Anda di halaman 1dari 28

KOMITE PENELITIAN DAN PEMBAGUNAN ENERGI NEW ZEALAND

PEMANFAATAN ENERGI GEOTERMAL : PENELITIAN ALIRAN DUA FASA

D.H. FREESTON (Institut Geotermal, Universitas Auckland)

K.C. LEE (NZ Electricity)

H.HOLE (Geothermal Energy NZ Ltd)

Laporan No. 95 SEPTEMBER 1983

Laporan ini merupakan hasil penelitian dibawah kontrak NZERDC No.3045. Pendapat yang
dikemukakan merukanan pendapat dari penulis dan tidak memerlukan mengesahan dari
komite.

Komite Penelitian dan Pengembangan Energi New Zealand,

Universitas Auckland, Private Bag, Auckland, New Zealand


PEMANFAATAN ENERGI GEOTERMAL : PENELITIAN ALIRAN DUA FASA

Kesimpulan

Penurunan tekanan dan rezim aliran dari campuran air/uap dua fasa pada sumur
geotermal yang mengalir pada pipa telah dipelajari sebelumnya secara eksperimental. Loop
uji dibuat di lapangan geotermal Wairakei pada sumur 207. Loop uji terdiri dari pipa lurus,
horizantal dan miring dengan beberapa sambungan, belokan dan sambungan T, dll, dimana
didapatkan data penurunan tekanan. Data tersebut digunakan untuk menentukan model aliran
terpisah, yang berhubungan dengan fraksi void yang telah ditemukan oleh Harrison (1977),
sehinnga dapat memprediksi penurunan tekanan pada pipa horizontal yang beropersi di rezim
aliran anular. Peta pola aliran Mandhane et.al (1974) dipercaya mampu menentukan rezim
aliran pada pipa terkait fluida geotermal dua fasa.

Informasi penurunan tekanan dalam kasus yang setara dengan panjang pipa lurus
mencakup kombinasi belokan U dan S 90o, kontraksi secara tiba-tiba dengan rasio area 4:1,
belokan dengan radius panjang (R/D=90), elbow 90 o dan belokan mitred, dan belokan s 45 o.
Data untuk sambungan T dengan variabel aliran take off juga termasuk. Data penurunan
tekanan pada pipa miring telah dikumpulkan, namun data tersebut tidak dapat dikorelasi
dengan baik.

Laporan ini berisi diskusi singkat terkait metode prediksi ketersedian dan demontrasi,
dengan pengukuran penurunan tekanan yang diambil di saluran dua fasa Broadlands, dimana
memenuhi syarat model terpisah. Hasil dari percobaan udara/ air digunakan untuk
mempertanyakan kelayakan penggunaan data tersebut untuk desain pada uap/air. Dalam hal
ini juga diyakini efek kekasaran permukaan bisa berdampak lebih signifikan terhadap
penurunan tekanan aliran dua fasa yang dilaporkan sebelumnya.

Data appendix terlampir pada contoh percobaan, rincian data hasil pemrograman
komputer tertuulis pada analisa data eksperiental dan koordinat dari grafik Mandhane et.al
(1974).

Daftar referensi rinci juga dilampirkan, and legalisasi dari N.Z.E., D.S.I.R. and
M.W.D. pada Wairkei dan N.Z.E.R.D.C. dibuat untuk mendukung mereka.
1. PENDAHULUAN

Transmisi fluida geotermal dari sumur utama ke pengguna, untuk membangkitkan


energi listrik atau untuk penggunaan pada proses industri, disalurkan dengan efisiensi
semaksimal mungkin. Biaya peralatan guna menampung dan menyalurkan fluida merupakan
biaya yang paling mendominasi dalam pembangunan sumber geotermal. Sudah menjadi
kegiatan yang umum pada area geotermal basah untuk memisahkan fluida pada sumur utama
menjadi fase uap dan air, dan untuk menempatkan fluida tersebut pada sistem perpipaan yang
berbeda. Berhubungan dengan upaya pembangkitan sumber listrik dari sumber panas
geotermal, James (1968) dan Takhashi et.al (1970), menunjukan bahwa dengan penggunaan
tranmisi dua fasa terdapat faktor ekonomis dan peningkatan energi yang dihasilkan dari
sumber geotermal yang tentunya akan memberikan penurunan secara signifikan terhadap
biaya keseluruhan per kilowatt dibanding sistem satu fasa. Belakangan James(1980)
mengungkapkan bahwa transmisi dua fasa dari fluida geotermal dapat menghilangkan
masalah korosi dari uap yang berkondensasi yang ditemukan pada saluran transmisi uap di
Wairakei. Sejak paper tersebut diterbitkan, beberapa saluran transmisi dua fasa pada beberapa
lapangan geotermal telah didesain, misalnya Kawerau, Hactchobaru (Jepang), Tiwi dan
Tongonan ( Filipina).

Dalam merancang saluran pipa yang aman dan efisien terkait komponen campuran
dua fasa, data yang dibutuhkan adalah penjelaskan terkait struktur aliran, penurunan tekanan
pada sistem perpipaan, perubahan kualitas dan respon aliran terhadap gangguan yang
disebabkan beberapa fitiing dan komponen. Ketersedian informasi terkait rancangan stasiun
tenaga nuklir berperan besar terhadap eksperimen dan hubungan asosiasi dan model untuk
aliran uap air. Sementara itu, pengalaman menunjukan bahwa deskripsi aliran yang melewati
tabung tipe boiler dengan diameter yang relatif kecil (sampai 5 cm) tidak dapat sepenuhnya
memprediksi performa aliran pada pipa dengan diameter besar (sampai 1 m) yang terdapat
pada aplikasi geotermal. Sebagai tambahan, banyak data yang sebenarnya digunakan untuk
dua komponen aliran, umumnya udara/air, dimana keterbatasan itu sangat berguna dalam
memprediksi karakteristik dari aliran uap/air komponen tunggal.

Fasilitas percobaan terdiri dari loop pipa horizontal dengan diameter 10 cm pada
lapangan geotermal Wairakei pada sumur 207. Percobaan tersebut di disain untuk
mengumpulkan data penurunan tekanan untuk jenis uap/air geotermal yang mengalir melalui
pipa lurus dan komponen umum seperti, konfigurasi belokan ‘S’ dan ‘U’ dan sambungan T.
Pipa pendek lurus yang mampu dibelokan 90o juga tersedia guna menginvestigasi kerugian
pada pipa miring. Sebagai pendukung pada sumur 207, dibuat rig udara/air laboratorium di
universitas Aukland untuk menginvestigasi teknik instrumentasi dan memperkirakan
beberapa data udara/air.

Selama berlangsungnya proyek tersebut, terdapat kemungkinan untuk melakukan


pengukuran penurunan tekanan pada sistem perpipaan dua fasa di Broadlands dan Kawerau.

Laporan ini, setelah dilakukan diskusi singkat terkait parameter aliran dua fasa dan
deskripsi tentang rig dan penggunaan teknik pengukuran, menghasilkan kumpulan data dalam
bentuk grafik. Metode ini dipilih untuk menyederhanakan aplikasi dari sistem nyata.

2 ALIRAN DUA FASA

2.1 Pendahuluan

Sejumlah review tentang aliran campuran dua fasa yang telah dipublikasikan
memberikan definisi terperinci terkait syarat-syarat yang digunakan, peta rezim aliran, dan
kolerasi penurunan tekanan yang tersedia.

Tesis yang dibuat oleh Nguyem (1975), Harisson (1975), Allen (1977), Lee (1978)
dan Chen (1979) memiliki hubungan yang relevan terkait penelitian ini. Sebagai tambahan,
buku yang dibuat oleh Wallis (1979) Hewitt dan Hall Taylor (1970), dan Govier dan Aziz
(1977) memberikan penjelasan tentang metode analisis, teknik pengukuran, dan review dari
kolerasi data. Serangkaian paper yang dibuat oleh De Gance et.al. (1970) membahas tentang
rezim aliran, transfer panas dua fasa dan penentuan ukuran jaringan perpipaan. Review
tersebut memberikan teknik perancanngan secara terperinci dari aliran dua fasa baik secara
vertikal maupun horizontal yang menitikberatkan pada penyelesaian masalah pada proses
plant. Unit data ilmu keteknikan (The Engineering Science Data Unit Items) memberikan
metode untuk (a) menghitung perubahan tekanan pada sistem data terkait posisi geometri,
laju aliran massa dan distribusi transfer panas yang diketahui, (b) menghitung laju aliran
massa sistem yang geometrinya diketahui dengan tekanan masuk dan keluar serta distribusi
perpindahan panas yang juga diketahui, (c) perhitungan diameter dalam dari perpipaan sistem
yang panjangnya diketahui dengan laju aliran massa diketahui dan memiliki spesifikasi
tekanan masuk dan keluar.
Dasar dari metode ini adalah kumpulan data dari 2210 pengukuran dari literatur yang
membahas baik satu atau dua komponen adiabatik yang mengalir baik di pipa vertikal
maupun horizontal dalam kirasan ukuran pipa, aliran massa, dan lain-lain. Tujuh metode
prediksi yang telah terbukti untuk komponen penurunan tekanan akibat gesekan
dibandingkan dengan data dan teknik statistik telah terbukti mampu membantu pengguna
menentukan metode terbaik untuk beberapa permasalahan umum. Metode yang disarankan
untuk menghitung kerugian karena gravitasi dan percepatan juga termasuk didalamnya.

