
b). penentuan In (eksplotasi Normal, kantong sedimen hamper penuh)
An = ( B + m hn ) hn , m = 2
10 = ( 8 + 2 hn ) hn
hn = 0,9 m
 kedalaman air ( hn ) = 1 m
 lebar kantong lumpur ( B ) = 8 m
 keliling basah ( On )
On = B + 2 hn √ m2+1
= 8 + 2 .0,9 √ 4 +1
On = 12,02 m
 jari-jari hidrolis . ( Rn )
An 17
Rn = =
On 12,02
= 0,83 m
 kecepatan ( Vn )
2 1
Vn = K Rn 3 I 2
2 1
0,5 = 60 (0,83) 3 I 2
In = 0,000089
c). penentuan Is (eksplitasi pembilasan,kantong lumpur kosong)
Qs = As .Vs
2 1
Vs = Ks. Rs 3 . Is 2

m
Kecepatan pembilasan direncanakan Vs = 2
¿
Qs = 0,50 .Qn
3
Qs = 0,50 . 17 = 5 m
¿
Qs 5
As = = = 2,5 m2
Vs 2
Bs = Bn = 8m
Ab = Bs .Hs
As 2,5
Hs =
Bs
=
8
= 0,31 m

Os = B + 2 . Hs
Os = 8 + 2 . 0,31 = 8,62 m
As 2,5
Rs = =
Os 8,62
= 0,29 m
2 1
Vs = Ks . Rs 3 Is 2

Ks = 60 (pasangan batu)
2 1
2 = 60 (0,29) 3 . ( Is) 2

Is = ¿
Is = 0,0058
Agar pembilasan dapat dilakukan dengan efektif, kecepatan aliran harus di jaga
agar tetap sub kritis ( Fr < 1 )
Vs
Fr =
√ g . hs
2
Fr = = 1,15 < 1
√ 9,81. 0,31
N
tcr = tegangan geser ( )
m2
m
g = gravitasi ( )
det 2
hs = tinggi air selama pembilasan (m)
Is = kemiringan dasar saluran selama pembilasan
p = kerapatan massa air
tcr = 1000 x 9,81 x 0,31 x 0,0058
N
tcr = 17,64 2
m
dari grafik shilds di dapat diameter partikel yang lebih kecil dari 18 mm dapat
dibilas

d) panjang kantong lumpur (L)


volume kantong lumpur (U)

3.
+ 56.00
ye
H1= He +53.50
V =1,75 m/det z +51.00
V1
P +49.50
H2=
D 2a
+50.00 y2
+45.00
a
Data-data:
- Beff bendung = 75,30 m
- Data-data elevasi muka air seperti gambar diatas
- Debit banjir rencana (Q100) = (450 + Nim) m3 /det
Nim = 1(satu) Angka
Hitung :
a) Nilai (besarnya) a
b) Ye, Vc, V1, Y1, dan Y2
c) Gambar sket potongan melintang bangunan tersebut data dilengkapi dengan
elevasinya

Peyelesaian :
Q = 450 + 4 = 454 m3 /det
z = 56.00 – 51.00 = 5
Hc = 56.00 – 53.50 = 2,5
z
- Jika 1/3 < <10
HC
Maka : D = L = R = 0,60 Hc+ 1,40

3
a = 0,20 . Hc
z
Hc
z √
- Jika < < 10
4 HC
Maka : D = L = R = HC + 1,1
a = 0,15 . HC
Hc
z √
z 5
=
Hc 2,5
=2

4 z
3
< HC
< 10

4
3
< 2 < 10

Maka : D = L = R = Hc + 1,1 . z
= 2 + 1,1 . 5
= 7,5 m 7,5 m

a = 0,15 . Hc
√ Hc
z

= 0,15 . 2 .
√ 2,5
5
= 0,212 m 0,25 m
2a = 2 . 0,25 = 0,5 m
D = ( + 53.50 – (+ 45.00)) = 8,5 m
Q 452
z= = = 6 m2 /det
b eff 75,30

√ √
2 2
Yc = 3 z = 3 6 = 1,5 m
g 9,81
z 6
Vc = = = 4 m/det
yc 1,5
Vc 4 4
Fr = = = =1
√ g . yc √ 9,81.1,5 4
Fr = 1 ( Aliran Kritis )

