Berikut ini
terjemahan, asbabun nuzul, dan tafsir Surat Al Ashr.
Surat ini terdiri dari tiga ayat dan merupakan Surat Makkiyah. Ia merupakan
surat ke-13 yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Yakni setelah surat Al Insyirah, sebelum surat Al Adiyat.
Nama surat ini Al Ashr yang berarti masa. Terambil dari ayat pertama dalam
surat ini. Yakni Allah bersumpah demi masa.
Artinya:
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.
Secara umum, surat ini menunjukkan urgensi waktu. Surat ini berisi
penegasan bahwa semua orang akan merugi kecuali orang-orang yang
beriman dan beramal shalih serta saling menasehati agar menetapi
kebenaran dan kesabaran.
Demi masa.
Para ulama sepakat ‘ashr ( )عصرartinya adalah masa atau waktu. Namun
penafsiran waktu yang dimaksud dalam ayat ini ada beberapa
pendapat. Pertama, masa atau waktu secara umum. Kedua, waktu
ashar. Ketiga, masa hidupnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Pendapat yang paling kuat adalah waktu secara umum. Allah bersumpah
dengan waktu, menunjukkan betapa pentingnya waktu bagi manusia. Ali bin
Abi Thalib mengatakan, “Rezeki yang tidak diperoleh hari ini masih dapat
diharapkan lebih dari itu esok hari. Tetapi waktu yang berlalu hari ini tidak
mungkin diharapkan kembali esok.”
Sebagian ulama menjelaskan bahwa agama ini terdiri dari pengetahuan dan
pengamalan. Keyakinan dan perbuatan. Iman adalah pengetahuan dan
keyakinan. Amal shalih adalah pengamalan dan perbuatan. Sedang saling
menasehati dalam kebenaran dan kesabaran adalah dakwah yang
merupakan bentuk amal shalih agar orang lain juga beriman dan beramal
shalih.
Manhaj itu adalah iman, amal shalih, saling menasehati untuk mentaati
kebenaran dan saling menasehati untuk menetapi kesabaran. Semua orang
merugi kecuali orang yang memiliki empat kriteria ini.
Demikian Surat Al Ashr mulai dari terjemahan, asbabun nuzul, hingga tafsir.
Semoga kita bisa masuk dalam manhaj surat ini sehingga terhindar dari
kerugian besar di akhirat nanti. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin
BK/BersamaDakwah]