Anda di halaman 1dari 43

PROFIL RS INMEDIKA DENPASAR

RS Inmedika didirikan oleh PT. Intaran 16 Gemilang yang beralamat di Jl. Intaran No. 16,
Desa/Kelurahan Sanur Kauh, Kec. Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Provinsi Bali, Kode Pos:
80227 dengan akta pendirian No. 27 Tanggal 24 Oktober 2014 oleh Notaris Ketur Neli Asih, SH di
Kab. Badung, dengan pengesahan pendirian badan hukum oleh Kemenkumham dengan No:
AHU-32702.40.10.2014, Tanggal 04 November 2014, dan akta perubahan No 55 Tanggal 25
Februari Tahun 2020 oleh Notaris Hartono, SH yang beralamat di Pertokoan Niaga Dewa Ruci
Blok B No. 9 Jl. Sunset Road – Kuta - Bali dan telah disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia No:AHU-002 4944.AH.01.02. TAHUN 2020 Tanggal 23 Maret 2020

RS Inmedika memiliki legalitas izin berusaha (NIB) No: 0220004590118, dengan KBLI No. 86103:
aktivitas rumah sakit swasta yang akan menempati lokasi di Jl. Danau Tempe No 99 Desa
Sidakarya Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar – Bali.

RS Inmedika merupakan penyedia jasa pelayanan kesehatan yang dilengkapi dengan peralatan
kesehatan yang modern, dengan memberikan pelayanan secara komprehensif dengan hasil
pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Target RS Inmedika adalah seluruh lapisan
masyarakat di Kota Denpasar dan sekitarnya. Untuk pelayanan lainnya RS Inmedika akan
menjalin kerjasama dengan berbagai instansi seperti; BPJS, asuransi dan perusahaan-
perusahaan lain, serta dengan memberikan pengetahuan dan informasi kepada masyarakata di
sekitar RS sebagai upaya preventif.

A. Pelayanan:
a. Poliklinik:
 Poli Umum
 Poli Spesialis Kandungan/Obstetry dan Ginekologi
 Poli Penyakit Dalam
 Poli Anak
 Poli Bedah
 Poli Gigi dan Mulut
 Poli Mata
 Poli Jantung
 Poli Syaraf
 Poli THT
 Poli Kulit dan Kelamin & Estetika
 Poli Orthopedi
 Poli Paru
b. Pelayanan Gawat Darurat
RS Inmedika akan dilengkapi dengan IGD yang siap melayani pasien selama 24 jam untuk
menangani keadaan kegawatdaruratan, dengan dokter umum yang sudah terlatih
PPGD/ATLS/ACLS dan stand by on site sesuai jadwal yang sudah ditentukan (shift).
c. Ambulance 24 jam
Ambulance RS Inmedika akan dilengkapi peralatan yang lengkap sesuai ketentuan Dinkes, dan
SDM yang terlatih kegawatdaruratan.
d. Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan rawat inap di RS Inmedika dibagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan fasilitas
yang diberikan. Pembagian kelasnya adalah sebagai berikut :
 R. VVIP: 4 Bed
 R. VIP: 8 Bed
 R. Rawat Setara Kelas 1: 8 Bed
 R. Rawat Setara Kelas 2: 8 Bed
 R. Rawat Setara Kelas 3: 20 Bed
 ICU/NICU/PICU: 6 Bed
 Isolasi: 6 Bed
 Total Bed Rawat Inap: 60 bed
 Ruang Melahirkan: 2 Bed
 Ruang Operasi: 2 Ruang
e. Penunjang Medis
Penunjang medis yang akan disediakan RS Inmedika, diantaranya:
 Laboratorium
 Radiologi
 Farmasi
 Fisioterapi
 MCU
f. Penunjang Non Medis:
Kitchen
Laundry
CSSD
Ruang Pemulasaraan Jenazah
Power House
IPAL & TPS Domestik dan B3
Café untuk pasien dan keluarga

g. Pelayanan Lain-lain
Pelayanan lain-lain ini, meliputi Pelayanan Kebugaran dan peningkatan informasi kepada
masyarakata di sekitar rumah sakit yang terdiri dari:
 Senam Hamil
 Pijat Bayi
 Seminar Awam
 Senam Sehat Lansia
 Esthetic Center
 Tumbuh Kembang Anak
 Geriatri
 Home Care

B. Visi dan Misi RS Inmedika


a. Visi: Menjalankan pelayanan kesehatan secara profesional, dengan perawatan klinis yang
berkualitas dan menjadi pilihan utama masyarakat.
b. Misi:
 Mewujudkan rumah sakit yang fokus pada keamanan, keselamatan, dan kepuasan pasien
 Mewujudakan rumah sakit unggulan dibidang Ibu dan anak.
 Menjadikan rumah sakit rujukan bagi FKTP di wilayah Denpasar dan sekitarnya.

C. Struktur Organisasi Rumah Sakit

D. Rencana Strategi

BAB I Pendahuluan
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat adalah tumbuhnya kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwuju derajat kesehatan
masyarakat yang semakain baik. Tugas utama rumah sakit dalam upaya peningktan kesehatan
masyarakat tersebut adalah dengan membuat Program Pembinaan Upaya Kesehatan, dengan
sasaran program adalah meningkatnya akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang
berkualitas bagi masyarakat.

Program tersebut dibuat bentuk Rencana Strategi Bisnis, yang pembuatannya –mengacu pada
peraturan perundangan yang berlaku. Salah satu acuan yang dipakai adalah Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Semesta Berencana Kota Denpasar 2021 -2026.
Rencana Startegi RS Inmedika merupakan dokumen perencanaan yang memuat arah dan
kebijakan untuk lima tahun mendatang, sehingga dapat menggambarkan program kerja strategis
dan merupakan upaya yang akan dilakukan untuk pencapaian rencana strategis tersebut untuk
kurun waktu lima tahun sejak izin operasional RS Inmedika terbit nantinya.

A. Latar Belakang
Berdasarkan RPJMD 2021 – 2026 Visi Pembangunan Kota Denpasar adalah; “Kota Kreatif
Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju”. Visi pembangunan Kota Denpasar tahun 2021–2026
tersebut di atas yang terkait langsung dengan bidang kesehatan dicantumkan dalam Misi 1
yaitu: Meningkatkan Kemakmuran Masyarakat Kota Denpasar melalui Peningkatan Kualitas
Pelayanan Pendidikan, Kesehatan dan Pendapatan Masyarakat yang Berkeadilan.

Sejalan dengan arah kebijakan RPJMD 2021 – 2026 maka keberadaan RS Inmedika diharpakan
dapat menjadi alternative pilihan masyarakat Denpasar dalam memperoleh kemudahan akses
dan mutu pelayananan kesehatan dengan penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary
Health Care), dengan peningkatan upaya promotif dan preventif melalui inovasi dan
pemanfaatan teknologi.

Kita ketahui bersama bahwa peraturan dan kebijakan dalam bidang kesehatan sangat dinamis,
sehingga dalam pembuatan Rencana Strategis ini dilakukan dengan semangat ikut
berpartisipasi, selalu berkembang dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada
masyarakat melalui SDM yang kompeten dan profesional namun dengan biaya yang terjangkau
bagi masyarakat Denpasar dan sekitarnya.

Diharapkan Rencana Strategis Bisnis Lima Tahun Pertama RS Inmedika selain sejalan dengan
RPJMD 2021 – 2026 Kota Denpasar, kami akan tetap mengutamakan untuk dapat memberikan
kontribusi yang nyata dalam bidang pelayanan kesehatan sehingga derajat kesehatan secara
umum dapat meningkat.

B. Tujuan Rencana Strategis Bisnis (RSB)


Penyusunan RSB RS, Inmedika bertujuan untuk memperoleh:
1. Panduan dalam menentukan arah strategis dan prioritas tindakan RS Inmedika selama
periode 5 (lima) tahunan yang sejalan dengan kajian yang telah di lakukan, disamping
sebagai pedoman strategis dalam pola pelayanan dan pengembangan RS Inmedika
kedepan.
2. Dasar rujukan untuk menilai keberhasilan pemenuhan dan pencapaian visi dan misi
RS Inmedika.
3. Rujukan untuk membangun dan mengembangkan arah jalinan kerjasama dengan para
stakeholder RS. Inmedika
Disamping itu ada tujuan lain atas dibuatnya RSB ini antara lain sebagai:
1. Sarana untuk memfasilitasi penggunaan dan efisiensi anggaran secara tepat.
2. Sarana untuk memfokuskan kinerja manajer pada pelaksanaan tugas berdasarkan strategi
yang telah ditetapkan
3. Sarana untuk sarana pengalokasin sumber daya secara efektif
4. Sarana bagi manajemen untuk melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi strategi
organisasi

C. Dasar Hukum:
Dasar hukum yang menjadi acuan/pedoman dalam pembuatan RSB ini antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
4. Permenkes No. 24 Tahun 2016 Tentang Pedoman Teknis Bangunan dan Prasarana RS
5. Permenkes NO 14 Tahun 2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan

BAB II
Kondisi RS Inmedika

A. Profil RS Inmedika
1. Lokasi
RS Inmedika memiliki legalitas izin berusaha No: 0220004590118, dengan KBLI No. 86103:
aktivitas rumah sakit swasta yang akan menempati lokasi di Jl. Danau Tempe No 99 Desa
Sidakarya Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar – Bali

2. Legalitas RS. Inmedika


Tabel 1.2 Legalitas RS Inmedika

NO Kategori Legalitas No Surat/Keputusan Perihal Tanggal Terbit

27 Akta Notaris; Ketut 24 Oktober 2014


Akta Pendirian
Neli Asih, SH – Akta Tanggal Akta
1 Pendirian PT PT. Intaran 16
Perubahan No 55 Perubahan
Gemilang
Notaris; Hartono, SH 25 Februari 2020

Akta Pengesahan AHU-


dan 32702.40.10.2014 Surat Keputusan 04 November 2014
2
Akta Pnegesahan & AHU-002 Kemenkumham dan 23 Maret 2020
Perubahan 4944.AH.01.02.