√1
V1 = 2 g ( . H 1 + D)
2


= 2 .9,81 ( 12 .2+8,5 )
= 13,65 m/ det
z 6
Y1 = = = 0,44 m/ det
V 1 13,65

V1 13,65
Fr = =¿ = 6,6 > 1
√ g . y1 √ 9,81. 0,44
Fr = 6,6 > 1 (aliran super kritis )
Y2 1
= ( √ 1+8 . Fr 2 -1 )
Y1 2
Y2 1
Y1 2 √
= ( 1+8 . 6,62 -1 ) = 8,8

Y2 = 8,8 . Y1
Y2 = 8,8 . 1,42
= 12,5 m
4. a). apa yang kamu ketahui tentang bedungan urugan jelaskan!
Jawab:
bendungan urgan adalah suatu bendungan yang di bangun dengan cara menimbunkan bahan
bahan seperti: batu, krakal, krikil, pasir, dan tanah pada komposisi tertentu dengan fungsi
sebagai pengempang atau pengangkat permukaan air yang terdapat didalam waduk di
udiknya.

b). jelaskan disertai sket gambar type bendungan urugan


jawab:
Didasarkan pada ukuran butiran dari bahan timbunan yang digunakan, secara umum dapat
dibedakan 2 type bendungan urugan, yaitu:
 bendungan urugan tanah (juga disebut sebuah bendungan tanah atau bendungan medan)
yang terbuat dari tanah yang dipadatkan

 bendungan urugan batu. Penampang bendungan urugan menampilkan bentuk seperti


pinggir sungai atau bukit. Sebagian besar bendungan urugan memiliki bagian tengah atau
inti yang terdiri dari bahan kedap air untuk menghentikan perembesan air melalui
bendungan. Inti dapat terbuat dari tanah liat, beton, atau beton aspal. Bendungan jenis ini
adalah pilihan yang baik untuk tempat dengan lembah yang luas. Bendungan ini dapat
dibangun pada batuan keras atau tanah yang lembut. Untuk bendungan urugan batu,
pengisian batu diledakkan dengan menggunakan bahan peledak untuk memecahkan batu.
Selain itu, buah pecahan batu dihancurkan menjadi pecahan yang lebih kecil untuk
mendapatkan berbagai ukuran tepat untuk digunakan dalam bendungan urugan.

5. ditinjau dari susunan bahan yang membentuk tubuh bendungan, bendungan urugan dapat
digolongkan dalam 3(tiga) tipe.
Jelaskan dengan disertai sket gambar
Jawab:
Ditinjau dari penempatan serta susunan bahan yang membentuk tubuh bendungan untuk
dapat memenuhi fungsinya dengan baik, maka bendungan urugan dapat digolongkan dalam 3
(tiga) type utama, yaitu:
a. Bendungan homogen
Suatu bendungan urugan digolongkan dalam type homogen, apabila bahan yang
membentuk tubuh bendungan tersebut terdiri dari tanah yang hampir sejenis dan
gradasinya (susunan ukuran butirannya) hampir seragam. Tubuh bendungan secara
keseluruhannyaberfungsi ganda, yaitu sebagai bangunan penyangga dan sekaligus sebagai
penahan rembesan air.
b. Bendungan Zonal
Bendungan urugan digolongkan dalam tyjpe zonal, apabila timbunan yang membentuk
tubuh bendungan terdiri dari batuan dengan gradasi (susunan ukuran butiran) yang
berbeda-beda dalam urutan-urutan pelapisan tertentu. Pada bendungan type ini sebagai
penyangga terutama dibebankan kepada timbunan yang lulus air (zone lulus air), sedang
penahan rembesan dibebankan kepada timbunan yang kedap air (zone kedap air).
c. Bendungan urugan bersekat (bendungan sekat)
Bendungan urugan digolongkan dalam type sekat (facing) apabila di lereng udik tubuh
bendungan dilapisi dengan sekat tidak sklus air (dengan kekedapan yang tinggi) seperti
lembaran baja tahan karat, beton aspal, lembaran beton bertulang, hamparan plastik,
susunan beton blok, dan lain-lain.
6. ada beberapa aspek yang perlu disurvey, dipelajari dan dikaji bila mana akan membangun
suatu bendungan.
Jelaskan aspek-aspek apa saja yang perlu disurvey dan dikaji
Jawab:
Sebelum kegiatan survey dimulai, terlebih dahulu supaya diketahui aspek-aspek terpenting
yang mendorong timbulnya gagasan pembangunan sebuah bendungan yang biasanya adalah:
 pentingnya existensi bendungan tersebut ditinjau dari segi-segi ekonomis maupun social
 tujuan-tujuan pokok pembangunan dari bendungan
 fungsi pokok yang akan dibebankan pada calon bendungan
 perkiraan kemampuan teknis dari calon bendungan
 dan lain-lainnya

7. Sebagai berikut :
a. Yang dimaksud pertimbangan bendung stability disini adalah perhitungan kekuatan atau
kekokohan kestabilan kedudukan dari pada konstruksi akibat dari semua gaya yang
bekerja pada tubuh bendug.
b. Stabilitas bendung di tinjau pada beberapa keadaan yang dianggap membahayakan.
Dalam hal ini ditinjau pada berbagai keadaan antara lain :
1. Pada saat air didepan bendung setiggi mercu dan di stillng barn kosong.
2. Pada saat air banjir (Q rendah)

8. Penyelesaian :
a. Gaya gaya yang terjadi :
1. Gaya berat adalah gaya yang ditimbulkan oleh berat konsttruksinya yang arahnya
vertikal kebawah yang garis kerjanya melalui titik berat konstruksi.
2. Gaya gempa yang dihitungnya dengan arah horizontal, dan garis kerjanya juga
melalui titik berat konstruksi.
3. Tekanan lumpur yang berasal dari endapan ketika bendung suda dioperasikan yang
endapannnya bisa sampai tinggi mercu yang mana memberi tekanan pada tubuh
bendung.
4. Tekanan tanah adalah tekanan yang diterma badan bendung dar arah bawah, sifat
tanah yang tidak stabil akan sangat mempengaruhi kerapuhan tubuh bendung.
5. Tekanan air pada tinggi mercu dan pada kolam gerak atau kolam olah kosong.
6. Gaya ke atas oleh air yang mengalir pada bawah bendung yang berusaha menekan
tubuh bendung ke atas.
b. Persyaratan stabilitas bendung :
Yang diketahui :

c.)

1. Bendung tetap adalah penampung air disuatu aliran sungai untuk mengendalikan
banjir pada saat musim hujan yang kemudian dikeluarkan pada saat musim
kemarau, bendungan yang memiliki tinggi muka air cukup berfungsi sebagai
sumber tenaga listrik.

Gambar : bendung tetap


2. Bendung gerak adalah bangunan air yang berfungsi untuk meninggikan tinggi muka
air agar air yang ada di sungai dapat dialirkan dengan baik(irigasi) dan dapat
dipindah pindah.
Gambar : bendung gerak
a. Fungsi bendung tetap untu meninggikan muka air. Untuk sadap dan
kebutuhan irigasi.
b. Fungsi bendung gerak yaitu untuk kebutuhan air baku dengan segala manfaat
dalam keairan.
Karya Ilmiah tentang Pencemaran Air
Maret 12, 2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Air sangat dibutuhkan oleh setiap mahluk hidup. Di kota-kota besar di Indonesia, dampak
pencemaran air terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia serta ekosistem telah menimbulkan
kerugian ekonomi yang sangat besar. Tubuh organisme 90% terdiri dari air. Air fungsinya sebagai pelarut
dalam tubuh, bahan baku berbagai proses di dalam tubuh, dan sebagai keperluan sehari-hari. Jika tidak
ada air tumbuhan akan layu bahkan akan mati jika kekurangan air. Apabila perairan kemasukan bahan-
bahan pencemar, maka perairan tersebut akan tercemar.

Maka dari itu, saya membuat karya ilmiah dengan judul Pencemaran Air adalah untuk mengetahui
seberapa besar bahaya yang mengancam akibat Pencemaran Air ini. Banyak sekali orang-orang yang
melakukan hal yang menyebabkan Pencemaran Air, entah mereka tidak tahu, atau mereka tahu tetapi
dibiarkan saja. Karena itu saya membuat karya ilmiah sederhana ini dengan tujuan mengingatkan
bahaya Pencemaran Air .

1.2  Rumusan Masalah 

1.  Apa yang dimaksud dengan pencemaran air?  

2.  Apa Penyebab pencemaran air?

3. Apa dampak yang ditimbukan dari pencemaran air tersebut?

4.  Bagaimana usaha mengatasi pencemaran air?

5. Bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasi masalah pencemaran air di DKI Jakarta?
1.3  Tujuan

1. Untuk memberikan kesadaran kepada kita betapa pentingnya menjaga dan memelihara

lingkungan kita agar terlindungi dari pencemaran air

2.  agar kita dapat mengetahui bahaya dan pengaruh akibat terjadinya pencemaran air

1.4 Cara Pengumpulan Data 


Penulis memperoleh data sebagai bahan dalam penulisan Karya Ilmiah ini, penulis melakukan kajian
pustaka, dan melakukan browsing internet.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pencemaran air

       Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya.
Banyak air tawar yang tercemar berat oleh sisa-sisa pembuangan kotoran dan cairan pembuangan
limbah rumah tangga ke dalam sungai. Cairan pembuangan adalah sisa-sisa pembuangan dalam suatu
bentuk cairan yang dihasilkan oleh proses industri dan kegiatan rumah tangga. Pencemaran air oleh
cairan ini berupa zat-zat racun, bahan-bahan yang mengendap atau deoksigenasi.

