Disusun Oleh :
KELOMPOK 13
1. M. Rafif Gayuh Islami B.231.16.0378
2. Christine Permatasari I B.231.16.0388
3. Anisatul Muawanah B.231.16.0486
4. M. Riza Fahlevi B.231.16.0487
5. Agus Purwanto B.231.16.0592
Kelompok 13
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
.........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................
........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................
.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
........................................................................................................................1
A. Latar belakang.............................................................................
...................................................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................
...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
........................................................................................................................3
A. Pengertian Negara.......................................................................
...................................................................................................3
1. Unsur Negara........................................................................
............................................................................................3
2. Bentuk Negara......................................................................
............................................................................................4
3. Bentuk Kenegaraan..............................................................
............................................................................................4
4. Sifat-sifat Negara..................................................................
............................................................................................4
B. Pengertian Warga Negara............................................................
...................................................................................................5
C. Pengertian Hak dan Kewajiban...................................................
...................................................................................................7
iii
1. Pengertian Hak.....................................................................
............................................................................................7
2. Pengertian Kewajiban...........................................................
............................................................................................7
D. Hubungan Negara dan Warga Negara.........................................
...................................................................................................8
1. Teori Hubungan Negara dengan Warga Negara..................
............................................................................................9
2. Asas, Sifat, Wujud Hubungan Warga Negara dengan
Negara..................................................................................
..........................................................................................10
E. Studi Kasus yang terjadi tentang Negara dan warga Negara......
.................................................................................................12
BAB III PENUTUP..........................................................................................
......................................................................................................................15
A. Kesimpulan..................................................................................
.................................................................................................15
B. Saran............................................................................................
.................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
......................................................................................................................16
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Warga negara memiliki peran yang penting bagi keberlangsungan
sebuah negara. Oleh karena itu, hubungan antara warga negara dan negara
sebagai institusi yang menaunginya memiliki aturan atau hubungan yang
diatur dengan peraturan yang berlaku di negara tersebut. Agar dapat
memiliki status yang jelas sebagai warga negara, pemahaman akan
pengertian, sistem kewarganegaraan serta hal-hal lain yang menyangkut
warga negara hendaknya menjadi penting untuk diketahui. Dengan memiliki
status sebagai warga negara, orang memiliki hubungan dengan negara.
Hubungan ini nantinya tercermin dalam peran, hak dan kewajiban secara
timbal balik antara warga negara dengan negaranya.
Terbentuknya negara indonesia di latar belakangi oleh perjuangan
seluruh bangsa, sudah sejak lama indonesia menjadi incaran banyak negara
atau bangsa lain, karena potensinya yang besar dilihat dari wilayah yang
luas dengan kekayaan alam yang banyak, kenyataannya ancaman datang
tidak hanya datang dari luar, tetapi juga dari dalam. Terbukti setelah
perjuangan bangsa tercapai dengan terbentuknya NKRI, ancaman dan
gangguan dari dalam juga timbul, dari yang bersifat kegiatan fisik sampai
yang ideologis. Meski demikian, bangsa Indonesia memegang suatu
komitmen bersama untuk tegaknya NKRI. Dorongan kesadaran negara yang
dipengaruhi kondisi dan letak geografis dengan dihadapkan pada
lingkungan dunia yang serba berubah akan memberikan motivasi dalam
menciptakan suasana damai, salah satu unsur penting dalam membangun
masyarakat demokratis ke dalam peranan negara, negara demokratis adalah
yang ikut terlibat dalam pertumbuhan masyarakat demokratis, pada saat
yang sama masyarakat demokratis harus bersinergi dengan negara dalam
membangun peradaban demokrasi.
1
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakanag di atas, maka dapat di uraikan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Negara dan Warga Negara?
2. Apa saja Hak dan kewajiban Negara dan warga Negara?
3. Bagaimana Hubungan Negara dan warga Negara?
4. Apa Contoh Kasus yang terjadi tentang warga Negara ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Negara
Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok manusia yang
mendiami suatu wilayah tertentu dan mengetahui adanya satu pemerintahan
yang mengurus tata tertib dan keselamatan kelompok tersebut. Negara juga
diartikan sebagai suatu perserikatan yang melaksanakan satu pemerintahan
melalui hokum yang mengikat masyarakatnya demi ketertiban sosial.
Negara merupakan alat masyarakat yang mempunyai kekuasaan
untuk mengatur hubungan antar manusia dalam masyarakat. Negara dapat
memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan.