Jakarta, 1 Mei 2020


Nomor Induk
3 Izin Berusaha No: 0220004590118 Perubahan ke-12,
Berusaha
9 Oktober 2022

Klasifikasi Baku
4 Klasifikasi Usaha 86103 Lapangan Usaha 15 OKtober 2022
Indonesia (KBLI)

Surat Keterangan
5 Surat Keterangan 591/443/DPUPR/2022 Rencana Tata 14 Januari 2022
Kota (SKRK)

3. Sejarah Pendirian RS Inmedika


Pemrakarasa Rumah Sakit ini terdiri dari 3 orang, dengan kesamaan visi, padangan dan
tekad terhadap bisnis bidang pelayanan kesehatan, dan telah mengikatkan diri dalam
legalitas badan usaha berupa PT Intaran Enambelas Gemilang dan telah disahakan badan
usaha nya melalui Notaris Ketut Neli Asih, SH di Badung dengan No. 27 Tanggal 24
Oktober 2014, dan mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia dengan No: AHU 32702.40.10.2014 dan akta perubahan dihadapan Notaris
Hartono, SH di Denpasar dengan No Akta 55 Tanggal 25 Februari 2020 dan telah disahkan
oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia No: AHU-002 4944.AH.01.02.TAHUN
2020 Tanggal 23 Maret 2020.

Dengan adanya dinamisasi organisasi dan regulasi baik di tingkat Daerah dan Pusat hingga
terbitnya Peremnkes No 14 tahun 2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan, yang berakibat
terjadinya banyak perubahan tahapan perizinan, kami tetap melakukan penyesuaian
secara bertahap dan berkesinambungan, dan kami memulai menyiapkan dokumen
sebagai kelengkapan persyaratan perizinan.
Kami memmulai dengan membuat dokumen Feasibility Study, DED dan Master Plan,
proses perizinan melalui sistem OSS sudah dan terus kami tempuh dengan melakukan
update, sejak akta pendirian PT Intaran 16 Gemilang kami sepakat memberi nama entitas
bisnis bersama ini dengan RS. Inmedika.

4. Karakteristik RS Inmedika
Jenis Rumah Sakit: RS Umum kelas D
Rencana Jenis pelayanan:
1) Poli Rawat Jalan:
Pedoman pembuatan ruangan poli menyesuaikan pedoman teknis bangunan rumah
sakit, dimensi ruang cukup nyaman untuk dokter perawat, pasien dan keluarga yang
mendampingi, semua ruang poli dipasang wastafel untuk cuci tangan bagi dokter,
perawat, dan pasien (jika diperlukan), ruangan ber AC, dan dilengakapi system antrian
sehingga memudahkan pasien dalam meneriman pelayanan di rumah sakit, adapun
poli yang dipersipakan antara lain sebagai berikut;
 Poli Umum
Poli Umum di targetkan dapat melayani setiap hari untuk mengantisipasi
kebutuhan pelayanan kepada masyarakat dan menangantisipasi bagi pasien yang
datang ke IGD, namun setelah dilakukan pemerikasaan tidak masuk klasifikasi
kegawatdaruratan. Poli ini akan ditangani oleh dokter umum sesuai jam praktek
poli, dan akan ditmbahkan jam pelayanan sesuai perkembangan.
• Poli Spesialis Kandungan/Obstetry dan Ginekologi
Berdasarkan standar RS Kelas D, ketersediaan dokter spesilis Obsgyn tersebut
minimal satu orang dokter dengan status dokter tetap, poli obsgyn akan melayani
pasien umum dan BPJS dan dipersiapakan untuk menjadi layanan unggulan,
dengan waktu pelayanan sesuai jam praktek dokter tetap, dalam
perkembangannya RS akan menambah dokter Obsgyn untuk mengisi slot praktek
di poli dengan berkoordinasi dengan tetap yang sudah ada.. Dokter Obsgyn
tersebut juga melayani kegawatdaruratan obsgyn di IGD. Pada poli obsgyn akan
dilengkapi dengan peralatan diagnose berupa USG model terbaru 5D.
• Poli Penyakit Dalam
Status dokter spesialis penyakit dalam sama dengan dokter obsgyn, minimal harus
ada satu orang dokter spesialis penyakit dalam yang berstatus dokter tetap. Untuk
mengoptimalakan layanan jika memungkinkan keberadaan dokter spesialis
penyakit dalam akan dipersiapkan lebih dari satu dokter sejak awal operasional.
Peralatan medis untuk mendukung pemeriksaan akan disediakan sesuai standar
minimal.
• Poli Anak
Dokter Anak merupakan dokter spesialis yang statusnya sebagai syarat
keberadaan di RS kelas D sebagai dokter tetap, menyikapi data demografi bahwa
penduduk usia anak-anak relatif tinggi, maka RS akan mengupayakan keberadaan
dokter spesialis anak lain untuk mendampingi dokter spesialis tetap yang ada.
Raungan didesign nuansa dunia anak, agar mennyenangkan, demikian peralatan
medis yang disediakan disesuaikan dengan model untuk anak-anak, supaya pasien
merasa nyaman.
• Poli Bedah
Dokter spesialis berikutnnya ini merupakan dokter spesialis yang statusnya
sebagai syarat keharusan berstatus dokter tetap. Dokter spesialis bedah ini juga
akan dipersiapkan dokter pendamping untuk mengantisipasi dan percepatan
pelayanan.
• Poli Gigi dan Mulut
RS akan menyiapkan dokter gigi umum dan spesialis gigi dan mulut untuk
melengkapai jenis pelayanan penyakit dan keluhan masalah gigi, dismaping itu RS
mengantisipasi dan mencari pasar ekspatriat yang berlibur sekaligus melakukan
pengecekan gigi. Sarana ruang dan peralatan gigi akan di design senyaman
mungkin bagi pasien, dan untuk pasien anak dipersiapkan cover dental unit
dengan desain menyesuaiakn dunia anak-anak.
• Poli Mata
Masalah kesehatan mata cenderung meningkat di banyak fasilitas kesehatan,
kecepatan dan keamanan tindakan operasi katarak menjadi barometer
peningkatan jumlah kunjungan pasien mata utamanya untuk kelompok usia
lansia, RS akan melengkapi peralatan diagnose sesuai standar kebutuhan diagnose
penyakit mata oleh dokter yang bersangkutan
• Poli Jantung
Pelayanan jantung dan pembuluh darah ini merupakan salah satu program
unggulan pelayanan yang kami rencanakan, dan akan didiskusikan dengan dokter
spesialis yang nantinya bergabung untuk menetapak layanan ini sebagai Hospital
Wide Priority RS Inmedika pada tahun 2024. Sebagai pendukung layanan jantung
dan pembuluh darah menyediakan sumber daya, fasilitas, dan kompetensi untuk
mendukung penyelenggaraan kegiatan pelayanan jantung dan pembuluh darah,
untuk itu dalam proses rekrtumen SDM untuk memenuhi rencana strategis poli
jantung ini akan mengutamakan SDM yang sudah memiliki pengalaman yang
memadai. Pada awal operasional kami akan menyiapkan peralatan diagnose
berupa mesin USG khusus untuk jantung (Electrocardiaography). RS akan
menyiapkan dua dokter spesialis untuk memenuhi slot pagi, siang dan malam.

• Poli Syaraf
Srana dan prasarana teruatama peralatan medis untuk penegakan diagnose
keluhan/permasalahan pasien akan dilengkapi dengan disediakan mesin EMG dan
EEG produk tahun terakhir. Pemeriksaan EEG dilakukan untuk mengukur aktivitas
kelistrikan dari otak untuk mendeteksi ada/tidaknya kelainan otak. Sementara
pemeriksaan EMG bertujuan untuk mengevaluasi fungsi saraf dan otot dengan
merekam aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot rangka. Kelengkapan fasilitas ini
dimaksudkan untuk mewujudkan keselamatan, kemanan, dan kepuasan pasien.
• Poli THT
Pasca panedmi covid 19, pencegahan keluhan pernafasan dan kenyaman melalui
hidung dan tenggorokan menjadi permasalahan prioritas yang ingin segera diatasi
oleh pasien yang merasakan keluhan terebut, dengan kecenderungan ini RS
menyiapakn fasilitas ruangan dan peralatan yang memadai dan sesuai standar
kelas RS.
• Poli Kulit dan Kelamin & Estetik
Pelayanan poli in,i RS Inmedika lebih memprioritaskan pada estetik, pelayanan
kecantikan dan perawatan kesehatan kulit juga menjadi unggulan lainnya yang
akan di monitor perkembangannya dari awal operasional dan menjadi perhatian
khusus bagian marketing untuk memasarkan layanan ini diasmping layanan yang
lainnya.
• Poli Orthopedi
Konsep poli ortopedi diproyeksikan menjadi layanan pendukung sebagai salah
syarat RS Inmedika untuk dapat menjadi penyedia layanan “trauma center”.
Kedepan RS akan bekerja sama dengan institusi dan sport center untuk
penanganan masalah trauma atlit, untuk paket layanan ini koordinasi antar poli
dan layanan akan dilakukan sejak awal RS beroperasi.
• Poli Paru
RS Inmedika menyediakan ruangan dilengkapi dengan fasilitas uji dahak, ruang
tunggu dan akses yang terpisah dengan pasien poli yang lain.

 Health Tourism (Wisata Medis), layanan ini akan kami rintis dari awal operasional
secara bertahap melalui kerjasama dengan instansi dan pihak terkait lainnya,
layanan untuk memulai layanan ini adalah melalui pelayanan General Check Up
(GCU), MCU, dan pemerikasaan laboratorium baik pelayanan langsung di RS
Inmedika, maupun pelayanan home care – door to door.

2) Pelayanan Gawat Darurat


RS INMEDIKA dilengkapi dengan IGD yang siap melayani pasien selama 24 jam
untuk menangani keadaan kegawatadaruratan yang menimpa pasien, dengan
dokter umum yang sudah terlatih PPGD/ATLS/ACLS dan stand by on site sesuai
jadwal yang sudah ditentukan (shift). Satu paket dengan pelayanan IGD adalah
ketersediaan ambulance. Ambulance RS INMEDIKA akan dilengkapi dengan
peralatan standar kegawatdaruratan pasien termasuk untuk pengatasan
permasalahan jantung dan didukung oleh SDM yang terlatih dan kompeten.
Ambulance rumah sakit melayanai pengantaran dan penjemputan untuk wilayan
Denpasar dan sekitarnya.

3) Pelayanan Rawat Inap sebanyak 60 Bed terdiri dari:


 Ruang VVIP: 4 Bed
Design dan fasilitas ruang VVIP dibuat senyaman mungkin, tempat tidur elektrik,
memungkinkan pasien untuk mengatur sendiri posisi yang diinginkan sesuai
dengan diagnose dokter. Dimensi ruangan cukup luas untuk pasien, penunggu,
dan pengunjung. Ruangan dilengkapi dengan gas medis central, nurse call, sistim
alarm bahaya kebakaran, media hiburan berupa TV dan akses internet/wi fi.
 Ruang VIP: 8 Bed
Design ruangan VIP mirip dengan standar VVIP yang membedakan hanya dimensi
ruangan, kenyamanan dan fasilitas lainnya nyaris sama. Ruang penunggu dan
pengunjun menjadi satu dengan ruangan pasien dipisahkan menggunkan korden.

 Ruang Setara Kelas 1: 8 Bed


Ruang perawatan ini memiliki dimensi ruangan yang sama dengan ruang VIP,
kapasitas dalam ruang perawatan hanya berisi satu tempat tidur.. Gas medis
sentral, nurse station, dan sistem alarm bahaya kebakaran sama seperti yang
terpasang pada ruangan VVIP dan VIP. Perbedaannya ada pada fasilitas di
dalamnya

 Ruang Setara Kelas 2: 8 Bed


Ruang perawatan ini dalam satu ruangan diisi dua tempat tidur, fasilitas lainnya
sama dengan yang terpasang pada ruang setara kelas 1. Tempat tidur pasiean
type manual tiga crank.

 Ruang Setara Kelas 3: 20 Bed


Untuk mengantisipasi pemberlakuan Ketentuan Rawat Inap Standar (KRIS) yang
akan diberlakukan RS Inmedikan mengantisiapasi dalam satu ruangan dengan
ukuran 49,4m2 hanya diisi dengan 4 bed, sehingga satu bed memakai space seluas
hampir 10m2. Tempat tidur pasien tipe manual tiga crank, sehingga kenyamanan
tetap dapat dirasakan. Ruangan ber AC, dan tersedia 2 toilet untuk masing-masing
ruangan.

 ICU/PICU/NICU: 6 Bed
Ruangan ini disediakan sesuai standar terbaru, dimana 10% dari total jumlah
tempat tidur pasien diperuntukan untuk perawatan intensif, 6% untuk ICU dan 4%
untuk NICU dan PICU, fasilitas tempat tidur khusus tipe untuk ICU, sistim
monitoring pasien menggunakan central monitor, peralatan ICU dilengkapi
dengan Ventilator, CPAP, Defibrilator, Medical gas sentral, nurse call, dan sistem
alaram bahaya kebakaran. Untuk menjaga ketenangan dan fokus perawatan
keluarga pasien disediakan ruang tunggu, sehingga hanya saat diperlukan saja
keluarga pasien dapat melihat secara langsung dan mendekati pasien.

 Isolasi: 6 Bed
Ruangan Isolasi dikelompokan menjadi satu area, untuk mempermudah dan
mempercepat pelayanan bagi semua pasien, fasilitas ruang Isolasi sama dengan
ruang perawatan setara kelas 1, di lengkapi ante room untuk masing-masing
ruangan, jumlah ruang isolasi yang dipersiapkan sebanyak 10% dari total jumlah
tempat tidur rumah sakit.

 Pelayanan Ruang Operasi:


RS Inmedika memiliki 2 ruang operasi, dengan alur dan desain yang sudah
disesuaikan dengan pedoman teknis sarana prasarna bangunan rumah sakit yang
dikeluarkan oleh Depkes RI, dimensi ruang, jenis material dinding, plafon dan
lantai menyesuaikan standar yang ada, kelengkapan peralatan berupa mesin
anestesi lengkap dengan ventilator, meja operasi elektik, pasien monitor,
defibrillator, lampu operasi LED 2 arms, pendant gas medis, pass box, dan lain-
lain. AC standar ruang Operasi untuk menjamin tata udara bertekanan negative,
suhu dan humidity yang sesuai. Ruangan operasi dan penunjangnya dibuat
senyaman mungkin untuk semua dokter operator, penata anestesi, dan asisten
sehingga hasil dari kinerja ruang operasi dapat menjamin keselamatan, keamanan
dan ketepetan sejak proses persipan, pelaksanaan dan paska operasi.

4) Penunjang Medis
Penunjang medis yang akan disediakan RS Inmedika, diantaranya:
• Laboratorium
Laboratorium RS Inmedika di design dengan menggunakan kaca dibagian depan
sehingga pasien dan pengunjung dapat melihat kondisi di dalam laboratorium,
Zonasi sudah disesuaikan dengan alur layanan di area ini. Dengan kondisi
laboratorum yang demikian diharapkan agar staff dan analis bekerja secara
profesional dan selalu menjaga kebersihan dan kerapihan di dalam ruang
laboratorium. Namun kompetensi dan hasil pemerikasaan lab tetap menjadi
prioritas untuk ketepatan waktu dan akurasi hasil. Ruang Laboratorium berada
pada zona yang mudah dan cepat diakses baik dari poli rawat jalan maupun IGD.
Rencana strategis dalam lima tahun mendatang sejak RS Inmedika beroperasi,
unit laboratorium akan dijadikan diagnostic center yang melayani masyarakat dan
FKTP dan atau rumah sakit lain yang membutuhkan. Laboratorium akan bekerja
sama dengan dokter spesilis, FKTP, Rumah Sakit, dan institusi lain untuk
kebutuhan layanan diagnostic di Denpasar.

• Radiologi
Dalam tahapan awal radiologi hanya dipersiapakan dengan peralatan general X
Ray, untuk kebutuhan diagnose, thorax, tulang, persendian, dan organ tubuh
lainnya, namun demikian kami telah menyiapkan ruangan CT Scan, untuk
mengantisipasi perkembangan tindakan radiologi utamanya pemrikasaan Jantung,
Selain mesin rontgen, untuk pemerikasaan awal keluhan jantung RS Inmedika
menyiapkan USG yang didedikasikan untuk pemerikasaan jantung
(Electrocardiography).

• Farmasi
Sebagai tempat pasien mendapatkan obat dari resep yang dibuat oleh dokter,
kami siapkan unit farmasi di area lobby, dengan kondisi lobby yang nyaman dan
kondisi ruang yang cukup luas untuk area menunggu pasien atau keluarga pasien
yang melakukan pemerikasaan di poli rawat jalan. Kelengkapan persediaan
perbekalan farmasi akan dipersiapkan sesuai standar minimal sesuai klasifikasi
rumah sakit. Secara berkala Manajemen RS Inmedika akan mengevaluasi untuk
penambahan perbekalan Farmasi sesuai perkembangan/peningkatan jumlah
pasien.

• Fisioterapi
Unit fisioterapi akan di kembangkan berdasarkan hasil monitorin dan evaluasi di
awal tahun RS beroperasi, secara simultan bagian marketing menawarkan pada
prosepktif pasien umum untuk melakukan fisioterapi, dan akan dilaukan kerja
sama dengan sport center yang ada di Denpasar, sebagai bentuk kerja sama. Unit
fisioterapi direncanakan akan melayani home care bagi pasien umum yang
membutuhkan.

 Rekam medis/medical record


Rekam Medis adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang pasien yang
berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain pada sarana
pelayanan kesehatan untuk rawat jalan, rawat inap baik dikelola pemerintah
maupun swasta (permenkes nomor 209/MENKES/PER/III/2008).
Rekam medis pasien mulai beralih menjadi berbasis elektronik dengan
diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) nomor 24 tahun 2022 tentang
Rekam Medis. Melalui kebijakan ini, fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes)
diwajibkan menjalankan sistem pencatatan riwayat medis pasien secara
elektronik. Proses transisi dilakukan sampai paling lambat 31 Desember 2023.
Mengacu pada informasi tersebut RS Inmedika akan mengaplikasikan Rekam
Medis Electronik (EMR) sebagai salah satu peryaratan bekerjasma dengan BPJS,
sekaligus untuk tujuan peningkatan keamanan data, kecepatan akses, dan
kemudahan pendokumentasian, serta efesiensi berkas/kertas dan ruang
penyimpanan.

RS Inmedika akan bekerjasama dengan pihak ke tiga untuk pemasangan dan


implementasi ERM dengan kriteria pihak ke tiga harus yang sudah
direkomendasikan BPJS, dan atau sytem vendor tersebut sudah terbukti
dipergunakan di RS yang sama kelas nya dengan RS Inmedikaa atau bahkan sudah
dipasang dan dipergunakan pada RS yang lebih tinggi kelasnya.

• MCU
Layanan MCU di RS Inmedika akan dilakukan selain di RS, tim MCU RS Inmedikan
akan melayani MCU home care. Untuk efektifitas kerja staff dan pimpinan;
perusahaan, perbankan, instansi pemerintah dan swasta lainnya, kami akan
memberikan layanan MCU door to door, kami mendatangi lokasi, dank lien tidak
perlu datang ke rumah sakit
MCU nantinya akan dikembangkan untuk layanan healt tourism – wisata medis
bagi ekpatriat yang bermukim dan atau berkunjung ke Bali.

5) Penunjang Non Medis:


 Kitchen
Untuk menjaga kualitas dan kesesuaian formulasi kebutuhan gizi pasien unik
kitchen/instalsi gizi kami siapkan di RS, dengan dukungan SDM, dan ahli gizi yang
kompeten.

 Laundry
Kebersihan dan keseterilan linen untuk kepeluan layanan pasien dan tindakan
operasi, RS Inmedika menyiapakan peralatan laundry tipe industrial sehingga
proses pencucian dan pengeringannya sesuai dengan standar laundry rumah
sakit. Mesin cuci dan pengering dipisahkan untuk area inveksius dan non
inveksius.

 CSSD
Unit CSSD menyatu dengan area ruang operasi, dengan dibuat alur yang terpisah
antara alur kotor, semi steril dan alur barang steril. Ketersediaan peralatan yang
lengkap, mesin cuci instrument, mesin sealing untuk pemakingan, dan mesin
sterilisasi/autoclave dipisahkan ruangannya namun terhubung menggunakan pass
box/pass trough hacth sehingga keseterilan instruman tetap terjaga, baik saat di
dalam gudang, maupun saat pendistribusiannya.
 Ruang Pemulasaraan Jenazah
Ruangan ini disediakan lebih banyak untuk transit, pasien yang meninggal baik
dari UGD, ICU, maupun Ruang Rawat Inap, setelah ada kepastian kondisi
meninggal dari DPJP dan memenuhi rentang waktu yang ditentukan pada masing-
masinbg area, jenazah kemudian di bawa ke rung pemulasaraan jenazah,
penjemputan dari keluarga maupun pengantaran menggunakan ambulance
rumah sakit diberangkatkan dari ruangan ini, setelah terlebih dahulu dilakukan
proses administrasi dan atau serah terima berdasarkan SOP yang ada.

 Power House
Bangunan ini berisi sumber daya untuk kebutuhan operasional RS sehari-hari
selama 24 jam non stop, ruangan ini berisi antar lain; transformer, cubicle, genset,
panel listrik utama dan panel distribusi, keamanan dan kerapihan instalasi
menjadi hal yang krusial demi kelancaran, dan kecepatan penyediaan daya listrik
untuk keperluan semua peralatan RS yang ada.

 IPAL & TPS Domestik dan B3


Kami menyiapkan konstruksi IPAL dengan kapasitas lebih kurang 36M3, yang
diproyeksikan untuk dapat menampung dan mengolah limbah cair sampai dengan
kapasitas 100 bed. Pembangunan IPAL akan dikerjakan oleh pihak ke tiga yang
memiliki sertifikasi khusus penegrjaan IPAL dan menjamin keberhasilan proses
IPAL melalui uji lab tentang baku mutu limbah yang daihasilkan dari pengolahan
limbah di IPAL.
Adapun Limbah Medis B3 dan limbah domestic trnasportasi dan pengolahannya
akan kami kerjasamakan dengan pihak ke 3 yang telah mendapatkan sertifikasi
dari Pemerintah.

 Café untuk pasien dan keluarga


Fasilitas pendukung ini diadakan guna memenuhi kebutuhan makanan dan
minuman utamanay bagi pasien poli rawat jalan dan keluarganya, sehingga tidak
perlu memesan, atau memabawa dari luar demi kepraktisan dan kenyamanan.

6) Pelayanan Lain-lain
Pelayanan lain-lain ini, meliputi Pelayanan Kebugaran dan peningkatan informasi
kepada masyarakata di sekitar rumah sakit yang terdiri dari:
• Senam Hamil
Kegiatan ini kami adakan dalam rangka untuk berkominkasi dan menjaga
kontinuitas pemeriksaan pasien ibu hamil di RS Inmedika, Pihak RS akan
menjelaskan manfaat kegiatan ini terutama bagi ibu-ibu muda yang baru pertama
kali mengandung buah hati tercintanya. Manfaat dari senam hamil yang sebaiknya
diketahui oleh ibu hamil antara lain; dapat memperkuat otot sendi, memperkuat
jantung dan paru-paru, membuat tidur lebih nyenyak, menurunkan resiko
kenaikan berat badan secara berlebihan, mengurangi rasa nyeri tulang belakan
dan punggung, mendukung tumbuh kembang janin, mengurangi ketegangan
menjelang persalinan, dan meningkatkan stamina.

• Tumbuh Kembang Anak dan Pijat Bayi


RS Inmedika akan berpartisiapasi aktif dalam bidang tumbuh kembag anak,
dengan layanan ini diharpakan calon pelanggan akan tyertarik untuk
mendpaatkan pelayanan di RS Inmedika, seperti kita tahu beberapa fungsi pijat
bayi antara lain; mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan
memberikan stimulasi raba, gerak dan kombinasi stimulasi lainnya.

• Seminar Awam
Kegiatan seminar awam di RS membawa misi pada upaya prefentif, RS Inmedika
secara berkala memberikan penyuluhan kesehatan baik melalui kegiatan bakti
sosial maupun seminar awam mengenai isu-isu kesehatan terkini. Dengan seminar
awam yang diadakan rutin dan topic yang bervariasi masyarakat akan
mendapatkan tambahan wawasan, dan untuk tidaklanjut pemerikasaan maupun
konsultasi tentang permasalahn kesehatan baik terkait topic maupun tidak
masyarakat dapat langsung datang ke RS Inmedika untuk mendapatkan layanan.
• Senam Sehat Lansia
RS Inmedika akan berpartisipasi untuk membangkitkan gaya hidup sehat, kegiatan
senam sehat lansia dapat dimanfaatkan RS untuk melakukan komunikasi dan
kegiatan marketing untuk membentuk komunitas dan member RS Inmedika.

• Esthetic Center
Gaya hidup masa kini salah satunya dengan menjaga penampilan agar tetap fresh
dan meanarik, pelayanan ini akan dikolaborasikan dengan dokter spesialis kulit
untuk dapat membuat pakat-paket layanan estetik bagi kalangan kaum
perempuan khususnya.

• Geriatri
Layanan Geriatri pada awal operasional belum menjadi fokus utama, namun lebih
pada melengkapi jenis layanan, fasilitas layanan geriatri akan didorong pada
layanan home care untuk kasus –kasus geriatric yang secara medis dapat
ditangani di luar RS.
 Home Care
Layanan home care akan dilaksanakan sejak awal rumah sakit beroperasi, antara
lain layanan; MCU, pemeriksaan laboratorium, perawatan rutin diabet, dan pijat
bayi.
B. Gambaran Rencana Kerja RS Inmedika
Rencana kerja RS inmedika lima tahun pertama akan berfokus pada marketing dengan
prioritas pemenuhan target kunjungan pasien rawat jalan, rawat inap, dan tindakan
operasi, pemenuhan slot praktek dokter spesialis, kualitas layanan, dan service excellent
pada semua level Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada.
1. Rencana Kerja Aspek Pelayanan:
Gambaran Rencana kinerja, potensi dan permasalahan pelayanan kesehatan RS
Inmedikan lima tahun pertama digambarkan berdasarkan proyeksi dan asumsi melalui
upaya penyembuhan dan pemulihan yang akan dilaksanakan secara terintegrasi antar
unit dan berkelanjutan melalui peningkatan dan upaya prefentif dan rujukan.
a. Cakupan area pelayanan
Target pelayanan RS Inmedika adalah penduduk Kota Denpasar dan sekitarnya
yang berbatasan langsung dengan Kota Denpasar, adapun target kunjungan pasien
rawat jalan, rawat inap dan tindakan operasi berupa tabel sebagai acuan target
kinerja Manajemen RS di bawah ini diambil dari proyeksi keuangan RS Inmedika: :

Tabel 2.2 Target Kinerja Kunjungan Pasien Rawat Jalan Tahun ke 1 – 5

Sasaran Strategis dan pangsa pasar RS Inmedika adalah pasien BPJS dimana proses
kerjasama dengan BPJS akan kami lakukan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku, pasien umum, asuransi, selain BPJS akan
menjadi prioritas di awal di mana kemungkinan RS Inmedika belum dapat langsung
bekerja sama dengan BPJS.

Berdasarkan tabel tersebut diatas target untuk empat dokter spesialis dasar
memiliki target paling banyak, karena keberadaan dokter spesialis ini diproyeksikan
untuk melakukan praktek setiap hari dalam satu bulan dengan asumsi bekerja
selama 20 – 25 hari.

Adapun dokter spesialis yang lainnya diasmumsikan bekerja antara 8 – 18 hari


dalam satu bulan dengan jumlah pasien antara 10 s/d 18 pasien per hari untuk
masing-masing dokter spesialias. Kunjungan pasien Umum dan UGD diproyeksikan
sebanyak 12 pasien per hari dengan perhitungan 30 hari/bulan
Proyeksi ini natinya akan menjadi target bagi manajemen RS Inmedika dalam tahap
operasional dari tahun pertama dengan melakukan evaluasi secara berkala, agar
dapat dilakukan perubahan strategi berdasarkan hasil evaluasi tersebut.

Tabel 3.2 Target Kinerja Pasien Rawat Inap Tahun ke 1 – 5

Target jumlah kunjungan pasien rawat inap dibuat dengan proyeksi yang moderat,
karena berdasarkan pengalaman untuk rumah sakit baru memerlukan upaya ekstra
untuk dapat memperoleh kepercayaan masyarakat, untuk itu salah satu upaya
selain kerja keras marketing, RS Inmedika akan melakukan rekrutmen dokter
spesialis yang sudah banyak dikenal dikalangan masyarakat, dan dokter spesialis
yang memiliki visi yang sama dengan kami, yakni bersedia mencapai kemajuan
bersama kami, keberadaan dokter spesialis nantinya akan menjadi pengungkit
potensi jumlah kunjungan poli rawat jalan dan rawat inap, dan akan menjadi dasar
bagi target-target lainnya

Tabel 4.2 Target Kinerja Rawat Inap dan BOR


Proses pelayanan di RS Inmedika akan dilakukan dengan berfokus pada kendali
biaya dengan tanpa mengurangi mutu dan keselamatan pasien. Efisiensi proses
pelayanan akan dibangun secara berkesinambungan sebagai fondasi awal
pelayanan di RS Inmedika RS Inmedika sebagai rumah sakit swasta harus berprinsip
pada efektifitas dan efisiensi, hanya dengan disiplin pada kedua hal ini kami yakin
kami akan dapat melewati potensi masa-masa sulit pada awal operasional tanpa
menafikan permasalahan penting lainnya sebagai satu kesatuan bisnis layanan
kesehatan.

Target BOR yang kami buat diawal tahun operasional termasuk dalam kategori
tinggi dan ideal menurut standar Departemen Kesehatan, jumlah bed RS Inmedika
hanya 60 TT, sehingga target tersebut setara dengan 36 – 45 pasien setiap harinya,
untuk mencapai target ini seperti disamapaikan di awal, Manajemen harus bekerja
secara ekstra keras, dan target BOR ini terkait langsung dengan ketercapaian target
poli rawat jalan, dan kunjungan pasien IGD, dan keberhasilan target ini akan
mendukung keberhasilan target tindakan operasi, delivery, perawatan intensif
penunjang medis, dan farmasi. Adapun target bidang lainnya tertuang dalam tabel
berikut ini;

Tabel 5.2 Target Tindakan Operasi & Delivery

Tabel 6.2 Target Penunjang Medis dan Farmasi


Keberhasilan target tersebut di atas tidak terlepas dari upaya Manajemen RS
Inmedika utamanya bagian marketing eksternal dan internal, serta dukungan
semua SDM melalui pemberian service excellent kepada semua pasien yang datang
ke RS Inmedika.

2. Rencana kerja RS Inmedika aspek Pasar dan Pemasaran:


Pangsa Pasar RS Inmedika di Kota Denpasar:
Berdasarkan data Laporan Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2021, kami dapatkan
gambaran pasar di Kota Denapasar khususnya, dengan data sebagai berikut;
a. Permintaan Pasar bidang demografi dengan cakupan wilayah Kota Denpasar
Sesuai data dari Pusdatin, jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2021 Penduduk
Kota Denpasar sebanyak 997.489 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki 507.393
jiwa dan penduduk perempuan 490.096 jiwa. Pada gambar 2.1 terlihat
peningkatan jumah penduduk di Kota Denpasar dari tahun 2017 sampai dengan
tahun 2021. Laju pertumbuhan penduduk mencapai angka 4,28%. Laju
pertumbuhan di Kota Denpasar cukup tinggi, hal ini kemungkinan disebabkan
karena tingginya mobilisasi penduduk dari luar wilayah Denpasar

Jumlah dan kepadatan penduduk di Kota Denpasar merupakan peluang yang akan
kami garap untuk dapat mendukung operasional RS Inmedika, pelayanan akan
kami buat dengan diferensiasi dengan layanan kesehatan yang sudah ada, kami
menyadari keberadaan dokter spesialis kemungkinan tidak dapat menjadi
pembeda, untuk itu kami akan melakukan diferensiasi layanan di bidang yang lain.

Gambar 1.2 Penduduk Kota Denapasr Menurut Jenis Kelamin Tahun 2017 - 2021
Gambar 2.2 Distribusi Penduduk di Kota Denapasar
menurut golongan Umur tahun 2021

.
.
Pada Gambar 1.2 terlihat bahwa jumlah balita adalah sebesar 7,88% dari seluruh
total penduduk dan jumlah usila 6,18% dari seluruh total penduduk, sedangkan
persentase balita dan anak anak adalah 21,80% dari seluruh total penduduk
Denpasar. Berdasarkan data ini dapat kita lihat bahwa komposisi penduduk usia
produktif (dewasa) lebih besar dibandingkan usia non produktif (anak-anak dan
usia lanjut).

Berdasarkan data tersebut ditas strategi RS Inmedika untuk menangkap peluang


pasar kelompok umur balita dan anak-anak adalah sebesar 29,66% dari total
jumlah penduduk Kota Denpasar atau setara dengan 295.855 balita dan anak-
anak, ini merupakan pasar yang relatif besar dan melalui ketersediaan dokter
spesialis anak tetap kami yakin mampu memberikan pelayanan yang optimal pada
segmen pasar ini.

Sejalan dengan program layanan geriatri yang kami canangkan, berdasarkan data
kependudukan terdapat prospek yang bagus, karena jumlah penduduk usila yang
mencapai 6,18%, dari total jumlah penduduk, atau setara dengan 61.644 orang.
Adapaun komposisi penduduk yang paling besar adalah penduduk kelompok usia
produktif sebanyak lebih kurang 64% atau setara dengan 638.392 jiwa. Pasar ini
akan kami garap sebagai prioritas untuk mengungkit pencapaian target kunjungan
dan tindakan yang kami buat.

Selain sasaran bidang demografi, kami akan melakukan kerjasama dengan


provider asuransi baik provider asuransi dalam negeri maupun luar negeri, biro
perjalanan, komunitas, instansi pemerintah maupun swasta, UMKM, pusat
perbelanjaan, hotel, maskapai, dan lainnya.

b. Permintaan/Peluang Pasar Sumber Daya Kota Denpasar:


Permintaan Pasar Peluang pasar tersebut di atas tidak terlepas dari data fasilitas
kesehatan dan kesehatan masyarakat di Kota Denpasar, konsekwensi dari kondisi
ini adalah peluang pasar yang ada akan terbagi dengan faskes lain, strategi kami
bukan memposisikan layanan sejenis yang sudah ada menjadi pesaing, namun
kami akan menjadikan mereka sebagai rekan kolaborasi untuk bekerjasama saling
menguntungkan demi tujuan bersama untuk mewujudkan derajat kesehatan
masyarakatKota Denpasar lebih baik lagi.

Data menegenai kondisi faskes dan kesehatan yang sudah ada di Kota Denpasar
berdasarkan Laporan Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2021 dapat dilihat
sebagai berikut;
1. Puskesmas
Menurut Kemenkes RI – 2015, Puskesmas memiliki fungsi sebagai
penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama dan
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama serta sebagai wahana
pendidikan tenaga kesehatan.
a. Rasio Puskesmas di Kota Denpasar
Kota Denpasar memiliki 11 Puskesmas induk yang telah memiliki
kemampuan gawat darurat serta kemampuan laboratorium dan 25
Puskesmas pembantu serta 11 unit Puskesmas Keliling.

Tabel 7.2 Distribusi Puskesmas Berdasarkan Desa di Kota Denpasar


Rasio puskesmas berdasarkan kecamatan di Kota Denpasar sebesar 2,75,
hal ini menggambarkan bahwa rasio ideal minimal ada 1 puskesmas di
setiap kecamatan sudah terpenuhi. Rasio tertinggi ada dikecamatan
Densel yaitu 4 pusk.
Dari 11 Puskesmas yang ada di Kota Denpasar, 2 Puskesmas sudah
dikembangkan menjadi Puskesmas Rawat inap yaitu Puskesmas I
Denpasar Timur dengan 10 tempat tidur dan Puskesmas IV Denpasar
Selatan dengan 10 tempat tidur.

b. Jumlah Kunjungan Puskesmas


Jumah kunjungan rawat jalan selama tahun 2021 di puskesmas se Kota
Denpasar sebanyak 168.841 orang yang terdiri dari 78.765 laki- laki dan
90.076 perempuan. Persentase kunjungan Puskesmas ditahun 2021
(16,93% dari jml penduduk) lebih rendah bila dibandingkan tahun 2020
(22,31% dari jumlah penduduk) namun sudah lebih tinggi dari target yang
ditetapkan (15% dari jumlah penduduk). Turunnya kunjungan puskesmas
pada tahun 2021 ini tidak terlepas dari kejadian pandemi covid 19.

Gambar 3.2 Tren Kunjungan di Puskesmas Kota Denpasar tahun 2017 - 2021

Sumber: Bidang Yankes Dikes Kota Denpasar

2. Rumah Sakit di Kota Denpasar


Selain upaya promotif dan preventif, upaya kuratif dan rehabilitative
merupakan upaya yang penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Upaya kuratif dan rehabilitatif dapat diperoleh di rumah sakit.
a. Jenis Rumah Sakit
Di Kota Denpasar terdapat 6 buah RS publik, yang dikelola oleh
Kementrian Kesehatan, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota Denpasar
dan TNI/POLRI.

Tabel 8.2 Distribusi Rumah Sakit Publik Berdasarkan Pengelolan

Rumah sakit dapat dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan jenis pelayanan


yang diberikan menurut Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang
rumah sakit yaitu rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit
umum memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis
penyakit sedangkan rumah sakit khusus hanya memberikan pelayanan
pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin
ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya
(Kemenkes RI, 2015). Di Kota Denpasar terdapat 15 rumah sakit umum
dan 6 rumah sakit khusus.
b. Kelas Rumah Sakit
Selain berdasarkan jenis pelayanannya RS juga dapat dibedakan
berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayananya yaitu kelas A, kelas B,
kelas C dan kelas D. Tahun 2021 dari 21 RS Pemerintah dan swasta yang
ada di Kota Denpasar, 2 Buah ( 10%) merupakan kelas A, tiga buah (14%)
Kelas B, lima belas buah (71%) kelas C dan satu buah (5%) merupakan
kelas D. Pembagian tipe rumah sakit ini ditentukan berdasarka SK Menteri
Kesehatan: SK Menkes No.105/Menkes/SK/II/88 dan Type B berdasarkan
SK Lembaga Teknis Daerah No.5 Tahun 2005 tertanggal 13 Desember
2005.
c. Tempat Tidur Rumah Sakit
Indikator yang dapat digunakan untuk menilai terpenuhi atau tidaknya
kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rujukan dan
perorangan di suatu wilayah dapat dilihat dari rasio tempat tidur terhadap
1.000 penduduk. Standar WHO adalah 1 RS untuk 1.000 orang. Di Kota
Denpasar terdapat 21 RS dengan 2.411 tempat tidur sehingga rasio
tempat tidur rumah sakit di Kota Denpasar tahun 2021 sebesar 2,42 per
1000 penduduk.
Tingginya rasio tempat tidur terhadap jumlah penduduk di Kota Denpasar
disebabkan karena di Kota Denpasar banyak berkembang rumah sakit
swasta dan rumah sakit pemerintah milik pusat dan TNI POLRI juga
adanya di Kota Denpasar.

3. Mutu Layanan RS
Mutu pelayanan di rumah sakit dapat diketahui dengan memperhatikan
beberapa indikator, antara lain:
1) Angka Kematian Netto (Net Death Rate/NDR)
Angka kematian Netto atau NDR merupakan angka kematian 48 jam
pasien rawat inap per 1000 pasien keluar hidup dan mati. Indikator ini
digunakan untuk melihat mutu pelayanan rumah sakit. Lima besar Angka
NDR tertinggi di beberapa RS (Pemerintah dan swasta) di Kota Denpasar
yang datanya sudah kami terima pada tahun 2021:
 RS Sanglah : 79 per 1000 pasien keluar hidup dan mati
 RSUD Bali Mandara : 49 per 1000 pasien keluar hidup dan mati
 RSUD Wangaya : 45 per 1000 pasien keluar hidup dan
mati
 RS Puri Raharja : 21 per 1000 pasien keluar hidup dan
mati
 RS Manuaba : 19 per 1000 pasien keluar hidup dan mati

2) Angka Kematian Umum (Gross Death Rate/GDR)


Angka Kematian Umum (Gross Death Rate) merupakan angka kematian
total pasien rawat inap yang keluar rumah sakit per 1000 penderita keluar
hidup dan mati. Lima besar Angka GDR tertinggi dibeberapa rumah sakit
(Pemerintah dan swasta) di Kota Denpasar tahun 2021 adalah:
 RSUP Sanglah : 132,1 per 1000 Pasien keluar hidup dan mati
 RSUD Wangaya : 95,1 per 1000 pasien keluar hidup dan mati
 RSUD Bali Mandara : 57,4 per 1000 Pasien keluar hidup dan mati
 RS Surya Husada Ubung : 39,6 per 1000 pasien keluar hidup dan mati
 RS Puri Raharja : 31,9 per 1000 pasien keluar hidup dan mati

3) Angka Penggunaan Tempat Tidur (Bed Occupation Rate/BOR)


BOR merupakan indikator yang dapat menggambarkan tinggi rendahnya
pemanfaatan tempat tidur yang ada di rumah sakit. Lima besar tingkat
pencapaian BOR tertinggi oleh RS (Pemerintah dan swasta) di Kota
Denpasar berdasarkan Laporan Profil Kesehatan Kota Denapasr Tahun
2021 adalah:
 RSIA Puri Bunda : 93,4%
 RSUP Sanglah : 70,9%
 RS Bhayangkara : 64,5%
 RS Bali Royal : 63,7%
 RS BaliMed : 62,8%

4) Rata-rata Lama Dirawat (Length Of Stay/LOS)


Indikator LOS digunakan untuk menggambarkan tingkat efisiensi dan
mutu pelayanan RS. Rata-rata lama pasien di rawat di rumah sakit
(pemerintah dan swasta) di Kota Denpasar tahun 2021 adalah 4 hari.

5) Akreditasi Rumah sakit


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12
tahun 2012 definisi akreditasi RS adalah pengakuan terhadap RS yang
diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, setelah dinilai bahwa RS tersebut
memenuhi standar pelayanan RS yang berlaku untuk meningkatkan mutu
pelayanan RS secara berkesinambungan. Persentase RS terakreditasi di
Kota Denpasar tahun 2021 adalah 90% hanya 2 RS yang belum
terakreditasi dari 21 RS yang ada yaitu RSGM Fak Kedokteran
Mahasaraswati dan RSK Mata Ramata.
Gambar 4.2 Persentase Akreditasi RS Tahun 2021

Sumber: Bidang Yankes Dikes Kota Denpasar

Berdasarkan data tersebut diatas bahwa kunjungan pasien ke faskes


tingkat pertama relatif tinggi, terjadi penurunan signifikan dari tahun 2019
– 2021 yang diindikasikan akibat adanya pandemi covid 19, kondisi ini
menjadi salah satu peluang pasar RS Inmedika

Adapun keberadaan tempat tidur rumah sakit dengan acuan rasio


Departemen Kesehatan RI sudah mencapai 2,42 per 1000 penduduk,
bahakan kondisi ini sudah masuk dalam kategori standar WHO. Namun
kondisi ini bagi RS Inmedika yang lokasinya berada di Wilayah Denpasar
Selatan masih terbuka peluang pasar mengingat di Wilayah Denapasar
Selatan baru tersedia 3 buah Rumah Sakit. RS Inmedika yang berlokasi di
Jl. Danau Tempe No. 99 Desa SIdakarya Kec. Denpasar Selatan akan
memanfaatkan lokasi dan posisi yang strategis ini untuk meraih pasar
lebih spesifik lagi di Wilayah Denpasar Selatan.
Pencapaian BOR RS yang sudah ada relatif ideal, di mana rata-rata di atas
60%, hal ini akan menjadi referensi RS Inmedika untuk dapat mencapai
kondisi tersebut sejak awal RS berdiri dengan melakukan kegiatan
pemasaran sejak dini, yakni dalam proses konstruksi yang direncanakan
akan dilaksanakan pada awal tahun 2023, bersamaan dengan momen
tersebut, kami akan memulai melakukan kegiatan marketing sebagai awal
memperkenalkan brand rumah sakit kami, sehinga image RS Inmedika
mulai dikenal masyarakat sejak awal.

6) Perusahaan Penunjang Layanan Kesehatan


Pada Tahun 2021, Di Kota Denpasar terdapat 50 Pedagang Besar Farmasi
(PBF), dan terdapat 62 penyalur alat kesehatan, adapun ketersediaan obat
dan vaksin di Kota Denpasar sebesar 100%.
Berdasarkan data tersebut di atas, RS Inmedika mendapatkan manfaat
dan kemudahan pada saat mempersiapkan dan menjalankan operasinya.
7) Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
Peran masyarakat sangat diperlukan dalam pembangunan kesehatan guna
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Masyarakat dapat berperan aktif dalam pembangunan kesehatan melalui
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) seperti pos
pelayanan terpadu (Posyandu, Pos kesehatan desa (Poskesdes) dan desa
siaga aktif.
Dari 43 desa/kelurahan yang ada di Kota denpasar seluruhnya sudah
merupakan desa siaga aktif, dengan katagori Desa siaga tergolong
pratama sebesar 44,2%, madya 4,7%, purnama 39,5% dan mandiri 11,6%
Kondisi ini menunjukan bahwa partisipasi masyarakat pedesaan dibidang
kesehatan sudah relatif tinggi, kondisi ini menjadi bagian rencana strategis
RS Inmedika dengan melakukan kerjasama dengan perangkat Desa, dan
sumberdaya kesehatan berbasis kegiatan masyarakat Desa untuk menjadi
kader kesehatan diwilayahnya di mana RS Inmedikan dapat menjadi
rekomendasi/rujukan.

8) Sumber Daya Manuasi Kesehatan


Berdasarkan keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
Nomor 54 tahun 2013 tentang rencana Pengembangan tenaga kesehatan
tahun 2011-2025 telah ditetapkan target rasio tenaga kesehatan terhadap
jumlah penduduk. Target rasio dokter spesialis terhadap jumlah penduduk
sebesar 10 dokter spesialis per 100.000 penduduk, rasio dokter umum
sebesar 45 dokter umum per 100.000 penduduk rasio dokter gigi sebesar
13/100.000 penduduk rasio perawat sebesar 180 perawat per 100.000
penduduk dan bidan sebesar 120 bidan per 100.000 penduduk (Kemkes,
2016)
Rasio tenaga kesehatan yang ada di Kota Denpasar pada tahun 2021
seperti terlihat pada grafik berikut:

Grafik 1.2 Rasio Tenaga Kesehatan di Kota Denapasar Tahun 2021

Sumber: Bidang SDK Dikes Kota Denpasar tahun 2021


Grafik 1.2 di atas menunjukkan bahwa rasio terbesar tenaga kesehatan
yang ada di Kota Denpasar per 100.000 penduduk pada tahun 2021
didominasi oleh tenaga perawat dan dokter umum dan rasio terkecil
adalah tenaga Sanitasi. Rasio dr spesialis, dr umum dan bidan serta
perawat di Kota Denpasar tinggi bila dibandingkan dengan jumlah
penduduk hal ini disebabkan di Kota Denpasar terdapat 15 RS swasta dan
6 RS Pemerintah yang dikelola TNI/Polri, Depkes, dan Pemerintah Provinsi.
Berdasarkan grafik tersebut di atas, untuk memenuhi kebutuhan dokter
tamu dan dokter tetap guna mendukung Rencana Strategis RS Inmedika
akan relatif mudah karena kecukupan atas ketersediaan SDM khususnya
dokter umum dan dokter spesialis.

4. Pangsa/Peluang Pasar dari sisi Pembiayaan Kesehatan Pemerintah


Pembiayaan kesehatan menurut UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 bertujuan
untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dan dalam
jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil dan termanfaatkan.
a) Jumlah Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Tahun 2021 ditargetkan 100% penduduk Kota Denpasar sudah terlindungi
Jaminan Kesehatan Nasional. Data peserta JKN tahun 2021 sebanyak
612.037 orang (61,4% dari seluruh penduduk Kota Denpasar) yang terdiri
dari Penerima bantuan iuran (PBI) APBN sebanyak 57.450 orang, PBI APBD
sebanyak 67.384 orang. Pekerja Penerima Upah (PPU) sebanyak 296.463
orang, Pekerja bukan penerima upah sebanyak 173.699 orang dan bukan
pekerja (BP) sebanyak 17.041 orang. Jika dilihat dari jumlah penduduk
Kota Denpasar penduduk yang bersumber dari data kependudukan dan
catatan sipil yang berjumlah 652.239 (Penduduk ber KTP Denpasar),
jumlah penduduk yang terlindungi JKN sebanyak 93,84%. Perlu
meningkatkan sosialisasi ke masyarakat tentang pentingnya JKN sehingga
masyarakat yang termasuk golongan mampu akan ikut JKN secara mandiri
agar capaian kepesertaan JKN menjadi 100%.

