Anda di halaman 1dari 6

1.

Case Study : The Market for Coffee

Using the concept of elasticity, analyze the factors that affect the demand and supply of coffee.
Evaluate the impact of changes in prices, income, and government policies on the market
equilibrium. The demand for coffee is generally considered to be price inelastic, meaning that
changes in price have a relatively small effect on the quantity demanded. However, the demand
for coffee can be affected by changes in consumer preferences, income, and health concerns,
among other factors. Similarly, the supply of coffee can be affected by changes in weather,
pests, and government policies.

A. What factors affect the demand for coffee?

Hal yang mempengaruhi permintaan kopi ialah


1. Harga = Meskipun permintaan kopi secara umum tidak elastis atau inelastis terhadap harga,
yang berarti bahwa perubahan harga memiliki pengaruh yang relatif kecil terhadap jumlah
yang diminta, harga yang lebih tinggi dapat mengurangi permintaan dari waktu ke waktu
karena konsumen mencari alternatif yang lebih murah.
2. Preferensi konsumen = Perubahan selera dan preferensi konsumen, seperti pergeseran ke
arah minuman yang lebih sehat atau peningkatan permintaan untuk campuran kopi spesial,
dapat mempengaruhi permintaan kopi.
3. Pendapatan = Ketika tingkat pendapatan meningkat, konsumen mungkin bersedia
membayar lebih untuk campuran kopi premium, yang menyebabkan peningkatan
permintaan.
4. Masalah kesehatan = Meningkatnya kesadaran akan risiko kesehatan yang terkait dengan
konsumsi kafein yang berlebihan dapat mengurangi permintaan kopi di antara beberapa
konsumen.
5. Demografi = Usia, jenis kelamin, dan latar belakang etnis konsumen juga dapat
memengaruhi permintaan kopi, karena berbagai kelompok yang berbeda mungkin memiliki
tingkat ketertarikan yang berbeda terhadap konsumsi kopi.
6. Ketersediaan produk pengganti = Ketersediaan minuman alternatif, seperti teh, soda, atau
minuman berenergi, juga dapat mempengaruhi permintaan kopi.

Secara keseluruhan, meskipun harga merupakan faktor penting yang mempengaruhi


permintaan kopi, preferensi konsumen, tingkat pendapatan, masalah kesehatan, dan
ketersediaan produk pengganti dapat berperan dalam membentuk pasar kopi.

B. How does the elasticity of demand for coffee impact the market equilibrium?

Elastisitas permintaan kopi dapat berdampak pada keseimbangan pasar dalam beberapa cara.
Apabila permintaan kopi bersifat inelastis, yang berarti bahwa perubahan harga memiliki
pengaruh yang relatif kecil terhadap kuantitas yang diminta, maka perubahan harga kopi akan
memiliki dampak yang lebih kecil terhadap keseimbangan pasar. Hal ini dikarenakan meskipun
harga kopi meningkat, konsumen dapat tetap membeli kopi dalam jumlah yang sama, yang
menyebabkan penurunan jumlah yang diminta lebih kecil dibandingkan apabila permintaannya
lebih elastis.
Di sisi lain, jika permintaan kopi bersifat elastis, yang berarti bahwa perubahan harga memiliki
efek yang lebih besar pada kuantitas yang diminta, maka perubahan harga kopi akan memiliki
dampak yang lebih besar pada keseimbangan pasar. Jika harga kopi meningkat, konsumen dapat
mengurangi pembelian mereka secara signifikan, yang menyebabkan penurunan yang lebih
besar pada kuantitas yang diminta dan berpotensi menggeser keseimbangan pasar.

Secara keseluruhan, elastisitas permintaan kopi merupakan faktor penting yang perlu
dipertimbangkan ketika mengevaluasi dampak perubahan harga terhadap keseimbangan pasar.

C. What are some factors that affect the supply of coffee, and how do they impact the market
equilibrium?

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pasokan kopi antara lain:

1. Cuaca:
Kopi adalah tanaman yang sangat sensitif terhadap kondisi cuaca. Kondisi cuaca yang buruk
seperti kekeringan, embun beku, atau hujan lebat dapat mengurangi pasokan kopi dan
menyebabkan kenaikan harga. Sebaliknya, kondisi cuaca yang baik dapat meningkatkan
pasokan kopi dan menurunkan harga.

2. Biaya produksi:
Biaya produksi kopi, termasuk input seperti tenaga kerja dan pupuk, dapat mempengaruhi
pasokan kopi. Jika biaya produksi meningkat, beberapa produsen dapat mengurangi
produksi mereka, yang menyebabkan penurunan pasokan dan kenaikan harga.

