"*
Bismillah
Sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari manusia menahan diri dari makan,
minum, dan jima’.
Kalau ia mau ia bisa saja melakukannya. Toh tidak ada yang mengetahuinya.
Saat berada di rumah yang tertutup, di dalam kamar yang terkunci, tidak ada orang
lain yang mengetahui jika ia makan atau minum.
Tetapi ia tidak melakukannya karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Dia tidak makan, tidak minum, dan tidak berhubungan dengan istrinya karena-Ku.
Puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan memberinya pahala.”
(HR Bukhari dan Muslim) .
Di sinilah hikmah puasa, ia menahan nafsu yang merupakan bagian dari kotoran jiwa.
Puasa membersihkan jiwa yang umumnya terkotori karena memperturutkan hawa nafsunya.
Puasa?
Tidak ada yang melihatnya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Saat melihat makanan atau mencium bau yang lezat, orang yang berpuasa tidak
memakannya. Ketika ada minuman yang menggoda, dalam kondisi haus pun orang yang
berpuasa tidak meminumnya. Karena ia memiliki kesadaran, meskipun tidak ada yang
melihat, Allah mengawasinya.
Muraqabatullah, merasa diawasi oleh Allah, ini adalah salah satu hikmah puasa. Yang
jika dibawa dalam kehidupan sehari-hari, ia akan terjaga dari berbagai kejahatan
seperti berbohong, dzolim dan korupsi.
Sebab ia yakin Allah mengawasinya.
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka
menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara
kemaluan.
Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat
mengontrol syahwatnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim) .
Demikian pula saat ada orang mencela dirinya atau mengajaknya berselisih,
Rasulullah mengajarkan untuk menahan diri.
“Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan
mengumpat.
Jika seseorang mencela atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: aku
sedang berpuasa.”
(Muttafaq ’alaih) .
Telah terbukti kebenarannya secara ilmiah bahwa memperbanyak makan bisa menimbulkan
penyakit seperti rematik, penyakit liver, tekanan darah tinggi, dan kencing manis.
Oleh karena itu, tidak diragukan lagi bahwa puasa akan bisa memberikan kesempatan
istirahat bagi tubuh setiap tahunnya dalam waktu tertentu, yaitu seperdua belas
dari umur si pasien.
Oleh karena itu, kata Said Hawwa dalam Al Islam, penyebaran jenis-jenis penyakit
seperti ini di daerah - daerah yang penduduknya terbiasa menjalankan puasa sangat
rendah.
Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar mencontohkan KH Hasyim Asyari yang gemar berpuasa
sunnah. Meskipun usia beliau sudah tua, namun kondisi fisiknya sehat dan terjaga
dari penyakit kadar gula.
Dari situ timbul kepekaan bagaimana rasanya orang-orang yang kekurangan makanan.
Bahkan mungkin tidak bisa makan dalam hitungan hari seperti yang terjadi di Suriah
atau di Rohingya.
Maka kepekaan itu pun melahirkan empati untuk menolong sesama manusia terutama yang
membutuhkan.
*>8. Hikmah Puasa Membentuk Taqwa .*
Pada akhirnya, secara keseluruhan dan target akhir, puasa bermaksud membentuk
pribadi yang bertaqwa.
Yang mentaati perintah Allah dan menjauhi larangannya.
Demikian 8 hikmah dari puasa Ramadhan baik secara rohani , sosial maupun medis.
Semoga hikmah - hikmah ini semakin membuka pandangan kita betapa ajaran Islam
sangat mulia dan kita kemudian mengamalkan dengan sebaik - baiknya.
💫🕌🕋🇮🇩