Seluruh penduduk miskin di Kota Denpasar sudah terlindungi JKN,


Penduduk miskin di Kota Denpasar yang berjumlah 124.834 seluruhnya
sudah dilindungi oleh sistem jaminan kesehatan nasional (JKN) melalui
mekanisme sebagai penerima bantuan iuran APBN dan APBD. Sebanyak
57.450 orang merupakan penerima bantuan iuran dari dana APBN dan
67.384 orang merupakan penerima bantuan iuran dari dana APBD.

Berdasarkan informasi ini Renstra RS Inmedikan dalam bentuk proyeksi


yang dibuat dengan asumsi pasien BPJS sudah sesuai karena mayoritas
penduduk Kota Denpasar sudah menjadi peserta BPJS, yakni sebesar
93,8%. Rencana strategi RS Inmedika dalam kaitan ini akan memberikan
pelayanan yang sama kepada klasifikasi pasien, baik peserta BPJS maupun
non BPJS, dengan menambahkan diferensiasi layanan dibanding rumah
sakit lain. Teknis pelaksanaan program kerja untuk merealisasikan
diferensiasi layanan akan dibahas internal RS Inmedika.
b) Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD Kota Denpasar
Jumlah anggaran sektor kesehatan yang bersumber APBD di Kota
Denpasar sebesar Rp. 216.202.079.503 atau sekitar 9,8% dari APBD Kota
Denpasar yang seluruhnya berjumlah Rp. 2.204.424.453.487,-
Pemerintah Kota Denpasar berkomitmen terhadap kesehatan yang
merupakan investasi untuk masa depan. Untuk mendapatkan alokasi
anggaran yang sesuai dengan yang diamatkan oleh undang-undang, maka
Dinas Kesehatan beserta jajarannya masih perlu melakukan negosiasi dan
advokasi berdasarkan data yang valid untuk membiayai program-program
kesehatan yang ada untuk mengatasi permasalahan kesehatan di Kota
Denpasar. Pendanaan bidang kesehatan di Kota Denpasar diprioritaskan
untuk pencapaian standar pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan,
sesuai dengan Permenkes no 4 tahun 2019. Anggaran kesehatan per
kapita Kota Denpasar Tahun 2021 sebesar Rp. 211.225,02
Berdasarkan data tersebut di atas peluang pasar RS Inmedika dalam
menyasar pasien BPJS yang dijamin oleh Pemkot relatif besar, karena
anggaran perkapita Kota Denpasar dibandingkan tariff yang dibuat RS
Inmedika dalam proyeksi khususnya untuk biaya rawat jalan sudah
mendekati kesamaan

5. Peluang Pasar RS Inmedika Berdasarkan Kondisi Kesehatan Keluarga


a) Kesehatan Ibu
Angka Kematian Ibu Maternal berguna untuk menggambarkan tingkat
kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi, kesehatan ibu, kondisi
kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk
ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas.
Keberhasilan pembangunan sektor kesehatan diukur menggunakan
indikator AKB dan AKI sebagai indikator utamanya.
Angka kematian ibu maternal di Kota Denpasar dalam lima tahun
terakhir sebagaimana terlihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 2.2 Angka Kematian Ibu Per 100.000 KH Tahun 2017 – 2021
Sumber: Profil Kesehatan Kota Denpasar tahun 2021

Selama tahun 2021 di Kota Denpasar terjadi 20 kematian ibu dari


16.663 Kelahiran hidup yang terdiri dari 10 kematian ibu hamil, 1
kematian ibu bersalin dan 9 orang kematian ibu nifas. Kematian ibu di
Kota Denpasar disebabkan oleh karena penyebab lain-lain 15 (covid 13
orang, 1 embili
otak, 1 DOA), 1 orang pendarahan, 1 hipertensi dalam kehamilan dan 3
orang gangguan sistem peredaran darah.
Di Tingkat Kecamatan yang ada di Kota Denpasar, Angka Kematian Ibu
terdistribusi di 4 kecamatan seperti terlihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 3.2 Angka Kematian Ibu per 100.000 KH berdasarkan Kecamatan di


Kota Denpasar Tahun 2021

Data pada grafik 3.2 di atas menunjukkan bahwa kematian maternal


tertinggi di kecamatan Denpasar Utara. Sedangkan paling rendah di
Denpasar timur. Bila dilihat kelompok umurnya, pada tahun 2021
kematian ibu terjadi pada kelompok umur 20-34 tahun yaitu sebanyak
17 orang dan kelompok umur > 35 tahun sebanyak 3 orang. Hal ini
kemungkinan disebabkan karena kelompok umur 20-34 tahun
merupakan kelompok umur yang paling produktif untuk hamil dan
melahirkan.

Untuk menurunkan kejadian kematian ibu dan kematian bayi salah


satu upaya yang dapat dilaksanakan adalah dengan mendorong agar
setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter
spesialis kandungan (SpOG), dokter umum dan bidan serta diupayakan
dilakukan di
fasilitas kesehatan. Keberhasilan upaya kesehatan ibu bersalin diukur
melalui indikator persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan
terlatih (Cakupan PN).
Pusdatin kemkes menetapkan sasaran ibu bersalin di Kota Denpasar
tahun 2021 sebanyak 17.826 orang, sebanyak 16.638 orang sudah
melaksanakan persalinan di fasilitas kesehatan (98,3%).
Jumlah PUS di Kota Denpasar tahun 2021 sebesar 169.573 orang dan
sebanyak 83.975 orang (49,5%) merupakan peserta KB Aktif. Tahun
2021 dari 16.638 ibu bersalin, 4.458 ibu bersalin (26.8%) menggunakan
alat kontrasepsi pasca persalinan yang terdiri dari kondom (24,6%),
suntik (33%), Pil (10,4%), AKDR (17%), MOP (0%), MOW (8,4%) dan
implant (6,6%).

Kasus kematian maternal di Denpasar Selatan perlu menjadi perhatian


kita bersama, di dalam rencana strategis ini, melalui pelayanan poli
obgyn dan kegawatdaruratan kebidanan di IGD, RS Inmedika berupaya
untuk turut serta meminimalisir kasus tersebut, dengan bekerja sama
dengan FKTP yang ada. RS Inmedika akan menyediakan dokter spesilias
obsgyn tetap sebagai syarat perizinan operasional, dan dokter spesialis
obsgyn pendamping agar dapat melayani pasien setiap kali
dibutuhkan.
Selain pelayanan bagi Ibu hamil dan melahirkn rutin di poli rawat
jalan, poli rawat inad dan kasus emergency di IGD, RS Inmedika juga
akan melayani program KB, mengingat jumlah peserta KB aktid relatif
besar, maka kondisi ini dapat dijadikan layanan tambahan bidang
kebidanan dan obsgyn.

b) Kesehatan Anak
Angka kematian neonatal di Kota Denpasar Tahun 2021 adalah sebesar
0,9 per 1000 Kelahiran Hidup, terdapat 15 kematian neonatal yang
terdiri dari 9 laki – laki dan 6 perempuan
Sembilan puluh empat persen kematian bayi di Kota Denpasar terjadi
pada usia kurang dari 28 hari. Penyebab kematian neonatal adalah 2
orang karena BBLR, aspiksia 3 orang, sepsis 2 orang dan kelainan
bawaan 8 orang. Hal ini mengindikasikan kesehatan ibu pada saat
hamil sangat berperan dalam perkembangan kesehatan janin. Untuk
tahun – tahun selanjutnya perlu ditingkatkan cakupan penemuan dan
penanganan ibu hamil dengan komplikasi sehingga diharapkan dapat
menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi.
Berdasrkan data lain pada profil kesehatan Denpasar 2021.
Renstra Dinas Kesehatan Kota Denpasar mencantumkan target
kematian bayi pada tahun 2021 sebesar 8 per 1000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Bayi di Kota Denpasar (1/1000 Kelahiran Hidup)
capaian ini sudah dibawah target dan ini menunjukan bahwa
pelayanan kesehatan bagi bayi di Kota Denpasar sudah cukup baik
karena petugas dan sarana kesehatan sudah menjangkau seluruh
wilayah desa/kelurahan yang ada di Kota Denpasar.

Cakupan pelayanan kesehatan bayi di Kota Denpasar pada tahun 2021


sebesar 89,3% sudah lebih tinggi dari capaian tahun 2020 (76,8%).
Target pelayanan kesehatan bayi pada renstra Kota Denpasar untuk
tahun 2021 adalah 100%, dengan capaian pelayanan bayi sebesar
89,3% di tahun 2021 maka target cakupan pelayanan kesehatan bayi di
Kota Denpasar belum terpenuhi.
Keadaan ini tidak terlepas dari terjadinya pandemi covid 19 yang
menyebabkan masyarakat ketakutan untuk membawa bayinya ke
fasyankes dan posyandu. Kedepannya perlu kerja keras semua pihak
dalam meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan bayi di Kota
Denpasar.