Tabel 2.1 berisikan kisaran nilai yang digunakan dalam kumpulan data dan 2210
pengukuran, 47% diperuntukan untuk satu komponen fluida, umumnya uap/air, sisanya
diperuntukan untuk dua komponen fluida, umumnya udara/air. Diameter maksimum pipa
adalah 30 cm, namun mayoritas pengukuran dilakukan pada pipa dengan diameter 5 cm atau
kurang.

Paper terakhir dari Friedel (1980) menampilkan upaya terbaru yang diketahui peneliti
untuk menentukan keakurasian dari teknik pengukuran penurunan tekanan. Friedel
menampilkan penjelesan korelasi, dengan keterbatasannya, untuk gravitasi dan momentum
seperti penurunan tekanan akibat gesekan. Batasan masalah mereka didefinisikan dan
keakurasian dari prediksi tersebut secara sistematis dibandingkan dengan kumpulan data
baru. Termasuk keseluruhan data dari satu komponen aliran dua fasa dari air dan beberapa
refrigerant, dan dari beberapa sistem dua komponen pada pipa lurus baik horizontal maupun
vertikal yang tidak dipanaskan dalam kondisi aliran yang terjadi di industri. Sebagai
tambahan, keakurasian terhadap prediksi dari beberapa korelasi umum yang disetujui untuk
fraksi void telah diuji. Secara keseluruhan, kumpulan data (data bank) mencakup 9009
pengukuran fraksi void dan 12868 pengukuran penurunan tekanan akibat gesekan pada aliran
saluran lingkaran dan persegi dari 39 dan 62 peneliti yang berbeda. Total ada 18 korelasi
pengukuran penurunan tekanan akibat gesekan yang di uji dan dibandingkan. Kisaran dari
parameter yang digunakan diberikan dalam tabel 2.2 sebagai tipe gesekan dari sistem dua
fasa. Dari signifikansi umum pada penelitian ini, dapat dilihat bahwa diameter pipa
maksimum untuk data komponen tunggal hanya mencapai 5 cm dan 22 cm untuk aliran dua
komponen, dimana campuran udara/air umum digunakan.

2.2 Metode Perhitungan

Pada dasarnya memungkinkan untuk membedakan tiga model fisika dasar. Model
aliran homogen adalah yang paling sederhana. Model ini mengasumsikan cairan dan gas atau
uap terdistribusi secara merata didalam penampang melintang pipa begitupun arah aliran
sehingga campuran tersebut dapat dianggap sebagai aliran satu fasa yang sesuai dengan
definisi nilai properties rata-rata dari termodinamika dan hidrodinamika pada aliran dua fasa.
Akan tetapi, difinisi secara lebih mendalam dari sifat-sifat fisik secara umum, khususnya
viskositas, dari aliran dua fasa memberikan kendala berarti. Model aliran homogen sering
digunakan sebagai acuan.

Dalam model aliran terpisah, atau model slip, diasumsikan bahwa gas dan cairan
megalir secara terpisah sebagai fasa kontinyu dengan perbedaan kecepatan rata-rata dalam
bagian yang berbeda dari penampang melintang aliran. Serangkaian persamaan dasar
diformulasikan untuk masing-masing fasa. Solusi didapatkan dengan menggambarkan secara
detail interaksi antara dua fasa dan interaksi aliran antara aliran dua fasa tersebut dengan
dinding saluran. Semua itu ditentukan dari persamaan empiris yang menghasilkan fraksi void
rata-rata, yang didefinisikan sebagai bagian rata-rata dari penampang melintang pipa yang
berisi fase gas, atau perbandingan dari kecepatan rata-rata (slip) dan tegangan geser dinding
sebagai fungsi utama dari parameter aliran. Model ini memiliki kondisi keterbatasan lain,
sifat aliran pada kondisi aktual sebagian diabaikan dalam model aliran homogen maupun
terpisah.

Penjelasan yang lebih realistis dari aliran dua fasa belakang mulai muncul dalam
berbagai literatur. Model tersebut memperlakukan beberapa model fasa secara terpisah,
contohnya model anular, model slug, dll. Penjelasan dari berbagai pola aliran tersebut secara
umum didapatkan dari rata-rata fitur statistika dari aliran atau dari massa rata-rata, gaya dan
keseimbangan energi. Akan tetapi analisis tersebut masih dikatakan sulit, dan hanya aliran
anular dan stratified yang sederhana saja yang dapat dianalisis (Friedal (1980)). Salah satu
masalah dari model tersebut adalah klasifikasi dari beberapa pola aliran yang sangat subektif,
sehingga terdapat keraguan besar pada proses penentuan, secara kuantitatif, dari
penggambaran peta pola aliran dibandingkan dengan parameter utama aliran.

Pembahasan terkait model tersebut, dengan contohnya, dapat ditemukan dalam


pembahasan beberapa paper dan buku yang terkutip dalam daftar referensi.

Untuk aliran dua fasa didalam saluran non-horizontal, penurunan tekanan persatuan
panjang dihasilkan dari kontribusi kecepatan gravitasi dan gesekan, seperti :
dp dp
= [ ][ ][ ]
+
dp
+
dp
dz dz g dz a dz f

Dua istilah pertama mendeskripsikan perubahan tekanan reversibel; penurunan


tekanan akibat gesekan, yang sebenernya merupakan perubahan tekanan irreversibel yang
dihasilkan dari energi ketidakaturan aliran karena gesekan, eddying, dll. Persamaan dari
komponen individual dapat didefinisikan sebagai keseimbangan energi atau momentum rata-
rata. Dalam literatur umum digunakan keseimbangan momentum sebagai persamaan dasar.

Penurunan tekanan yang dihasilkan oleh perubahan ketinggian diberikan sebagai


berikut :

[ ]
dp
dz g
= ρ g sin θ

dimana θ adalah sudut antara posisi pipa dengan bidang horizontal. Sedangkan untuk
nilai dari massa jenis rata-rata tergantung dari model yang dipilih :

1 1 1−L
Aliran homogen : =
ρ ρ G ρL

Aliran terpisah : ρ=α ρG +(1−α) ρ L

dan korelasi nilai α dibutuhkan. Secara umum, hubungan fraksi void yang akurat
untuk pipa horizontal tidak akurat bila diterapkan pada pipa vertikal; akan tetapi hubungan
fraksi non-void secara tersirat benar dengan variasi 0. Pada fraksi void rata-rata yang kecil
dan rasio massa jenis yang besar, komponen gravitasi memiliki kemungkinan menjadi besar
pula. Karna itulah mengapa penting untuk menentukan keakuratan dari fraksi void. Untuk
perubahan elevasi yang kecil pada model homogen memiliki kearurasian yang baik dan untuk
pipa horizontal komponen tersebut bernilai nol.

Data ESDU item 7701/6 attempts, digunakan sebagai tujuh dasar pengetahuan pada
hubungan aliran vertikal, untuk menghitung efek aliran miring dengan teknik konserfatif.
Referensi lain yang paling direkomendasikan adalah dengan menggunakan baik model
vertikal maupun horizontal yang cocok tergantung dari sudut θ dan ketepatan terhadap
bidang vertikal atau horizontal.

Selama aliran campuran dua fasa melewati pipa terdapat peningkatan aliran
volumetrik begitu pula penurunan tekanan karna gesekan dan, pada campuran satu
komponen, yang disebabkan flashing. Hasil dari peningkatan kecepatan dari kedua fase
ditambah lagi dengan perubahan momentum, memberikan penurunan tekanan akibat
percepatan. Penambahan panas guna mengevaporasi campuran menghasilkan peningkatan
fraksi uap mengakibatkan tambahan penurunan tekanan akibat percepatan.

