Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TEORI MOTIVASI DAVID MCCLELLAND

Disusun
Maria Assunta 221108113462024
Puji Astuti Safitri 221108113462033
Riskawati 221108113462038
Shinta Bella Raidah 221108113462043
Trita 221108113462048
Yayuk Lestari 221108113462051

Dosen Pengampu Mata Kuliah

Kiki Kurniawan, S.Psi, M.Psi

PROGRAM STUDI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN


PROGRAM DIPLOMA III
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KAPUAS RAYA
SINTANG
2023
KATA PENGANTAR

Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat dan ridho-Nya penyusunan
makalah Teori Motivasi David McClelland (N-Ach, N-Afill, N-Pow) ini dapat
diselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi kriteria ketuntasan mata kuliah
Psikologi.
Penulisan makalah ini tidak dapat tercipta dengan sendirinya tanpa dorongan
dari berbagai pihak, terutama dosen pengampu mata kuliah yang selalu memberikan
masukan dan bimbingan yang membangun. Pihak lain yang sangat berjasa dalam
penulisan ini adalah keluarga dan rekan sejawat DIII Perekam dan Informasi
Kesehatan 2023, yang tidak pernah bosan untuk memotivasi dan menasehati selama
proses penulisan makalah ini.
Tim penulis sadar sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangatlah
diharapkan. Semoga buku ini bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah, dan pembaca
umum lainnya.

Sintang, Maret 2023

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG
B. PENGERTIAN MOTIVASI .........................................................................................................1
C. METODE PENELITIAN .............................................................................................................1

BAB 2 HASIL DANPEMBAHASAN..................................................................................................3

A. DEFINISI MOTIVASI ................................................................................................................3


B. TENTANG DAVID MC CLELLAND ............................................................................................3
C. TEORI MOTIVASI MC CLELLAND .............................................................................................3
D. KONSEP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ....................................................................................4
E. BENTUK-BENTUK MOTIVASI ..................................................................................................5

BAB 3 PENUTUP ..........................................................................................................................6

A. KESIMPULAN .........................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................7


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas pendidikan suatu negara menjadi pembahasan yang tiada akhir. Hal ini disebabkan
karena kelemahan dan kekurangan dari berbagai aspek pendidikan. Beberapa diantaranya
adalah kualitas pendidik, sistem pendidikan yang ruwet, dan terkendalanya sarana dan
prasarana serta aspek yang lainnya. Dalam sebuah survey yang dilakukan Programme for
Internatioonal Student Assesment (PISA) di Paris, memaparkan bahwa Indonesia berada pada
peringkat 72 dari 79 negara. Perlu diketahui bahwa survey PISA ini merupakan lembaga survey
yang bertujuan untuk menilai kualitas pendidikan didunia meliputi kemampuan membaca,
matematika, dan sains.

Penyebab lainnya adalah prestasi belajar siswa yang rendah menyebabkan kurang
berkembangnya pendidikan Indonesia. Sebagaimana dalam penelitian Dwi Tri Santosa
mengatakan bahwa motivasi berprestasi siswa hanya 13,83%. Hal tersebut terjadi karena
kurangnya kesadaran untuk mengembangkan potensi siswa baik dari guru maupun dari siswa
sendiri sehingga perlu adanya perbaikan maksimal terhadap proses pembelajaran khususnya
aspek motivasi berprestasi.

B. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan proses yang menjelaskan bagaimana intensitas, arah, dan ketekunan
seseorang individu untuk mencapai tujuannya. Berdasarkan teori hiearki kebutuhan Abraham
Maslow, teori Douglas McGregar maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah
alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang individu.

Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki
alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan
pekerjaannya yang sekarang.

C. Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif, yaitu penelitian yang bertujuan
untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial,
bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana dilakukan penelitian
kuantitatif dengan positifismennya. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau
literature (library research) yang memfokuskan kajiannya pada buku-buku yang berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan, sekaligus memperoleh data penelitiannya melewati buku
tersebut tanpa harus terjun lansung ke lapangan.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, yaitu suatu teknik
penelitian dengan menggunakan berbagai sumber yang digunakan untuk melengkapi penelitian,
baik berupa sumber tertulis, film, gambar, dan karya-karya monumental, yang semuanya
memberikan informasi bagi proses penelitian. Kegiatan dokumentasi sangat penting dilakukan
dalam rangka menguji keserasian antara idealita dan realitayang ada dari penelitian yang sedang
dilakukan.
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Definisi Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat
dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak
diamati secara lansung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa ransangan,
dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.

Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi
mencapai tujuan tertentu. Menurut Pinder motivasi adalah suatu kumpulan kekuatan tenaga yang
berasal baik dalam maupun luar individu yang memulai sikap dan menetapkan bentuk, arah,
serta intensitasnya.

B. Tentang David Mclelland

David Clarence McClelland (1917-1998) mendapat gelar doctor dalam psikologi di Yale
pada tahun 1941 dan menjadi professor di Universitas Wesleyan. McClelland dikenal dengan
karyanya tentang pencapaian motivasi. David McCllelland mempelopori motivasi kerja
berpikir, mengembangkan pencapaian berbasis teori dan model motivasi, dan dipromosikan
dalam perbaikan metode penilaian karyawan, serta advokasi berbasis kompetensi penilaian dan
tes. Ide nya telah diadopsi secara luas di berbagai organisasi, dan berkaitan erat dengan teori
Frederick Herzberg. Dalam teorinya, McClelland mengemukakan bahwa individu mempunyai
cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada
kekuatan atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia. Model
motivasi ini ditemukan di berbagai lini organisasi, baik staf maupun manajer. Beberapa
karyawan memiliki karakter yang merupakan perpaduan dari model motivasi tersebut.

C. Teori Motivasi Berprestasi Mc Clelland

Pentingnya motivasi berprestasi akan menumbuhkan sikap yang positif bagi manusia. Saking
termotivasinya seseorang pada suatu prestasi, ia akan selalu menerima dengan senang respon
atau nasihat dan saran tentang cara meningkatkan prestasinya. Mc Clelland menjelaskan
karakteristik seseorang dengan kebutuhan prestasi yang kuat sebagai berikut :
1. Keinginan yang kuat untuk tanggung jawab pribadi.
2. Keinginan timbal balik yang cepat dan konkret dengan mempertimbangkan hasil dari
pekerjaan mereka.
3. Melakukan pekerjaan dengan baik, penghargaan moneter dan materi lainnya
berhubungan dengan prestasi.
4. Kecendrungan untuk mengatur tujuan prestasi yang layak.
5. Manusia dengan kebutuhan prestasi yang kuat akan menghasilkan tingkat pencapaian
yang tinggi.
6. Suka mengambil tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah.
7. Menentukan target-target pencapaian masuk akal.
8. Mengambil resiko-resiko dengan penuh pertimbangan.
9. Berkemauan keras untuk memperoleh umpan balik atas kinerjanya.

McClelland (1961) mengemukakan bahwa individu mempunyai cadangan energy


potensial yang dapat dilepaskan atau dikembangkan tergantung pada dorongan motivasi
individu, serta didukung oleh situasi dan kesempatan yang tersedia. Dengan demikian,
motivasi untuk mengerahkan cadangan energy potensial tersebut menurut McClelland
terpusat pada tiga bentuk kebutuhan, yaitu: 1) kebutuhan akan prestasi (need of acbievement)
disingkat nAch , 2) kebutuhan akan kekuasaan (nee of power) disingkat nPow, dan 3)
kebutuhan akan afiliasi (need of affiliation) disingkat nAff.

D. Konsep Pendidikan Agama Islam


UU No. 20 th 2003 menjelaskan tentang definisi pendidikan, yaitu usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan adalah ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip
dan metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid, dalam arti luas digantikan
dengan istilah pendidikan. Sedangkan definisi pendidikan menurut Ahmad D. Marimba ialah
bimbingan atau pimpinan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Adapun definisi pendidikkan agama islam menurut beberapa ahli pendidikan sebagai berikut:

1. Abudin Nata mejelaskan bahwa ilmu pendidikan islam adalah ilmu yang membahas
berbagai teori, konsep dan desain tentang berbagai aspek atau komponen pendidikan: visi,
misi, tujuan, kurikulum, proses belajar mengajar dan sebagainya yang didasarkan pada
nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana terdapat didalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah.
2. Menurut Roqib, ilmu pendidikan Islam adalah teori-teori kependidkan yang didasarkan
pada konsep dasar Islam yang diambil dari penelaahan terhadap Al-Qur’an, Hadist, dan
teori-teori keilmuan lain, yang ditelaan dan dikonstruksi secara interfratif oleh intelektual
muslim untuk menjadi sebuah bangunan teori-teori kependidikan yang bisa
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
3. Moh.Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan medefinisikan pendidikan Islan ialah segala
upaya atau proses pendidikan yang dilakukan untuk membimbing tingkah laku manusia,
baik individu, maupun sosial untuk mengarahkan potensi, baik potensi dasar (fitrah),
maupun ajaran yang sesuai dengan fitrahnya melalui proses intelektual dan spiritual
berlandaskan nilai Islam untuk mencapai kebahagian hidup di dunia dan akhirat.

