DISUSUN OLEH :
Nama : Risatul Fadhilah
NPM : 2022010461095
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tri Budiarto. Problematikaa Agraria, Melalui;< https://m.kompasiana.com >, diakses pada hari
rabu, 29 Maret 2017 pukul 12.30
2
Muladi, Hak Asasi Manusia- Hakekat, konsep & implikasinya dalam persepktif hukum &
masyarakat, PT Refia Aditama, Bandung, 2009, hlm.160
3
Rani Nuraeni, Pengertian dan Asas-asas Hukum Agraria, Melalui; < https: // raninuraeni379.
wodpress.com> diakses pada hari rabu, 29 Maret 2017 pukul 12.30
Hak atas tanah merupakan suatu hak yang dimiliki oleh pemegang hak untuk
menggunakan serta mengambil manfaat dari suatu tanah tersebut. Hak atas tanah yang
diatur pada Pasal 16 ayat (1) Undang-Undang No.5 tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria memberikan hak kepemilikan atas tanah oleh negara
kepada orang-perorang atau badan hukum dengan bentuk tanah hak milik, hak guna
bangunan, hak guna usaha, hak pakai, hak sewa, hak untuk membuka tanah, hak
memungut hasil hutan.4
Penguasaan yuridis dilandasi hak dengan dilindungi oleh hukum dan
umumnya memberi kewenangan kepada pemegang hak untuk menguasai
secara fisik tanah yang dihaki. Penguasaan dalam arti yuridis adalah
penguasaan yang beraspek perdata maupun publik, dan dengan adanya
penguasaan atas tanah maka perlu adanya penguatan dalam menguasainya
yaitu dengan Hak Milik Hak Guna Usaha (HGU), Hak Pakai (HGP), atau Hak
Guna Bangunan (HGB) yang akan menjadi pondasi bagi orang atau lembaga
yang menguasai tanah.
Berdasarkan bagian kedua (ketentuan konversi) Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA),
disebutkan bahwa, “ Hak eigendom atas tanah yang ada pada mulai berlakunya
undang-undang ini (UUPA) sejak saat tersebut menjadi hak milik, kecuali jika
yang mempunyai tidak mempunyai syarat sebagai yang tersebut dalam Pasal
21”.
Pasal 21
“hak milik adalah hak turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang
4
Wikipedia, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Melalui;< http://id.m.wikipedia.org,>
diakses pada hari rabu, 29 Maret 2017 pukul 12.35
berbunyi sebagai berikut;
“Orang atau badan hukum yang mempunyai hak guna usaha dan tidak lagi
memenuhi syarat-syarat sebagai yang tersebut dalam ayat (1) Pasal ini dalam
jangka waktu satu tahun wajib melepaskana atau mengalihkan hak itu kepada
pihak lain yang memenuhi syarat. Ketentuan ini berlaku juga terhadap pihak
yang memperoleh hak guna usaha, jika ia tidak memenuhi syarat tersebut. Jika
hak guna usaha tidak dilepaskan atau dialihkan dalam jangka waktu tersebut
maka hak itu hapus karena hukum, dengan ketentuan bahwa hak-hak pihak lain
akan diindahkan, menurut ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.”
B. Rumusan Masalah
Latar belakang di atas dapat mengetahui beberapa rumusan masalah:
Subang?
3. Bagaimana para pihak dapat menyelesaikan sengketa hak atas tanah yang semula
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui duduk permasalahan hak atas tanah ex eigendom verponding 2044
dihubungkan dengan Peraturan Dasar Pokok-Pokok (UUPA).
2. Untuk mengetahui peraturan perundang-undangan mengatur kepastian hak atas tanah
di hubungkan dengan ex eigendom verponding 2044 di Desa Nagrak Kecamatan
Ciater Kabupaten Subang.
3. Untuk mengetahui para pihak dapat menyelesaikan sengketa hak atas tanah yang
semula merupakan hak eigendom verponding.
D. Kegunaan penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka kegunaan penelitian ini
adalah agar tercapainya tujuan penelitian serta bermanfaat secara teoritis dan praktis
dalam hal sebabagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dibidang hukum pada umumnya, terutama pada hukum tanah khususnya. Selain
itu dapat memberikan sumbangsih pemikiran baik berupa perbendaharaan konsep, metode
proposisi ataupun pengembangan teori- teori dalam studi hukum dan masyarakat. Serta
memberikan pengetahuan baik secara teori maupun praktek dan peran Perseroan Teerbatas
Perkebunan Nasional VIII (PTPN VIII) dalam menyelesaikan hak atas tanah.