Perhitungan eksak dari komponen penurunan tekanan ini tidak memungkinkan karena
dibutuhkan informasi terkait kecepatan fase lokal, dan juga, ilmu mendalam terkait pola
aliran. Satu teknik dibutuhkan untuk menghubungkan faktor tersebut,pelipat gandaan
momentum, flux momentum aliran dua fase menjadi aliran satu fase. Faktor penghubung ini
diprediksikan menggunakan baik itu model aliran homogen maupun terpisah. (ESDU 78001).

Untuk teori Homogen aliran dikarakteristikan dengan satu nilai massa jenis dan
kecepatan, sebagai berikut :

1 x 1−x
= +
ρ ρG ρL

W
V=
ρA

[ ]
z2
d x 1−x
∆ p a=W
2
∫ dz +
pG p L
dz
z1

Untuk model aliran terpisah kecepatan fase rata-ratanya adalah :

Wx W (1−x )
V G= dan V L=
αA pG A ρ L (1−α)

Dengan nilai tengah kecepatan sebagai berikut :

V =x V G +(1−x) V L

Sehingga :

[ ]
z2
2 2
d x ( 1−x )
∆ p a=W ∫ 2
+ dz
z
dz αpG (1−α ) p L
1

Friedal (1980) menyatakan bahwa persamaan homogen lebih sering digunakan pada
hampir semua kasus untuk tingkat keakurasian yang tinggi atau memperkecil prediksi
konservatif. Akan tetapi pada aliran dua fasa yang tidak melalui proses pemanasan penurunan
tekanan maupun percepatan bisa diabaikan. Jika rasio ΔΡ2ph/p lebih kecil dari 0.2, dimana
ΔΡ2ph adalah penurunan tekanan akibat gesekan dan p adalah tekanan saturasi, sehingga
komponen percepatan dapat diabaikan.

Secara umum gesekan memiliki kontribusi yang paling besar terhadap total penurunan
tekanan, walaupun perhitungan tersebut tidak selalu sesuai pada beberapa pipa dan saluran
dengan ukuran diatas atau dibawah rata-rata. Dengan kondisi yang sama penurunun tekanan
akibat gesekan pada aliran dua fasa kemungkinan lebih besar dari pada aliran satu fase.
Kebanyakan penurunan tekanan akibat gesekan pada aliran dua fasa setara dengan aliran satu
fasa yang mengalir dalam kondisi hipotetikal. Faktor penghubung ini disebut ‘multiplier dua
fasa’. Beberapa metode prediksi menggunakan definisi pembeda untuk referensi aliran satu
fase, contohnya, fase cairan (atau gas) mengalir secara terpisah pada laju aliran massa yang
sama seperti komponen cairan (atau gas) pada campuran dua fasa, atau fase cairan (atau gas)
yang mengalir sendiri pada laju aliran massa yang sama seperti campuran dua fasa secara
keseluruhan. Penentuan penurunan tekanan akibat gesekan atau multifier gesekan tidak sesuai
dengan teori rata-rata tunggal, sehingga model yang telah berkembang tersebut dikoreksi atau
dikolerasi dengan pengukuran.

Literatur ini berisikan sejumlah korelasi dan model perhitungan untuk multiplier dan
penurunan tekanan akibat gesekan yang terjadi pada pipa berdiameter kecil tanpa proses
pemanasan dengan aliran multi-komponen, biasanya udara/air. Secara umum semua itu
berdasarkan pada beberapa nilai perhitungan valid dalam cakupan parameter yang kecil.
Ekstrapolasi diluar cakupan tersebut, atau aplikasi untuk sistem aliran lain, dapat
menghasilkan eror yang besar pada prediksi yang dilakukan. Salah satu metode yang
diandalkan menggunakan pendekatan gesekan multiplier, khususnya untuk percobaan aliran
geotermal dua fasa yang dibahas sebelumnya, yang merupakan korelasi Lockhart-Martinelli
(1949). Akan tetapi metode ini memiliki keakurasian yang terbatas. James et.al (1969)
merekomendasikan perhitungan penurunan tekanan menggunakan metode ini harus dinaikan
sebesar 30%, dan Harrison (1977) menguji metode tersebut bersama dengan metode lain
menggunakan data file MWD (1965), dan meskipun metode Lockhart-Martinelli
memberikan hasil terbaik, prediksi tersebut berada pada kisaran tertinngi 53%. Standart
deviasi data 6% (sehubungan 65% hasil dari +/- 6% dari 53%).

Investigasi eksperimental pada transfortasi geofluida dua fasa sebelumnya telah


dilaporkan oleh James et.al. (1969), Takahashi et.al. (1970), Soda et.al. (1975) dan MWD file
(1965) yang dilaporkan oleh Harrison (1975). Semua percobaan tersebut dilakukan di
lapangan dan dapat mewakili karakter aliran di plant produksi. Cakupan nilai dan kondisi
percobaan diberikan di tabel 2.3.

Tabel 2.3 Pengukuran Lapangan

James et.al. Takahashi et.al. Soda et.al. NZ MWD


(1969) (1970) (1975) (1965)
Tekanan (Mpa) 0.52 – 0.83 0.21 – 0.25 0.28 – 0.59 0.47 – 1.29
Aliran (kg/s) 12.0 – 52.4 5.3 – 15.7 13.6 – 44.2 12.6 – 50.7
Fraksi Dryness 0.2 – 0.55 0.11 – 0.14 0.04 – 0.026 0.075 – 0.426
Diameter (m) 0.305 0.201 0.30 0.20
Rig Pengujiaan Horizontal 66.75m Horizontal 23.85m Belokan 70 200m Horizontal 15.2 m
Belokan U, baik Miring 7.410 (pengujian transient) Vertikal 7.6 m
horizontal maupun Belokan 23.85m
vertikan 26.9m

2.3 Peta Pola Aliran

Banyak korelasi dari prediksi penurunan tekanan untuk fluida dua fasa telah
dikembangkan tanpa memperhatikan pola aliran. Sejak data eksperimental digunakan, efek
dari pola aliran tidak dapat dipisahkan, dan terkadang akan menghasilkan kurva korelasi yang
bersifat tidak biasa. Identifikasi dari pola aliran bersifat subjektif dan sering bergantung pada
kemampuan visualisasi aliran. Hampir semua pola aliran yang tersedia dibuat berdasarkan
penelitian terkait sifat aliran pada pipa transparan dan proses indentifikasi rezim seperti
stratified, wave, slug, annular, dll. Teknik lain, menggunakan X-radiography, yang
memungkinkan investigasi saluran buram dengan dinding yang dipanaskan. Beberapa tipe
penyelidikan telah dikembangkan dengan menghasilkan informasi tidak langsung yang
memungkinkan untuk menyimpulkan pola aliran. Allen (1978) membahas beberapa teknik
tersebut.

Pengembangan terkini dari Matsui dan Asimoto (1978) yang mengikuti penelitian
yang dibuat sebelumnya oleh Hubbard dan Dukler (1966). Memungkinkan proses
indentifikasi pola aliran dari bentuk fungsi probabilitas massa jenis dari differensial sinyal
tekanan. Menghasilkan periodisitas, urutan variasi, dan nilai rata-rata dari sinyal karakteristik
rezim aliran.

Beberapa hubungan empiris dari pola aliran telah dikembangkan namun hanya sedikit
yang disetujui. Besar perbadaan koordinat telah ditunjukan pada peta, bersama dengan
permasalahan pada sistem penamaan dan identifikasi aliran, menghasilkan banyak pilihan,
dan untuk situasi aliran khusus dapat memberikan jawaban yang beragam.
Peta pola aliran dari Baker (1954) telah digunakan secara luas pada jangka waktu
yang lama, khususnya pada industri perminyakan. Koordinatnya proporsional dengan
kecepatan massa gas, dan rasio kecepatan massa cairan dan gas. Faktor tersebut dihadirkan
untuk memberi garis transisi dari sistem selain udara/air dengan sistem udara/air. Peta
tersebut telah digunakan oleh James et.al (1969) dan Takahashi (1970) untuk menentukan
aliran geotermal yang digunakan pada percobaan mereka dalam rezim aliran annular.
Kumpulan data dari Soda et.al. (1975) menyediakan observasi visual untuk membandingkan
pola aliran yang ada dengan perdiksi tersebut, dan perbedaan minor yang ditemukan.

