Anda di halaman 1dari 3

Judul: Puasa dan Harga Sembako

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan rahmat serta momen yang sangat
dinanti oleh para umat Islam. Pada bulan Ramadhan ini umat muslim berpuasa untuk
meningkatkan keimanan dan ketakwaan, meningkatkan sedekah dan meningkatkan berbagai
amal kebajikan lainnya selama bulan ini.
Menjelang bulan puasa kekhawatiran masyarakat terhadap harga sembako dan kebutuhan
lainnya yang mengalami kenaikan terus menjadi bayang-bayang. Setiap tahun ketika
menjelang bulan puasa dan lebaran harga sembako dan kebutuhan lainnya melonjak naik
sehingga menjadi suatu hal yang sering kali dimaklumi oleh masyarakat.
Kenaikan harga pada bulan puasa sudah seperti hal yang umum terjadi. Namun, ini sering
kali menjadi topik hangat yang dibicarakan, karena dapat berdampak besar kepada
masyarakat terutama bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan ekonomi.
Kenaikan harga sembako menjelang bulan puasa dan selama bulan Ramadhan memang
menjadi fenomena yang hampir selalu terjadi. Bahan-bahan pokok seperti beras, gula, cabai,
minyak goreng, sayur-sayuran, bawang hingga daging melonjak naik. Seperti harga beras
yang mengalami kenaikan tinggi, hal ini disebut-sebut karena cuaca buruk yang
mempengaruhi produksi, kenaikan biaya produksi bagi petani, permintaan yang tinggi, atau
faktor-faktor ekonomi global yang memengaruhi harga komoditas ataupun pengaruh
mundurnya masa panen di awal tahun. "Akibat pengaruh El Nino".
Kenaikan harga kebutuhan pokok ini tentu saja memicu kekhawatiran dan keresahan di
tengah masyarakat dan membebani pengeluaran rumah tangga, terutama bagi keluarga
prasejahtera.
Ada berbagai faktor yang menjadi penyebab kenaikan harga sembako selama bulan puasa
Pertama, kenaikan harga sembako selama bulan puasa sering kali disebabkan oleh
peningkatan permintaan permintaan dari konsumen. Pada bulan puasa, sudah menjadi
kebiasaan banyak orang untuk membeli lebih banyak bahan makanan serta minuman untuk
dihidangkan ketika berbuka puasa dan juga ketika sahur. Ini mengakibatkan lonjakan
permintaan pada barang-barang tertentu.
Kedua, keterbatasan pasokan bahan pokok. Faktor ini disebabkan oleh berbagai hal, seperti
cuaca yang ekstrem sehingga mengganggu hasil panen, distribusi yang tidak efisien ataupun
kebijakan impor yang belum optimal dan spekulasi harga.
Distribusi yang tidak efisien mengakibatkan keterlambatan dalam pengiriman barang ke pasar
yang kemudian menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga barang tersebut. Lalu,
spekulasi harga yang terjadi ketika para pedagang memanfaatkan situasi pada bulan puasa
untuk menaikkan harga barang mereka secara tidak wajar sama sekali, dengan harapan untuk
memperoleh keuntungan yang lebih besar dari pada hari biasanya.
Kenaikan harga sembako dapat menimbulkan dampak yang besar pada masyarakat. Terutama
masyarakat yang berpenghasilan rendah. Hal ini dapat membuat biaya hidup menjadi lebih
tinggi, ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan finansial terhadap masyarakat. Selain itu,
kenaikan harga sembako juga dapat menyebabkan tingkat inflasi yang lebih tinggi,
Menyebabkan daya beli masyarakat menurun sehingga masyarakat tidak memenuhi
kebutuhannya dengan baik, dan menimbulkan kesulitan bagi orang yang berpendapatan
rendah, serta situasi ini dapat memicu stres, kecemasan, dan bahkan konflik sosial di
masyarakat.
Dalam kenaikan harga sembako selama bulan Ramadhan biasanya pemerintah selalu
berupaya untuk menstabilkan harga barang-barang tersebut, dengan cara :
Operasi pasar, menjual bahan pokok dengan harga subsidi di berbagai wilayah.
Subsidi bahan pokok, memberikan bantuan langsung kepada masyarakat prasejahtera
Koordinasi dengan distributor dan para pedagang, memastikan kelancaran distribusi dan
mencegah penimbunan bahan pokok.
Pengawasan harga, melakukan inspeksi peningkatan terhadap pedagang yang menaikkan
harga sembako secara tidak wajar.
Upaya-upaya tersebut penting dilakukan masyarakat meskipun sering kali tidak cukup untuk
meredam lonjakan harga yang terjadi selama bulan Ramadhan.
Dalam situasi seperti ini peran masyarakat sangat penting dan sangat dibutuhkan kerjasama
dan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat untuk mengatasi permasalahan kenaikan harga
sembako tersebut seperti membeli kebutuhan secukupnya, tidak melakukan panic buying, dan
memilih berbelanja di pasar tradisional dapat membantu menjaga stabilitas harga. Selain itu,
menanam sayur-sayuran dirumah juga bisa menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan
pada pasar dan menghemat pengeluaran biaya.

Beberapa tips yang dapat dilakukan masyarakat dalam menghadapi kenaikan harga sembako
menjelang dan selama bulan Ramadhan:
Pertama, masyarakat diharapkan untuk membeli kebutuhan secukupnya, tidak perlu
berlebihan.
Kedua, masyarakat harus bisa memanfaatkan operasi pasar dan diskon yang ditawarkan oleh
pemerintah swasta.
Ketiga, Pilihlah berbelanja di pasar tradisional yang biasanya memiliki harga lebih murah
dibanding dari harga di supermarket.
Keempat, menanam sayur-sayuran dirumah untuk mengurangi ketergantungan pada pasar
sehingga lebih menghemat pengeluaran biaya.
Kelima, Gunakan bahan-bahan alternatif yang lebih murah, seperti mengganti daging sapi
dengan ayam ataupun ikan serta bahan lainnya.
Keenam, Agar menghemat biaya pengeluaran lebih baik jika memasak makanan sendiri
dirumah daripada membeli makanan siap saji.
Menjalani Ramadhan dengan penuh makna. Puasa dan harga sembako merupakan dua hal
yang selalu berkaitan dibulan Ramadhan. Fluktuasi harga bahan pokok ini bagaikan ujian
kesabaran dan ketahanan bagi masyarakat. Namun, dengan upaya bersama dari pemerintah,
para pedagang, dan masyarakat, diharapkan situasi ini dapat diatasi dan tidak sedikit pun
mengurangi kekhusyukan dalam menjalankan ibadah puasa dibulan Ramadhan.
Reaksi panik yang ditimbulkan masyarakat dapat mempengaruhi pasar secara negatif,
meningkatkan ketidakstabilan dan mengakibatkan kenaikan harga yang lebih tinggi.
Masyarakat harus tenang dalam menanggapi kenaikan harga, karena panik bisa memperburuk
situasi. Dengan tetap tenang masyarakat dapat mencari solusi yang tepat.
Bulan Ramadhan ada bulan yang penuh berkah dan pahala, jangan sampai kekhawatiran
masyarakat terkait harga sembako dapat mengurangi kekhusyukan dalam menjalankan ibadah
dibulan suci ini.

Anda mungkin juga menyukai