Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

TEORI DAVID McCLELLAND

Disusun Oleh :

Cindy Aprilia Maharani 221108113462006

Magdalena Lillis Sahana 221108113462023

Maria Selin Nopita Sari 221108113462025

Wulandari 22110811346250

Yesika 221108113462053

PROGRAM STUDI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KAPUAS


RAYA SINTANG 2023
A. Biografi David McClaland

David C. McClelland (20 Mei 1917 – 27 Maret 1998) adalah seorang ahli teori
psikologis Amerika. Ia lahir di kota Mt. Vernon negara Amerika. Dan beliau
mendapatkan penghargaan sebagai sarjana seni dari Wesleyan University di tahun
1938dan mendapatkan gelar MA dari University of Missouri. Serta ia mencapai gelar
doktor di bidang psikologi di Yale pada tahun 1941 dan menjadi profesor di Wesleyan
University. Kemudian ia mengajar dan kuliah. Dimana dengan rekan-rekan selama
dua puluh tahun ia belajar tentang motivasi dan kebutuhan berprestasi. Pada tahun
berikutnya beliau menerima gelar PhD dari Universitas Yale dan mengajar di
Connecticut College dan Wesleyan University sebelum bergabung dengan fakultas di
Universitas Harvard pada tahun 1956, dan ia sudah bekerja selama 30
tahun dan menjabat sebagai ketua Departemen Hubungan Sosial. Pada tahun 1961,
Guru besar psikologi di Harvard University bernama David C. McClelland menulis
tentang sebuah artikel berjudul ‘Dorongan Hati Menuju Modernisasi’ dimana
merupakan salah satu inti dari buku yang populer dengan judul “The Achieving
Society”. Tulisan tersebut merupakan salah satu dari beberapa pemikiran para
sarjana Amerika dalam menghadapi tantangan terbesar di awal abad ke 19
yakni ‘Depresi’ ekonomi pada dekade 1920-1930an. Artikel yang ditulis David C.
McClelland tersebut juga bertujuan sebagai panduan sebuah negara menuju
modernisasi.

Dia mulai konsultasi McBer di tahun 1963, membantu industri menilai dan
melatih staf, dan kemudian ia pindah ke Boston University pada tahun
1987 untuk mengajar di Boston University sejak
tahun 1987 hingga kematiannya. David McClaland ini terkenal akan karyanya tentang
motivasi berprestasi, namun kepentingan penelitian diperpanjang dengan kepribadian
dan kesadaran. David McClelland memelopori motivasi kerja berpikir,
mengembangkan pencapaian berbasis teori dan model motivasi, dan perbaikan
dipromosikan dalam metode penilaian karyawan, mendukung penilaian berbasis
kompetensi dan tes, dengan alasan mereka untuk menjadi lebih baik dari IQ
tradisional dan kepribadian berbasis tes. Ide-idenya telah diadopsi secara luas di
banyak organisasi, dan berhubungan erat dengan teori Frederick Herzberg. David
McClaland telah menerbitkan beberapa karyanya selama karirnya yaitu : Pertama,
Motif Prestasi (1953); Kedua,The Achieving Society (1961); Ketiga,Akar Kesadaran
(1964); Keempat,Menuju Sebuah Teori Motivasi Akuisisi (1965); Kelima,Power
Pengalaman Batin (1975). Selain itu yang membuat David McClaland dapat terkenal
adalah karena penjelasannya terhadap tiga jenis kebutuhan motivasi yang terdapat
pada bukunya yang berjudul The Achieving Society yang diidentifikasikan pada tahun
1961.

B. Teori Motivasi Kebutuhan McClelland

Dalam dunia psikologi ada sebuah teori kebutuhan yang memotivasi seseorang
untuk melakukan sesuatu. Teori tersebut dikembangkan oleh David McClelland
sehingga sering disebut sebagai teori motivasi McClelland. McClelland (dalam
Satiadarma, 2000) mengajukan teori motivasi yang didasari oleh pemenuhan
kebutuhan (need achievement theory) di mana salah satu komponennya adalah
kepribadian individu.

McClelland (dalam Walgito, 2010) mengemukakan bahwa motif sosial


merupakan motif yang kompleks dan merupakan sumber dari banyak perilaku atau
perbuatan manusia. Motif sosial merupakan hal yang penting untuk mendapatkan
gambaran tentang perilaku individu dan kelompok David McClelland (dalam
Robbins, 2001) dalam teorinya Mc.Clelland’s Achievment Motivation Theory atau
teori motivasi prestasi McClelland mengemukakan bahwa individu mempunyai
cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan
tergantung pada kekuatan atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang
yang tersedia. Teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan akan
prestasi (achiefment), kebutuhan kekuasaan (power), dan kebutuhan afiliasi.

Masing-masing invididu memiliki kebutuhan sendiri-sendiri sesuai dengan


karakter serta pola pikir. Dalam implementasinya, seseorang yang cenderung
memiliki salah satu kebutuhan yang tinggi pada ketiga kebutuhan diastas akan lebih
cocok pada satu posisi tertentu dalam sebuah pekerjaan. Sebagai contoh, seseorang
yang memiliki need of power (nPow) tinggi cenderung lebih cocok ditempatkan
sebagai pemimpin sedangkan seseorang yang cenderung memiliki need of
affiliation yang tinggi lebih suka dengan suasana kerja tim yang memiliki banyak
interaksi antar individu.
Seseorang yang mampu memahami kebutuhan motivasinya akan dapat
menentukan karir maupun pekerjaan yang cocok sesuai dengan karakternya.

McClelland (dalam Munandar, 2001) menemukan bahwa individu dengan


dorongan prestasi yang tinggi berbeda dari individu lain dalam keinginan kuat untuk
melakukan hal-hal dengan lebih baik. Individu dengan motivasi berprestasi yang
tinggi mencari kesempatan-kesempatan dimana individu tersebut memiliki tanggung
jawab pribadi dalam menemukan jawaban-jawaban terhadap masalah-masalah.
Individu tersebut lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan dimana terdapat tanggung
jawab pribadi, akan memperoleh balikan, dan tugas pekerjaan memiliki resiko yang
sedang (moderate). Individu yang memiliki kebutuhan berprestasi yang tinggi bukan
pemain judi (gambler), tidak suka berhasil secara kebetulan. Tujuan-tujuan yang
ditetapkan merupakan tujuan yang tidak terlalu sulit dicapai dan juga bukan tujuan
yang terlalu mudah dicapai. Tujuan yang harus dicapai merupakan tujuan dengan
derajat kesulitan menengah (moderate). Lebih lanjut McClelland menyatakan
karakteristik individu dengan motivasi berprestasi yang tinggi menurut McClelland
sebagai berikut: (1) Keinginan menjadi yang terbaik; (2) Menyukai pekerjaan dengan
tanggung jawab pribadi; (3) Membutuhkan umpan balik setelah melakukan suatu
pekerjaan; (4) Resiko pemilihan tugas moderat; (5) Kreatif-inovatif dalam melakukan
suatu tugas atau pekerjaan.

Menurut McClelland individu memilih cadangan energi potensial, pelepasan


dan pengembangan cadangan energi potensial bergantung pada kekuatan atau
dorongan motivai individu, situasi, dan peluang yang tersedia. (Unair, tanpa tahun).
Teori McClelland fokus pada tiga kebutuhan yaitu,

 Kebutuhan Akan Prestasi (need for achievement)


Dalam Schultz dan Schultz (2008) dijelaskan bahwa teori kebutuhan akan
prestasi milik McClelland adalah perluasan dari teori neef of achievement milik
Murray yang menggunakan Thematic Apperception Test (TAT). Kebutuhan akan
prestasi adalah dorongan untuk mengatasi hambatan, mengungguli, dan berprestasi,
dan bertindak lebih untuk mencapai standar yang tinggi. Pada hirarki kebutuhan
Maslow, kebutuhan akan prestasi berada di antara kebutuhan akan penghargaan dan
kebutuhan akan prestasi berada di antara kebutuhan akan penghargaan dan
kebutuhan akan aktualisasi diri.

Ada beberapa karakteristik dari individu yang memiliki motivasi kebutuhan


akan prestasi yang dijabarkan oleh McClelland (1987), yakni sebagai berikut :
1. Menyukai tugas yang memiliki taraf kesulitan sedang
Individu yang memiliki kebutuhan akan prestasi lebih menyukai tugas
dengan taraf kesulitan sedang karena beberapa alasan. Pertama, tugas degan taraf
kesulitan yang rendah tidak dapat membuat dirnya tampil lebih baik dibandingkan
dengan individu lain karena semua individu dianggap dapat mengerjakan tugas
dengan taraf kesulitan rendah tersebut. Maka dari itu, tugas dengan taraf kesulitan
rendah tidak dapat memuaskan kebutuhan akan prestasi yang ada pada dirinya.
Namun, mereka juga tidak menyukai tugas dengan taraf kesulitan terlalu tinggi
karena hal tersebut dapat menghambat mereka dalam mencapai kberhasilan
sehingga kemungkinan gagal lebih besar.
2. Bertanggung jawab secara personal atas performa kerja
Individu yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi cenderung
memilih untuk bertanggung jawab secara pribadi dalam pekerjaan mereka. Hal ini
disebabkan oleh kepuasan yang dapat individu peroleh setelah sesleai melakukan
sesuatu yang lebih baik. Individu yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang
tinggi tersebut juga mempunyai kecenderungan untuk menyelesaikan pekerjaan
yang diberikan kepadanya hingga selesai dan selalu terpikirkan tugas yang belum
terselesaikan. Individu lebih berfokus pada prestasi pribadi mereka tanpa
mempedulikan pengaruhnya bagi anggota kelompok mereka.
3. Menyukai umpan balik (feedback)
Individu dengan kebutuhan akan prestasi yang tinggi menyukai jika
performa mereka dibandingkan dengan orang laon. Individu dengan kebutuhan
prestasi yang tinggi juga menyukai umpan balik atas performa atau pekerjaan
mereka untuk menilai hasil kerja keras mereka.
4. Inovatif
Individu yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi juga selalu
berusaha untuk inovatif, menemukan cara yang baru lebih baik dan efisien dalam
menyelesaikan tugas. Mereka menghindari segala sesuatu yang monoton dan
berhubungan dengan rutinitas. ketika orang yang memiliki kebutuhan yang tinggi
akan prestasi meraih kesuksesan, mereka akan terus meningkatkan level aspirasi
mereka dengan cara yang realistis, jadi mereka dapat bergerak menuju tugas yang
lebih sulit dan menantang.
5. Ketahanan (persistence)
Individu yang memillki kebutuhan yang tinggi akan prestasi memiliki
ketahanan kerja yang lebih tinggi dalam mengerjakan tugas. Ketika mengahadapi
kegagalan individu dengan kebuthuan prestasi yang tinggi cenderung akan
bertahan. Hal ini didorong dengan kepercayaan bahwa mereka dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat dan baik serta mampu mengerjakan
pekerjaan yang serupa dengan hasil yang lebih baik di masa depan. Namun,
ketahanan ini tetap tergantung pada kemungkinan mereka untuk meraih sukses.

Namun, dalam Tinherniyani (tanpa tahun) menyatakan ada 3 ciri umum


orang yang memiliki kebutuhan akan prestasi tinggi menurut McClelland, yaitu :
a. memiliki kecondongan untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan
moderat
b. menyukai pekerjaan yang hasil pekerjaanya muncul dari upaya-upaya mereka
sendiri dan bukan dari faktor lain seperti keburuntungan.
c.menginginkan umpan balik terkait keberhasilan dan kegagalan mereka
dibandingkan dengan individu yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang
rendah.