Mandhane et.al. (1974), yang telah disesuaikan kembali dengan peta yang ada,
membuat grafik berdasarkan bank data lebih dari 6000 titik. Aksis dari grafik tersebut adalah
kecepatan superfisial dari gas dan air, akan tetapi data didominasi oleh udara/air dan terbatas
pada pipa dengan diameter yang relatif kecil. Namun, pembuat menyatakan bahwa
dibutuhkan untuk menghadirkan transisi batas sistem sebagai board-bands penyerapan
berbagai efek yang cenderung menggeser batas sistem.

Teitel dan Dukler (1976) memfokuskan perhatian pada analisis teoritis dari transisi
batas sistem dan demonstrasi dari efek peralatan dan perubuhan diameter dari batas sistem
tersebut. Perhatian khusus dari penelitian ini adalah kurangnya sensitivitas pada batas sistem
anular/slug saat teradi perubahan diameter, setidaknya hingga 30cm, yang diselidiki secara
terbatas.

Aliran vertikal dua fasa digambarkan dengan bentuk simetri pola aliran, menghasilkan
rangkaian peta aliran yang berbeda, rezim wave dan stratified dari aliran horizontal tidak
ditemukan.

Dengan dua perbedaan yang signifikan, contohnya horizontal dan vertikal,


menunjukan perbedaan peta rezim, situasi pada aliran miring sangat kompleks. Beberapa
penelitian awal terkait hal itu telah dilaporkan oleh Spedding dan Chen (1980) menggunakan
rig udara/air. Data penurunan tekanan akibat gesekan pada axis kecepatan friksional dan
kecepatan total ditampilkan dalam kurva diskrit dari kecepatan superfisial cairan yang juga
mengindentifikasi rezim aliran. Rangkaian grafik ditampilkan untuk menggambarkan efek
kemiringan pipa untuk aliran naik ataupun turun.

2.4 Rugi-rugi tekanan pada saluran mengecil, belokan (bend), sambungan T (tees), katup.
Salah satu dari penelitian terkini terkait aliran dua fasa menyatakan bahwa energi
yang hilang berhubungan dengan karakteristik perangkat seperti belokan, sambungan T, dll.
Karakteristik tersebut terdapat pada saluran aliran pipa dan pada bagian boiler dan
evaporator. Salah satu cara yang paling umum untuk menghitung rugi akibat gesekan pada
aliran satu fasa adalah dengan mengekspresikan hambatan pada karakteristik aliran dari
panjang equivalen dari pipa lurus. Cara yang sama dapat diaplikasikan pada aliran dua fasa,
namun secara umum panjang equivalen dari pipa menjadi lebih panjang dibandingkan aliran
satu fasa.

Cara ini tidak dijadikan sebagai metode umum untuk menetukan rugi-rugi pada
karakteristik pipa tersebut. Collier (1972) membuat review singkat tentang data dan teknik
yang digunakan. Terbukti beberapa peneliti merekomendasikan model sejenis sebagai model
yang sesuai untuk memprediksi rugi pada proses ekspansi, kontraksi dan belokan khususnya
untuk kecepatan massa yang tinggi (G > 2700 kg/m 2s). Fitzsimmons (1964) melaporkan
bahwa penurunan tekanan disekitar belokan meningkat hingga 2,5 kali lebih tinggi
dibandingkan prediksi pada pengukuran aliran satu fasa dan penggandaan melalui penentuan
secara eksperimental pada multiplier pipa lurus. Chisholm (1967) menyatakan bahwa rugi
belokan yang di modifikasi dari parameter Lockhart-Martinelli untuk belokan dan sambungan
T. Katup diperlakukan sama pada percobaan Chisholm (1967b), sumber data berasal dari
Fitzsimmins (1964). Govier dan Aziz merekomendasikan untuk menggunakan pendekatan
panjang equivalen, menggunakan data untuk katup dan sambungan yang ditentukan oleh
Crane Co., U.S.A, untuk aliran satu fasa.

Harrison (1975) menggunakan fungsi yang tersedia untuk menganalisis rugi-rugi pada
komponen pipa (difuser dan perbesaran diameter tiba-tiba pada aliran uap air geotermal) dan
disimpulkan bahwa hal tersebut merupakan konsep yang lebih berguna dibanding koofisien
pemulihan tekanan yang biasa digunakan pada aliran satu fasa.

Lee (1978) menghasilkan review yang lebih lengkap terkait literatur tentang rugi-rugi
tekanan pada sambungan, bersamaan dengan beberapa data eksperimen yang diambil dari rig
udara/air untuk belokan horizontal 180o.

Laporan hasil percobaan pada sistem perpipaan geotermal yang dikerajakan oleh
Takahashi et.al. (1970) berusaha menghubungkan pengukuran untuk rugi tekanan pada
belokan 900 dan 1350 horizontal terpisah dan belokan 830 vertikal sepanjang 20 cm terhadap
tekanan dinamik yang sesungguhnya berdasarkan model sejenis. Meskipun tiga pipa terpisah
dapat digambarkan, hasilnya tidak meyakinkan karena beberapa data tidak tersedia. Pada
pengukuran yang dilakukan James et.al. (1969) loop ekspansi berhubungan dengan rata-rata
kekeringan untuk loop horizontal, tapi ketika loop dibuat vertikal tidak ada hubungan
sedehana yang tersedia.

2.5 Metode yang diadopsi untuk menyajikan pengukuran.

2.5.1 Perhitungan rugi tekanan

Harrison (1975) mengembangkan analisis umum satu dimensi dari aliran uap air
geotermal yang tentunya dilakukan penyederhanaan asumsi, (a) aliran hanya memiliki satu
dimensi. Kecepatan rata-rata komponen normal kearah aliran utama adalah nol. (b) fluktuasi
turbulen pada aliran diabaikan. (c) Gradien normal tekanan dan temperatur ke arah aliran
utama adalah nol.

Sebagai urutan penyelesaian penjumlahan persamaan aliran diasumsikan menjadi


aliran homogen atau aliran terpisah, seperti yang dibahas sebelumnya. Dalam pengukuran
sebelumnya dalam sistem perpipaan geotermal, aliran berada dalam kondisi rezim annular-
kabut annular dan secara umum disetujui bahwa aliran slug harus dihindari. Hal tersebut
memungkinkan dibuatnya penyederhanaan persamaan lebih lanjut dan pengembangan model
aliran terpisah pada kualitas aliran yang rendah. Biasanya tingkat kekeringan (dryness) dari
sumur utama adalah 0,1 < x < 3. Hubungan untuk tegangan geser, transfer panas, dan fraksi
void dibutuhkan untuk mendapatkan penyelesaian dari persamaan tersebut.

Metode prediksi yang dikembangkan oleh Harrison (1975) disederhanakan agar dapat
melakukan perhitungan manual untuk penurunan tekanan pada pipa lurus horizontal
(Harrison 1977). Untuk situasi dimana panas yang hilang ke lingkungan kecil, tingkat
kekeringan dari aliran dapat dikatakan konstan. Gradient tekanan total yang hanya terdiri dari
komponen gesekan dan percepatan, dan persamaan momentum aliran tunak satu dimensi
disederhanakan menjadi :

dp μ τ w W d V
= +
dz D A dz

Dimana τ w adalah tegangan geser dari dinding.

Dengan asusmsi aliran annular dan konsekuensi timbulnya lapisan cairan (liquid film)
pada diding pipa, Harrison (1975) menjelaskan bahwa gaya geser pada dinding dapat
dihubungkan dengan diagram Moody atau salah satu persamaan yang memberikan faktor
gesekan untuk pipa kasar, bilangan Reynolds didefinisikan seperti pada kecepatan superficial
cairan.

Kecepatan fase cairan rata-rata didefinisikan :

W LvL
V L=
AL

AG
dan dengan mendefinisikan fraksi void α =
A

dan didapatkan fraksi kekeringan :

W L (1−x)v L
V L=
( 1−α ) A

Butterworth (1975) meninjau enam hubungan umum untuk fraksi void dan
menyatakan bahwa semua dapat dinyatakan dalam bentuk umum :

1
α=

[ ] [ ][ ]
p q r
1−x pG μL
1+ A
x pL μG

A, p, q, r merupakan suatu konstanta yang didapatkan dari percobaan pada sistem


khusus.

