Anda di halaman 1dari 6

Nama : I Gusti Ayu Mirah Issaka Putri

NIM : 2117051240 (25)


Kelas : 3F
Mata Kuliah : Sistem Informasi Akuntansi
Dosen Pengampu : Ni wayan Yulianita, S.E., MSA. Ak.

RESUME
SISTEM AKUNTANSI BIAYA
A. SISTEM PENGAWASAN PRODUKSI
Sistem pengawasan produksi ditujukan untuk mengawasi pelaksanaan order produksi
yang dikeluarkan oleh fungsi produksi. Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan
pesanan dari pembeli, order produksi erat hubungannya dengan order yang diterima oleh fungsi
penjualan dari pembeli.
1. Dokumen yang Digunakan
a. Surat Order Produksi e. Bukti Pengembalian Barang
b. Daftar Kebutuhan Bahan Gudang
c. Daftar Kegiatan Produksi f. Kartu Jam Kerja
d. Bukti Permintaan dan g. Laporan Produk Selesai
Pengeluaran Barang Gudang
2. Fungsi Terkait
a. Fungsi Penjualan c. Fungsi Produksi
b. Fungsi Perancangan dan d. Fungsi Gudang
Pengawasan Produksi e. Fungsi Akuntansi Biaya
3. Jaringan Prosedur
a. Prosedur Order Produksi c. Prosedur Pencatatan Jam Tenaga
b. Prosedur Permintaan dan Kerja Langsung
Pengeluaran Gudang d. Prosedur Produk Selesai
4. Bagan Alir
Karena eratnya hubungan antara sistem pengawasan produksi dan sistem akuntansi
biaya, maka bagan alir dokumen sistem pengawasan produksi dan sistem akuntansi biaya
tidak dapat dipisahkan yang satu dari lainnya. Oleh karena itu, bagan alir dokumen sistem
pengawasan produksi disajikan dalam satu gambar dengan sistem akuntansi biaya.
B. SISTEM AKUNTANSI BIAYA
Sistem akuntansi biaya adalah jaringan prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan
dan menyajikan laporan biaya. Dalam perusahaan manufaktur, sistem akuntansi biaya
merupakan jaringan prosedur untuk mengumpulkan dan menyajikan biaya produksi, beban
pemasaran, dan beban administrasi dan umum. Faktor yang memengaruhi perancangan sistem
akuntansi biaya dalam suatu perusahaan adalah:
a) Metode costing yang digunakan: full costing atau variable costing.
b) Sistem akuntansi biaya standar atau sistem akuntansi biaya historis.
c) Proses produksi: produksi berdasar pesanan atau produksi berdasar proses.
1. Informasi yang Diperlukan
a. Order Produksi yang Belum c. Harga Pokok Produk Jadi
Selesai d. Harga Produk Masih Dalam
b. Order Produksi yang Telah Proses Tertentu
Selesai e. Biaya Menurut Pusat Biaya
2. Dokumen yang Digunakan
a. Surat Order Produksi e. Bukti Pengembalian Barang
b. Daftar Kebutuhan Bahan Gudang
c. Daftar Kegiatan Produksi f. Kartu Jam Kerja
d. Bukti Permintaan dan g. Laporan Produk Selesai
Pengeluaran Barang Gudang h. Bukti Memorial
i. Bukti Kas Keluar
3. Catatan Akuntansi
a. Jurnal Pemakaian Bahan Baku d. Kartu Harga Pokok Produk
b. Jurnal Umum e. Kartu Biaya
c. Register Bukti Kas Keluar
4. Fungsi Terkait
a. Fungsi Penjualan c. Fungsi Perencanaan dan
b. Fungsi Produksi Pengawasan Produksi
d. Fungsi Gudang
e. Fungsi Akuntansi Biaya
5. Jaringan Prosedur
a. Prosedur order produksi.
b. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.
c. Prosedur pengembalian barang gudang.
d. Prosedur pencatatan jam kerja dan biaya tenaga kerja langsung.
e. Prosedur produk selesai dan pencatatan pembebahan biaya overhead pabrik.
f. Prosedur pencatatan biaya overhead pabril sesungguhnya, beban administrasi dan
umum, dan beban pemasaran.
6. Unsur Pengendalian Internal
a. Organisasi
• Fungsi pencatatan biaya harus terpisah dari fungsi produksi.
• Fungsi pencatatan biaya harus terpisah dari fungsi yang menganggarkan biaya.
• Fungsi gudang harus terpisah dari fungsi produksi.
• Fungsi gudang harus terpisah dari fungsi akuntansi.
b. Sistem Otoriasasi dan Prosedur Pencatatan
• Surat order produksi diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.
• Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang diotorisasi oleh kepala fungsi
produksi yang bersangkutan.
• Bukti kas keluar diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi keuangan.
• Daftar kebutuhan bahan dibuat oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi
dan diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.
• Daftar kegiatan produksi dibuat oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi
dan diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.
• Kartu jam kerja diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan.
c. Praktik yang Sehat
• Surat order produksi, bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, bukti kas
keluar, bukti memorial, bernomor urut tercetak dan penggunaannya
dipertanggungjawabkan.
• Secara periodic dilakukan rekonsiliasi kartu biaya dengan akun kontrol biaya dalam
buku besar.