Menurut McClelland, Atikson, Clark, dan Coveil (dalam Schultz dan


Schultz, 2008) penelitian McClelland bersama asosiasinya meminta sekelompok
mahasiswa laki-laki untuk menuliskan cerita singkat dari gambar Thematic
Apperception Test TAT. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa cerita yang
dibuat oleh mahasiswa yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi
berisikan cerita tentang kondisi pencapaian-pencapaian yang tinggi berisi banyak
rujukan yang bisa digunakan untuk mencapai standar yang memuaskan, keinginan
untuk mendapatkan, dan bertindak dengan baik. Contoh dari penjelasan di atas
adalah pada gambar seorang laki-laki dengan buku terbuka di atas meja yang
berada di depannya. Partisipan penelitian yang memiliki kebutuhan akan prestasi
tinggi akan membuat cerita singkat terkait dengan bekerja keras, sesuatu yang luar
biasa, dan melakukan sesuatu yang hebat. Sedangkan cerita yang dibuat oleh
mahasiswa dengan kebutuhan akan prestasi yang rendah berhubungan dengan
melamun, berfikir, dan mengingat kejadian masa lalu. Analisis yang berikutnya
mengkonfirmasi vallidiras dari TAT ssebagai cara untuk mengukur kebutahan
akan prestasi. Selanjutnya, menurut McClelland dan Piedmont (dalam Schultz dan
Schultz, 2008) mayoritas dari pemilik kebutuhan akan prestasi yang tinggi adalah
kalangan menengah hingga atas. Pemuda yang memiliki kebutuhan akan prestasi
yang tinggi kemungkinan lebih besar untuk hadir di kampus, mendapatkan nilai
yang lebih tinggi, dan tergabung dalam komunitas dan kegiatan kampus. Selain
itu, pemuda yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi besar
kemungkinan melakukan kecurangan (menyontek) saat ujian di beberapa situasi,
memiliki interaksi yang lebih baik dengan orang lain, dan memiliki kesehatan
fisik yang lebih baik.
Individu dengan kebutuhan akan prestasi yang tinggi tidak selalu tampil
lebih baik. Individu dengan kebutuhan akan prestasi yang tinggi hanya akan
tampil dengan lebih baik ketika mereka ditantang untuk unggul. McClelland,
Koestner, dan Weinberg (dalam Schultz dan Schultz, 2008) mengatakan bahwa
berdasaran penemuan tersebut McClelland membuat prediksi bahwa Individu
dengan kebutuhan akan prestasi yang tinggi akan mencari kehidupan dan karir
yang memungkinkan mereka untuk memuaskan kebutuhannya. Individu dengan
kebutuhan akan prestasi yang tinggi akan membuat standar pribadi dan bekerja
keras untuk mendapatkan hal tersebut.
Reuman, Alwin, dan Verrof (dalam Schultz dan Schultz, 2008)
mengatakan bahwa individu dengan kebutuhan akan prestasi yang tinggi
cenderung lebih sering memiliki pekerjaan berstatus tinggi. Hal ini dikarenakan
Individu dengan kebutuhan akan prestasi yang tinggi bekerja lebih kerar dan
memiliki ekspektasi untuk sukses. Individu dengan kebutuhan akan prestasi yang
tinggi lebih memilih pekerjaan yang memiliki tanggung jawab pribadi yang
kesuksesannya bergantung pada usahanya, bukan yang bergantung pada usaha
orang lain atau faktor diluar kendali mereka.

Dalam Schultz dan Schultz (2008) dijelaskan bahwa faktor budaya dapat
mempengaruhi kebutuhan akan prestasi seseorang. Penilitian perbandingan lintas
budaya pada 372 siswa dan mahasiswa (laki-laki dan perempuan) yang tinggal di
Hongkong. Sebagian dari partisipan penelitian ini berasal dari Inggris dan
sebagain yang lain adalah asli China. Siswa yang berasal dari Inggris fokus pada
prestasi individu dalam situasi yang kempetitif. Siswa yang merupakan orang
China asli lebih berfokus pada kebutuhan akan afiliasi dibandingkan dengan
kebutuhan akan prestasi pribadi.

Kebutuhan akan prestasi juga dipengaruhi oleh pola pengasuhan orang tua.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa perilaku orang tua cenderung lebih
menanmpakan atau membuat kebutuhan akan prestasi pada anak laki-laki.
Penelitian lain membuktikan bahwa tekanan daro orang tua yang diberikan pada
dua tahun pertama kehiduapan anak mengarah pada tingkat yang lebih tinggi pada
kebutuhan akan prestasi pada masa dewasa. McClelland dan Franz (dalam Schultz
dan Schultz, 2008) menyatakan bahwa McClelland membuat kesimpulan dari
penelitian tersebut. Kesimpulan tersebut adalah perilaku orang tua pada dua tahun
pertama kehidupan anak adalah masa yang penting untuk pembentukan tingkatan
yang tinggi pada kebutuhan akan presatasi pada masa dewasa.

