MELAHIRKAN
https://bit.ly/PretestMHIYPH1
2
Materi 1
Kondisi dimana seorang individu mempunyai masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan,
dan/atau kualitas hidup sehingga memiliki risiko mengalami gangguan jiwa.
Masalah Kejiwaan
Kondisi dimana seorang individu mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi
dalamGangguan
bentuk Jiwa
sekumpulan gejala dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan
penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia.
Beberapa gangguan jiwa yang sering ditemui pada ibu hamil dan pasca melahirkan yaitu gangguan depresi,
gangguan ansietas/kecemasan, gangguan psikosis dan gangguan stres pasca trauma (PTSD)
1
• Disebut juga sebagai post-partum blues
• Digambarkan sebagai perasaan sedih dan gejala depresi ringan yang bersifat sementara dan terbatas
• Mekanisme terjadinya pada sebagian besar kasus tidak diketahui, namun diduga terkait dengan
perubahan drastis kadar hormon saat kehamilan dan pasca persalinan
• Biasanya, terjadi penurunan drastis pada estradiol, progesteron, dan prolaktin pada waktu setelah
melahirkan. Penurunan hormon ini juga terjadi dalam perubahan suasana perasaan yang terjadi selama
berbagai fase siklus menstruasi
2
8
• Gejala meliputi kesedihan, menangis, kelelahan, lekas marah, kecemasan, penurunan tidur,
penurunan konsentrasi, dan suasana hati yang labil.
• Gejala-gejala ini biasanya berkembang dalam dua hingga tiga hari setelah melahirkan, memuncak
dalam beberapa hari ke depan, dan sembuh dengan sendirinya dalam waktu dua minggu setelah
timbulnya gejala.
9
10
•
•
11
12
• • •
•
• •
• •
• • •
•
•
13
•
Adaptasi dari: Stahl SM. Essential Psychopharmacology: Neuroscientific Basis and Clinical Application. New York: Cambridge University Press; 1996:99-130
• Ansietas merupakan suatu perasaan yang tidak nyaman, khawatir, disertai dengan gejala-gejala
psikologik ataupun fisik.
• Jika menetap dalam waktu lama, tidak mereda, atau intensitas yang kuat, berulang dan mengganggu
fungsi sehari-hari maka menjadi tanda dari gangguan ansietas
Hal ini dapat disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor, yaitu:
14
• Berkeringat
• • Gemetar
• Jantung berdebar
• • Nafas pendek
• • Nadi dan tekanan darah naik
• Mulut kering
• Diare/konstipasi
Perilaku dan Emosi: • Mual/rasa tidak enak di lambung
15
• Khawatir, cemas, dan panik • Nyeri perut/dada
• Tegang, perasaan tidak aman • Kepala terasa ringan
• Bicara berlebihan dan cepat • Pusing
• Gerakan tersentak-sentak • Rasa tercekik
• Takut hilang kendali, takut mati, takut • Ketegangan otot
menjadi gila • Rasa kesemutan atau mati rasa
• Rasa akan pingsan • Sulit tidur
• • •
• •
•
•
• 16
•
Grigoriadis, S. et al. (2018). Maternal Anxiety During Pregnancy and the Association With Adverse Perinatal Outcomes: Systematic Review and Meta-Analysis. The Journal of clinical psychiatry, 79(5), 17r12011
Lonstein J. S. (2007). Regulation of anxiety during the postpartum period. Frontiers in neuroendocrinology, 28(2-3), 115–141. https://doi.org/10.1016/j.yfrne.2007.05.002
• Psikosis ditandai oleh terganggunya kemampuan menilai kenyataan yang melibatkan penyimpangan
fungsi berpikir, yang ditandai dengan halusinasi atau waham
• Dapat terjadi dalam 6 minggu setelah melahirkan dan bisa berlangsung sampai 3 bulan sampai 1
tahun
17
18
• Distorsi persepsi; halusinasi seperti mendengar suara
Kognitif:
atau melihat sesuatu yang tidak nyata
• Emosi yang mendatar
• Distorsi pikiran; kecurigaan atau keyakinan yang jelas
• Tidak adanya motivasi dan
keliru dan dipertahankan (waham atau delusi)
energi
• Pembicaraan kacau; kesulitan dalam
• Kehilangan minat dan
mempertahankan percakapan dan/atau tetap fokus
kesenangan dalam aktivitas
pada suatu topik
• Interaksi sosial berkurang 19
• Perilaku kacau; perilaku yang tidak biasa dan aneh
serta kesulitan dalam merencanakan dan
menyelesaikan aktivitas. Contohnya: penampilan
yang tidak lazim, tidak rapi, perawatan diri buruk
• • •
•
• •
20
Boström, P. K., & Strand, J. (2021). Children and parents with psychosis-Balancing between relational attunement and protection from parental illness. Journal of child and adolescent psychiatric nursing : official publication of the Association of Child and Adolescent Psychiatric Nurses, Inc, 34(1), 68–76.
