Anda di halaman 1dari 11

ARSITEKTUR

Bahasa Yunani : Arkhi dan Tektoon. Dikenalkan pertama kali oleh Markus Vitruvius Pollio ( 1 SM )

Arkhi : pertama, awal, memimpin, atau ditopang (balok)


Tektoon : segala sesuatu yang stabil, kokoh, tidak mudah roboh, dapat diandalkan atau menopang (kolom)

Umat manusia sudah berararsitektur (menghasilkan lingkungan binaan) sejak ribuan tahun sebelum masa
kehidupan Vitruvius (Ars. Cina, Jepang, India, Mesopotamia dan Mesir).
Vitruvius → Firmitas, Utilitas dan Venusitas (buku de Arcquitectura)

Louis Hellman (buku Architecture for Beginners) →


5 faktor yang mempengaruhi Arsitektur :
Stimuli
- Needs (kebutuhan)
- Technology (metode)
- Culture (budaya) + Sesuatu yang mendatangkan reaksi:
Visual, audial, tactile, sensual,
- Climate (iklim)
atmospheric, spatial
- Society (kemasyarakatan)

Disiplin ilmu terkait dengan arsitektur, antara lain antropologi, sosiologi, psikologi, estetika.
Menurut J C. Snyder dalam Sangkoyo (1984), arsitektur merupakan tempat bernaung dari yang paling
sederhana hingga paling rumit. Sebagai perlindungan dari bahaya, menampung kegiatan manusia dan
sebagai identitas sosial.

C. L. Banhart dan Jess Stain dalam Maryono (1982), menjelaskan bahwa arsitektur adalah seni mendirikan
bangunan, termasuk didalamnya segi perencanaan, konstruksi, dan penyelesaian dekorasi; sifat atau bentuk
bangunan; proses membangun; bangunan dan kumpulan bangunan.

Rubert Gutman (1988), menjelaskan bahwa arsitektur sesungguhnya merupakan kulit ketiga manusia. Tidak
hanya menjembatani manusia dan lingkungannya, melainkan sekaligus merupakan wahana ekspresi kultural.

Francis D.K Ching (1997), menjelaskan bahwa arsitektur membentuk suatu tautan yang mempersatukan
ruang, bentuk, teknik dan fungsi.
NUSANTARA
Nusantara berasal dari Bahasa Sansakerta, yaitu Nusa (pulau) dan antara (luar).

Secara morfologi, dari Bahasa jawa kuna, Nusa (pulau) dan antara (lain atau seberang).
Nusantara digunakan untuk menyebut pulau-pulau di luar Majapahit (jawa) oleh Patih Gajah Mada.

Nusantara dalam konteks kebangsaan merupakan gugusan pulau yang membentang dari Sabang sampai
Mearuke– menunjukan kekayaan Indonesia tentang Alam, manusia dan budaya.
ARSITEKTUR DALAM KONTEKS NUSANTARA
YAITU keanekaragaman karya seni bangunan sebagai kearifan dan kecerdasan lokal masayarakat Indonesia
dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika dari Sabang sampai Mearuke.

Kearifan dan kecerdasan lokal ini menunjukkan kemampuan pengetahuan secara mandiri dari kelompok
etnis di Nusantara yang menciptakan tempat tinggalnya dengan karakter masing-masing daerah.

Kesatuan (Unity), pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat. Menunjukan
sikap kebersamaan dan menyatakan wujud yang hanya satu dan utuh.

Keragaman (Diversity), pluralism atau keragaman budaya.


Arsitektur Nusantara, terdiri dari beberapa komponen dasar :

- Budaya (culture) → perkembangan bentuk-bentuk hunian (arsitektur) dari dulu hingga saat ini.
- Tradisi adat leluhur (custom) → sikap taat terhadap ajaran nenek moyang, yang diyakini jadi pedoman
hidup untuk mencapai keselamatan, ditunjukkan dengan ritual.
- Nilai-nilai (values) → menghargai, gotong royong, etika berprilaku, serta norma.
ARSITEKTUR VERNAKULAR
Vernakuler pertama kali dikenalkan Bernard Rudofsky (1964), berasal dari Bahasa latin : verna atau
vernaculus yang artinya domestic, indigineous, native slave, atau home-born slave. → arsitektur lokal

Arsitektur tanpa arsitek (Mentayani dan Ikaputra, 2012).

Karakter Ars. Vernakuler :


- Miskin teori atau estetika tidak berfungsi
- Tanggap terhadap tapak dan iklim makro
- Menghormati orang lain, rumah mereka dan lingkungan
- Buatan manusia yang natural (terbuka terhadap alam, bervariasi, tidak khusus → bentuk tipikal atau
desain dengan cita rasa tinggi).

Arsitektur menyesuaikan iklim lokal,


Menggunakan teknik dan material lokal,
Dipengaruhi aspek sosial, budaya dan ekonomi setempat.
Dua jenis pembagian Ars. Vernakular:

1. Tradisi besar, artinya arsitektur dibangun dengan tujuan sebagai simbol kekuasaan (Pyramid-Mesir, Great
Wall-China, Instana Katsura-Jepang, Taj Mahal-India).

2. Tradisi rakyat (Folk tradition), arsitektur yang dibangun dari, oleh, dan untuk rakyat yang bersumber
seluruhnya dari kearifan dan kecerdasan masayarakat setempat dengan bentuk apa adanya (kampong
suku Sunda, Jawa, Bali, Batak, Toraja, dll.)
Rapoport:

Arsitektur tradisional merupakan bagian dari Arsitektur Vernakular.

Arsitektur tradisional merupakan bentukan arsitektur yang diturunkan dari generasi ke generasi selanjutnya.
Mempelajari Arsitektur Tradisional berarti tradisi masyarakat yang lebih dari fisik, namun adat yang menjadi
konsesi dalam hidup bersama.

Maka, perbedaan terminologi Arsitektur Vernakular dan Arsitektur tradisional terletak pada pakem atau
aturan.

Ars. Vernakular tidak terpaku pada sebuah aturan atau pakem tertentu, lebih kepada metode membangun
suatu masyarakat tertentu.

Sedangkan Ars. Tradisional sangat terikat oleh pakem, ketentuan atau adat tertentu yang berasal dari leluhur
atau nenek moyangnya yang harus dipatuhi.
SUMBER : Nuryanto. (2019). Buku Arsitektur Nusantara Pengantar Pemahaman Arsitektur
Tradisional Indonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai