KEMUHAMMADIYAHAN
Disusun Oleh :
KELOMPOK
HANIFA SOLIHAH
NAFISATUL AMANAH
NOVI DWI SEPTIYANI
NUR ROHIMAH
Jama’ah Tabligh ( JT )
a. Pengertian
Jamaah Tabligh (bahasa Urdu: تبلیغی جماعت,
(terj. har. 'Masyarakat Pengkhotbah' juga diterjemahkan sebagai "jamaah
pendakwah") adalah gerakan dakwah Islam Deobandi transnasional yang berfokus
pada menasihati umat Islam untuk lebih taat beragama dan mendorong sesama
anggota untuk kembali menjalankan agama mereka sesuai dengan nabi Islam
Muhammad dan kedua memberikan dakwah (panggilan) kepada non-Muslim salah
satu organisasi islah (reformasi) dan dakwah (misionaris) Sunni yang paling tersebar
luas di dunia saat ini dan disebut salah satu gerakan keagamaan paling berpengaruh
dalam Islam abad ke-20, organisasi diperkirakan memiliki antara 12 dan 80 juta
penganut di seluruh dunia di lebih dari 150 negara dengan mayoritas tinggal di Asia
Selatan
b. Pendiri
Jamaah Tabligh didirikan oleh syeikh Muhammad Ilyas bin Syeikh
Muhammad Ismail, bermazhab Hanafi, Dyupandi, al-Jisyti, Kandahlawi (1303-1364
H). Syeikh Ilyas dilahirkan di Kandahlah sebuah desa di Saharnapur, India. Ilyas
sebelumnya seorang pimpinan militer Pakistan yang belajar ilmu agama, menuntut
ilmu di desanya, kemudian pindah ke Delhi sampai berhasil menyelesaikan
pelajarannya di sekolah Dioband, kemudian diterima di Jam’iyah Islamiyah fakultas
syari’ah selesai tahun 1398 H. Sekolah Dioband ini merupakan sekolah terbesar
untuk pengikut Imam Hanafi di anak benua India yang didirikan pada tahun
1283H/1867M.
Di Indonesia, hanya membutuhkan waktu dua dekade, Jamaah Tabligh (JT) sudah
menggurita. Hampir tidak ada kota di Indonesia yang belum tersentuh oleh model
dakwah mereka. Tanda kebesaran dan keluasan pengaruhnya sudah ditunjukkan pada
saat mengadakan “pertemuan nasional” di Pesantren Al-Fatah Desa Temboro,
Magetan, Jawa Timur pada tahun 2004. Kenyataan ini sungguh di luar dugaan untuk
sebuah organisasi yang relatif baru dan tidak mempunyai akar di Indonesia.
c. Tujuan
Tujuan tabligh ini adalah sebenarnya untuk merealisasikan atau menyebarkan
ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.Baik dalam kehidupan umat secara
individu maupun juga dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Dalam hal tersebut,
tujuan tabligh tidak lain untuk bisa mencapai ketentraman, kebahagiaan, dan juga
ketenangan dalam hidup.Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa kegiatan tabligh ini
dijalankan memiliki tujuan untuk menyampaikan risalah serta ajaran Allah dan Rasul
kepada semua warga umat muslim sehingga dapat diaplikasikan langsung dalam
kehidupan sehari-harinya. Tidak hanya itu, kegiatan tabligh ini juga bermaksud untuk
membangun kepribadian atau sifat umat dengan iman Islam yang baik serta kuat.
d. Cara penyebaran jama'ah tabligh
1. Khuruj adalah meluangkan waktu untuk secara total berdakwah. Biasanya
dilakukan dari rumah ke rumah dan dari masjid ke masjid dengan berjalan kaki
dan dipimpin oleh seorang Amir (pimpinan halaqah). Orang yang khuruj tidak
boleh meninggalkan masjid, tanpa seizin Amir khuruj.
Berdakwah dengan cara khuruj bisa dilakukan minimal selama empat bulan
dalam seumur hidup ataupun 40 hari setiap tahun. Namun, bagi para anggota yang
terikat dengan jam kantor, khuruj cukup dilakukan selama tiga hari setiap
bulannya .Khuruj yang dilakukan oleh para pegawai kantoran itu biasanya dimulai
pada Jumat sore dan berakhir hingga Senin pagi sebelum masuk waktu jam kerja.
Dengan cara seperti itu pekerjaan mereka di kantor tidak akan terganggu.Dalam
menjalankan khuruj mereka tidak jarang ke luar kota, bahkan sampai ke luar
negeri.
Bagi mereka yang mampu, diharapkan untuk khuruj ke poros markas pusat
gerakan Jamaah Tabligh yakni, India-Pakistan-Bangladesh. Sehingga, mereka
bisa melihat suasana keagamaan yang kuat dan diharapkan akan mempertebal
keimanan mereka.Sewaktu khuruj, para jamaah mengisi waktunya dengan taklim
(membaca hadis atau kisah sahabat, biasanya dari kitab Fadhail Amal karya
Maulana Zakaria), mengunjungi rumah-rumah di sekitar masjid tempat khuruj
dengan tujuan mengajak kembali pada Islam yang kaffah, bayan, mudzakarah
(menghafal) enam sifat sahabat, karkuzari (memberi laporan harian pada amir),
dan musyawarah. Selama masa khuruj, mereka tidur di masjid