https://doi.org/10.1111/jcap.12302
Strand, J., & Meyersson, N. (2020). Parents with psychosis and their children: experiences of Beardslee's intervention. International journal of mental health nursing, 29(5), 908–920. https://doi.org/10.1111/inm.12725
• Merupakan sebuah kondisi ketika Ibu mengalami ketakutan dan stres akibat kejadian traumatis
yang berkaitan dengan kehamilan dan/atau persalinan
• Dapat didiagnosis setiap saat dari konsepsi hingga 6 bulan pasca persalinan, berlangsung lebih dari
1 bulan
• Berkaitan dengan beberapa faktor risiko, termasuk:
21
Gejala dapat dikategorikan kedalam 4 kelompok:
• Ingatan intrusif; misalnya sering kali teringat pada peristiwa yang membuatnya trauma
sehingga menjadi mimpi buruk yang membuat ibu sulit tidur
• Penghindaran pikiran, tempat, atau orang yang terkait dengan peristiwa tersebut
• Perubahan negatif dalam fungsi berpikir dan suasana perasaan; misalnya menyalahkan diri
sendiri atau orang lain, mudah marah dan merasa tegang atau cemas
• Perubahan dalam reaktivitas dan gairah; misalnya hyperarousal dan hipersensitif terhadap
kemungkinan bahaya
Kriteria tambahan mensyaratkan adanya22 gejala selama lebih dari 1 bulan; menyebabkan
penderitaan terkait gejala yang signifikan atau gangguan fungsional; dan tidak disebabkan oleh
kelainan lain
• • •
•
•
•
•
•
• 23
•
• Status kesehatan jiwa terbagi atas:
- Sehat jiwa,
- Mengalami masalah kesehatan jiwa, dan
- Mengalami gangguan jiwa
• Masalah dan gangguan jiwa dapat terjadi pada periode kehamilan maupun
pasca persalinan
• Masalah kesehatan jiwa contohnya adalah baby blues syndrome
• Gangguan jiwa yang mungkin24 dialami pada periode kehamilan maupun
pasca persalinan misalnya gangguan depresi, ansietas, psikotik, serta PTSD
Pengenalan dan Tatalaksana
25
Ibu hamil yang sehat mentalnya merasa senang dan bahagia, mampu menyesuaikan diri terhadap
kehamilannya sehingga dapat menerima berbagai perubahan fisik yang terjadi pada dirinya, dan dapat
tetap aktif melakukan aktivitas sehari-hari. Masalah atau gangguan kesehatan jiwa yang dialami oleh
ibu hamil tidak saja berpengaruh terhadap ibu hamil tersebut, tetapi mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan janinnya saat didalam kandungan, setelah melahirkan, bayinya, masa kanak dan
masa remaja.
28
Berdasarkan Permenkes No 21 Tahun 2021 Bab III No. 6 Tentang Program Kesehatan Jiwa
Beberapa masalah dan gangguan kesehatan jiwa pada ibu hamil yang dapat terjadi antara lain:
a. Stres
b. Gangguan Kecemasan Menyeluruh
c. Gangguan Panik
d. Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)
e. Gangguan Bipolar
f. Gangguan Somatoform
g. Gangguan Stres Pasca Trauma 29
Pemeriksaan kesehatan jiwa pada ibu hamil yang dapat dilaksanakan saat melaksanakan kunjungan ke
fasilitas pelayanan kesehatan primer sebagai berikut:
a. Melaksanakan skrining (deteksi dini) masalah kesehatan jiwa pada ibu hamil saat pemeriksaan
kehamilan melalui wawancara klinis. Jangan lupa menanyakan faktor risiko gangguan kesehatan jiwa,
riwayat masalah kesehatan jiwa yang pernah dialami dan penggunaan NAPZA. Pemeriksaan kesehatan
jiwa pada ibu hamil minimal dilakukan pada trimester pertama dan trimester ketiga. Apabila pada
30
trimester pertama ditemukan masalah/gangguan jiwa, maka akan dievaluasi setiap kunjungan.
Berdasarkan Permenkes No 21 Tahun 2021 Bab III No. 6 Tentang Program Kesehatan Jiwa
b. Jika gangguan jiwa tidak dapat ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan primer, segera merujuk ke
RS atau ahli jiwa di wilayah kerja fasilitas pelayanan kesehatan primer.
c. Kelola stres dengan baik dengan cara: rekreasi, senam ibu hamil, jalan sehat, relaksasi, curhat
dengan orang yang tepat, makanan berserat, berpikir positif, kurangi tuntutan diri sendiri, ekspresikan
stres, duduk santai, tidak membandingkan diri dengan orang lain, menghitung anugrah, melatih
pernafasan, mendengarkan musik dan sebagainya.
31
Berdasarkan Permenkes No 21 Tahun 2021 Bab III No. 6 Tentang Program Kesehatan Jiwa
d. Mempromosikan gaya hidup Ceria yaitu cerdas intelektual, emosional dan spiritual, empati dalam
berkomunikasi yang efektif, rajin beribadah sesuai agama dan keyakinan, interaksi yang bermanfaat
bagi kehidupan, asih, asah dan asuh tumbuh kembang dalam keluarga dan masyarakat.
