Anda di halaman 1dari 11

“ Strategi komunikasi jamaah tabligh dalam menyampaikan dakwah ”

NURANISA

KELAS A

Strategi komunikasi memungkinkan tindakan komunikasi dilakukan untuk mencapai


sasaran yang telah dirancang sebagai sasaran berubah (Herman, 2017). adapun Jama‘ah Tablîgh
adalah sebuah Jama‘ah Islamiyah yang da‘wahnya berpijak kepada penyampaian tentang fadhail
amal (keutamaan-keutamaan ibadah) kepada setiap orang yang dapat dijangkau. Salah satu
bentuk da‘wah Jamâ‘ah Tablîgh adalah melalui ceramah, ceramah merupakan salah satu metode
da‘wah yang bertujuan untuk memberikan nasihat dan petunjuk sementara audien bertindak
sebagai pendengar. Metode da‘wah mereka termasuk dalam kategori da‘wah al-qawliyyah (oral),
yaitu da‘wah yang berbentuk ucapan atau lisan yang dapat didengar oleh mitra da‘wah (da‘wahbi
al-lisan). Dalam menyampaikan da‘wahnya mereka berpijak kepada Tablîgh dalam bentuk
Targhîb (mengingatkan) dan Tarhîb (menakutkan) serta sentuhan-sentuhan emosi. Mereka telah
berhasil menarik banyak orang kepangkuan iman. Terutama orang-orang yang tenggelam dalam
kelezatan dunia dan dosa. Orang-orang tersebut diubah ke dalam kehidupan penuh ‘ibadah dzikir
dan baca alQur’ân. dakwah adalah wajib bagi semua Muslim. Tidak ada alasan bagi seorang
muslim untuk tidak melakukan dakwah kecuali seseorang telah meninggal. Makna dakwah lebih
luas dari sekedar menyampaikan pidato. Da‘wah yang dipakai oleh para Jamâ‘ah Tablîgh ini
adalah dengan cara terjun langsung ke lapangan, mereka mengajak orang satu persatu atau dari
rumah kerumah (door to door), selain itu mereka juga melakukan yang namanya Khurŭj atau
keluar beberapa hari untuk menyampaikan da‘wah mereka kepada orang lain, dengan cara turun
ke desa-desa (khurŭj keluar daerah) paling kurang selama tiga (3) hari dalam satu bulan, ada
yang empat puluh (40) hari dalam setahun dan ada yang empat (4) bulan bahkan ada yang satu
(1) tahun semasa hidupnya.

Menurut lokasinya, kegiatan dakwah Jamaah Tabligh berada terbagi menjadi dua bentuk
yaitu intiqoli dan maqomi. Intiqoli sedang melakukan dakwah di tempat atau kampung orang lain

1
atau daerah lain dengan berpindah atau lewat bepergian (jaulah atau khuruj fi sabilillah) untuk
jangka waktu tertentu. Orang-orang yang dikunjungi atau tempat diharapkan dapat memberikan
respon yang positif, sehingga terjalin kerjasama antara tamu dan masyarakat setempat, begitu
pula kerjasama antara Muhajirin dan Anshor di Madinah pada zaman Nabi Muhammad
GERGAJI. Sedangkan maqomi adalah dakwah di setiap Jamaah Tabligh tempat anggota. Semua
pekerja didorong untuk menghabiskan beberapa jam setiap hari berhubungan dengan orang-
orang di sekitar tempat masing-masing untuk dakwah. Ketika mereka berdakwah, ada dua istilah
amalan (amal) yang terkait: Infiradi dan Ijtima'i. Infiradi adalah amalan secara individu
sedangkan ijtima'i adalah amalan dalam kelompok (berjamaah). Begitu pula dalam dakwah bisa
juga dilakukan melalui infiradi atau ijtima'I (Amin, 2012: 42).