Pada range tekanan yang biasa digunakan dalam sistem perpipaan geotermal, 5
sampai 12 bar, viskositasnya mendekati satu untuk r = 0,1 seperti yang dikatakan oleh
Butterworth (1975), dan dengan A = 1 Harrison (1975) kembali dihubungkan dengan data
dari file NZ MDW (1965) untuk menentukan :

1
α=

[ ][ ]
0.6 0.515
1−x pG
1+ A
x pL

Hubungan tersebut mengabaikan beberapa efek yang mungkin terjadi pada (a) rezim
aliran, (b) kemiringan aliran, (c) laju aliran massa yang tinggi.
Ketika diasumsikan tingkat kekeringan konstan dan konsep dari aliran fase terpisah
digunakan, gradient tekanan akibat percepatan hanya terdiri dari hubungan densitas-tekanan
dari fase uap. Nilai akhir tanpa dimensi diberikan sebagai berikut :

2 2
W x VG
AC= 2
αA P

Dimana P adalah tekanan pipa, sehingga persamaan terakhir dari pipa horizontal
adalah :

dp μ τW
=
dz D(1− AC )

Dalam kasus yang sangat khusus percepatan sangat kecil.

2.5.2 Peta Pola Aliran

Peta pola aliran dari Mandhane et.al. (1974) dipilih dalam penelitian ini. Peta tersebut
berdasarkan dari 5,935 kumpulan data observasi individu dalam cakupan luas dari properties
aliran horizontal. Tabel 2.4 menampilkan range dari parameter yang digunakan.

Peta pola aliran tersebut mudah digunakan karena sumbu koordinatnya dalam
kecepatan superficial. Data asli yang digunakan dipilih oleh Mandhane et.al. (1974) untuk
menyelidiki efek diameter, dan meskipun kumpulan data tersebut kecil, tidak terdapat efek
yang dapat diobservasi dari pipa dengan diameter lebih dari 25 mm. Semua efek yang ada
telah dimasukan dalam perhitungan kecepatan superficial. Dalam kasus lain, penelitian dari
Taitel dan Dukler (1976) menyatakan bahwa boundary dari annular-slug, yang menjadi pusat
perhatian dalam penelitian ini, tidak dipengaruhi oleh berubahan diameter.

Peta yang dibuat loeh Mandhane et.al. (1974) didasarkan pada udara/air dan untuk
menghitung properties fisik yang berbeda batas rezim aliran menjadi fleksibel, tidak seperti
peta lain kebanyakan. Hubungan tersebut dijabarkan dalam Appendix A sebagai koordinat
dari peta. Mereka menemukan bahwa efek property fisik yang berubah dalam boundaries
sangat kecil.

Peta dan perbandingan dengan grafik Baker akan didiskusikan selanjutnya.

Tabel 2.4 Kisaran nilai pola aliran Mandane et.al. (1974)


Range
Diameter pipa (mm) 12.5 – 165
Densitas fase cair kg/m 3
704.9 – 1009.3
Densitas fase gas kg/m3 0.801 – 50.46
Viskositas fase cair kg/ms 30 x 10-5- 90 x 10-5
Viskositas fase gas kg/ms 1 x 10-5- 2.2 x 10-5
Kecepatan superfisial cairan m/s 2.009 – .31
Kecepatan superfisial gas m/s
Tegangan permukaan N/m 24 x 10-3x103 x 10-3

2.5.3 Rugi-rugi pada sambungan

Prosedur panjang akivalen telah digunakan untuk mendapatkan rugi-rugi tekanan


pada sambungan. Rugi-rugi pada pipa lurus pertama kali ditentukan sebagai fungsi dari
kecepatan fase cairan V L , pengukuran rugi tekanan pada sambungan dikonversi dari kurva
ini menjadi panjang ekivalen pipa lurus.

2.5.4 Rugi pipa miring

Komponen gravisi seperti yang telah dinyatakan sebelumnya diberikan sebagai


berikut :

[ ] dp
dz g
= ρ g sin θ

dan nilai rata-rata massa jenis campuran :

ρL ρL
ρ= +
Y VR
1+ 1+
VR Y

β x ρL
dimana Y= =
( 1−β ) 1−x ρG

Untuk aliran homogen VR = 1 dan

ρ=ρG β+ ρL ( 1− β )

atau, dalam kasus x


1 x 1−x
= +
ρ ρG ρL

Dan untuk aliran terpisah :

ρ=α ρG +(1−α) ρ L

Hubungan dari Premoli et.al. (1970) untuk aliran vertikal yang dimodifikasi oleh
Beggs (1973) menggunakan faktor orientasi, untuk perhitungan rugi-rugi pada pipa miring.
Hubungan dari Premoli (1970) lebih memilih menggunakan fraksi kecepatan dari pada fraksi
void. Keduanya dihubungkan dengan :

1
α=
( 1+
VR
Y )
Setelah menentukan rasio kecepatan dari hungungan Premoli et.al (1970), kemudian
dikonversi menjadi fraksi void untuk kasus pipa vertikal. Dengan menggunakan kecepatan
aliran campuran homogen, bilangan Froude dan kecepatan cairan dapat dihitung. Hal tersebut
memungkinkan untuk memlilih rezim aliran (satu dari tiga) dimana, berdasarkan persamaan
Beggs (1973), pertama dengan menggunakan faktor rezim aliran, lalu koefisien pada proses
selanjutnya tergantung pada arah aliran, misalnya aliran naik atau turun. Kesimpulannya,
fraksi void dari hubungan Premoli et.al (1970) diturunkan dari persamaan yang mengandung
bilangan tersebut. Teknik perhitungan dijabarkan dalam data ESDU item 77016 (1977).

2.5.5 Aliran yang melalui sambungan T

Untuk komponen ini digunakan teknik satu fasa guna mencari koefisien rugi dalam
kasus rasio aliran. Koefisian rugi diberikan sebagai berikut :

V 32 V 12
+h− +h
2g 2g i
K 31= 2
V3
2g

Dimana hi adaah head statis pada titik i, V i adalah nilai tengan kecepatan yang
didefinisikan sebagai berikut :

V i=x i V Gi2+(1−x i)V Li2


dan

xW v g
V GL =
αA

Untuk penggunaan sambungan, 3 menunjukan aliran naik, 2 aliran bawah lurus,


dengan 1 sebagai cabang pada sudut kanan, itu berarti, aliran dibagi dari 3, menuju saluran 2
dan 1.

3. ALAT PENELITIAN

Selama dalam pronyek ini pengukuran dilakukan pada (1) rig yang dibangun di
Wairakei pada sumur 207; (2) pada sistem perpipaan dua fasa 17,84 cm pada instalasi
pembangkit Lurcerne, Broadlands, dan (3) pada pipa dua fasa 48 cm pada pembangkit
Tasman, Kawerau. Sebagai tambahan, banyak percobaan instrumentasi dilakukan pada
peratalan udara/air di Laboratorium Aerodinamika di School of Engineering, University of
Auckland.

Rig percobaan di Wairakei yang terletak pada sumur 207 berada pada bagian ujung
lahan. Keluaran maksimal dari rig sekitar 20 kg/s saat kuantitas wellhead 20% dan tekanan
8,6 bar. Tekanan wellhead tanpa aliran adalah 27 bar ketika tekanan maksimal separator yang
dibatasi oleh bursting disc adalah 17 bar. Wellhead campuran dua fasa pertama kali
dipisahkan di separator konvensional webre silikon, air mengalir menuju dua drum
penggenggam dibagian bawah, sedangkan fase uap pada bagian atas dari silikon. Skema dari
rig ditunjukan pada gambar 1. Pipa berdiameter 20 cm membawa aliaran fase terisah menuju
silencer (alat peredam bunyi) seperti pada gambar. Air diinjeksikan pada pipa uap 20 cm dan
memungkinkan teradinya percampuran sebelum melewati pengecilan mendadak manjadi 10
cm. Laju aliran dikontrol oleh katup, dan kedua fase diukur secara terpisah di orifice sebelum
mereka tercampur.

Sistem perpipaan uji terdiri dari konfigurasi belokan ‘U’ dan ‘S’ dengan panjang
pemisah yang bervariasi. Semua itu diikuti dengan kombinasi belokan ‘S’ 45 derajat. Setelah
6 m dari panjang pipa lurus, belokan tunggal sudut kanan mengarahkan pada pipa lurus 6 cm
berikutnya sebelum rasio radius panjang, R/D = 90 belokan tersegmentasi. Belokan tersebut
adalah model sistem perpipaan dua fasa berdiameter 46 cm yang digunakan pada instalasi
Tasman Co., di Kawerau.