Dengan demikian fasilitas pelayanan kesehatan primer sedini mungkin mempersiapkan kondisi
kejiwaan ibu hamil agar tetap sehat selama masa kehamilan, melahirkan bayi dan ibu yang sehat pasca
32
melahirkan.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
35
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
(2) Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di bidang upaya kesehatan masyarakat, Perawat berwenang:
a. melakukan pengkajian Keperawatan kesehatan masyarakat di tingkat keluarga dan kelompok masyarakat;
b. menetapkan permasalahan Keperawatan kesehatan masyarakat;
c. membantu penemuan kasus penyakit;
d. merencanakan tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat;
e. melaksanakan tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat;
36
Kesehatan jiwa komunitas adalah suatu pendekatan pelayanan kesehatan jiwa berbasis
masyarakat, dimana seluruh potensi yang ada di masyarakat dilibatkan secara aktif. Paradigma
baru dalam kesehatan jiwa komunitas adalah konsep penanganan masalah kesehatan jiwa di
bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dalam penanganan gangguan jiwa, terutama
terhadap penderita gangguan jiwa berat, dilakukan secara manusiawi tanpa mengabaikan hak-
hak azasi mereka. Pendekatan yang dilakukan beralih
38 dari klinis-individual ke produktif-sosial
sesuai dengan berkembangnya konsep kesehatan jiwa komunitas.
Pengenalan dan Tatalaksana Awal
• Proses tatalaksana diawali dengan melakukan deteksi dini kemudian diikuti dengan proses diagnosis
• Deteksi dini dapat menjamin terlaksananya pengobatan atau penatalaksanaan penyakit sedini
mungkin sehingga mencegah terjadinya konsekuensi yang lebih buruk, seperti bertambah parahnya
penyakit, terjadinya penyulit dan kecacatan
• Idealnya setiap pasien yang datang dilakukan pendekatan dengan prinsip holistik, baik fisik maupun
jiwa
• Penapisan/deteksi dini selain oleh dokter dapat dilakukan juga oleh perawat, bahkan deteksi dapat
dilakukan oleh kader kesehatan jiwa
40
Self Reporting Questionnaire 29 (SRQ 29)
•
•
•
•
42
Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS)
dengan seksama dan 1 Saya bisa tertawa dan melihat sisi lucu dari berbagai hal 0 1 2 3
jawab sesuai perasaan 2 Saya memandang masa depan dengan penuh harapan 0 1 2 3
Anda selama 7 hari 3 Saya menyalahkan diri saya sendiri ketika ada hal-hal yang salah* 3 2 1 0
dengan memberi tanda 5 Saya merasa ketakutan atau panik tanpa alasan yang jelas 3 2 1 0
• Terdapat 10 pernyataan 7 Saya merasa sangat tidak bahagia sehingga sulit tidur
43 3 2 1 0
jawaban: S = Sering , KK = 9 Saya merasa sangat tidak bahagia sehingga membuat saya menangis 3 2 1 0
Kadang-kadang , SJ =
10 Saya memikirkan untuk melukai diri saya sendiri 3 2 1 0
Sangat Jarang dan TP =
Tidak Pernah
Lembar Pengenalan Gejala Depresi (LPGD)
•
•
•
•
44
45
•
•
• 46
• • •
• •
•
•
•
47
• •
48
• Setelah terdeteksi kemungkinan adanya masalah kesehatan jiwa, maka selanjutnya dilakukan proses
diagnosis oleh dokter (sesuai kewenangan)
• Proses diagnosis dapat dilakukan melalui wawancara psikiatrik dan pemeriksaan lain, mengacu pada
kriteria diagnostik dalam Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ)
atau International Classification of Diseases (ICD) untuk masing-masing gangguan jiwa.
49
50
Pengenalan dan Tatalaksana Awal
• Namun, terdapat juga kasus dimana seseorang tidak menunjukkan sama sekali tanda kecenderungan
bunuh diri
59
60
61
62
63
64
65
•
•
•
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
Materi 3
77
Konseling: Psikolog/
Bantuan (Relawan, Konseling
praktis profesional
Psikoterapis/
Bidan, Perawat,
Kader)
80
Psikiater
81
82
83
84
85
86
87
88
89
✓
✓
✓
90
✓
✓
91
1. Membangun Kepercayaan dan
Membuat Orang Lain Mau Berbicara
Aturan &
Kode
Etik
93
94
95
96
✓
✓
✓
97
98
99
100
101
102
✓
✓
103
104
105
106
•
•
•
•
•
107
✓
108
✓
✓
109
110
✓
✓
✓
111
▪
▪
▪
112
Materi 4
113
Praktik Psikoedukasi
114
•
115
116
117
118
119
•
•
120
▪
▪
▪
▪
121
Materi 5
122
✓
✓
✓
125
•
•
•
•
•
•
126
•
127
128
129
Observasi dari Wawancara
•
130
•
▪
▪
▪
▪
▪
131
Materi 6
Tenaga Kesehatan
• • •
• •
• •
136
•
137
138
139
140
141
143
144
TERIMAKASIH
145
Link Post-test
https://bit.ly/PosttestMHIYPH1
146