2. Kegunaan Praktis
5
Ibid
6
Wawancara pribadi penulis dengan Yudha Nurul Huda sebagai Dewan Komite Nasional pada hari senin 13
Maret 2017 jam 12.30 di Kantor Komite Nasional Penyelamat Aset Negara (KOMNASPAN)
Diharapkan agar karya ilmiah dan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi
Masyarakat, Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara VIII, dan M.Fatkhi Esmar dalam
rangka pelaksanaan Pasal 20 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria.
E. Kerangka pemikiran
Permasalahan ini perlu adanya suatu landasan teori dari para ahli yang menjadi
penguat, dan ada teori yang dapat digunakan untuk melihat secara luas apa yang
sebenarnya menjadi tujuan hukum dan digunakan teori keadilan yang menjadi penguat
dalam permasalahan ini. Pandangan Kasen, hukum adalah sebuah sistem norma. Norma
adalah penekanan aspek “seharusnya” atau de sollen, dengan menyatakan beberapa
peraturan tentang apa yang harus dilakukan. Norma-norma adalah produk dan aksi
manusia yang deliberatif. Undang-undang aturan-aturan yang bersifat umum menjadi
pedoman bagi individu bertingkah laku dalam bermasyarakat, baik dalam hubungan
dengan sesama individu maupun dalam hubungannya dengan masyarakat. Aturan-aturan
menjadi batasan bagi asyarakat dalam membebani atau melakukan tindakan terhadap
individu dan dan adanya aturan dan pelaksanaannya menimbulkan kepastian hukum.
Tujuan hukum yang mendekati realitas adalah kepastian hukum dan
kemanfaatan hukum. Kaum positivisme lebih menekankan pada kepastian
hukum, sedangkan kaum fungsionalisme mengutamakan kemanfaatan hukum,
dan sekiranya dapat dikemukakan bahwa “summum ius, summa injuria,
summa lex, summa crux” yang artinya adalah hukum yang keras dapat
melukai, kecuali keadilan yang dapat menolongnya dengan demikian
kendatipun keadilan bukan merupakan tujuan hukum satu-satunya akan tetapi
tujuan hukum yang paling substantif adalah kepastian hukum.7
Roscoe Pound memiliki pendapat mengenai hukum yang menitik
beratkan pada kedisiplinan dengan teorinya yaitu “Law as a tool of social
enginering” (bahwa hukum adalah alat untuk memperbaharui atau merekayasa
masyarakat). Menurut Roscoe Pound bahwa hukum adalah keseluruhan azas-
azas dan kaedah- kaedah yang mengatur masyarakat, termasuk didalamnya
lembaga dan proses untuk mewujudkan hukum itu kedalam kenyataan.
Pemikirannya Sama seperti Mochtar kusumaatmadja dan kedua ahli hukum ini
memiliki pandangan yang sama terhadap hukum.8
Untuk dapat memenuhi peranannya Roscoe Pound membuat
penggolongan atas kepentingan-kepentingan yang harus dilindungi oleh
hukum, yaitu sebagai berikut:9
1. Kepentingan umum (Public Interest).
2. Kepentingan Negara sebagai Badan Hukum.
3. Kepentingan negara sebagai penjaga kepentingan masyarakat.
4. Kepentingan masyarakat (Social Interest).
5. Kepentingan akan kedamaian dan ketertiban.
6. Perlindungan lembaga-lembaga sosial.
7. Pencegahan kemerosotan akhlak.
8. Pencegahan pelanggaran hak.
9. Kesejahteraan sosial.
10. Kepentingan pribadi (Private Interest).
7
Dominikus Rato, filasafat hukum mencari; memahami; memahami hukum, Laskbang Pressindo,
Yogyakarta, 2010, hlm.59
8
Lili Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi, Dasar-dasar filsafat dan teori hukum, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2007, hlm. 66.
9
Andriansyah_D.S Roscoe Pound: Law A Tool Of Social Enginering & Sociological
Jurisprudince,Melalui:< https://bllowrian.wordpress.com>, diakses pada hari minggu, 21 Mei 2017
pukul 23.20
11. Kepentingan individu.
12. Kepentingan keluarga.
13. Kepentingan hak milik.
Pasal 20 (hak milik) dan Pasal 34 (hak guna usaha) Undang-undang Nomor 5
tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria berbunyi sebagai
berikut;
Pasal 20 (1) berbunyi sebagai berikut:
“hak milik adalah hak turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai
orang atas tanah, dengan mengingat ketentuan dalam Pasal 6”.