Peran dan materi dakwah jamaah tabigh, dalam kehidupan umat manusia peranan agama
dan dakwah bukan hannya mengajak manusia untuk mencapai kehidupan yang sejahtera di
akhirat, memberikan bimbingan masalah yang bersifat ‘aqidah, ‘ibadah, tetapi juga memberikan
tata cara manusia dalam menjalani kehidupan yang meliputi masalah ekonomi, politik, budaya
dan juga hubungan antar sesama manusia dalam meningkatkan kehidupan yang lebih maslahah
baik di dunia maupun di akhirat. Secara umum dalam materi dakwahnya mereka selalu
menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan tauhid, fiqh, ibadah, mu’amalah dan amalan-
amalan yang bisa menambah kekuatan iman mereka, hal ini selalu disampaikan setiap saat
supaya hubungan mereka dengan Allah akan senantiasa lebih kuat. Kemudian sebelum
melaksanakan da‘wahnya mereka selalu mengingatkan untuk membaca Basmallah dan hamdalah
ketika sudah selesai berda‘wah, juga menyampaikan Targhib dan Tarhib (berita gembira dan
ancaman) untuk sesama mereka dan untuk setiap orang yang mereka da’wahkan, hal ini mereka
lakukan supaya hati dan iman mereka selalu kuat. Tidak lupa pula mereka selalu saling
mengingatkan agar berda‘wah dengan cara lemah lembut seperti yang dilakukan oleh Rasulullah
saw supaya hati seseorang lebih cepat tersentuh sehingga mau mendengarkan da‘wah, dan
berakhlak mulia karena akhlak adalah tiangnya da‘wah.

Adapun gerakan jamaah tabigh di palu itu, sosok pertama yang ambil bagian dalam
kegiatan Jamaah Tabligh di Palu adalah Abdurahim. Itu kegiatan bertempat di masjid jami Palu
yang berlokasi di Wahid Hasyim jalan. Selanjutnya kegiatan Jamah Tabligh mulai berkembang
hingga akhirnya mereka memiliki base camp sendiri di Masjid Awwabin yang mana terletak di

2
Jalan Mangga.Catatan Supuani membuktikan bahwa dalam waktu kurang dari sepuluh tahun
penyebaran Gerakan Jamaah Tabligh berhasil masuk ke Central Sulawesi.

Dalam menjalankan kegiatan dakwahnya di Tondo, Kota Palu, Jamaah Tabligh dikenal
dengan beberapa nama. Jamaah Tabligh. Itu nama diberikan oleh komunitas. Jika kita cermati,
ada nama lain bisa ditemukan di komunitas. Ada yang menyebutnya Jamaah Tabligh, Jamaah
Jaulah, Jamaah Jenggot (Beard Jamaat), Jamaah Kompor (Kompor) dan seterusnya. Namun, para
pemimpin Jamaah Tabligh menganggap itu hanya masalah penamaan. Dapat disimpukan bahwa
Jamaah Tabligh adalah gerakan dakwah, dimana gerakannya berbentuk dakwah (tabligh) dan
dakwah untuk menyampaikan ajaran agama kepada setiap orang umat manusia dalam sebuah
kelompok, yang dikenal sebagai Khuruj Fii Sabilillah.

Ciri-ciri Jamaah Tabligh yang paling dominan meliputi mempraktikkan perbuatan baik
yang dilihat sebagai bagian dari Sunnah Nabi Muhammad SAW, seperti memakai jubah,
memakai sorban atau memakai a topi, memakai siwak, memakai celana longgar (celana
cingkrang), dan makan bersama. Selain itu, yang paling terlihat oleh mereka adalah i'ttikaf
(tinggal untuk jangka waktu tertentu) di masjid dan mengunjungi rumah orang-orang untuk
mengundang mereka memakmurkan mesjid.

Jamaah Tabligh memiliki strategi tertentu, dimulai dari merumuskan tujuan hingga
melaksanakan rencana. Seperti yang dijelaskan oleh Effendy (Sudarman, 2019: 44), strategi pada
dasarnya adalah perencanaan dan pengelolaan dalam mencapai tujuan. Namun strategi tidak
seperti kompas yang hanya menunjukkan arah mata angin, tetapi harus dapat disajikan dalam
format gambar operasional. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa strategi dakwah adalah a
pendekatan komprehensif terkait bagaimana kegiatan dakwah dapat dilakukan keluar, dari
perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan dalam jangka waktu yang telah ditentukan waktu.
Diantaranya hal-hal penting dalam strategi dakwah Jamaah Tabligh di Tondo adalah persiapan,
pelaksanaan, dan aktor-aktor penting dalam pelaksanaan dakwah.Strategi dakwah dapat dilihat
dari gerakan jamaah tabligh di kota pancor muncul dan berkembangnya gerakan Jamaah Tabligh
sekitar tahun 2003-2006 dan sekitar tahun 2009 mulai intensif melakukan gerakan dan
menjalankan misi dakwahnya dan dalam kurun waktu yang cukup singkat kurang dari 10 tahun
sudah berkembang cukup luas dan diterima oleh masyarakat Kota Pancor adapun strategi yang
digunakan dalam menjalankan dan menyebarkan misi dakwahnya. Yaitu sebagai berikut :

3
1. Mengajak Shalat Berjamaah di Masjid

Secara sosial sholat berjamah bisa meningkatkan solidaritas antar jamaah yang ikut
terlibat, selain itu juga silaturrahim para jamaah bisa terbangun dengan erat melalui shalat
berjamaah. Hal ini juga yang menjadikan banyak orang tertarik untuk bergabung dengan gerakan
jamaah tabligh ini. Jamaah Tabligh membangun pusat gerakan melalui masjid sebagai sebuah
strategi yang strategis. Karena secara geografis posisi masjid biasanya berada pada posisi tengah-
tangah pada setiap pemukiman penduduk. Posisi strategis inilah yang dimanfaatkan jamaah
tabligh sebagai sentral pergerakan agar dapat leluasa bergerak dan menjangkau setiap tempat.

2. Membangun in-group feeling (rasa kekeluargaan) dengan anggota baru

Prinsip ke empat dalam ushulus sittah (Ali, 2009) yaitu ikramul muslimin (memuliakan
umat islam) menjadi hal penting dalam menunjang keberhasilan dakwah Jamaah Tabligh. Sifat
ikramul muslimin membuat para jamaah tabligh begitu ramah kepada siapa saja umat islam yang
ditemui. Begitu pula dalam membangun sebuah ikatan dan semangat kekeluargaan. Begitulah
mereka dalam menyambut dan memuliakan umat islam sehingga setiap orang yang baru
bergabung dapat merasakan nuansa kekeluargaan yang begitu kental. Membangun rasa
kekeluargaan, merupakan salah satu strategi yang dilakukan jamaah tabligh di Kota Pancor.
Proses –proses yang dijalankan sudah terencana dengan matang, mulai dari mencari objek
dakwah sampai pada pembagian tugas yang begitu rapi

3. Menumbuhkan tradisi mengamalkan sunnah Nabi SAW

Salah satu kelebihan yang dimiliki Jamah Tabligh adalah rutin mengamalkan sunnah
mulai hal-hal kecil, dari sejak bangun tidur sampai tidur lagi, dan ketika ada anggota yang lupa
maka anggota yang lain langsung mengingatkan. Tradisi – tradisi seperti ini yang terus
ditanamkan para jamaah tabligh kepada sesama anggota terutama anggota yang baru masuk. Dan
secara perlahan menjadi rutinitas yang tertanam kuat dan terus diamalkan. Satu contoh yang
biasa dilakukan dan paling nampak sangat mempengaruhi eratnya ikatan emosi para anggota
adalah, melaksanakan sunnah makan secara berjamaah.

4. Mengaktifkan Gerakan Pelma

4
jamaah tabligh juga mengaktifkan gerakan tabligh Pelajar dan Mahasiswa (Pelma).
jamaah tabligh juga mengaktifkan gerakan tabligh Pelajar dan Mahasiswa (Pelma). Jadi dakwah
yang dilakukan khusus oleh para pelajar dan mahasiswa yang sudah dikader dan diberi bekal
untuk menyampaikan dakwah kepada para pelajar dan mahasiswa yang lain Strategi dakwah
jamaah tabligh dengan pendekatan Pelma membidik para pelajar dan mahasiswa menjadi sasaran
karena sebagai kota santri di Kota Pancor terdapat puluhan ribu pelajar dan mahasiswa yang
berasal dari berbagai daerah yang datang menuntut ilmu. Jadi dengan pendekatan Pelma ini
diharapkan bisa merangkul para pelajar dan mahasiswa. Sehingga kedepan syiar jamaah tabligh
dapat didengungkan kesetiap daerah para pelajar dan mahasiswa jika mereka kembali ke daerah
asalnya.

Adapun informasi mengenai strategi dakwah Jamaah Tablig dalam mengatasi konflik
sosial di Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara. diketahui bahwa kehadiran Jamaah
Tablig di Masamba sudah ada sejak lama. Menurut keterangan seorang tokoh masyarakat
sebagai anggota aktif Jamaah Tablig dan termasuk salah satu orang pertama yang mengikuti
kegiatan Tablig di Masamba, mengungkapkan bahwa gerakan dakwah Jamaah Tablig sudah
berlangsung di Masamba sejak awal tahun 1990-an, namun jumlahnya masih sedikit. Gerakan
dakwah Jamaah Tablig terasa pangaruhnya pada tahun 1998, bertepatan dengan situasi
masyarakat Masamba yang saat itu sedang dilanda konflik. suatu masa dimana pergerakan
dakwah Jamaah Tablig diperhadapkan dengan realitas kondisi masyarakat Indonesia yang
mengalami krisis multidimensi dan masa transisi politik pemerintahan, dari rezim orde baru
menuju reformasi pada tahun 1998-1999. Dinamika sosial politik tersebut tentunya disadari oleh
kalangan Jamaah Tablig sebagai tantangan dakwah tersendiri, terutama gejala konflik sosial yang
hampir melanda seluruh daerah di Indonesia. tujuan utama Jamaah Tablig di Masamba semata
hanya melakukan kegiatan dakwah kepada masyarakat kehadiran Jamaah Tablig di Masamba
sesungguhnya menemukan momentumnya, dimana sasaran dakwah Jamaah Tablig jelas
menyasar kelompok-kelompok pemuda yang sering berkonflik. Ditinjau dari aspek keanggotaan,
fakta menunjukkan mayoritas anggota yang berhasil direkrut oleh Jamaah Tablig pasca konflik
sosial di Masamba, adalah kalangan pemuda yang notabene sebagai pelaku utama dari konflik
tersebut. Dari sisi inilah dapat dijelaskan bahwa Jamaah Tablig melakukan transformasi sosial

5
dengan menerapkan strategi dakwah tersendiri dalam menghadapi realitas kondisi sasaran
dakwahnya (mad’u) untuk selanjutnya direkrut sebagai anggota Jamaah Tablig

langkah-langkah strategi dakwah Jamaah Tablig dalam realitas konflik sosial di


Masamba. Pembahasan ini dibagi menjadi empat sub kategori pembahasan antara lain, proses
identifikasi Jamaah Tablig terhadap kondisi masyarakat Masamba sebagai berikut :

a. Identifikasi Kondisi Masyarakat dan Pemetaan Sasaran Dakwah

Hasil wawancara dengan informan dari Jamaah Tablig menuturkan bahwa sebelum
kelompok-kelompok Jamaah Tablig diutus ke daerah Masamba, elemen pimpinan (Amir)
Jamaah Tablig memang telah mengidentifikasi sejak awal kondisi masyarakat setempat,
khususnya memetakan sasaran dakwah (mad’u) yang berpotensi direkrut sebagai anggota
Jamaah Tablig. isu yang berkembang saat itu pertikaian yang melibatkan warga pendatang dari
Tana Toraja yang tinggal di Kelurahan Kasimbong dengan penduduk asli Masamba di Desa
Laba yang mempersoalkan masalah lahan perkebunan.

Berdasarkan penuturan informan di atas, diketahui bahwa sasaran dakwah yang


diprioritaskan atau menjadi target utama untuk direkrut oleh Jamaah Tablig adalah kelompok
pemuda yang dikategorkan sebagai pelaku konflik dimana sebagian di antaranya adalah para
pimpinan atau orang yang cukup disegani dalam kelompok pemuda tersebut. Seperti yang telah
disinggung sebelumnya, cukup beralasan bagi Jamaah Tablig menyasar kelompok pemuda
sebagai sasaran dakwah (mad’u) terutama para pimpinan kelompok pemuda tersebut, sebab
kapasitas pimpinan kelompok pemuda dianggap memiliki pengaruh kepada anggotanya. Ketika
pimpinan kelompok pamuda sudah aktif sebagai karkun (rekan usaha dalam dakwah dan tablig),
selanjutnya mereka memengaruhi atau mengajak teman-teman atau anggotanya yang lain untuk
ikut bergabung bersama-sama dengannya dalam usaha dakwah

b. Sosialisasi Pesan Dakwah dengan Metode Konvensional

Strategi dakwah selanjutnya yang dilakukan oleh Jamaah Tablig di Masamba adalah
melakukan sosialisasi atau kunjungan langsung ke warga secara informal dan persuasif.cara
perekrutan Jamaah Tablig kepada pelaku konflik khususnya yang beragama Islam dilakukan
secara perlahan dengan mendatangi satu-persatu dari rumah ke rumah orang-orang yang terlibat

6
konflik utamanya warga yang sangat berpengaruh dalam kelompoknya. Dengan demikian
strategi dakwah Jamaah Tablig meralisasikan metode dakwah bil hikmah, dimana metode
dakwah yang mereka gunakan dengan cara yang santun dan penuh hikmah, menyampaikan
kebesaran Allah swt dan keuntungan bagi orang-orang yang selalu menjaga hubungan
silaturahmi dengan tetangga rumah maupun tetangga kampungnya.

c. Rekrutmen Keanggotaan dan Pelaksanaan Program Dakwah

Tahapan sosialisasi atau pendekatan langsung kepada warga Masamba yang telah dipaparkan
sebelumnya, bertujuan merekrut warga untuk menjadi anggota Jamaah Tablig. Gerakan dakwah
Jamaah Tablig mulai berkembang sampai ke pelosok-pelosok desa yang ada di wilayah
Masamba, terbukti saat kegiatan Jord´ pertama yang dilakukan pada tahun 2002 yang
mengumpulkan anggota jamaahnya sekitar 4 ribu orang, dan mengeluarkan jamaahnya untuk
keluar berdakwah sebanyak 2 rombongan jamaah 4 bulan jalan kaki dan 4 rombongan 40 hari
biasa

d. Membangun Relasi dengan Pemerintah dan Tokoh Masyarakat

Temuan data lapangan menunjukkan kenyataan terjadinya hubungan simbiosis mutualis


antara tokoh masyarakat dan pemerintah dengan Jamaah Tablig dalam rangka mengatasi konflik
sosial di Masamba. Dalam hal ini, terjadi pertemuan antara tokoh masyarakat dan elemen
pemerintah dengan unsur pimpinan Jamaah Tablig, guna mendialogkan tentang strategi
pemecahan dari konflik di Masamba. Kesimpulan yang dicapai dari pertemuan tersebut,
menunjukan sebuah resolusi konflik dengan mengedepankan peran Jamaah Tablig untuk
memberdayakan kelompok-kelompok pemuda dan termasuk sebagian warga yang berstatus
pelaku konflik, melalui program khuru@j berbasis pesantren.

Dengan demikian sebenarnya pemerintah Masamba mengintervensi secara tidak langsung


gerakan dakwah Jamaah Tablig, meskipun sebatas menyodorkan biaya aktivitas dakwah. Secara
internal dipahami bahwa pembiayaan segala aktivitas dakwah Jamaah Tablig bersumber dari
sumbangan atau swadaya para anggotanya atas rasa suka rela sebagai bentuk realisasi prinsip
Jamaah Tablig yakni pengorbanan harta. Kenyataan ini menunjukkan sebuah inkonsistensi atau
semacam pergeseran makna prinsipil yang dijunjung tinggi oleh Jamaah Tablig, bahwa mereka
menolak untuk terlibat dalam politik dan urusan-urusan ekonomi yang dapat memengaruhi usaha

7
dakwah yang dilaksanakan. Namun pada akhirnya Jamaah Tablig membuka ruang bagi
pemerintah Masamba untuk membantu usaha dakwah, dengan alasan untuk kemaslahatan umat
karena kedua pihak (pemerintah dan Jamaah Tablig) diperhadapkan pada masalah yang sama,
yakni konflik sosial di Masamba.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi dakwah yang dilakukan oleh Jamaah
Tabligh ini mengatasi konflik sosial digunakan cara-cara berikut. Pertama, Jaulah yang artinya
mengunjungi sesama Muslim, untuk mengingatkan satu sama lain untuk tetap tinggal taat kepada
Allah SWT. Yang kedua adalah Bayan, yang artinya dakwah strategi dengan tabligh atau
kegiatan kuliah. Ketiga adalah Tasykil yang artinya mengundang para aktor konflik dengan
mendorong mereka untuk menghabiskan waktu di jalan Allah dan bersinergi dengan pemerintah
dalam menciptakan kondusif lingkungan Hidup.