Potongan lurus sepanjang 18 meter dari sambungan T, satu lengan menuju silencer,
dan bagian yang lain yang memiliki kemiringan sudut berbeda 21 0, 440, 660, dan 900 dari
sumbu horizontal dan mengelurkan ke udara atmosfer melalui lip pressure gauge. Rig
dipasang pada ketinggian 30 cm dari level dasar. Pipa kerja dan sambungan memiliki
kuantitas uap standar dan disatukan dengan cara dilas, kecuali pada bagian belokan
kombinasi dimana flange digunakan guna memungkinkan penggunaan panjang spacer yang
bervariasi.

Instrumentasi untuk pengukuran tekanan dari rig telah dikembangkan pada rig
udara/air oleh Lee (1978). Alat tersebut terdiri dari pipa perspex diameter 8,4 cm yang
tersusun dalam bentuk belokan ‘U’. Karena tujuan dari percobaan Waurakei adalah untuk
menghitung data penurunan tekanan yang akurat, sebagian waktu digunakan untuk
pengecekan rig udara/air dan pengembangan teknik pengukuran penurunan tekanan.

Hewitt et.al (1964) melaporkan teknik penggunaan cairan pembersih pada garis
tekanan memastikan bahwa pipa selalu penuh dengan fasa cairan, temuan gas yang mengisi
pipa bisa dibilang sebagai sesuatu yang tidak diinginkan. Metode ini hanya cocok untuk tipe
percobaan laboratorium dimana metode ini menjadi terlalu kompleks dan tidak praktis untuk
percobaan di lapangan. Posisi titik pengukuran pada pipa bundar juga mempengaruhi
pengukuran tekanan. Adler (1977) berpendapat bahwa katup tekanan yang ditempatkan pada
pusat pipa horizontal dapat menghindari error yang disebabkan oleh gravitasi.

Untuk percobaan lapangan, pot kondensasi pada semua pengukur, yang ditempatkan
pada garis pusat horizontal, digunakan untuk memastikan bahwa saluran ke manometer
penuh dengan cairan. Model dari pot ini dipasang pada rig udara/air, dan teknik pengukuran
tekanan dikembangkan. Tekanan pembersih digunakan sebagai standar, dan distribusi
tekanan pada diameter komplementer pada pipa bulat dibandingkan disepanjang rig. Hasil
dari percobaan ini menunjukan bahwa prosedur untuk mengukur tekanan memiliki akurasi
lebih tinggi dari 8%, sehingga cukup memuaskan untuk percobaan di lapangan.

Gambar 2 menjelaskan gambaran layout dari rig, dan gambar 3 menampilkan lokasi
dari 64 pengukur tekanan yang tersedia. Pengukur tekanan dibuat dengan pengelasan 3/8 in.
BPS dengan ulir luar yang di bor dengan diameter 10,16 mm (0,14 in) sepanjang pipa, yang
perlu diperhatikan adalah untuk memastikan bagian dalam bebas dari pengotor.

Sumur 27 di lapangan Broadlands menyuplai campuran dua fasa ke separator silikon


yang terletak dekat dengan plant pengerin di Broadlands Lucerne Co. Uap yang terpisah
digunakan pada heat exchanger uap/udara yang menyediakan udara panas untuk proses
pengeringan. Saluran terdiri dari tiga bagian lurus, dengan panjang 166.4 m, 120.4 m, 146 m
dengan diameter dalam pipa sebesar 17.8 cm, dua bagian pertama disambung dengan pipa
sepanjang 12.8 m dan dua elbow dibentuk dengan konfigurasi ‘S’, konfigurasi ‘S’ kedua
dibentuk dengan dua elbow dan spacer 18.3 m. Pengukur tekanan dipasang sepanjang
saluran, dan mulut pressure gauge pada saluran keluar yang digunakan untuk mengukur
aliran dan enthalpy. (gambar 4)

Sebagai catatan saluran 48 cm di Kawerau tidak bekerja pada kapasitas rancangan,


sehingga penurunan tekanan salaran sangat kecil. Pengukur tekanan tersedia, dan beberapa
pengukuran menggunakan transducer tekanan telah dibuat untuk menggambarkan rezim
aliran. Hal ini akan dibahas selanjutnya.

Pada semua pengujian di lapangan tekanan statis diukur dengan Bourdon gauge yang
telah dikalibrasi. Manometer yang dibuat khusus digunakan untuk tekanan differential,
dimana terdapat merkuri di bawah air atau udara terkompresi kebalikan manometer air.
Seperti yang dikatakan sebelumnya, fase aliran diukur dengan oriface standar British dan
manometer differential.

Semua hasil yang dicatat dari lapangan dan didata di komputer universitas untuk
dianalisis. Program ditulis untuk memberikan informasi dengan format seperti yang
ditampilkan dalam laporan ini. Appendix B memberikan rincian dari program tersebut.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara keseluruhan, 255 proses terpisah dilakukan pada rangkaian pengujjian


Wairakei. Sebagai tambahan 14 titik data diambil dari sistem perpipaan Broadlands dan
beberapa data dua fasa lebih lanjut didapatkan dari peratalan udara/air.

Prosedur operasi dikembangkan dimana memastikan nilai dengan cakupan yang luas,
akan tetapi, waktu yang cukup dibutuhkan selama proses pengujian demi mendapatkan
kondisi tunak agar pengujian berhasil.
4.1 Pengujian Uap Kering

Setalah menyusun serangkaian pipa pengujian menggunakan uap kering dengan


kekasaran relatif pipa 0.001 sampai 0.002 seperti yang dimiliki pipa baja berlubang ringan
berkarat tak dilapisi 10 cm (ESDU Data Item 66027). Ganbar 5 menunjukan hasil percobaan,
garis lurus yang paling sesuai digambarkan sepanjang titik data. Pemeriksaan lebih lanjut
terkait kekasaran menggunakan uap kering dibuat 16 bulan kemudian mengkonfirmasi hasil
selanjutnya: tidak terdapat perubahan signifikan dari kekasaran yang terjadi dalam periode
ini.

4.2 Rezim Aliran

Telah katakan sebelumnya bahwa saluran geotermal dua fase seharusnya dirancang
untuk beroperasi dalam daerah Annular. Serangkaian parameter aliran pada pengujian
dilakukan pada daerah annular dan transisi antara slug dan annular. Sejumlah proses
pengujian dicatat lengkap dalam daerah slug. Dalah kasus ini, aliran slug diidentifikasi
dengan mengosilasi manometer atau pembacaan pressure gauge dan dalam beberapa kasus
getaran yang terlalu banyak pada pipa kerja. Stuktur pendukung untuk rankaian pengujian,
walaupun mendukung untuk rig pengujian, tidak dibangun sebagai sistem perpipaan
produksi.

Kisaran dari parameter aliran utama diberikan dibawah ini.

Tekanan Separator 6.5 sampai 11 bar


Aliran Uap 0.47 sampai 1.74 kg/s
Aliran air 0.54 sampai 11.3 kg/s
Kualitas 0.05 sampai 0.33

Gambar 6 menampilkan titik data percobaan pada grafik Mandhane. Hasil dari
Harrison (1975) dan kondisi aliran dari Broadlands juga digambarkan. Dengan signifikansi
sebagian besar data diambil pada daerah slug. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, baik
grafik Mandhane dan Baker dibangun dengan pengukuran udara/air. Dimana garis transisi
slug-annular dimodifikasi untuk perubahan sifat-sifat fisik teknik yang disarankan oleh
Mandhane et.al. (1974) yang ditampilkan pada gambar 7. Dalam gambar ini menampilkan
garis slug/annular Baker. Titik yang ditempatkan teridentifikasi positif sebagai aliran slug.
Dari situ terlihat bahwa garis Baker tidak mengindentifikasi titik tersebut sebagai daerah slug,
walaupun ketika kurva asli dari udara/air dimodifikasi untuk efek dari sifat-sifat fisik. Grafik
Mandhane mengidentifikasi titik data sebagai aliran slugging dan menunjukan bahwa
sejumlah pengukuran Broadlands berada dalam rezim tersebut. Hal tersebut tidak
mengejutkan selama percobaan berlangsung, walaupun tidak ada vibrasi yang besar dari
sistem perpipaan yang diobservasi, hal tersebut merupakan karakteristik dari kebisingan dari
slug yang ditransmisikan dibawah saluran, bulu-bulu dari silencer diketehui sebagai peredam
dalam interval umum. Kondisi ini berada diantara daerah batas transmisi board band yang
dikatakan oleh Mandhane et.el (1974).

Pengunaan grafik Mandhane direkomendasikan untuk memprediksi rezim aliran


dalam sistem perpipaan dua fasa geotermal.