Tugas utama Negara yaitu :
a. Mengatur dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat
yang bertentangan satu sama lain.
b. Mengatur dan menyatukan kegiatan manusia dan golongan untuk
menciptakan tujuan bersama yang disesuaikan dan diarahkan pada
tujuan Negara.
1. Unsur Negara
a. Konstitutif : Negara meliputi wilayah udara, darat, perairan, rakyat,
dan pemerintahan yang berdaulat.
b. Wilayah : Batas wilayah suatu negara ditentukan dalam perjanjian
dengan negara lain. Perjanjian itu disebut Perjanjian Internasional,
Perjanjian dua negra disebut Perjanjian Bilateral, sedangkan apabila
dilakukan oleh banyak negara disebut Perjanjian Multilateral
c. Rakyat : Harus ada orang yang berdiam di negara tersebut dan
untuk menjalankan pemerintahan.
d. Pemerintah : Negara harus mempunyai suatu badan yang berhak
mengatur dan berwenang merumuskan serta melaksanakan
peraturan yang mengikat rakyatnya.
3
2. Bentuk Negara
a) Negara Kesatuan (Unitarisme)
Negara yang merdeka dan berdaulat, dimana kekuasaannya atau
pemerintahannya berada di Pusat.
b) Bentuk Negara Kesatuan
c) Negara dengan sistem sentralisasi
Segala sesuatu dalam negara diatur langsung oleh pemerintah pusat
Dampak Positif:
Berlakunya peraturan yang sama di setiap wilayah Negara
Penghasilan daerah dapat digunakan untuk keperluan seluruh
Negara.
3. Bentuk Kenegaraan
a) Negara Dominion : Bentuk ini hanya terdapat di lingkungan
kerajaan Inggris. Negara Dominion adalah semua Negara jajahan
Inggris, dan tetap mengakui Raja Inggris sebagai rajanya walaupun
Negara tersebut sudah merdeka. Negara-negara tersebut tergabung
dalam “The British Commonwealth of Nations”.
b) Negara Uni : Gabungan dua negara dengan satu kepala Negara.
Uni Riil : Terjadi karena adanya perjanjian
Uni Personil : Terjadi karena kebetulan
c) Negara Protektorat : Negara yang berada di bawah perlindungan
Negara lain.
4. Sifat-sifat Negara
Memaksa, Negara mempunyai kekuasaan untuk menggunakan
kekerasan fisik secra legal agar tercapai ketertiban dan mencegah
timbulnya anarki.
Monopoli, Negara mempunyai hak kuasa tunggal dalam
menetapkan tujuan bersama dari masyarakat.
4
Sifat mencakup semua, Semua peraturan perundang-undangan
berlaku untuk setiap orang tanpa kecuali.
5
9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah megara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui.
10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya.
11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan
ibu WNI, yang karena ketentuan dari Negara tempat anak tersebut
dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang
bersangkutan.
12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Selain itu, diakui pula sebagai WNI bagi:
1. Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18
tahun dan belum kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang
berkewarganegaraan asing.
2. Anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara sah
sebagai anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan.
3. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan
bertempat tinggal di wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh
kewarganegaraan Indonesia.
4. Anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara
sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI.
Kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seseorang yang
termasuk dalam situasi sebagai berikut:
1. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan
bertempat tinggal di wilayah Republik Indonesia, yang ayah atau
ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia
2. Anak warga negara asing yang belum berusia lima tahun yang diangkat
anak secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga
negara Indonesia.
6
Jadi, warga negara adalah orang yang tinggal di suatu negara dengan
keterkaitan hukum dan peraturan yang ada dalam negara tersebut serta
diakui oleh negara, baik warga asli negara tersebut atau pun warga asing dan
negara tersebut memiliki ketentuan kepada siapa yang akan menjadi warga
negaranya.
2. Pengertian Kewajiban
Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang
semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak
dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut
secara paksa oleh yang berkepentingan (Prof. Dr. Notonagoro).
Sedangkan Kewajiban adalah Sesuatu yang harus dilakukan dengan
penuh rasa tanggung jawab. Contohnya : melaksanakan tata tertib di
sekolah, membayar SPP atau melaksanakan tugas yang diberikan guru
dengan sebaik-baiknya dan sebagainya.
7
dengan undang-undang sebagai warga negara. Dan pada ayat (2),
syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-
undang.
b) Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahannya, wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), tiap-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
c) Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
d) Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta
dalam pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih
lanjut diatur dengan undang-undang.
8
begitu, tapi apa daya sampai sekarang boleh di hitung dengan sebelah
tangan seberapa jauh negara menjalankan kewajibannya. Boleh dihitung
juga berapa banyak negara menuntut haknya.