Respon masyarakat terhadap strategi dan metode dakwah jamaah tabligh. Masyarakat
menilai strategi dakwah jamaah tabligh bagus mencakup semua lapisan masyarakat, namun
pelaksanaan metode dakwahnya masih kurang baik. Sejumlah metode dakwah mereka waktu
dilaksanakan kurang disukai masyarakat karena bersifat memaksa audiennya. Di sisi lain,
dipandang mereka bukan da’i atau orangorang alim, hanya saja memiliki motivasi berdakwah
yang menggebu-gebu. Jamaah tabligh sering tergopoh-gopoh, misalnya pelaksanaan metode
khuruj (keluar desanya), pada waktu berangkat khuruj kadang-kadang kurang menyediakan
biaya hidup yang memadai untuk keluarganya yang ditinggalkan, sehingga timbul percekcokan
dengan keluarga waktu kembali bersama keluarganya. Demikian juga, dalam pelaksanaan
metode jaulah yaitu selaturrahmi atau kunjungan ke tempat orang yang dikunjungi kadang-
kadang kurang memperdulikan orang atau audien punya waktu senggang atau tidak. Sikap
mereka yang kurang memperhitungkan waktu senggang orang yang dikunjungi maka para
masyarakat menilai mereka memaksakan orang yang didakwahkan sesuai keinginan mereka.

Di sini terkesan sangat kaku dan seolah-olah pengajian itu diperuntukkan kepada
anggota-anggota jamaah tabligh saja. Sasaran dakwah jamaah tabligh ditujukan kepada semua
(lapisan masyarakat), pada umumnya kepada kaum laki-laki baik pemuda maupun orang tua
yang mau mengikutinya. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan iman dan amal shaleh serta
menjadi anggota jamaah tabligh yang mau menjadi pengembang dakwah di masyarakat di mana
saja mereka berada dan disenangi bila mau berpakaian gamis serta mau memelihara jenggot.

8
Respon ulama dayah modern terhadap strategi dan metode dakwah jamaah tabligh.
Strategi dakwah jamaah tablig mencakup semua lapisan masyarakat, khusus kepada kaum pria di
dalam wilayah Pemerintah Kota Lhokseumawe yang markasnya di Mesjid Jamik Kota
Lhokseumawe. Sedangkan metode dakwahnya berbeda dengan dakwah pada umumnya. Metode
dakwah yang mereka miliki unik kalau dilihat pada jaman sekarang. Mereka tidak menggunakan
media modern seperti internet, radio, T V, dan media massa. Akan tetapi, dakwah jamaah tabligh
hanya disampaikan melalui dakwah lisan dan uswatunhasanah dalam kehidupan sehari-hari
dengan tujuan masyarakat meniru dan mencontohinya.

Dakwah jamaah tabligh menjadi bahan pembicaraan atau perbincangan dalam


masyarakat, sehingga hal ini mendapat merespon dari sebagian para ulama, terutama dalam
wilayah Pemerintah Kota Lhokseumawe. Di lihat dari gerakan jamaah tabligh dalam berdakwah
memakai beberapa metode yaitu metode jaulah, bayan, ta’lim wa ta’allum, khidmad, dan khuruj
atau keluar dari desanya/ke daerah orang untuk berdakwah dan sasaran dakwah mereka
dipergunakan untuk semua lapisan masyarakat:

1. Pelaksanaan metode jaulah yaitu berjalan atau berkeliling menemui individuindividu secara
tatap muka satu persatu dilakukan penyadaran tentang ketauhidan dan memperbanyak amal
ibadah serta diajak menggalakkan shalat berjamaah di mesjid-mesjid atau di musalla-musalla.

2. Metode bayan yaitu memberi ceramah kepada siapa saja yang mau mengikutinya dan
tempatnya di mesjid atau di musalla-musalla di tempat mereka berkumpul. Biasanya materi yang
diberikan meliputi sejarah kehidupan para shahabat Rasulullah Saw, berhubungan dengan mental
kesabaran, perjuangan dakwah Islam dan menjelaskan enam sifat para shahabat Rasul Saw.

3. Metode ta’lim wa ta’allum (pengajian) pelaksanaannya semua pengikut harus mengikuti


perintah untuk duduk rapat di atas lantai dan melingkar menghadap karkun (pemberi materi),
materinya meliputi: a. Belajar tajwij/ cara-cara membaca Al-Qur’an yang benar. b. Halakah kitab
fadhilah amal. c. Muzakarah sifat-sifat para shahabat Rasul Saw.