E. Bentuk-Bentuk Motivasi
Teori motivasi pertama kali dikemukakan oleh Abraham Malow. Ia mengemukakan tentang
hiearki kebutuhan yang mendasari motivasi. Maslow (Parsons, Hinson & Brown,2001)
mendasarkan konsep hiearki kebutuhan atas dasar 2 prinsip, yaitu:
a. Kebutuhan-kebutuhan manusia dapat disusun dalam suatu hiearki dari kebutuhan
terendah sampai yang tertinggi.
b. Suatu kebutuhan yang telah terpuaskan menjadi motivator utama bagi perilaku
berikutnya. Dalam teori ini manusia akan terdorong untuk memenuhi kebutuhan yang
paling kuat sesuai dengan keadaan dan pengalaman masing-masing mengikuti suatu
hiearki.
Terdapat 5 tingkat kebutuhan dalam diri seseorang mulai dari yang paling rendah sampai
pada tingkatan tertinggi, yaitu:
a. Kebutuhan fisiologi
b. Kebutuhan akan aman (rasa aman)
c. Kebutuhan akan kasih sanyang
d. Kebutuhan akan harga diri atau penghargaan dari orang lain
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri.
David C.McClelland (1987), mengelompokkan 3 motif utama, yaitu:
a. Need for Achievment (n’Ach), yaitu dorongan untuk melebihi, mencapai standar-
standar, berusaha keras untuk berhasil. Orang yang memiliki kebutuhan
berprestasi yang tinggi akan selalu inggin mencari prestasi, inggin selalu unggul,
menyukai kompetesi, dan menyukai tantangan yang realistic.
b. Need for Power (n’Pow), yaitu kebutuhan untuk membuat individu lain
berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
Orang dengan n’Pow yang tinggi adalah orang yang memiliki kebutuhan untuk
berkuasa, inggin selalum memiliki pengaruh, efektif, dan disegani.
c. Need for affiliaction (n’Aff), yaitu keinginan untuk menjalin suatu hubungan antar
personal yang ramah dan akrab. Orang dengan n’Aff yang tinggi inggin selalu
membangun hubungan pertemanan dan persahabatan dengan orang lain, inggin
disukai banyak orang sehingga popular diantara teman-temannya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk motivasi
dipengaruhi oleh dua komponen, yaitu ekpektasi dan nilai, sehingga motivasi
berdasarkan kebutuhannya, dibedakan menjadi tiga, yaitu need for achievement
(n’Ach), need for power (n’Pow), dan need for affiliation (n’aff).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Motivasi merupakan proses yang menjelaskan bagaimana intensitas, arah, dan
ketekunan seseorang individu untuk mencapai tujuannya. Ada yang mengartikan motivasi
sebagai sebuah alas an, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat.
Beberapa orang mempunyai dorongan yang kuat sekali untuk berhasil. Mereka bergulat
untuk prestasi pribadi bukannya untuk ganjaran sukses itu semata-mata. Mereka mempunyai
hasrat untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik atau lebih efisien daripada yang telah
dilakukan sebelummnya.
Teori McClleand telah menjelaskan bahwa di samping kebutuhan lain, manusia juga
berkebutuhan akan prestasi atau keberhasilan, kebutuhan akan kekuasaan atau pengaruh, dan
kebutuhan akan afiliasi atau bersahabat. Dari penelitiannya, McClelland menyimpulkan
bahwa kepuasaan prestasi berasal dari pengambilan prakarsa untuk bertindak sehingga
sukses, dan bukannya dari pengakuan umum terhadap prestasi pribadi. Selain itu juga
diperoleh kesimpulan bahwa orang yang memiliki nAch tinggi tidak begitu terpengaruh oleh
imbalan uang, mereka tertarik pada prestasi. Standar untuk mengukur suskes bagi wirausaha
adalah jelas, misalnnya laba, besarnya permintaan pasar atau perkembangan dan kemajuan
penjualan.
DAFTAR PUSTAKA

Aziti,Tria Meisya. “Pengaruh Motivasi Kekuasaan, Motivasi Afiliasi, Dan Motivasi Berprestasi
Terhadap Kinerja Karyawan PT X” Management and Entreprenercurship Journal, Vol. 2,
No.2 (2019): 71-82.
Carter, V. “Good, Dictionary of Education.” New York: McGraw Hill Book Co 195 (1959):448.
Dany, Adim Indilla. “Pengaruh Kebutuhan Prestasi, Kekuasaan, Dan Afilliasi Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Pada Karyawan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cabang Batu).
“Jurnal Administrasi Bisnis 24, no.2 (2015).
Elihami, Elihami, and Abdullah Syahid. “Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Dalam Membentuk Karakter Pribadi Yang Islami.” Edumaspul: Jurnal Pendidikan 2, No 1
(2018): 79-96.
Gunawan, Imam. “Metode Penelitian Kualitatif. “ Jakarta: Bumi Aksara 143 (2013).

Anda mungkin juga menyukai