• Secara periodic dilakukan perhitungan persediaan yang ada di gudang untuk
dicocokan dengan kartu persediaan.
C. BAGAN ALIR
1. Sistem Pengawasan Produksi dan Sistem Akuntansi Biaya
a. Prosedur order produksi.
b. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.
c. Prosedur pengembalian barang gudang.
d. Prosedur pencatatan jam kerja dan biaya tenaga kerja langsung.
e. Prosedur produk selesai dan pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik.
f. Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, beban administrasi dan
umum, dan beban pemasaran yang berasal dari pengeluaran kas dan yang
menggunakan register bukti kas keluar dan jurnal umum.
g. Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, beban administrasi dan
umum, dan beban pemasaran yang berasal dari pengeluaran kas dan yang
menggunakan register bukti kas keluar.
h. Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, beban administrasi dan
umum, dan beban pemasaran yang berasal dari penyusutan, amortisasi, deplesi, dan
terpakainya uang muka biaya.
2. Dokumen Prosedur Order Produksi
Prosedur order produksi ditujukan untuk mengoordinasikan kegiatan produksi
produk guna memenuhi pesanan pembeli atau kebutuhan produk untuk jangka waktu
tertentu.
3. Dokumen Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang
Karena umumnya perusahaan manufaktur menyelenggarakan persediaan untuk
bahan bakunya, maka pengambilan bahan baku dari gudang, digunakan prosedur
permintaan dan pengeluaran barang gudang. Prosedur ini digunakan untuk meminta dan
mengeluarkan barang-barang yang digudangkan seperti: bahan baku, bahan penolong,
suku cadang, dan lain sebagainya.
4. Dokumen Prosedur Pengembalian Barang Gudang
Bahan baku yang sudah diminta oleh fungsi produksi ada kalanya tidak semuanya
habis dikonsumsi untuk memproduksi pesanan tertentu. Jika terjadi kelebihan bahan baku
yang diminta oleh fungsi produksi, bahan baku tersebut harus dikembalikan ke fungsi
gudang. Pengembalian barang gudang dan pengurangan biaya sebagai akibat
pengembalian barang tersebut dilakukan dengan prosedur pengembalian barang gudang.
5. Dokumen Prosedur Pencatatan Jam Kerja dan BTKL
Setelah fungsi produksi menerima surat order produksi dari departemen produksi
(yang disiapkan oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi) dan telah meminta
bahan baku melalui prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang, pengerjaan order
produksi selanjutnya memerlukan tenaga kerja yang waktu kerja serta upahnya perlu
dicatat melalui prosedur pencatatan waktu kerja dan biaya tenaga kerja langsung.
6. Dokumen Prosedur Produk Selesai dan Pencatatan Pembebanan Biaya BOP
Setelah suatu pesanan selesai dikerjakan, fungsi produksi memberitahukan
informasi selesainya pesanan tersebut melalui prosedur produk selesai. Dalam perusahaan
yang berproduksi berdasarkan pesanan, produk dibebani dengan biaya overhead pabrik
berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Pembebanan biaya overhead pabrik kepada
pesanan tertentu biasanya dilakukan setelah produk selesai dikerjakan. Dasar yang dapat
dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk adalah: biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, atau jam tenaga kerja langsung.
7. Dokumen Pencatatan BOP Sesungguhnya, Beban Administrasi dan Umum, dan
Beban Pemasaran
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya, beban administrasi dan umum, dan
beban pemasaran terjadi melalui berbagai transaksi berikut ini: transaksi pengeluaran kas,
transaksi pemakaian barang gudang, transaksi penyusutan dan deplesi aset tetap berwujud,
amortisasi aset takberwujud, dan transaksi terpakainya uang muka biaya.
Adapun prosedur pencatatan berbagai biaya dibagi menjadi 4 golongan yaitu:
a. Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, beban administrasi dan
umum, dan beban pemasaran yang berasal dari pemakaian barang gudang.
b. Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, beban administrasi dan
umum, dan beban pemasaran yang berasal dari pengeluaran kas dan yang
menggunakan register kas keluar dan jurnal umum.
c. Prosedur pencatatan beban overhead pabrik sesungguhnya, beban administrasi dan
umum, dan beban pemasaran yang berasal dari pengeluaran kas dan yang
menggunakan register bukti kas keluar.
d. Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, beban administrasi dan
umum, dan beban pemasaran yang berasal penyusutan, amortisasi, deplesi, dan
terpakainya uang muka biaya.

DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Edisi ke 4. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai