Anda di halaman 1dari 31

Pertemuan I

Resep, Kajian Resep, PMR & Iterasi Resep


Rahmi Hutabarat
PRODI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2023
Resep

Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter


gigi, atau dokter hewan kepada Apoteker, baik dalam
bentuk kertas maupun elektronik untuk menyediakan
dan menyerahkan sediaan farmasi dan/atau alat
kesehatan bagi pasien (PMK No 9 th 2017 ttg Apotek)
Bagian bagian resep
Serbuk (powders) FI VI
• Campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,
ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.

Pulvis

Pulveres
Contoh resep
Padat
Menghitung DM pada Resep
Acetosal
DM
1X = 1000 mg
1h = 8000 mg
TP
1X = 500 mg
1h = 3 X 500 mg = 1500 mg
% (TP/DM)
1X = 500/1000 X 100% = 50%
1h = 1500/8000 X 100% = 18,75%
Contoh resep
Codein HCl
DM
1X = 60 mg
1h = 300 mg
TP
1X = 20 mg
1h = 3 X 20 mg = 60 mg
% (TP/DM)
1X = 20/60 X 100% = 33,33%
1h = 60/300 X 100% = 20%
Contoh resep
CTM
DM
1X = -
1h = 40 mg
TP
1X = 4 mg
1h = 3 X 4 mg = 12 mg
% (TP/DM)
1X = -
1h = 12/40 X 100% = 30%
Contoh resep
Penimbangan bahan
Asetosal (500 mg/tab) = 15 tablet (konvensional)
Codein HCl (20 mg/tab) = 15 tablet (konvensional)
CTM (4 mg/tab) = 15 tablet (konvensional)
Cangkang kapsul utk TOTAL OBAT …… mg, nomor ……

Cara kerja:
Gerus tablet, bagi 15, masukkan cangkang kapsul, bersihkan
kapsul, masukkan ke kemaan primer, beri etiket
Pengkajian dan Pelayanan Resep

Kajian administratif meliputi:


1. Nama pasien, umur, jenis kelamin, & berat badan
(alamat)
2. Nama dokter, SIP, alamat, no telf, & paraf/ttd, dan
3. Tanggal penulisan resep
Pengkajian dan Pelayanan Resep
Kajian kesesuaian farmasetik meliputi:
1. Bentuk dan kekuatan sediaan
2. Stabilitas
3. Kompatibilitas (ketercampuran obat)
Pengkajian dan Pelayanan Resep
Pertimbangan klinis meliputi:
1. Ketepatan indikasi dan dosis obat
2. Aturan, cara dan lama penggunaan
3. Duplikasi dan/atau polifarmasi
4. Reaksi obat yg tdk diinginkan (alergi, efek samping,
manifestasi klinik lain)
5. Kotraindikasi, dan
6. Interaksi
LATIHAN SOAL CARA MENGISI PMR

Kajian administratif
Kajian Farmasetik
Jumlah tablet yg diambil
DM
Perhitungan biaya resep
Cara pembuatan
Etiket
Pertimbangan Klinis
SEDIAAN CAIR
Definisi (FI VI)
• Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
kimia yang terlarut, misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut
yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.

• Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak


larut yang terdispersi dalam fase cair.

• Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu


cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam
bentuk tetesan kecil.
LATIHAN SOAL CARA MENGISI PMR

Kajian administratif
Kajian Farmasetik
Jumlah tablet yg diambil
DM
Perhitungan biaya resep
Cara pembuatan
Etiket
Pertimbangan Klinis
ITERASI RESEP
• Salinan resep adalah salinan yang dibuat dan ditandatangani oleh
apoteker menggunakan blanko salinan resep dan bukan berupa
fotokopi dari resep asli.
• Salinan resep selain memuat semua keterangan yang terdapat dalam
resep asli, harus memuat pula:
a. Nama, alamat, dan nomor surat izin sarana;
b. Nama dan nomor Surat Izin Praktek Apoteker;
c. Tanda det atau detur untuk obat yang sudah diserahkan; tanda
nedet atau ne detur untuk obat yang belum diserahkan;
d. Nomor resep dan tanggal pembuatan;
e. Stempel sarana.
Iter berarti resep boleh diulang. Iter yang ditulis pada kiri atas maka
seluruh sediaan dalam resep boleh diulang, namun penulisan iter yang
terletak di sebelah kiri salah satu sediaan maka yang diulang hanya
sediaan yang ada disamping tulisan iter tersebut.
Iter yang tertulis 2 x berarti obat dalam resep boleh diberikan sebanyak
3 kali, dimana pengambilan yang pertama menggunakan resep asli,
pengambilan yang kedua menggunakan salinan resep pertama
(pengulangan yang ke-1x), dan pengambilan yang kedua dengan
menggunakan salinan resep kedua (pengulangan yang ke-2x).
Lalu bagaimana jika pasien saat datang pada tanggal 2/4 (pengambilan
yang kedua) ternyata di Apotek hanya ada 10 tablet Tamofen?
Doktermenuliskan resep obat branded (obat dengan merek dagang).
Namun ketika pasien datang ke apotek, ternyata pasien mengalami
hambatan finansial (tidak bisa menebus obat karena uangnya kurang).
Dengan pertimbangan daripada pasien tidak mendapat obat, maka
apoteker yang bertugas merekomendasikan obat generik. PP 51 tahun
2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian dalam pasal 24 berbunyi:
• “mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama
komponen aktifnya atau
• obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien”
maka jika pasien setuju maka obat boleh diganti.
Kalau misal dokter meresepkan suatu sediaan racikan, dimana dalam
racikan tersebut terdapat antibiotik padahal obat yang lain adalah obat
simptomatik misal parasetamol atau obat penghilang nyeri. Lalu
apoteker menelepon ke dokter menanyakan apakah tidak sebaiknya
antibiotik dipisah karena pemakaiannya teratur dan harus sampai
habis. Kemudian dokter setuju kalau abtibiotik tersebut dipisah. Jadi
yang awalnya ada 1 sediaan, akhirnya dipisah menjadi 2 sediaan.
KAJIAN RESEP NARKOTIKA DAN
PSIKOTROPIKA

Harus ditulis tersendiri

Tidak boleh ada iterasi (ulangan)


Resep yang
mengandung
Dituliskan nama pasien, tidak boleh m.i/ mihi ipsi atau
psikotropik u.p/ usus propius (untuk pemakaian sendiri)
dan atau
narkotik
Alamat pasien ditulis dengan jelas

Aturan pakai (signa) ditulis dengan jelas, tidak boleh


ditulis s.u.c/ signa usus cognitus (sudah tahu aturan pakai)

Anda mungkin juga menyukai