“Virtual Reality”
Disusun Oleh:
Eri Gunawan 101210033
C. Militer: Virtual reality dipakai untuk melakukan simulasi latihan perang, simulasi latihan
terjun payung, dan sebagainya. Dimana dengan pemakaian teknologi ini bisa lebih menghemat
biaya dan waktu dibandingkan dengan cara konvensional.
F. Hiburan: Museum Virtual, Permainan balap, Simulasi pertempuran udara, Taman Virtual,
Simulasi Ski, dan lain sebagainya.
Implementasi atau Penerapan System Virtual Reality Salah satu contoh aplikasi AI yang
digunakan pada saat ini yaitu dalam bidang militer. Virtual reality dipakai untuk melakukan
simulasi latihan perang, simulasi latihan terjun payung. dan sebagainya. Dimana dengan
pemakaian teknologi ini bisa lebih menghemat biaya dan waktu dibandingkan dengan cara
konvensional. Istilah Realitas maya tidak pasti asalnya. Pengembang realitas maya.
Virtual realiy diterapkan pada bidang militer adalah dengan cara simulasi
latihan perang menggunakan VR, simulasi latihan terjun payung dan sebagainya.
Dimana dengan pemakaiaan teknologi ini bisa menghemat biaya dan waktu
dibandingkan dengan cara konvensional. Menurut Morton Heilig dalam tulisannya
tentang Experience Theater tahun 1950 meliputi semua indera dengan suatu cara
efektif, sehingga menarik penonton ke dalam kegiatan di layar. Ia membangun suatu
prototype dari visinya yang dinamakan Sensorama pada 1962, bersama dengan lima
film pendek untuk dipertunjukkan di dalamnya dengan melibatkan berbagai indera
(penglihatan, pendengaran, penciuman dan sentuhan).
Sensorama adalah sebuah alat mekanis yang dilaporkan masih berfungsi hingga
hari ini. Pada tahun 1968, Ivan Shuterland dengan bantuan dari siswanya Bob Sproull
menciptakan apa yang secara luas dianggap sebagai pendahulu dari virtual reality.
Dari gambar diatas kita dapat melihat bagaimana VR diaplikasikan dalam simulasi
latihan militer yang sesungguhnya. Konsep dalam pembangunan VR sebagai artifisial intellegent
terpadu yaitu : Membangun Objek 3 Dimensi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, VR
dapat dijelaskan secara sederhana seperti sebuah gama yang dapat kita kendalikan langsung
dengan panca indra.
Sebuah lingkungan dan objek 3D dibuat sedetail mungkin sifatnya, bentuk, dan
teksturnya. Seperti senjata misalnya AK47, M16, Sniper Riffle Dragon, kendaraan berat
misalnya tank, pesawat tempur, area latihan, misal hutan, padang pasir, dalam sebuah gedung
dan tentu saja objek manusia sebagai latihan dinamis seperti musuh misalnya teroris atau sandra
dan mungkin kerumunan (crowd) orang dalam situasi latihan tertentu. Membangun AI kita masih
membicarakan pengolahan grafis, object 3D yang dibuat kemudian dihidupkan secara dinamis
seperti dunia nyata, bagaimana air mengalir, pohon tertiup angin, bagaimana api membara,
bagaimana manusia hidup, bagaimana alam berbicara. Disini mulai dapat dilihan konsep
kecerdasan buatan yang ada dalam VR, dalam latihan militer tentu yang dibutuhkan adalah
peralatan militer, objek hidup dan bahan pendukung lainnya, misalnya seorang teroris diciptakan
memiliki kemampuan menggunakan senjata, memiliki kepandaian untuk menyerang tentara dan
berusaha (survive) mempertahankan dirinya, ini sebuah kemampuan yang jauh lebih tinggi dari
AI yang diciptakan dalam game perang misalnya Call of Dutty atau Ranbow Six.
AI yang dirancang untuk teroris virtual ini harus dibuat dengan sangat dinamis, tidak
mudah ditebak, memiliki perhitungan militer seperti tentara yang sesungguhnya. AI tidak dibuat
hanya untuk ini tetapi juga dalam simulasi lainnya seperti latiahn pesawat tempur atau terjun
payung, VR memandu pengguna untuk belajar untuk diterapkan dalam dunia nyata.
VR tidak sekedar sebuat media simulasi tetapi sebuah lingkungan cerdas untuk
membantu kita dalam menyelesaikan masalah karena keterbatasan SDM dan SDA. Kontrol AI
Setelah AI dirancang dalam system virtual, kita membicarakan hardware untuk kontrol dunia
virtual oleh prajurit yang menggunakannya. Sebuah kacamata khusus, headset, glove dan baju
khusus yang memungkinkan pengguna dapat merasakan dirinya ada dalam dunia simulasi
menggunakan panca indranya. Misalnya bagaimana system membaca gerakan kepala, mata,
tangan atau kaki, dan mungkin diciptakan sensor untuk membaca semua gerak tubuh, untuk
mengkondisikan sebuah gerakan yang sama pada VR.
VRML VRML merupakan kepanjangan dari Virtual Reality Modeling Language.
VRML sendiri adalah suatu format komputer yang dapat menjelaskan objek 3 dimensi untuk
digunakan secara online maupun offline. VRML memiliki kemampuan menampilkan objek 3
dimensi statis maupun dinamis, dan objek multimedia melalui hyperlink seperti suara, text,
gambar dan video. VRML merupakan salah satu system yang digunakan untuk memodelkan
Virtual Reality.
Kesimpulan
Setelah beberapa tahun pengembangan yang berawal dari imajinasi untuk hidup di dunia
maya akhirnya terwujud dengan saat ini sudah banyak digunakan VR dalam industri, personal
dan militer, VR adalah sebuah teknologi yang membawa kita untk melihat dan mensimulasikan
sesuatu didalam komputer, dalam VR, objek dapat dibuat objek statis maupun dinamis, kita
dapat berinteraksi langsung menggunakan peralatan yang ada.
Glove, headset, dan walker digunakan untuk melakukan interaksi dalam VR, dalam
pengembangannya ada 3 tahapan sederhana, yaitu memodelkan dunia 3 dimensi dalam VR,
menciptakan sebuah AI dalam objek 3 dimensi yang dibuat kemudian membuat control antara
hardware dan software untuk dapat dilakukan interaksi virtual antara pemakai dan system.
Dengan teknologi VRML dan pengembangan SIMNET dalam dunia militer diharapkan dapat
membantu SDM yang dilatih untuk lebih baik dan mengembangkannya lebih lanjut.
Daftar pustaka
http://firmanabd.blogspot.com/2012/12/multimedia-dan-virtual-reality.html
http://angga17kireina.wordpress.com/2011/09/30/makalah-virtual-reality-artificial-intellegent/
http://thetoyzareboyz.blogspot.com/2010/02/virtual-reality.html
http://gunturwidyanto.blogspot.com/2013/04/augmented-reality-virtual-reality.html