4.3 Rugi-rugi Tekanan Pipa Horizontal

Gradient tekanan yang terukur untuk semua hasil pengujian ditempatkan berlawanan
dengan kecepatan fase cair seperti pada gambar 8. Gradient tekanan didapatkan berdasarkan
penurunan tekanan diantara pengukur 50 sampai 54, dengan jarak 9.8 m (gambar 1,2, dan 3).

Kecepatan fase cair diukur menggunakan model terpisah dan korelasi Harrison (1975)
untuk fraksi void. Entalpi konstan yang ditentukan di separator tekanan diasumsikan sama di
sepanjang ring, perubahan kualitas seperti penurunan tekanan dapat terjadi.

Pendekatan garis parabola digambarkan sepanjang data pengukuran. Terdapat


persebaran yang besar pada nilai VL yang tinggi. Dengan menghilangkan data untuk nilai W L
yang kurang dari 10 kg/s persebaran dapat diperkecil (gambar 9). Sekali lagi pendekatan garis
parabola, yang berbeda dengan gambar 8, digambarkan dalam pengukuran.

Metode prediksi Harrison (1975) yang dibahas pada 2.5.1 diuji dengan percobaan
pengukuran dalam gambar 10. Semua data yang dikumpulkan digambarkan dan sekali lagi
terbukti berada dibawah nilai perdiksi pada kisaran :

dp
=1.5 sampai 3.0 Kpa/m
dz

Dengan menghilangkan data pengukuran kecepatan air diatas 10 kg/s, didapatkan


korelasi yang lebih baik (gambar 11). Termasuk dua pengujian lain dari data. Gambar 12
menampilkan hasil dari penghilangan semua informasi dimana grafik Mandhane dapat
memprediksi aliran slug dapat terjadi, dan gambar 13 menunjukan hasil pengabaian
komponen percepatan pada korelasi Harrison. Kedua gambar ini mengilustrasikan pengaruh
yang mendominasi pada kesesuaian atau dengan kata lain korelasi merupakan nilai dari
kecepatan air (atau kecepatan superfisial caiaran). Hal tersebut tidak mengejutkan karena
fraksi void merupakan fungsi dari tingkat kekeringan, dan karena campuran menjadi lebih
basah maka memungukinkan indeks dan A konstan (asumsi = 1), akan berubah. Hal tersebut
perlu ditentukan, dan diperlukan penelitian lebih lanjut dari efek kekeringan pada korelasi
yang diinvestigasi.

Selanjutnya untuk mengkaji metode Harrison yang dibandingkan dengan penggunaan


umum lainnya, hasil percobaan untuk gradient tekanan ditempatkan berlawanan dengan
prediksi yang dilakukan dengan metode Lockhard-Matinelli (gambar 14), Dukler (gambar
15), Homogeneous (gambar 16), dan Chisholm (gambar 17). Perhitungan dari metode
tersebut dilakukan sebagai rekomendasi dari Data ESDU item 76018 dimana terdapat
komponen percepatan didalamnya. Terlihat bahwa semua metode cenderung kelebihan
memprediksi gradient tekanan, dan secara umum korelasi antara pengukuran dan prediksi
tidak terlalu baik. Lockhert-Martinelli menampilkan kelebihan prediksi 20 sampai 30 % dari
nilai yang dihasilkan oleh james et.al (1969).

Disarankan untuk membuktikan percobaan tersebut menggunakan fluida geotermal


yang digunakan pada metode prediksi yang diusulkan Harrison untuk menentukan gradient
tekanan dalam saluran transmisi geotermal dua fasa.

4.4 Rugi-rugi Tekanan pada Sambungan

Semua hasil dalam bagian ini ditampilkan dalam bentuk aksis yang menunjukan
panjang ekivalen dari pipa lurus. Sehingga, rugi tekanan yang terukur sepanjang sambungan
dengan nilai VL didasarkan pada rugi-rugi pipa lurus yang diilustrasikan di gambar 9. Panjang
ekivalen dalam meter diberikan pada bagian kiri aksis, dan panjang ekivalen yang ditulis
dalam diameter pada sebelah kanan aksis. Pendekatan garis lurus paling baik dituliskan
dalam data tersebut.

Rugi-rugi sepanjang kontraksi (pengecilan luas penampang) tiba-tiba (katup 1-2) dan
belokan ‘S’ 45 derajat (katup 20-24) diilustrasikan pada gambar 18. Kontraksi tiba-tiba dari
diameter 20 cm menjadi 10 cm, sehingga, area kontraksi sebesar 4.1. Belokan ‘S’ 45 derajat
terdiri dua belokan yang dipisahkan dengan panjang spacer 2 m (z = 20D). Dikatakan bahwa
rugi dari satu belokan bisa didapatkan dengan membagi dua total rugi. Gambar 19
menunjukan rugi-rugi sepanjang belokan ‘U’ dan pembentukan belokan menggunakan spacer
dengan diameter 2 memberikan kerugian yang lebih kecil dibandingkan dengan spacer
berdiameter 10. Hasil pengujian menggunakan udara/air yang dilakukan oleh Lee (1975)
mendukung hasil tersebut. Hasil untuk belokan ‘S’ (gambar 20) tidak terlalu meyakinkan, dan
walaupun garis yang digambarkan sepanjang pengukuran tidak menghasilkan kecederungan
yang jelas, menunjukan efek kedua panjang spacer.

Elbow radius kecil 90 derajat (katup 30-40) dan sambungan T (5457) dibandingkan
pada gambar 21, sambungan T menunjukan rugi-rugi yang lebih besar. Belokan ini bersifat
hampir seperti belokan dengan sambungan siku-siku, dimana dalam kasus aliran satu fasa
diperkirakan memiliki rugi-rugi yang lebih besar. Perbandingan dari kurva tersebut
mengiliustrsikan bagaimana pemilihan belokan berdampak pada rugi-rugi.

Pada akhirnya, pada bagian ini rugi-rugi disekitar belokan dengan sambungan siku-
siku radius panjang (gambar 22) menunjukan rugi-rugi tambahan dalam bentuk lengkungan
kurva (curvature). Rugi tambahan ini bisa menjadi signifikan pada kecepatan fluida yang
tinggi. Menjadi menarik untuk mengetahui bahwa penggunaan elbow 90 derajat dan panjang
dari pipa lurus untuk mendapatkan perubahan arah antara dua titik memberikan rugi yang
secara garis besar lebih kecil dibandingkan belokan dengan rasio radius panjang.

Pengukuran menunjukan dalam bagian ini mendemonstrasikan nilai dari rugi-rugi


sekunder. Rugi tekanan yang berhubungan dengan masing-masing pengujian sambungan
sebanding dengan panjang pipa lurus pada pengujian dengan 100 diameter, dimana aliran
satu fasa dua kali melewati sambungan yang sama- Goyvier dan Aziz (1972).

4.5 Rugi-rugi pada sambungan T pemisah

Rugi-rugi pada sambungan T pemisah ditunjukan pada gambar 23-25. Pengukuran


dipisahkan kedalam tiga kisaran laju aliran massa, 3 sampai 7 kg/s, 7 sampai 9 kg/s, dan 9
sampai 12 kg/s- kecenderungan yang terlihat adalah rugi-rugi meningkat dengan
meningkatkan kecepatan. Kisaran tersebut dipilih secara asal, dan memungkinkan penentuan
penyebaran dari kisaran yang dipilih secara lebih lanjut. Terdapat penyebaran yang lebih
besar pada kecepatan aliran massa yang lebih tinggi.

Cara untuk menampilkan hasil dalam kasus koefisien rugi (didefinisikan dalam 2.5.5)
tampaknya sudah cukup memenuhi syarat, akan tetepi terkesan terlalu kompleks untuk
pengguna. Usaha lebih lanjut dibutuhkan untuk menampilkan hasil tersebut agar menjadi
lebih multifungsi.
Untuk sementara ini bisa dikatakan bahwa kurva, yang digambarkan untuk kirasan
yang telah ditentukan untuk laju aliran fluida, diubah menjadi kisaran ekivalen dari kecepatan
superfisial fluida, dan koefisien rugi untuk beberapa sambungan T pemisah diestimasi dalam
pendekatakan kecepatan superfisial fluida.