       Menurut Data Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Jakarta (2011) menyebutkan bahwa 90 persen
air tanah di Jakarta sudah tercemar oleh logam, nitrat dan e-coli. Pencemaran tidak hanya terjadi pada
air tanah, tapi juga pada sumber-sumber air yang memasok jaringan pelayanan publik. Sedangkan air
dari sumur penduduk selain umumnya telah tercemar oleh bakteri, juga terdapat kandungan logam
bahkan pada sebagian wilayah terasa asin karena kadar garam meningkat. Bahkan menurut
Kementerian Lingkungan Hidup, air sungai Ciliwung di wilayah Jakarta sudah “no class.” Pemerintah
telah berusaha menurunkan beban pencemaran sungai Ciliwung, namun tidak mudah. Beban
pencemaran ideal menurut KLH berkisar 7.019 kilogram per hari. Sedangkan saat ini beban pencemaran
Ciliwung berada pada kisaran 29.231 kg per hari. Artinya, perlu penurunan beban pencemaran sekitar 76
persen agar kembali normal.
       Secara garis besar, ada dua tipe polutan yang masuk ke dalam perairan yaitu: pertama, zat yang
memperkaya perairan sehingga merangsang pertumbuhan mikroorganisme dan alga, dan yang kedua
adalah materi-materi yang bersifat racun sehingga dapat membunuh mikroorganisme yang hidup dalam
air. Zat yang memperkaya perairan pada umumnya sampah organik yang dibuang oleh manusia dan
terbawa ke perairan, kotoran dan deterjen.
       Pencemaran air dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu;

1.    Pencemaran kimia berupa senyawa karbon dan senyawa anorganik.

2.    Pencemaran fisika yang dapat berupa materi terapung dan materi tersuspensi,

3.    Pencemaran biologi yang dapat berupa mikroba phatogen, lumut dan tumbuh-tumbuhan air.

2.2    Penyebab pencemaran air

1.      Limbah Rumah tangga

Limbah pemukiman mengandung limbah domestik yang berupa sampah organik dan sampah
anorganik serta deterjen. Selain sampah organik dan anorganik, deterjen merupakan limbah pemukiman
yang paling potensial mencemari air. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh P4L (Pusat Penelitian
Pengembangan Perkotaan dan Lingkungan DKI Jakarta) dikemukakan bahwa 80% sumber pencemaran
sungai yang mengalir di Jakarta ini berasal dari limbah rumah tangga dan hanya 20% yang berasal dari
buangan limbah industri. Kenyatannya pada saat ini hampir semua rumah tangga menggunakan
deterjen.

2.      Limbah Industri

Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air antara lain: logam berat,
toksin,minyak, nutrien, dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang
dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

2.3    Dampak pencemaran air

Pencemaran air juga dapat mengakibatkan dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup
diantaranya adalah sebagai berikut :

1.      Dapat mengakibatkan banjir karena saluran air yang tertutup

2.      Sulitnya mencari sumber air bersih baik untuk minum maupun kebutuhan sehari-hari

3.      Menjadi sumber penyakit bagi makhluk hidup

4.      Rusaknya ekosistem

5.      Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat


6.      kerugian bagi orang yang bermata pencaharian berhubungan dengan ikan seperti nelayan atau petani
tambak.

2.4     Usaha Mengatasi Pencemaran Air bagi Kehidupan Manusia

Banyak tindakan yang dapat dilakukan oleh masyarakat sebagai cara penanggulangan pencemaran
air yaitu :

1.    Tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, dan sebagainya.

2.    Tidak menggunakan sungai untuk wahana tempat MCK

3.    Tidak minum air dari sungai, atau sumur, tanpa dimasak dahulu

4.    Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber mata air
agar tidak tercemar.

5.    Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.