4. Metode khidmat artinya memuliakan semua orang. meskipun sebatas menyodorkan biaya
aktivitas dakwah. Secara internal dipahami bahwa pembiayaan segala aktivitas dakwah Jamaah
Tablig bersumber dari sumbangan atau swadaya para anggotanya atas rasa suka rela sebagai
bentuk realisasi prinsip Jamaah Tablig yakni pengorbanan harta. Kenyataan ini menunjukkan

9
sebuah inkonsistensi atau semacam pergeseran makna prinsipil yang dijunjung tinggi oleh
Jamaah Tablig, bahwa mereka menolak untuk terlibat dalam politik dan urusan-urusan ekonomi
yang dapat memengaruhi usaha dakwah yang dilaksanakan. Namun pada akhirnya Jamaah
Tablig membuka ruang bagi pemerintah Masamba untuk membantu usaha dakwah, dengan
alasan untuk kemaslahatan umat karena kedua pihak (pemerintah dan Jamaah Tablig)
diperhadapkan pada masalah yang sama, yakni konflik sosial di Masamba. Terlepas dari
pandangan masyarakat yang selama ini menganggap Jamaah Tablig cenderung tertutup atau
tidak melibatkan pihak lain dalam melaksanakan usaha dakwahnya, sisi positif dari kerjasama
pemerintah dengan Jamaah Tablig setidaknya mampu meredam konflik sosial yang sempat
meluas di Masamba khususnya periode konflik 1998 hingga 2002. Program Khuru@j berbasis
pesantren semestinya tetap dilaksanakan oleh Jamaah Tablig dengan atau tanpa bantuan
pemerintah sekalipun, mengingat konflik sosial di Masamba berpotensi terulang dengan pelaku
yang sama seperti yang baru terjadi pada tahun 2013-2015. Adapun capaian Jamaah Tablig atas
pelaksanaan dakwah di Masamba, tidak menunjukkan perubahan yang signifikan pada
masyarakat. Meskipun ada perubahan, namun hal itu bersifat temporal dan hanya terjadi pada
sebagian kecil anggota Jamaah Tablig yang berhasil direkrut sebelumnya secara besar-besaran.

Namun seiring berjalannya waktu, keterangan yang diungkapkan informan tersebut


menunjukkan kondisi yang berbeda, dimana perubahan pada warga Masamba yang bergabung
menjadi anggota Jamaah Tablig tidak bertahan lama atau keanggotaan Jamaah Tablig kini
semakin berkurang. Faktanya, menurut pengakuan anggota Jamaah Tablig yang masih aktif
sampai sekarang, mengatakan bahwa sebagian dari pelaku konflik terbaru di Masamba (tahun
2013-2015) adalah anggota yang pernah bergabung sebagai Jamaah Tablig tetapi mereka
kembali ke jalan mengikuti tabiat kelompoknya. Berdasarkan uraian sebelumnya, temuan data
lapangan hanya menunjukkan beberapa indikator keberhasilan dakwah Jamaah Tablig terhadap
warga yang berkonflik di Masamba, sebagai berikut:

1) Dakwah Jamaah Tablig berhasil meredam eskalasi konflik dengan cara merekrut pimpinan
dan anggota-anggota kelompok yang sering berkonflik

2) Proses pembinaan Jamaah Tablig terhadap warga dilakukan melalui Khuru@j 40 hari 4 Bulan
berdakwah ke luar daerah Masamba

10
DAFTAR PUSTAKA

Palu, T. (2020). The Da ’ wah Communication Strategy of Jamaah Tabligh in Sub-district of


Tondo , Palu City. 14, 297–316. https://doi.org/10.15575/idajhs.v14i2.10220
Asror, M. Z. (2018). Strategi Dakwah Gerakan Jamaah Tabligh di Kota Pancor. Sosio Edukasi,
I(2).
Kunci, K. (2015). Peran jama’ah tabligh dalam pengembangan dakwah. 21(32), 1–14.
Di, S., Masamba, K., & Luwu, K. (2017). Jurnal Diskursus Islam Volume 05 Nomor 1, April
2017 30. 05(April), 30–42.
Politeknik, D., Lhokseumawe, N., & Tabligh, J. (n.d.). Strategi dan metode dakwah jamaah
tabligh di wilayah pemerintah kota lhokseumawe. 355–361.

11

Anda mungkin juga menyukai