Bukan hal yang aneh ketika sebagian rakyat menuntut kembali
haknya yang selama ini telah di berikan kepada negara sebagai jaminan
negara akan menjaga serta menjalankan kewajibannya. Negara sebagai
sebuah entitas dimana meliputi sebuah kawasan yang diakui (kedaulatan),
mempunyai pemerintahan, serta mempunyai rakyat. Rakyat kemudian
memberikan sebagian hak-nya kepada negara sebagi ganti negara akan
melindunginya dari setiap mara bahaya, serta berkewajiban untuk mengatur
rakyatnya. Hak-hak rakyat tadi adalah kewajiban bagi sebuah negara. Hak
untuk hidup, hak untuk mendapatkan kerja serta hak-hak untuk
mendapatkan pelayanan umum seperti kesehatan, rumah, dan tentunya hak
untuk mendapatkan pendidikan. Semuanya itu harus mampu dipenuhi oleh
negara, karena itulah tanggung jawab negara. Kalau hal itu tak bisa dipenuhi
oleh sebuah negara maka tidak bisa disebut sebuah negara.
1. Teori Hubungan Negara dengan Warga Negara
1) Teori Marxis
Menurut teori Marxis, negara hanyalah sebuah panitia
yang mengelola kepentingan kaum borjuis, sehingga sebenarnya
tidak memiliki kekuasaan yang nyata. Justru kekuasaan nyata
terdapat pada kelompok atau kelas yang dominan dalam
masyarakat (kaum borjuis dalam sistem kapitalis dan kaum
bangsawan dalam sistem feodal).
2) Teori Pluralis
Dalam pandangan teori pluralis, negara merupakan alat
dari masyarakat sebagai kekuatan eksternal yang mengatur
negara. Dalam masyarakat terdapat banyak kelompok yang
berbeda kepentingannya, sehingga tidak ada kelompok yang
terlalu dominan. Untuk menjadi mayoritas, kepentingan yang
beragam ini dapat melakukan kompromi.
9
3) Teori Organis
Menurut teori Organis, negara bukan merupakan alat dari
masyarakatnya, tetapi merupakan alat dari dirinya sendiri. Negara
mempunyai misinya sendiri, yaitu misi sejarah untuk menciptakan
masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu, negara harus
dipatuhi oleh warganya sebagai lembaga diatas masyarakat.
Negaralah yang tahu apa yang baik bagi masyarakat secara
keseluruhan. Pandangan ini merupakan dasar bagi terbentuknya
negara-negara kuat yang seringkali bersifat otoriter bahkan
totaliter.
4) Teori Elite Kekuasaan
Teori ini muncul sebagai bentuk kritik terhadap teori
pluralis. Menurut teori ini, meskipun masyarakatnya terdiri dari
bermacam-macam kelompok yang pluralitas, tetapi dalam
kenyataannya kelompok elite penguasa datang hanya dari
kelompok masyarakat tertentu, meskipun secara hukum semua
orang memang bisa menempati jabatan-jabatan dalam
negara/pemerintah
10
Hubungan hukum yang sederajat dan timbal balik,
adalah sesuai dengan elemen atau ciri-ciri negara hukum
Pancasila, yang meliputi :
a. Keserasian hubungan antara pemerintah dengan
rakyat berdasarkan asas kerukunan
b. Hubungan fungsional yang proporsional antara
kekuasaan lembaga negara
c. Prinsip fungsional yang proporsional antara
kekuasaan lembaga negara
d. Prinisp penyelesaian snegketa secara musyawarah dan
peradilan merupakan sarana terakhir.
e. Keseimbangan antara hak dan kewajiban (Hadjoen,
1987: 90)
Di dalam pelaksanaan hubungan hukum tersebut
harus di sesuaikan juga dengan tujuan hukum di negara
Pancasila yaitu “... Memelihara dan mengembangkan budi
pekerti kemanusiaan serta cita-cita moral rakyat yang
luhur berdasarkan ketuhanan yang maha esa” (Klili
Rasjididan Arief Sidharta, 1988: 172).
b) Hubungan yang bersifat politik
Kegiatan poliik (Peran politik) warga negara ldama
bentuk partisipasi (mempengaruhi pembuatan
kebijaksanaan) dan dalam bentuk subyek (terlibat dalam
pelaksanaan kebijaksanaan) misalnya : Menerima perauran
yang telah di tetapkan.