6.    Melakukan penanaman pohon. Pohon selain bisa mencegah longsor, diakui mampu menyerap air dalam
jumlah banyak. Itu sebabnya banyak bencana banjir akibat penebangan pohon secara massal. Padahal,
pohon merupakan penyerap air paling efektif dan handal.

2.5    Upaya pemerintah DKI Jakarta dalam mengatasi pencemaran air

Dalam menyikapi permasalahan pencemaran air ini, terdapat beberapa cara


penanggulangannya, yaitu :

1. Membuat undang-undang:
          Untuk menanggulangi masalah pencemaran, pemerintah DKI Jakarta telah mengeluarkan
beberapa perda dan keputusan gubernur yg terkait masalah kebersihan dan lingkungan hidup,
seperti :

ð        Perda DKI Jakarta no. 12 tahun 1971 tentang pencegahan pengotoran udara, air & lepas pantai
dalam wilayah DKI Jakarta

ð        Keputusan gubernur DKI Jakarta no. 1189 thn 1983 tentang Pedoman Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) akibat kegiatan industri dan lain-lain di wilayah DKI Jakarta

2. Penambahan Fasilitas yang Sesuai


       Upaya penambahan fasilitas yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah untuk
mengurangi pencemaran yang terjadi di wilayah DKI Jakarta, sebagai berikut :
       Menyediakan WC berjalan

       Menambah jumlah mobil penyedot tinja

       Dan sebagainya

3 Penghijauan
       Usaha penghijauan yang telah dilakukan oleh Pemda DKI Jakarta, antara lain melalui
progam “penanaman sejuta pohon” di lima wilayah DKI Jakarta. Setiap badan atau instansi
diwajibkan memelihara tanaman, menanam pohon di sepanjang jalan protokol & membuat
taman di tempat-tempat keramaian.

BAB III

PENUTUP

3.1    Kesimpulan

Dari uraian tersebut maka saya dapat menyimpulkan bahwa :

1.    Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya penyebab pencemaran air adalah
aktivitas manusia yang menciptakan limbah rumah tangga. Selain itu pencemaran air juga disebabkan
dari limbah industri yang dibuang sembarangan di sungai, selokan, laut, dan lain-lain.

2.    Apabila air yang sudah tercemar bakteri diminum secara terus menerus, maka dalam jangka lama kita
bisa mengidap penyakit berbahaya, seperti kanker, dan sebagainya.

3.    Upaya penanggulangan pencemaran air dimulai dengan tidak membuang sampah rumah tangga
sembarangan di sungai. Selain hal itu, penanggulangan pencemaran air dengan cara penanaman pohon
dapat mencegah longsor dan dapat menyerap banyak air bersih.

3.2    Saran

       Saya sebagai penulis, menyarankan beberapa hal agar pencemaran air di DKI Jakarta tidak semakin
memburuk yaitu dengan cara :
»         Tidak membuang sampah ke sungai, selokan, dan sebagainya

»         Kurangi penggunaan air untuk kegiatan yang kurang berguna dan gunakan dalam jumlah yang tepat.

»         Kurangi penggunaan detergen.

»         Kurangi konsumsi obat-obatan kimia berbahaya. Obat-obatan kimia yang berbahaya merupakan salah
satu penyebab rusaknya ekosistem air

»         Tidak menggunakan sungai untuk wahana tempat MCK

 
 

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Air, pencemaran (2009). Pencemaran air. From  http://anasjuara1.blogspot.com/  , 12 Februari 2015

Fifteen(2011). Makalah pencemaran air. From  http://fifteen-15-fifteen.blogspot.com/2011/12/makalah-


pencemaran-air.html  , 12 Februari 2015

Pustaka, kajian (2012). Sumber dan dampak pencemaran air.


From  http://www.kajianpustaka.com/2012/11/sumber-dan-dampak-pencemaran-air.html  , 12 Februari
2015

Pendidikan, seputar(2014). Dampak pencemaran udara dan air.


From  http://laportadoradesuenos.blogspot.com/2014/12/dampak-penyebab-pencemaran-udara-dan-
air.html  , 12 Februari 2015

Blog, welcome to yeye’s (2013).Dampak pencemaran air.


From  http://yelindalesmana.blogspot.com/2013/04/dampak-pencemaran-air.html  , 17 Februari 2015

A, gemma pramuditho (2011). Upaya pemerintah dalam mengatasi pencemaran air di DKI Jakarta.
From  http://6bpramudithodb3.wordpress.com/2011/03/21/upaya-pemerintah-dki-jakarta-mengatasi-
pencemaran/  , 17 Februari 2015

Anda mungkin juga menyukai