Grafik 4.2 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Kota Denpasar


Menurut Puskesmas Tahun 2021

Sumber: Bidang Kesmas Dikes Kota Denpasar

Berdasarkan data tersebut di atas, RS Inmedika akan berperan aktif


melalui pelayanan kebidanan dan kandungan, untuk dapat memperkecil
kasus kematian bayi, walaupun pencapain target dari instansi terkait di
Kota Denpasar sudah bagus.
3. Perencanaan Pemenuhan ketersediaan SDM
Dalam upaya untuk mewujudkan citra baik dan berkualitas di mata pelanggan kami
yakin faktor utama penentu nya adalah kualitas SDM yang baik dan dan memeiliki
komptensi dan keterampilan yang minimal memadai dan terstandarisasi. Dengan kata
lain SDM RS Inmedika akan dibentuk melalui proses rekrutmen yang ketat dan
dilakukan oleh konsultan dibidang rekrutmen SDM, sehingga RS Inmedika dapat
memperoleh SDM yang mempunyai keterampilan dan pengetahuan yang sesuai
dengan bidang tugas yang dikerjakan baik dilihat dari tingkat pendidikan maupun
pengalaman yang dimiliki SDM yang bersangkutan. SDM rumah sakit pada dasarnya
telah terspesialisasi secara jelas, karena semua tenaga medis seperti perawat, bidan,
dokter, dokter spesialis, farmasi dan lain-lain secara khusus telah mempunyai latar
belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas yang mereka kerjakan. Dengan latar
belakang pendidikan itulah SDM di RS Inmedika akan mampu memeberikan pelayanan
yang berkualitas. Dinamisasi masalah kesehatan dan teknologi yang digunakan sangat
tingi sifatnya, untuk itu antisipasi dalam upaya peningkatan mutu SDM akan selalu di
evaluasi sebagai dasar perbaikan dan pengembangan, proses perbaikan akan
disesuaikan dengan kondisi perkembangan RS. Apalagi di era mileneal saat ini
Organisasi dituntut untuk memiliki keunggulan kualitas SDM yang ditandai dengan
penguasaan ilmu pengetahuan dan keteramplian memanfaatkan teknologi informasi.

Pada saat awal operasional RS Inmedika merencanakan merekrut SDM dengan jumlah
minimal memenuhi standar RS kelas D, denga proporsi mengacu pada lampiran
Permenkes No 3 Tahun 2020.

Model operasional SDM dalam rencana strategis kami adalah dengan metode
pemberdayaan, kolaboratif dan komunikasi efektif, sehingga sebagian permasalahan
dapat didiskusikan dengan baik dan dicari solusi terbaik. Model reward dan
punishment tetap akan diberlakukan untuk memberikan apresiasi dan hukuman yang
proporsional.

Berikut Pedoman SDM Klasifikasi RS Umum berdasarkan Permenkes No 3 Tahun 2020,


dan perencanaan pemenuhan tenaga kesehatan, dan tenaga non kesehatan, jumlah,
spesialisasi, dan kualifikasi SDM RS Inmedika:
a) Pedoman Berdasarkan Permenkes No 3 Tahun 2020
b) Rencana Pemenuhan SDM RS Inmedika

No Jenis Ketenagaan Spesialisasi Kwalifikasi Jumlah


Direktur Dokter Spesialis Berpengalaman sebagai Direktur di
1. Dokter Umum/Gigi RS Swasta Type C/D minimal ≥ 2 Th 1 Orang
+ MMR Berpengalaman Manajerial RS Swasta
Type C/D ≥ 2 Tahun
2. Direktur Medis dan Dokter Spesialis Berpengalaman di bidangnya ≥ 2 Th 1 Orang
Keperawatn Dokter Umum/Gigi Berpengalaman dibidangnya ≥ 3 Th
Direktur Operasional Dokter Manajemen S2 (Magister Manajemen, MMR),
3. 1 Orang
& Umum Bisnis RS RS Berpengalaman sbg Direksi RS
Swasta : 2 tahun
4. Dokter Spesialis Dalam, Anak, STR Asli sebagai dokter spesialis 4 Orang
Dasar Tetap Obsgyn, & Bedah masih berlaku

Manajer SDM Psikologi/Hukum/ S1, S2 ; Berpengalaman Manajer


5. 1 Orang
Komunikasi yang sama ≥ 2 tahun dan atau
pengelola SDM di RS Swasta: ≥ 4
Manajer Keuangan Keuangan/Akuntan S1, S2 ; Akuntan, Ekonomi, MM,
6. 1 Orang
berpengalaman mengelolan
keuangan R ≥ 4 Tahun
Manajer Marekting Komunikasi S1, S2 Berpengalaman bidang
7. 1 orang
& Humas Ekonomi Bisnis marketing RS, Hotel, Asuransi ≥ 2 Th
Marketing
Manajer Pelayanan Dokter Umum Berpengalaman bidang yang sama 1 Orang
8.
& Penunjang Medis Dokter Gigi di RS Swasta type C/D ≥ 2 Th

9. Manajer Perawat Ners S1. S2 Keperawatan 1 Orang


Keperawatan Berpengalaman manajerial
keperawatan di RS Swasta ≥ 2 Th
10. Manajer Operasional Manajemen, S1, S2 dibidangnya , 1 Orang
& Umum Teknik Sipil berpengalaman manajerial RS
Arsitekstur Swasta ≥ 2 Th
Kesling
11. Manajer Farmasi Apoteker S1 Profesi Apoteker, 1 Orang
berpengalaman dibang Farmasi
RS Swasta ≥ 2 Th
12. Staff SDM Psikologi, D3/S1 dibidangnya , dan 2 Oraang
Komunikasi, berpengalaman bidang SDM di
Manajemen, utamakan
Perawat
13. Staff Bag.Keuangan Manajemen Keu D3/S1 dibidangnya, 2 Orang
Akuntansi berpengalaman di utamakan
14. Staff Akuntansi Akuntansi D3/S1 Akuntansi, berpengalaman 2 Orang
diutamakan
15. Staff Bag.Pengadaan, Manajemen D3 dibidangnya , berpengalaman 3 Orang
Gudang & Umum Akuntansi diutamakan
16. Staff Farmasi Rawat Apoteker, S1 Farmasi/Apoteker D3 Farmasi 5 Orang
jalan dan Rawat Inap Asisten Apoteker Berpengalaman diutamakan

17. Staff Gudang Farmasi Asisten Apoteker D 3 Farmasi 1 Orang

18. Staff Perawat, Bidan, D3 Keperawatan, D3 Manajemen, 2 Orang


Marketing/humas Manajemen, D3 Ilmu Kominikasi, D3 Multi
Multi Media, dan Media
Komunikasi
19. Staff Bag.IT TI, Multi Media, & D3 Bidang yang sama, 1 Orang
Jaringan berpengalaman diutamakan
20. Staf Maintenance Teknik; Listrik, SMK Teknik Berpengalaman 2 Orang
Umum Mesin, Bangunan diutamakan
21. Staf.Maintenance Elektromedik D3 ATEM Berpengalaman 1 Orang
Alkes diutamakan
22. Koordinator Yanmed Perawat, Analis, S1 Keperawatan, S1 Analis, dan S1 1 Orang
& Jangmed Radiographer Fisika Medis
23. Kepala Perawat Perawat S1 Keparawatan sertifikasi Ners 1 Orang

24. Supervisor Apoteker S1 Farmasi Profesi Apoteker, 1 Orang


Farmasi/Apoteker berpengalaman diutamakan
25. Staff Bag.Pelayanan Perawat, Bidan D3 Keperawatan, D3 Kebidanan, 1 Orang
Medis Berpengalaman
26. Analis Analis Laborat D3/S1 Analis Berpengalaman 2 Orang
diutamakan
27. Radiographer Radiographer D3 Atro, berpengalaman 2 Orang
diutamakan
28. Staff Rawat jalan Perawat/Bidan D3 Keperawatan/Kebidanan 1 Orang
Berpengalaman diutamakan
29. Staff Rawat Inap Perawat/Bidan D3 Keperawatan/Kebidanan 1 Orang
Berpengalaman diutamakan
30. Dokter Umum Tetap Dokter Umum STR Asli Dokter Umum, memiliki 6 Orang
pengalaman praktek di RS Swasta
diutamakan
31. Dokter Spesialis dr.Spesialis, Anak, STR Asli Dokter Spesialis 4 Orang
Tetap Bedah, Obsgyn,
dan Dalam
32. Ahli Gizi Ahli Gizi S1 Ahli Gizi RS, Berpengalaman 1 Orang
diutamakan
33. Perawat Keperawatan D3/S1 Keperawatan 35 Orang

34. Bidan Kebidanan D3/S1 Kebidanan 10 Orang

35. Konsultan Konsultan RS S1, S2 Bidang Manajemen RS, dan 2 Orang


Manajemen Infrastruktur, Berpengalaman
Kesehatan dibidangnya ≥ 5 Tahun

Outsourching

36. Cleaning Service Kebersihan SMP, SMA, SMK/Sederajat 8 Orang

37 Security Keamanan SMA, SMK/Sederajat + Sertifikat 6 Orang


Garda Pratama

38. Driver Operasional SMA/Sederajat Sertifikat 2 Orang


Kendaraan Ambulance Diutamakan

39 Kitchen Pengolahan SMK Boga/Sederajat 5 Orang


Makanan

40. Laundry Linen SMP, SMA, SMK/Sederajat 2 Orang

Jumlah 123 Org

4. Rencana Kerja RS Inmedika bidang Sarana Prasarana.


a) Sarana prasarana gedung:
Pembangunan Gedung mengacu pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku baik peraturan dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, acuan
yang berasal dari Pemerintah Pusat berupa Permenkes, dan yang berasal dari
Daerah berupa Perda, item-item yang dijelaskan pada produk hukum tersebut
kami adopsi ke dalam dokumen berupa Detail Engineering Design (DED).
DED RS Inmedika menjadi pedoman pemborong pekerjaan sipil, arsitekstur dan
MEP untuk membangun infastruktur RS secara keseluruhan sebagai satu kesatuan
bangunan rumah sakit berkapasitas 60 TT – Kelas D.
Untuk DED secara utuh akan dilampirkan dalam berkas pengajuan rekomendasi
perizianan dari Diskes untuk dijadikan dasar pemberian rekomendasi, berikut
sebagian tampilan gedung RS Inmedika dapat dilihat pada gambar di bawah ini
b) Sarana Prasarana RS Inmedika bidang peralatan medis
Penyediaan peralatan medis akan kami sediakan peralatan medis melalui
pengadaan unit baru dan produk tahun 2022 dan paling lama produk 2021 jika unit
yang dimaksud belum diproduksi lagi.

Anda mungkin juga menyukai