4.6 Pengujian Pipa Miring

Metode yang tidak memuaskan untuk menghitung rugi-rugi di pipa miring telah
dihasilkan dalam penelitian ini. Data eksperimen telah dibandingkan dengan dua karelasi.
Gambar 26 menampilkan hasil pengukuran dibandingkan dengan metode dari Premoli et.al.
(1970) dan Beggs. Komponen gravitasi ditentukan dengan mengsubtraksi rugi gesekan dari
pipa lurus horizontal dari kuantitas terukur, begitupun komponen percepatan. Terlihat bahwa
hasil prediksi berada jauh dibawah dari salah satu data terukur. Hal tersebut dapat terjadi,
akan tetapi, teknik tersebut cocok untuk sudut kemiringan yang lebih kecil dari 20 derajat dan
untuk kecepatan aliran massa yang kecil.

Jika dengan menggunakan prediksi rasio kecepatan, fraksi void Harrison digunakan
dan hasilnya seperti gambar 27. Sekali lagi, korelasinya tidak bagus meskipun untuk sudut
diatas 40 derajat terdapat kecocokan yang beralasan dengan data. Metode ini tidak bisa
diharapkan untuk memberikan hasil yang baik karena database untuk menentukan hubungan
fraksi void didasarkan pada pengukuran di pipa horizontal yang didominasi aliran annular,
dan, seperti yang kita sepakati sebelumnya untuk aliran miring, pola berubah dan korelasi
dari penurunan tekanan keluar dari kisaran.

4.7 Pengukuran Penurunan Tekanan Broadlands

Tabel 4.1 menampilkan penurunan tekanan yang terukur untuk kisaran kondisi dari
saluran Broadlans BR 27 Lucerne. Dalam masing-masing pengujian, dua angka menunjukan
hubungan dengan penurunan tekanan pada dua potongan lurus dari saluran, panjang 154.15 m
dan 135.34 m. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, aliran diukur sepanjang silencer pada
BR 7 menggunakan lip tekanan konvensional dan metode wier-box. Tekanan direkam pada
Bourdon gauges yang sudah dikalibrasi dalam keadaan tunak.

Menggunakan data penurunan tekanan Wairakeu dan membagi masing-masing


saluran menjadi 10 bagian dengan panjang yang sama, dan dengan menggunakan teknik
integrasi stepwise, penurunan tekanan yang dipresiksi dicatat dalam kolom 2. Penentuan rugi-
rugi untuk panjang keseluruhan ditunjukan, pada kolom 3. Kolom 4 menunjukan kisaran V L
untuk rangkaian pengujian.

4.8 Perbandingan Pengukuran Udara/Air Horizontal.

Menjadi berguna untuk membuat perbandingan dari hasil uap/air dan udara/air pada
dasar yang sama. Data dari dua eksperimen udara/air dianalisis. Satu rangkaian didapatkan
dari percobaan yang dilakukan Lee (1979) dengan pipa perspex berdiameter 84 mm, dan
yang lain dari Chen (1979) yang menggunakan perspex pipa dengan diameter 5.5 mm. Rig
terakhir ini disambungkan dengan katup aksi cepat yang memungkinkan nilai tengah fraksi
void didapatkan melalui eksperimen. Gambar 28 menunjukan kurva uap/air yang ditentukan
di Wairakei dan hasil udara/air dari dua percobaan. Hanya data aliran annular yang
dimasukan dari percobaan Chen (1979) dan pengukuran fraksi void secara eksperimental
digunakan untuk menentukan VL. Secara jelas model terpisah berhubungan dengan data
udara/air, dan terdapat kesepakatan yang beralasan antara dua rangkaian informasi dari
udara/air. Akan tetapi, pengukuran udara/air memprediksikan gradient tekanan uap/air yang
lebih rendah.

Dalam gambar 29 fraksi void hasil eksperimen dari Chen (1979) dibandingkan
dengan korelasi fraksi void Harrison (1975) untuk eksperimen udara/air ini. Terdapat
perbedaan, khususnya untuk nilai fraksi void yang lebih rendah, secara umum terkait dengan
kualitas rendah. Hal tersebut mengidentifikasikan kuantitas air yang lebih besar dengan
peningkatan ketebalan film dinding, dengan perubahan lebih lanjut dari struktur aliran pada
interface. Tentunya dengan menggunakan korelasi fraksi void tipe Butterworth, dengan
mencoba indeks yang sesuai dengan hasil udara/air, percobaan dan prediksi dapat dibuat
untuk disepakati, seperti apa yang dilakukan oleh Chen (1979).

Sebagai tambahan untuk perbedaan diatas, dapat dikatakan bahwa hasil uap/air
ditentukan untuk pipa kasar, sebagai contoh untuk kekasaran relatif sekitar 0.001, dimana
untuk fluida turbulent penuh bilangan Reynolds dapat menghasilkan faktor gesekan sekitar
0.022. Data udara/air yang ditentukan untuk pipa halus dengan faktor gesekan sekitar 0.009
dalam kisaran bilangan Reynolds yang teruji. Aliran dengan model terpisah menunjukan
gradient tekanan proporsional dengan faktor gesekan, dengan mengabaikan komponen
percepatan dalam penentuan rangkaian kondisi aliran. Oleh karena itu, dapat diperkirakan
bahwa gradient pipa halus dengan VL/D dapat ditingkatkan dengan rasio
0.022
=2.4
0.009

hal tersebut mengubah data udara/air menjadi berada diatas kurva uap/air. Akan tetapi,
informasi yang lebih dibutuhkan sebelum penggambarkan kesimpulan yang lengkap.

Disarankan dalam pembahasan ini untuk memperhatikan penggunaan korelasi


udara/air untuk perhitungan uap/air, dan yang kedua, efek kekasaran seharusnya tidak
diabaikan.

4.9 Percobaan Kawerau

Pengukur tekanan pada posisi 46 cm dari saluran dua fasa di Kawerau dipasang pada
konstruksinya. Namun sampai saat ini saluran tidak beroperasi dengan kapasitas penuh, dan
penurunan tekan tidak terlalu besar. Akan tetapi, beberapa penggunaan telah dibuat pada
perangkat mulai dari saluran beroperasi dalam rezim slug. Percobaan dilakukan untuk
mengembangkan teknik, menggunakan transducer tekanan, untuk mengidentifikasi rezim
aliran. Sampai saat ini beberapa kemajuan telah dibuat menggunakan rig udara/air
laboratorium, dan pengukuran di Kawerau telah dilengkapi oleh data ini. Akan tetapi, tidak
terdapat metode yang akurat untuk mengukur aliran, jadi pengukuran yang dilakukan saat ini
hanya pada nilai terbatas.

5. RANCANGAN METODE

Aliran annular seperti yang diprediksi pada peta pola aliran Mandhane et.al. (1974)
memperbolehkan pemilihan kecepatan superfisial yang sesuai dan juga diameter pipa.
Penurunan tekanan pada pipa horizontal dapat diprediksi dengan teknik Harrison (1977)
seperti yang dikemukakan dalam laporan ini (lihat Appendix C sebagai contoh).

Rugi-rugi pada sambungan harus diperhitungkan dengan menggukanan metode


panjang ekivalan. Rangkaian terbatas dari data ditampilkan disini. Disarankan untuk
sambungan lain, rugi-rugi setidaknya dua kali dari nilai rugi aliran satu fasa harus dimasukan.
Untuk sambungan T kurva pada gambar 23-25 dapat digunakan, dimana laju aliran cairan
dikonversi menjadi kecepatan superfisial cairan. Untuk pipa miring gravitasi dapat
ditentukan menggunakan persamaan Beggs dan korelasi Harrison, yang ditingkatkan untuk
memungkinkan perubahan pada pola aliran dan begitupun hubungan fraksi void.

6. KESIMPULAN
1. Pengukuran penurunan tekanan eksperimental untuk pipa horizontal dan dan berbagai
sambungan telah dapat terkorelasi dengan baik menggunakan kecepatan cairan model
aliran terpisah.
2. Korelasi Harrison (1977) untuk fraksi void dan model aliran terpisah dapat
memprediksi penurunan tekanan pada sistem perpipaan horizontal yang berisi
campuran dua air/uap dua fasa dimana rezim aliran didominasi oleh rezim annular.
3. Peta rezim aliran Mandhane et.al (1974) memprediksi secara memuaskan batas
transisi slug-annular untuk kisaran dari kondisi operasi yang diuji.
4. Penurunan tekanan pada pipa miring dan efek dari kekasaran permukaan
membutuhkan penelitian lebih lanjut.
5. Banyak informasi dari eksperimen telah dikumpulkan. Dibutuhkan analisis lebih
lanjut untuk menghasilkan keuntungan maksimal dari percobaan ini. Penyajian dari
laporan ini hanya salah salah satu cara yang dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik dari mekanisme aliran fluida dua fasa.

Anda mungkin juga menyukai