Sifat hubungan politik antara warganegara dengan
pemerintah di Indonesia yang berdasarkan kekeluargaan,
akan dapat menunjang terwujudnya pengambilan
keputusan politik secara musyawarah mufakat, sehingga
kehidupan politik yang dinamis dalam kestabilan juga
masih terwujud.
11
3) Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara
a) peran pasif, yakni merupakan kepatuhan terhadap
peraturan perudnang-undangan yang berlaku sebagai
cermin dari seorang warga negara yang taat dan patuh
kepada negara. Contoh : membayar pajak, menaati
peraturan lalu lintas.
b) Peran aktif : yakni merupakan aktivitas warga negara
untuk ikut serta mengambil bagian dalam kehidupan
bangsa dan negara Contoh : memberikan Hak suara pada
saat pemilu
c) Peran positif : yakni merupakan aktivitas warga negara
untuk meminta pelayanan dari negara / pemerintah
sebagai konskeuensi dari fungsi pemerintah sebagai
pelayanan umum (public service) Contoh : mendirikan
lembaga sosial masyarakat LSM)
d) Peran Negatif, yakni merupakan aktivitas warga negara
untuk menolak campr tangan pemerintah dalma persoalan
yang bersifat pribadi. Contoh : Kebebasan warga negara
untuk memeluk ajaran agama yang diyakininya.
12
"Jadi saksi untuk tersangka TCW," ucap Kepala Bagian Pemberitaan
dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha saat dikonfirmasi, Kamis (2/10/2014).
Bersamaan dengan itu, KPK memeriksa saksi lain dari perusahaan
swasta. Mereka adalah staf marketing PT Matesu Abadi Donniaanus Robby,
karyawan PT Sarandi Karya Nugraha Nurraeni Setya, dan Karyawan PT
Dharma Polimental Santosa B Kusuma.
KPK sebelumnya menetapkan Gubernur Banten non-aktif Ratu Atut
Chosiyah dan adiknya Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan sebagai
tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek pengadaan alkes di
lingkungan Dinas Kesehatan Pemprov Banten tahun anggaran 2012-2013.
Dalam kasus ini Atut dan Wawan disangkakan melanggar Pasal 2
ayat 1 atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) juncto Pasal 55 ayat 1
ke-1 KUHP.
Pada saat bersamaan, KPK juga mendalami kasus dugaan korupsi
proyek Pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang,
Sumsel, dan proyek Pembangunan Gedung Serba Guna di Pemprov Sumsel
tahun anggaran 2010-2011. Pada kasus itu KPK telah menetapkan Kepala
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Sumsel Rizal Abdullah sebagai
tersangka.
Untuk itu, hari ini KPK memeriksa bekas anak buah Rizal di Dinas
PU Cipta Karya Pemprov Sumsel, yakni M Arifin. "Dia jadi saksi untuk
tersangka RA," ujar Priharsa.
KPK menetapkan Rizal Abdullah sebagai tersangka dalam kasus
dugaan korupsi proyek Pembangunan Wisma Atlet SEA Games di
Jakabaring, Palembang, Sumsel dan proyek Pembangunan Gedung Serba
Guna di Pemprov Sumsel tahun anggaran 2010-2011.
Penetapan tersangka terhadap Rizal yang sebelumnya menjabat
sebagai Ketua Komite Pembangunan Wisma Atlet dan Kadis PU Cipta
Karya Pemprov Sumsel itu merupakan pengembangan dari kasus korupsi
13
proyek Wisma Atlet di mana salah satunya menjerat bekas Bendahara
Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin.
Atas perbuatannya, anak buah Gubernur Sumsel Alex Noerdin itu
dijerat dengan Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantaasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
(Yus)
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Warga Negara adalah sebuah rakyat yang mendiami sebuah
wilayah dalam sebuah komunitas atau bisa disebut dengan Negara,
Negara adalah suatu wilayah yang memiliki sistem atau aturan yang berlaku
bagi semua Kelompok atau individu di wilayah tersebut, Warga Negara dan
Negara saling bekaitan terlihat dari sejarah terbentuknya suatu Negara,
Hukum Negara harus di patuhi karena hokum Negara bersifat mutlak.
B. Saran
Kita harus berhati-hati dalam bertindak karena setiap tindakan kita
pasti akan memiliki tanggung jawab, contohnya seperti kasus di berita di
atas, seorang gubernur menghabiskan uang rakyat,dan akhirnya gubernur
tersebut berhasil di cekal dengan pasal-pasal yang berlaku di
Indonesia,sekiranya itu saja saran dari semoga bermanfaat. Kurang lebihnya
mohon maaf.
15
DAFTAR PUSTAKA
16