Metode Penelitian
Penulisan ini metode yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif- analisis
yaitu menggambarkan dan menjelaskan peraturan perundang-undangan yang ada dengan
kaitannya terhadap teori yang ada dan praktek pelaksanaannya di masyarakat terhadap
permasalahan yang telah dijelaskan diatas.17
Dengan menggunakan pendekatan yang bersifat yuridis normatif. Pendekatan Yuridis
Normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan hukum utama dengan
cara menelaah teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum serta peraturan perundaang-
undangan18.
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif yaitu data
yang dikumpulkan berupa jawaban atas pertanyaan penelitian yang diajukan terhadap
14
Hal ini telah dijelaskan dalam Penjelasan Umum II (2) UUPA yang secara jelas meyatakan prinsip
untuk mencapai apa yang ditentukan dalam Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar tidak perlu dan tidaklah
pula dalam tempatnya, bahwa bangsa Indonesia ataupun Negara bertindak sebagai pemilik tanah
15
Efendi Perangin, Hukum Agraria di Indonesia suatu telaah dari sudut pandang Praktisi Hukum,
Rajawali, Jakarta, 1998, hlm. 145
16
Rhona K.M Smith, at.al., Huum Hak Asasi Manusia, PUSHAM UII, Yogyakarta, 2008, hlm.
40.
17
Roni Hanitijo, Metodologi Penelitian Hukum danJurumetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1994,
hlm. 97-98.
18
Sedarmayanti dan syarifuddin hidayat, metodelogi penelitian, CV Mandar Maju, Bandung, 2002,
hlm.23
masalah yang dirumuskan dan menjadi tujuan. 19Yaitu dalam hal kedudukan hak atas
tanah, kendala hak atas tanah, dan upaya penyelesaian hak atas tanah di Desa Nagrak
Kecamatan Ciater Kabupaten Subang dihubungkan dengan Pasal 20 UU No.5 tahun
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA)
2. Sumber Data
a. Sumber data primer adalah data yang diperoleh dengan langsung dari sumber di
lapangan melalui masyarakat daerah yang menjadi tempat penelitian.
b. Sumber data sekunder terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder
dan bahan hukum tersier.20
c. Sumber data tersier adalah suatu kumpulan dan kompilasi sumber primer dan
sumber sekunder.
Pokok Agraria.
19
Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1986,
hlm. 52.
20
Ibid, hlm. 23.
3. Bahan hukum tersier
23
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hlm. 47.
24
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010, hlm.
114
Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder.25 Bahan hukum tersier
a. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan
dokumen-dokumen termasuk peraturan perundang-undangan, bahan-bahan bacaan, dan
bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. Cara ini dimaksud
untuk mencari konsepsi-konsepsi, teori-teori, atau pendapat yang berhubungan dengan
pokok permasalahan.
b. Penelitian Lapangan
1) Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan
dengan dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-
informasi atau keterangan- keterangan yang berkaitan dengan masalah dan tujuan
penelitian. Yaitu wawancara dengan perwakilan dari Komite Nasional Penyelamat Aset
Negara (KOMNASPAN), Pengurus dari Perseroan Terbatas Perkebunan Nasional
VIII (PTPN VIII) ciater Subang dan pihak-pihak yang terkait yang berkaitan dengan
permasalahan yang sedang dikaji guna dapat memberikan penyelesaian dari
permasalahan.
2) Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dimana penelitian mengadakan pengamatan
terhadap gejala-gejala subjek yang diteliti.
5. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis-kualitatif yaitu metode dan
teknik pengumpulan data memakai metode observasi yang berperan serta dalam
wawancara dan terbatas dengan beberapa respon dan lokasi yang terbatas.
Analisis kualitatif ini bertujuan untuk pengajuan terhadap data-data yang sifatnya
berdasarkan kualitas, mutu dan sifat yang nyata berlaku di tengah-tengah kehidupan
masyarakat.
Teknik Analisis data merupakan suatu proses pengorganisasian dan mengurutkan data
pada suatu pola kategori dan satuan. Data-data yang diperoleh melalui studi pustaka
yang dikumpulkan, diurutkan, dan diorganisasikan dalam satu pola, kategori dan
satuan uraian dasar.28 Data yang sudah dikumpulkan kemudian secara umum dianalisis
melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a) Mengkaji semua data yang terkumpul dari berbagai sumber baik primer
maupun sekunder mengenai hapusnya hak guna usaha dengan jangka waktu
yang telah berakhir sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri
yang diteliti mengenai hapusnya hak guna usaha dengan jangka waktu yang
telah berakhir sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri yang
pemikiran tentang hapusnya Hak Guna Usaha yang sesuai dengan Surat
mengenai hapusnya Hak Guna Usaha yang sesuai dengan Surat keputusan dari