3. Kemajuan teknologi:
Kemajuan teknologi dapat berdampak pada pasokan kopi dengan meningkatkan efisiensi
produksi. Sebagai contoh, pengembangan mesin-mesin pengolahan kopi yang lebih efisien
dapat menurunkan biaya produksi dan meningkatkan pasokan, sehingga menyebabkan
harga yang lebih rendah

4. Kebijakan pemerintah:
Kebijakan pemerintah seperti subsidi, pajak, atau hambatan perdagangan dapat
mempengaruhi pasokan kopi dengan mempengaruhi biaya produksi atau membatasi akses
ke pasar. Sebagai contoh, jika pemerintah memberlakukan tarif impor kopi, hal ini dapat
membatasi pasokan kopi di pasar domestik dan menyebabkan harga yang lebih tinggi.

Secara keseluruhan, perubahan pasokan kopi dapat berdampak pada keseimbangan pasar
dengan memengaruhi kuantitas kopi yang tersedia dan harga jualnya. Jika terjadi penurunan
pasokan, hal ini dapat menyebabkan kenaikan harga dan penurunan kuantitas yang diminta.
Sebaliknya, peningkatan pas.okan dapat menyebabkan penurunan harga dan peningkatan
kuantitas yang diminta.
2. A local grocery store is planning to increase the price of their milk products due to the rise in
dairy production costs. The store manager wants to understand the impact of the price increase
on the store's sales and profits. The store has collected sales data for the past year and found
out that a 5% increase in price led to a 8% decrease in sales. Answer the following questions
based on the given information.

A. What is the price elasticity of demand for milk products at the store? Is the demand elastic
or inelastic ?
Elastisitas harga dari permintaan produk susu di toko dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:

Elastisitas harga permintaan = (Persen perubahan jumlah yang diminta) / (Persen perubahan
harga)

Mengingat kenaikan harga sebesar 5% menyebabkan penurunan penjualan sebesar 8%,


maka kita dapat menghitung elastisitas harga permintaan sebagai berikut:

Elastisitas harga permintaan = (-8%) / (5%) = -1,6

Karena elastisitas harga permintaan lebih besar dari 1 dalam nilai absolut, maka permintaan
produk susu di toko tersebut bersifat elastis. Artinya, perubahan harga memiliki dampak
yang relatif besar terhadap kuantitas yang diminta. Dalam kasus ini, kenaikan harga sebesar
5% menyebabkan penurunan penjualan sebesar 8%, yang mengindikasikan bahwa
konsumen sensitif terhadap perubahan harga.

B. if the store increases the price of their milk products by 10%, what will be the new quantity
of milk products sold and the store's total revenue ?

kita dapat menggunakan elastisitas harga permintaan untuk memperkirakan kuantitas baru
produk susu yang terjual dan total pendapatan toko setelah kenaikan harga sebesar 10%.

Diketahui:
• Elastisitas harga dari permintaan produk susu = -1,6
• Harga saat ini = P
• Kuantitas yang terjual saat ini = Q
• Pendapatan saat ini = P x Q

Kita dapat menggunakan rumus berikut ini untuk menghitung kuantitas baru produk susu
yang terjual setelah kenaikan harga sebesar 10%:

Kuantitas baru = Kuantitas saat ini x (1 + persen perubahan harga) ^ (elastisitas harga
terhadap permintaan)

Kuantitas baru = Q x (1 + 10%) ^ (-1,6)


Kuantitas baru = Q x 0,635
Demikian pula, kita dapat menggunakan rumus berikut untuk menghitung pendapatan baru:

Pendapatan baru = Harga baru x Kuantitas baru

Harga baru = Harga saat ini x (1 + 10%) = 1,1P

Pendapatan baru = 1,1P x Q x 0,635

Pendapatan baru = 0,6985 x P x Q

Oleh karena itu, jika toko menaikkan harga produk susu mereka sebesar 10%, kuantitas baru
produk susu yang terjual akan menjadi sekitar 63,5% dari kuantitas saat ini, dan pendapatan
baru toko akan menjadi sekitar 69,85% dari pendapatan saat ini.

C. If the store decides to lower the price of their milk products by 5%, what will be the new
quantity of milk products sold and the store's total revenue?
Berdasarkan informasi yang diberikan, penurunan harga sebesar 5% akan menyebabkan
peningkatan penjualan sebesar 8%. Oleh karena itu, elastisitas harga dari permintaan
produk susu di toko tersebut adalah:

Elastisitas harga permintaan = (% perubahan jumlah yang diminta) / (% perubahan harga)


Elastisitas harga permintaan = (8%) / (-5%) = -1,6

Karena elastisitas permintaan lebih besar dari 1, maka dapat disimpulkan bahwa permintaan
produk susu di toko tersebut bersifat elastis.

Jika toko tersebut menurunkan harga produk susunya sebesar 5%, maka harga barunya
adalah

Harga baru = harga awal - (harga awal x 5%) = $2,85 - ($2,85 x 5%) = $2,71

Dengan menggunakan elastisitas harga permintaan yang telah dihitung sebelumnya, kita
dapat menghitung kuantitas baru produk susu yang dijual:

% perubahan kuantitas yang diminta = elastisitas harga x % perubahan harga


% perubahan kuantitas yang diminta = -1,6 x (-5%) = 8%

Kuantitas baru produk susu yang terjual = kuantitas awal + (kuantitas awal x % perubahan
kuantitas yang diminta)
Jumlah baru produk susu yang terjual = 1500 + (1500 x 8%) = 1620

Total pendapatan baru toko dapat dihitung sebagai berikut:


Total pendapatan baru = harga baru x jumlah produk susu yang terjual
Total pendapatan baru = $2,71 x 1620 = $4.394,20

Oleh karena itu, jika toko tersebut menurunkan harga produk susunya sebesar 5%, maka
jumlah produk susu yang terjual adalah 1620, dan total pendapatan toko tersebut adalah
$4.394,20.

3. In order to determine the appropriate tax policy, it is important to consider the concept of
deadweight loss (DWL). DWL is a measure of the efficiency loss that occurs when the allocation
of resources in a market is not at the socially optimal level due to a distortion such as a tax. One
factor that can impact the DWL of a tax is the elasticity of demand for the taxed good. When
demand for a good is more elastic, a tax will result in a larger decrease in quantity demanded
and a larger DWL. Conversely, when demand for a good is more inelastic, a tax will result in a
smaller decrease in quantity demanded and a smaller DWL.

Therefore, the following questions can be posed to explore the impact of elasticity on DWL in
different scenarios:
a. Would the DWL of a tax be larger for taxi rides during peak hours or taxi rides during off-
peak hours? Explain!
DWL dari suatu pajak akan lebih besar untuk perjalanan taksi pada jam sibuk dibandingkan
dengan perjalanan taksi pada jam tidak sibuk jika permintaan perjalanan taksi pada jam
sibuk lebih elastis dibandingkan dengan permintaan perjalanan taksi pada jam tidak sibuk.
Hal ini dikarenakan pajak atas perjalanan taksi pada jam sibuk akan mengakibatkan
penurunan yang lebih besar dalam jumlah yang diminta jika permintaan lebih elastis.
Sebaliknya, pajak atas penggunaan taksi pada jam-jam tidak sibuk akan mengakibatkan
penurunan jumlah permintaan yang lebih kecil jika permintaan lebih tidak elastis. Oleh
karena itu, dampak pajak terhadap alokasi sumber daya akan lebih besar untuk perjalanan
taksi pada jam-jam sibuk, sehingga menghasilkan DWL yang lebih besar.

b. Would the DWL of a tax be larger for groceries or meals at fancy restaurants? Explain!
DWL pajak kemungkinan akan lebih besar untuk makanan di restoran mewah dibandingkan
dengan bahan makanan. Hal ini dikarenakan permintaan untuk makanan di restoran mewah
umumnya lebih elastis daripada permintaan bahan makanan. Konsumen memiliki lebih
banyak pilihan untuk makan di luar dan dapat dengan mudah beralih ke restoran yang lebih
murah atau memasak sendiri di rumah. Di sisi lain, bahan makanan dianggap sebagai
kebutuhan dan konsumen mungkin tidak memiliki banyak fleksibilitas dalam keputusan
pembelian mereka. Oleh karena itu, pajak atas makanan di restoran mewah kemungkinan
besar akan menghasilkan penurunan jumlah permintaan yang lebih besar dan DWL yang
lebih besar dibandingkan dengan pajak atas bahan makanan.
c. The government must raise tax revenue to pay for schools, police, etc. To do this, it can
either tax groceries or meals at fancy restaurants. Which should it tax? Give your opinion

Mengenakan pajak pada bahan makanan kemungkinan akan berdampak lebih besar pada
individu dan keluarga berpenghasilan rendah yang menghabiskan sebagian besar
pendapatan mereka untuk kebutuhan seperti makanan. Hal ini dapat mengakibatkan sistem
pajak regresif di mana mereka yang paling tidak mampu akan menanggung beban yang lebih
besar. Selain itu, memajaki bahan makanan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan
masyarakat dengan membuat pilihan makanan sehat menjadi kurang mudah diakses dan
terjangkau.

Di sisi lain, mengenakan pajak pada makanan di restoran mewah kemungkinan akan
berdampak lebih besar pada individu berpenghasilan tinggi yang mampu untuk makan di
luar lebih sering. Hal ini dapat menghasilkan sistem pajak progresif di mana mereka yang
mampu membayar lebih banyak akan menanggung beban yang lebih besar. Namun, perlu
dicatat bahwa jenis pajak ini juga dapat berdampak negatif pada industri restoran dan
kesempatan kerja di sektor tersebut.

Pada akhirnya, keputusan mengenai jenis pajak yang akan dikenakan akan bergantung pada
prioritas dan tujuan pemerintah, serta analisis menyeluruh mengenai dampak potensial
terhadap berbagai pemangku kepentingan.

Anda mungkin juga menyukai