Selain dipengaruhi oleh budaya dan pola asuh orang tua, tingkat kebutuhan
akan prestasi individu dipengaruhi pada masa kanak-kanak. Dalam Schultz dan
Schultz (2008) menyatakan bahwa ada kemungkinan bahwa hal itu dapat
ditingkatkan atau ditekan, menguat atau justru melemah, dengan harapan
pengasuh di tempat penitipan anak atau guru di sekolah.

Faktor lainnya adalah gender. Penelitian terahadap anak-anak dan remaja


menunjukkan bahwa sebagain anak perempuan dan wanita muda yang beranjak
dewasa mengalami konflik antara kebutuhan untuk melakukan yang terbaik dan
mendapatkan peringkat terbaik dengan kebutuhan untuk tampil feminin, empati,
dan peduli. Para partisipan penelitian takut untuk mendapatkan peringkat yang
terlalu tinggi akan membuat diri mereka menjadi tidak populer, khususnya dengan
laki-laki.

1. mengkhawatirkan perasaan orang lain yang terluka karena kemenangan

2. khawatir dianggap pamer apabila mengekspresikan kebanggaan atas


prestasi
3. khawatir berekasi negatif terhadap situasi yang tidak berhasil

4. memperhatikan penampilan fisik dan standar kecantikan

5. khawatir dianggap terlalu agresif di dalam kelas

Elliot, Church, dan Sheldon (dalam Schultz dan Schultz, 2008) menyatakan
bahwa penelitian menganjurkan bahwa untuk memuaskan kebutuhan akan
prestasi dengan berjuang untuk sukses daripada menghidari kegagalan adalah
suatu yang sangat penting untuk kesejahteraan seseorang. Puca dan Schmalt
(dalam Schultz dan Schultz, 2008) menyatakan bahwa ebuah penelitian pada 93
mahasiswa universitas Jerman ditemukan bahwa mahasiswa yang termotivasi
untuk sukses tampil jauh lebih baik dan pantang menyerah dalam tugas terkait
dibandingkan dengan mahasiswa dengan motivasi untuk menghindari kegagalan.

Zubriggen dan Sturman (dalam Schultz dan Schultz, 2008) menyatakan


bahwa penelitian lain menunjukkan bahwa mengingat peristiwa pada masa
sebelumnya dikaitkan dengan keragaman emosi positf termasuk terkejut,
kebahagian, dan kegembiraan.

Parron dan Harackiwieez (dalam Schultz dan Schultz, 2008) menyatakan


bahwa penelitian menganjurkan dua tipe tujuan dalam motivasi berprestasi, yaitu
mastery dan performance atau dua cara dalam memuaskan kebutuhan akan
prestasi. Mastery meliputi mengembangkan kompetensi melalui perolehan
pengetahuan dan kemampuan untuk memuaskan diri sendiri. Tujuan performance
melibatkan memperoleh kompetensi dengan tujuan untuk tampil lebih baik
dibandingkan dengan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Ivancevich, J. M, Konopaske, R & Matteson, M. T. 2007. Perilaku dan Manajemen
Organisasi. Penerjemah: Gina Gania. Edisi: 7. Jakarta: Erlangga.

Munandar, A. S. (2001). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia (UI Press).

Robbins. (2001), Teori Motivasi McClelland dan Teori Dua Faktor Hezberg, (ON LINE),

http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/11/teori-motivasi-mcclelland-teori-

dua.html, 30 Mei 2014.

Robbins, S. P & Judge, T, A. 2008. Perilaku Organisasi. Penerjemah: Diana, Ria, & Abdul.
Edisi. 12. Jakarta: Salemba Empat.

Schultz, D. P., & Schultz, S. E. (2005). Theories of personality. (8th ed.). Belmont, CA:
Cengage Learning/Wadsworth.

Tinherniyani. (tanpa tahun). Teori Motivasi. Diunduh dari


http://tinherniyani.trigunadharma.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/CHAPTER-10-Teori-
Motivasi.pdf pada 31 Mei 2014.

Tanpa nama. (tanpa tahun). Diunduh dari


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24273/4/Chapter%20II.pdf pada 1 Juni
2014.

Tanpa nama. (tanpa tahun). Toeri Motivasi. Diunduh dari


web.unair.ac.id/admin/file/f_20025_4k.docx pada 31 Mei 2014

Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai