Anda di halaman 1dari 7

Karya Mahasiswa

Sebuah Keberhasilan Akan lebih Membahagiakan lagi jika orang yang melihat
menjadi BAHAGIA dan MEMPEROLEH HASIL dari karya kita

Rabu, 30 April 2014

CONTOH SOAL DAN JAWABAN TAP (Tugas Akhir


Program)

Contoh Soal TAP S1 PGSD UT


Contoh Soal TAP S1 PGSD UT - Program Pendas
(Pendidikan Dasar)
Ada yang khas untuk mahasiswa semester akhir Universitas Terbuka (UT). Mereka
pada semester akhir akan dihadapkan pada ujian TAP (Tugas Akhir Program).
Umumnya soal-soal yang diberikan pada ujian TAP ini adalah berbentuk kasus-
kasus. Khusus untuk mahasiswa FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan),
seperti mahasiswa program Pendas (Pendidikan Dasar) s1 PGSD UT, maka soal TAP
yang akan dihadapi adalah soal berbentuk kasus-kasus pembelajaran. Nah, untuk
memperluas wawasan para mahasiswa Universitas Terbuka (UT) yang akan
mengikuti ujian TAP semester ini, maka blog Penelitian Tindakan Kelas mencoba
memberikan contoh soal yang pernah diberikan kepada mahasiswa S1 PGSD UT
(program pendas).

Contoh Soal TAP PGSD UT


TUGAS AKHIR PROGRAM (TAP)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
(KODE MATA KULIAH - PDGK 4500)
Penting!
Kerjakanlah soal ujian ini dengan jujur, jika terbukti melakukan
kecurangan/contek-mencontek selama ujian, Anda akan dikenai sanksi
akademis berupa pengurangan nilai atau tidak diluluskan (diberi nilai E).
Apabila terbukti menggunakan JOKI pada saat ujian, semua mata kuliah yang
ditempuh akan diberi nilai E.

Baca dengan cermat kasus-kasus berikut ini, kemudian jawab pertanyaan yang
mengikutinya.

Kasus A
Pak Purwadi adalah seorang guru kelas 4 di sebuah SD yang terletak di daerah
pegunungan. Dalam mata pelajaran matematika tentang pecahan, Pak Purwadi
menjelaskan cara menjumlahkan pecahan dengan memberi contoh di papan tulis.
Salah satu penjelasannya adalah sebagai berikut:
Pak Purwadi:
"Perhatikan anak-anak, kalau kita menjumlahkan pecahan, penyebutnya harus
disamakan terlebih dahulu, kemudian pembilangnya dijumlahkan. Perhatikan
contoh berikut: 1/2 + 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4. Perhatikan lagi contoh ini: 1/2 + 1/3 = 3/6 +
2/6 = 5/6. Jadi yang dijumlahnya adalah pembilangnya, sedangkan penyebutnya
tetap. Mengerti anak-anak?"

Anak-anak diam, mungkin mereka bingung.

Pak Purwadi:
Pasti sudah jelas, kan. Nah sekarang coba kerjakan soal-soal ini."
Pak Purwadi menulis 5 soal di papan tulis dan anak-anak mengeluarkan buku
latihan. Secara berangsur-angsur mereka mulai mengerjakan soal, namun sebagian
besar anak ribut karena tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya. Hanya
beberapa anak yang tampak mengerjakan soal, yang lain hanya menulis soal, dan
ada pula yang bertengkar dengan temannya. Selama anak-anak bekerja Pak Purwadi
duduk di depan kelas sambil membaca.

Setelah selesai, anak-anak diminta saling bertukar hasil pekerjaannya. Pak Purwadi
meminta seorang anak menuliskan jawabannya di papan tulis. Tetapi karena
jawaban itu salah, Pak Purwadi lalu menuliskan semua jawaban di papan tulis.
Kemudian anak-anak diminta memeriksa pekerjaan temannya, dan mencocokkan
dengan jawaban di papan tulis. Alangkah kecewanya Pak Purwadi ketika
mengetahui bahwa dari 30 anak, hanya seorang yang benar semua, sedangkan
seorang lagi benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua.

Pertanyaan Kasus A

1. Identifikasi 3 kelemahan pembelajaran yang dilakukan Pak Purwadi dalam


kasus di atas. Berikan alasan mengapa itu anda anggap sebagai kelemahan.
(skor 6).
2. Jika anda yang menjadi Pak Purwadi, jelaskan langkah-langkah pembelajaran
yang akan anda tempuh untuk mengajarkan pecahan dengan penyebut yang
berbeda. Beri alasan mengapa langkah-langkah itu yang anda tempuh. (skor 15)

Kasus B (Contoh Soal TAP S1 PGSD UT - Universitas Terbuka Program


Pendas)
Bu Lince mengajar di kelas 1 SD Sekarharum yang terletak di ibukota sebuah
kecamatan. Suatu hari Bu Lince mengajak anak-anak berbincang-bincang mengenai
sayur-sayuran yang banyak dijual di pasar. Anak-anak diminta menyebutkan sayur
yang paling disukainya dan menuliskannya di buku masing-masing. Anak-anak
kelihatan gembira dan berlomba menyebutkan dan menuliskan sayur yang
disukainya. Pada akhir perbincangan Bu Lince meminta seorang anak menuliskan
nama sayur yang sudah disebutkan, sedangkan anak-anak lain mencocokkan
pekerjaannya dengan tulisan di papan.

Setelah selesai anak-anak diminta membuat kalimat dengan menggunakan kata-kata


yang ditulis di papan tulis.
Bu Lince:  
"Anak-anak, lihat kata-kata ini. Ini nama sayur-sayuran. Baca baik-baik, buat kalimat
dengan kata-kata itu ya."
Anak-ank menjawab serentak: 
"Ya, Bu."

Kemudian Bu Lince pergi ke mejanya dan memperhatikan apa yang dilakukan anak-
anak. Karena tak seorangpun yang mulai bekerja, Bu Lince kelihatan tidak sabar.

"Cepat bekerja, dan angkat tangan jika sudah punya kalimat." kata Bu Lince dengan
suara keras. Anak-anak kelihatan bingung, namun Bu Lince diam saja dan tetap
duduk di kursinya. Perhatian anak-anak menjadi berkurang, bahkan ada yang mulai
mengantuk, dan sebagian mulai bermain-main. Mendengar suara gaduh, Bu Lince
dengan keras menyuruh anak-anak diam dan menunjuk seorang anak untuk
membacakan kalimatnya. Anak yang ditunjuk diam karena tidak punya kalimat yang
akan dibacakan. Bu Lince memanggil kembali dengan suara keras agar semua anak
membuat kalimat.

Pertanyaan Kasus B

1. Bandingkan suasana kelas yang diuraikan pada paragraf 1 dan paragraf


selanjutnya, ditinjau dari segi guru, murid, dan kegiatan (skor 6).
2. Pendekatan pembelajaran mana yang sebaiknya diterapkan oleh Bu Lince
ketika mengajar tentang sayur-sayuran untuk anak-anak kelas 1? Berikan
alasan, mengapa pendekatan tersebut yang anda anggap sesuai. (skor 3).
3. Kembangkan topik sayur-sayuran yang akan anda sajikan dengan pendekatan
yang anda sebut pada nomor 2 (skor 5)

Demikian salah satu contoh soal TAP S1 PGSD UT (Universitas Terbuka) untuk
Program Pendas atau pendidikan dasar dari blog penelitian tindakan kelas.
Pada tulisan berikutnya kami akan memberikan bagaimana contoh jawaban
untuk kedua kasus pembelajaran di atas. Sampai jumpa.

Contoh Jawaban Soal TAP S1 PGSD UT

Contoh Jawaban Soal TAP S1 PGSD Universitas


Terbuka
Seperti janji blog penelitian tindakan kelas pada tulisan sebelumnya yang
menampilkan contoh soal TAP (Tugas Akhir Program) untuk mahasiswa FKIP UT
(Universitas Terbuka) program Pendas (Pendidikan Dasar), maka tulisan kali ini
memuat contoh jawaban dari soal tersebut. Untuk menyegarkan kembali ingatan
anda: SOAL TAP S1 PGSD UT dapat anda baca di sini.

Baik berikut contoh jawaban dari soal tersebut:

JAWABAN SOAL TAP S1 PGSD -UT KASUS A (Pak Purwadi)


1. Tiga (3) kelemahan pembelajaran Pak Purwadi adalah:
Pak Purwadi tidak menjelaskan bagaimana menyelesaikan soal secara
bertahap, misalnya pada kasus tersebut tampak Pak Purwadi sama sekali
tidak menjelaskan bagaimana caranya untuk menyamakan penyebut
bilangan pecahan. Penjelasannya terlalu singkat sehingga tidak jelas.
Padahal penjelasan yang runtut, jelas dan logis selangkah demi selangkah
diperlukan untuk membuat siswa mudah memahami penjumlahan
pecahan tersebut.
Pak Purwadi tidak mengecek pemahaman siswanya dengan baik. Ia hanya
menanyakan "Mengerti anak-anak?". Pertanyaan model ini tidak dapat
mengecek pemahaman siswa. Seharusnya ia menanyakan langkah-
langkah menjumlahkan pecahan secara langsung, misalnya dengan
menanyakan, "Mengapa penyebut pada langkah penjumlahan pecahan itu
diubah menjadi 4 dan 6?" dan sebagainya. Pertanyaan langsung mengarah
ke materi pelajaran, bukan menanyakan apakah anak mengerti atau tidak
saja.
Pak Purwadi tidak membimbing siswa, setelah memberikan 5 soal latihan,
alih-alih berkeliling memberikan bantuan pada siswa yang membutuhkan,
ia malah duduk di depan kelas (di kursinya) sambil membaca.
Ketika salah seorang anak diminta menuliskan jawabannya di papan tulis,
Pak Purwadi tidak meminta tanggapan dari siswa lain. Hal ini merupakan
sebuah kelemahan pembelajaran, padahal apabila Pak Purwadi
memanfaatkannya menjadi bahan diskusi dan kesempatan untuk
menjelaskan kembali materi terkait soal tersebut maka pembelajaran
akan dapat menjadi lebih baik.
2. Pada materi penjumlahan pecahan tersebut, jika saya menjadi Pak Purwadi maka
langkah-langkah yang akan saya lakukan adalah sebagai berikut:
KEGIATAN PENDAHULUAN
Melakukan apersepsi
Memberikan motivasi
Menyampaikan tujuan pembelajaran
KEGIATAN INTI
Memberikan sebuah contoh soal tentang penjumlahan pecahan yang
memiliki penyebut yang berbeda, misal 1/4 + 1/2
Menyajikan langkah-langkah demi langkah cara menyelesaikan contoh
soal tersebut secara runtut, rinci, jelas, dan logis kepada siswa.
Memberikan sebuah contoh soal lagi, misal 1/3 + 1/4
Meminta siswa untuk berpartisipasi secara bergantian untuk
menyelesaikan soal tersebut selangkah demi selangkah, sembari
mengecek pemahaman setiap siswa.
Membantu siswa yang mengalami kesulitan pada langkah-langkah yang
dilakukan untuk menyelesaikan soal tersebut.
Memberi sebuah contoh soal lagi, misalnya 1/2 + 1/5.
Kembali meminta siswa mengerjakan soal tersebut, kali ini secara
berpasangan dengan teman sebangku mereka (teman yang duduk
berdekatan) masing-masing. 
Meminta siswa mengecek hasil pekerjaan mereka dengan
membandingkannya dengan hasil pekerjaan pasangan lainnya.
Meminta mereka mendiskusikan apabila terdapat perbedaan jawaban,
sembari guru memberikan bimbingan bila diperlukan.
Memberikan soal latihan sebanyak 5 buah contoh soal untuk dikerjakan.
Mengecek jawaban siswa dengan meminta beberapa orang menuliskan
jawaban mereka masing-masing di papan tulis.
memfasilitasi diskusi kelas apabila terdapat perbedaan-perbedaan
jawaban siswa.
PENUTUP
Mengajak siswa merefleksi dan menyimpulkan pembelajaran yang telah
diikuti.
Memberikan tugas rumah (PR) dan meminta siswa belajar untuk materi
pada pertemuan berikutnya.

JAWABAN SOAL KASUS TAP S1 PGSD UT KASUS B (BU LINCE)


1. Pada Paragraf 1, tampak Bu Lince dan semua siswa sangat menikmati
pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini terlihat dari bagaimana Bu Lince dengan
bagusnya mengajak siswa-siswa tersebut untuk berbincang-bincang mengenai sayur-
sayuran yang dijual dipasar dan sayuran mana yang paling mereka sukai. Dengan
baik sekali Bu Lince melakukan pembelajaran di bagian awal. Anak-anakpun dengan
mudah mengikutinya dengan senang dan gembira. Berbeda dengan paragraf
berikutnya, ketika Bu Lince mulai meminta anak-anak kelas 1 itu untuk membuat
kalimat dari kata-kata yang telah ditulis mereka di buku catatan masing-masing.
Tentu saja pelajaran berikutnya ini lebih rumit dibanding sesi pertama yang hanya
meminta mereka menuliskan sayuran yang disukai. Lebih-lebih anak-anak tidak
diberikan contoh atau cara bagaimana membuat dan menulis kalimat yang
berhubungan dengan sayur-sayuran tersebut, dan tanpa pembimbingan sama sekali.
Anak-anak menjadi bingung, ribut, dan frustasi.

2. Pendekatan yang sebaiknya digunakan oleh Bu Lince untuk anak-anak kelas 1 ini
adalah pembelajaran terpadu (tematik), karena pemikiran anak-anak kelas 1 masih
bersifat holistik. Selain itu pembelajaran tematik membuat siswa lebih aktif (terlibat
aktif dalam pembelajaran), fleksibel dan sesuai dengan minat dan perkembangan
siswa.

3. Apabila kita mengajarkan pembelajaran tematik di kelas 1 dengan tema sayur-


sayuran, maka tema ini dapat dikembangkan untuk membelajarkan siswa pada
berbagai mata pelajaran yang terkait dengan tema itu, misalnya: untuk mata
pelajaran bahasa, siswa dapat diminta menuliskan jenis-jenis sayuran yang biasa
mereka jumpai di pasar, untuk mata pelajaran IPA siswa dapat diajak untuk
mengenal bagian-bagian tumbuhan yang digunakan sebagai sayuran seperti daun,
batang, bunga, buah, atau umbi. Pada mata pelajaran PKn misalnya, guru dapat
mengajarkan perilaku jujur dalam kegiatan jual beli di pasar, serta untuk pelajaran
Penjaskes, bahwa untuk tumbuh sehat, kita membutuhkan zat-zat bergizi berupa
vitamin yang terdapat dalam sayur-sayuran yang kita konsumsi.

hadiid maulana di 23.04

Berbagi 6

1 komentar:

Tugas Akhir Mahasiswa Ut sogens 4 Desember 2014 06.14


Terima kasih informasinya
Balas

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Unknown (Google)

Keluar

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

Beranda ›
Lihat versi web

Mengenai Saya

hadiid maulana
Ikuti 5

Lihat profil lengkapku


Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai